Anda di halaman 1dari 16

Hak dan Kewajiban Sebagai Warga Negara Indonesia - Ilmu

PPKn : Pendidikan Kewarganegaraan / PMP : Pendidikan


Moral Pancasila
Sat, 15/07/2006 - 9:08pm godam64

Berikut ini adalah beberapa contoh hak dan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia. Setiap
warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lain tanpa terkecuali.
Persamaaan antara manusia selalu dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai kecemburuan
sosial yang dapat memicu berbagai permasalahan di kemudian hari.

Namun biasanya bagi yang memiliki banyak uang atau tajir bisa memiliki tambahan hak dan
pengurangan kewajiban sebagai warga negara kesatuan republik Indonesia.

A. Contoh Hak Warga Negara Indonesia

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum


2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan
masing-masing yang dipercayai
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau nkri dari
serangan musuh
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku

B. Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia

1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku
di wilayah negara indonesia
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar
bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik

pmp dan ppkn


2.

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA

Menurut Prof. Dr. Notonagoro:

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.

Menurut Prof Notonagoro

Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu
oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa oleh yang berkepentingan.

Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan.

Hak dan Kewajiban

Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi
pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki
hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya
banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya.
Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak
daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat
akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini,
maka tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan
terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.

Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi
diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya. Seorang
pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti yang sudah
tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan
terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini
tidak akan pernah seimbang. Apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para
pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini.
Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat, sampai
saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita sebagai
warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya
untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia.

Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak
warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini
mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi. Pada para pejabat dan pemerintah
untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia ini kepada
kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan
seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini kurang mendapat
kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.

Kewarganegaraan

Warga Negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat
kelahiran, dan sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai warga negara itu.
memiliki domisili atau tempat tinggal tetap di suatu wilayah negara, yang dapat dibedakan
menjadi warga negara asli dan warga negara asing (WNA).

Menurut pasal 26 ayat (2) UUD 1945,

Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di

Indonesia.

Bukan Penduduk, adalah orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat

sementara sesuai dengan visa

Istilah Kewarganegaraan (citizenship) memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan hubungan


atau ikatan antara negara dengan warga negara, atau segala hal yang berhubungan dengan warga
negara. Pengertian kewarganegaraan dapat dibedakan dalam arti : 1) Yuridis dan Sosiologis, dan
2) Formil dan Materiil.

Asas Kewarganegaraan di Indonesia :

Asas kelahiran (Ius soli) adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan

tempat atau daerah kelahiran seseorang.

Asas keturunan (Ius sanguinis) adalah pedoman kewarganegaraan berdasarkan

pertalian darah atau keturunan.

Asas Perkawinan : Status kewarganegaraan dapat dilihat dari sisi perkawinan yang

memiliki asas kesatuan hukum, yaitu paradigma suami isteri atau ikatan keluarga

merupakan inti masyarakat yang mendambakan suasana sejahtera, sehat dan bersatu.

Unsur Pewarganegaraan (Naturalisasi) :


Bersifat aktif yaitu seseorang yang dapat menggunakan hak opsi untuk memilih atau
mengajukan kehendak untuk menjadi warga negara dari suatu negara.

Bersifat Pasif, seseorang yang tidak mau diwarganegarakan oleh suatu negara atau tidak mau
diberi status warga negara suatu negara, maka yang bersangkutan menggunakan hak Repudiasi
yaitu hak untuk menolak pemberian kewarganegaraan tersebut.

Status Kewarganegaraan Indonesia :

Apatride ( tanpa Kewarganegaraan ) adalah seseorang yang memiliki status

kewarganegaraan hal ini menurut peraturan kewarganegaraan suatu negara, seseorang tidak
diakui sebagai warga negara dari negara manapun.

Multipatride, yaitu seseorang (penduduk) yang tinggal di perbatasan antara dua negara.

Bipatride ( dwi Kewarganegaraan ) adalah kewarganegaraan yang timbul apabila peraturan


dari dua negara terkait seseorang dianggap warganegara ke dua negara tersebut.

Hak Warga Negara Indonesia :

- Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : Tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (pasal 27 ayat 2).

- Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.(pasal 28A).

- Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah
(pasal 28B ayat 1).

- Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
Berkembang

- Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak
mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi

meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)

- Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).

- Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta

perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).


- Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,

hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun. (pasal 28I ayat 1).

Kewajiban Warga Negara Indonesia :

- Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :

segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan

dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

- Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945

menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya

pembelaan negara.

- Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :

Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain

- Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2
menyatakan : Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.

- Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945.
menyatakan: tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.

HAK DAN KEWAAJIBAN WARGA NEGARA :

1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan negara
pada umumnya berupa peranan (role).

2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia
tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.

HAK ASASI MANUSIA


Hak asasi manusia adalah sesuatu yang diberikan oleh Tuhan dari sejak lahir. Hak adalah sesuatu
yang layak di terima oleh setiap manusia. Seperti mendapat pekerjaan dan penghidupan yang
layak, hak memeluk agama, dan hak untuk mendapat pengajaran. Hak selalu beriringan dengan
kewajiban-kewajiban, ini merupakan sesuatu yang harus kita lakukan bagi bangsa, negara, dan
kehidupan sosial.

Hak asasi manusia dalam bahasa Prancis disebut Droit LHomme, yang artinya hak-hak
manusia dan dalam bahsa Inggris disebut Human Rights. Seiring dengan perkembangan ajaran
Negara Hukum, di mana manusia atau warga negara mempunyai hak-hak utama dan mendasar
yang wajib dilindungi oleh Pemerintah, maka muncul istilah Basic Rights atau Fundamental
Rights. Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah merupakan hak-hak dasar
manusia atau lebih dikenal dengan istilah Hak asasi manusia.(Ramdlon Naning; 1982 : 97)
Meriam Budiardjo, mengemukakan bahwa :

Hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh daqn dibawanya
bersamaan dengan kelahirannya di dalam kehidupan masyarakat. Dianggap bahwa beberapa hak
itu dimilikinya tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama, kelamin dank arena itu bersifat
universal. Dasar dari semua hak asasi ialah bahwa manusia memperoleh kesempatan
berkembang sesuai dengan harkat dan cita-citanya. (Meriam Budiardjo; 1980 : 120)

Isi dari pada hak asasi manusia hanya dapat ditelusuri lewat penelusuran aturan hukum dan
moral yang berlaku dalam masyarakat. John Locke (1632-1704) yang dikenal sebagai bapak hak
asasi manusia, dalam bukunya yang berjudul Two Treatises On Civil Government, menyatakan
tujuan Negara adalah untuk melindungi hak asasi manusia warga negaranya. Manusia sebelum
hidup bernegara atau dalam keadaan alamiah (status naturalis) telah hidup dengan damai dengan
haknya masing-masing, yaitu hak untuk hidup, hak atas kemerdekaan dan hak atas penghormatan
terhadap harta miliknya, yang semua itu merupakan propertinya.(Dikutif dari I Dewa Gede
Atmadja; 2002 ;3-5)

Di Indonesia berdasarkan Perubahan UUD 1945 dalam Bab XA ditentukan mengenai Hak Asasi
manusia. Namun kaitannya dengan hak-hak di bidang ekonomi, sosial dan budaya
identifikasinya belum rinci dan jelas. Oleh karena hak-hak yang berkaitan dengan hak dibidang
ekonomi, sosial dan budaya masih tersebar dalam pasal-pasal yang ada. Dengan penelusuran
melalui pendekatan sejarah, maka ditemukan perkembangan dari ha-hak dibidang ekonomi,
sosial dan budaya. Hak-hak ekonomi, sosial dan budaya lazimnya dikatagorikan sebagai hak-hak
positif (Positive Rights) yang dirumuskan dalam bahasa rights to (hak atas), sedangkan hak-
hak sipil dan politik dikategorikan sebagai hak-hak negative (Negative Rights ) yang dirumuskan
dalam bahasa freedom from (kebebasan dari). Sebagai hak-hak positif, hak-hak ekonomi,
sosial dan budaya dipahami sebagai hak hak yang tidak dapat dituntut di muka pengadilan (non-
justicible), sebaliknya dengan hak-hak sipil dan politik, sebagai hak-hak negative, dapat dituntut
di muka pengadilan. (Kasim, dalam Kasim dan Arus: xii-xiv).

Macam Hak Asasi Manusia

a. Hak Asai Manusia tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi.


b. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang.

c. Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar.

HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

1. Pengakuan Bangsa Indonesia akan HAM

Pengakuan HAM pada Pembukaan UUD 1945 Alenia 1 dan Alenia 4, batang Tubuh UUD 1945,
Ketetapan MPR, Peraturan Perundang-Undangan.

2. Penegakan HAM

Memberi jaminan perlindungan terhadap HAM, selain dibentuk peraturan hukum, juga di bentuk
kelembagaan yang menangani masalah yang berkaitan dengan penegakan HAM.

3. Konvensi Internasional tentang HAM

Konvensi Internasional terhadap HAM adalah wujud nyata kepedulian masyarakat

internasional akan pengakuan, perlindungan, penegakan HAM.

4. Keikutansertaan Indonesia dalam Konvensi Internasional

Tanggung jawab dan menghormati atas berbagai konvensi internasional tantang HAM tersebut
diwujudkan dengan keikutsertaan indonesia untuk instrumen internasional.

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu :

1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Dan pada
ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.

2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam

hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2),
taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara.
Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.

Pokok Pikiran Amandemen UUD 1945 Amandemen Ke-Empat


Amandemen keempat diarahkan untuk memperbaik penyelenggaran negara dan penekanan
perhatian pada pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Pada amandemen keempat diubah hal-
hal sebagai berikut :

a. MPR pada Bab II pasal 2 menyebutkan bahwa anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan
DPD yang dipilih melalui pemilu. Jadi anggota MPR tidak ada lagi yang berasal dari
penunjukkan.

b. Pemilu, proses pemilu pemilihan presiden dilakukan melalui putaran kedua apabila pada
putaran pertama gagal memperoleh pemenang. Perubahan ini menunjukkan bahwa proses
pemilihan presiden ditentukan oleh rakyat secara demokratis bukan lembaga-lembaga lain.

c. Pendidikan dan Kebudayaan diubah dalam Bab XIII, didalam bab tersebut pada intinya hak
setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan yang baik, dengan alokasi anggaran yang
memadahi.

d. Perekonomian dan Kesejahteraan sosial diubah dalam Bab XIV, pada intinya menyatakan
bahwa perekonomian diusahakan pemerintah terdistribusi secara adil dan merata.

Disamping itu juga menekanankan kembali bahwa pemerintah berkewajiban untuk

memelihara warga negara yang hidup miskin serta mengembangkan jaminan sosial bagi seluruh
warganya.

e. Perubahan UUD diatur dalam Bab XVI pasal 37 dalam pasal tersebut diatur ketentuan dan
syarat perubahan UUD kecuali negara kesatuan Republik Indonesia.

Permasalahan UUD 1945 menjadi kendala dalam pencapaian tujuan berbangsa dan
bernegara.

UUD 1945 merupakan merupakan produk konstitusi yang melandasi yaitu orde lama dan
orde baru, seperti yang sudah kita ketahui bahwa kedua rejim tersebut sarat dengan
kelemahan-kelemahan. Menurut Mahfud, didalam UUD 1945 terdapat lima kelemahan
dasar yaitu :

- Konstitusi yang Sarat Eksekutif.Konstitusi UUD 1945 syarat dengan kekuasaan eksekutif

dimana presiden memegang kekuasaan eksekutif dan kekuasaan legislasi.

- Kurangnya Sistem Check and Balances.Didalam UUD 1945 asli MPR dinyatakan sebagai
lembaga tertinggi negara namun didalam prakteknya MPR tidak dapat mengendalikan presiden.
Di dalam UUD 1945 tersebut juga tidak secara jelas memisahkan kekuasaan eksekutif, legislatif
dan yudikatif sehingga tidak berhasil menciptakan mekanisme yang baik. Kegagalan tersebut
menciptakan kekuasaan kekuasaan presiden yang dominan diatas legislatif dan yudikatif.
- Terlalu banyak Pendelegasian ke tingkat Undang-Undang.Pendelegasian UUD 1945 ketingkat
Undang-Undang menimbulkan problem ketika presiden sebagai kepala eksekutif diberikan
kukuasaan yang besar didalam pembuatan perundangan (legislasi). Ketidakseimbangan
kekuasaan antara presiden dengan DPR (legislatif) menyebabkan presiden dapat membuat UU
sesuai dengan kondisi yang diharapkannya, sehingga dikhawatirkan muncul otoriterisme.

- Masih Adanya Pasal-Pasal yang Multi Tafsir.Pasal-pasal yang mengandung pasal-pasal ini
yang dikemudian dimanfaatkan untuk melanggengkan kekuasaan atas nama UU. Pasal-pasal
tersebut memberikan keleluasaan bagi eksekutif untuk menafsirkan pasal tersebut sesuai dengan
kepentingannya.

- Praktek UUD 1945 sangat tergantung Political Will dari pemerintah.ketidakjelasan pasal-
pasal tersebut ditas menyebabkan pelaksanaan UUD 1945 sangat tergantung dari kemamuan
pemerintah. Kekuasaan yang tak terkontrol dengan penyeimbang yang baik akan membuat
eksekutif menjadi pemerintah yang otoriter seperti yang terjadi pada orde lama dan orde baru.
Didalam perkembangannya pasal-pasal tersebut diperbaiki didalam amandemen UUD 1945
seperti yang sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya.

Sampai saat ini masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi baik pusat
maupun daerah. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :

1. Tidak jelasnya sistem parlemen di Indonesia, parlemen di Indonesia terdiri dari DPR, DPD
dan MPR. Sedangkan MPR adalah lembaga tinggi negara yang mempunyai kekuasan sendiri
namun anggotanya adalah anggota dari DPR dan DPD.

2. Reformasi eksekutif sampai saat ini presiden masih belum terbebas dari cengkraman partai-
partai politik. Presiden yang diusulkan melalui partai politik cenderung melakukan politik balas
budi kepada partai yang mencalonkannya.

3. Reformasi legislatif pada amandemen UUD 1945 sudah dilkukan yaitu dengan menggeser
kekuasan eksekutif ke legiaslatif untuk menciptakan sistem Check and Balances yang baik.
Namun, dalam implementasinya perubahan ini membuat DPR/D seperti menjadi lembaga
superior karena kesalahan penafsiran UU bagi sebagian anggota DPR/D.

4. Pelaksanaan otonomi daerah banyak multi tafsir sehingga implementasi didaerah

berbeda-beda. Otonomi menimbulkan banyak permasalahan terutama kedaerahan dan sulitnya


koordinasi antar daerah.

5. Masih tingginya kebocoran anggaran dan kesalahan pengelolaan SDA menyebabkan efisiensi
anggaran dan pendapatan negara yang baik belum tercapai. Kebocoran tersebut mengakibatkan
rendahnya pelayanan pemerintah di bidang pendidikan dan belum tercapainya kesejahteraan
masyarakat.

Konsep Hak dan Kewajiban dalam UUD 1945


Memasukkan hak-hak asasi manusia ke dalam pasal-pasal konstitusi merupakan salah satu ciri
konstitusi moderen. Setidaknya, dari 120an konstitusi di dunia, ada lebih dari 80 persen
diantaranya yang telah memasukkan pasal-pasal hak asasi manusia, utamanya pasal-pasal dalam
DUHAM. Perkembangan ini sesungguhnya merupakan konsekuensi tata pergaulan bangsa-
bangsa sebagai bagian dari komunitas internasional, utamanya melalui organ Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Sejak dideklarasikannya sejumlah hak-hak asasi manusia dalam Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia atau biasa disebut DUHAM 1948 (Universal Declaration of
Human Rights), yang kemudian diikuti oleh sejumlah kovenan maupun konvensi internasional
tentang hak asasi manusia, maka secara bertahap diadopsi oleh negara-negara sebagai bentuk
pengakuan rezim normatif internasional yang dikonstruksi untuk menata hubungan internasional.

Dalam konteks sejarah dan secara konsepsional, Undang-Undang Dasar 1945 yang telah lahir
sebelum DUHAM memiliki perspektif hak asasi manusia yang cukup progresif, karena
sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alinea 1 :

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.

Sebagai warga negara yang baik kita wajib membina dan melaksanakan hak dan kewajiban kita
dengan tertib. Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD 1945 yang meliputi :

Hak dan kewajiban dalam bidang politik

Pasal 27 ayat (1) menyatakan, bahwa Tiap-tiap warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemeritahan itu dengan tidak
ada kecualinya. Pasal ini menyatakan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu :

1. Hak untuk diperlakukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.

2. Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan.

Pasal 28 menyatakan, bahwa Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran


dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

Arti pesannya :

1. Hak berserikat dan berkumpul.

2. Hak mengeluarkan pikiran (berpendapat).

Kewajiban untuk memiliki kemampuan beroganisasi dan melaksanakan aturan-aturan lainnya, di


antaranya: Semua organisasi harus berdasarkan Pancasila sebagai azasnya, semua media pers
dalam mengeluarkan pikiran

Hak dan kewajiban dalam bidang sosial budaya


Pasal 31 ayat (1) menyatakan, bahwa Tiap-tiap warga negara berhak mendapat

pengajaran. Pasal 31 ayat (2) menyatakan bahwa Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan

undang-undang.

Pasal 32 menyatakan bahwa Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.

Arti pesan yang terkandung adalah :

1. Hak memperoleh kesempatan pendidikan pada segala tingkat, baik umum maupun

kejuruan.

2. Hak menikmati dan mengembangkan kebudayaan nasional dan daerah.

3. Kewajiban mematuhi peraturan-peraturan dalam bidang kependidikan.

4. Kewajiban memelihara alat-alat sekolah, kebersihan dan ketertibannya.

5. Kewajiban ikut menanggung biaya pendidikan.

6. Kewajiban memelihara kebudayaan nasional dan daerah.

Selain dinyatakan oleh pasal 31 dan 32, Hak dan Kewajiban warga negara tertuang pula pada
pasal 29 ayat (2) yang menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu. Arti pesannya adalah :

7. Hak untuk mengembangkan dan menyempurnakan hidup moral keagamaannya,

sehingga di samping kehidupan materiil juga kehidupan spiritualnya terpelihara

dengan baik.

8. Kewajiban untuk percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Hak dan kewajiban dalam bidang Hankam

Pasal 30 menyatakan, bahwa Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara. Arti pesannya : bahwa setiap warga negara berhak dan wajib dalam usaha
pembelaan negara.

Hak dan kewajiban dalam bidang Ekonomi


Pasal 33 ayat (1), menyatakan, bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas azas kekeluargaan.

Pasal 33 ayat (2), menyatakan bahwa Cabang-cabang produksi yang penting bagi

negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

Pasal 33 ayat (3), menyatakan bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat.

Pasal 34 menyatakan bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh

negara.

Hak Asasi Manusia Bidang Ekonomi.

Di dalam Pasal 27 ayat (2) Perubahan UUD 1945 ditentukan : Tiap-tiap warga Negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dalam Pasal 28D ayat (2)
Perubahan UUD 1945 ditentukan :Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan
dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Selanjutnya khusus mengenai
perekonomian diatur dalam Pasal 33 Perubahan UUD 1945 yaitu :

(1). Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

(2). Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh Negara.

(3). Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Penelusuran dalam
kepustakaan ditemukan bahwa hak asasi manusia bidang ekonomi adalah hak yang berkaitan
dengan akitivitas perekonomian, perburuhan, hak mempero!eh pekerjaan, perolehan upah dan
hak ikut serta dalam serikat buruh.

- Hak memperoleh Pekerjaan.

Deklarasi Umum Persenkatan Bangsa-dangsa (PBB) tentang HAM, dalam pasal 23 ayat (1)
menentukan setiap orang berhak atas pekerjaan berhak dengan bebas memilih pekerjaan, berhak
atas syarat-syarat perburuhan yang adil serta baik dan atas perlindungan terhadap pengangguran.
Dalam International Covenant on Economc, Social and Cultural 1966, pasal 6 ayat (1)
menentukan negara-negara peserta perjanjian ini mengakui hak untuk bekerja yang meliputi
setiap orang atas kesempatan memperoleh nafkah dengan melakukan pekerjaan yang secara
bebas dipilihnya atau diterimanya dan akan mengambil tindakan-tindakan yang layak dalam
melindungi hak ini. Kecuali itu, dalam pasal 38 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999
menentukan :setiap warga negara sesuai dengan bakat, kecakapan dan kemampuan, berhak atas
pekerjaan yang layak (ayat 1). Selain itu ditentukan setiap orang berhak dengan bebas memilih
pekerjaan yang disukainya dan berhak pula atas syarat-syarat ketenagakerjaan yang adil (ayat 2).
Setiap orang baik. pria maupun wanita yang melakukan pekerjaan yang sama, sebanding, setara
atau serupa berhak atas upah serta syarat-syarat perjanjian kerja yang sama (ayat 3). Sedangkan
ayat 4 menentukan setiap orang baik pria maupun wanita dalam rnelakukan pekerjaan yang
sepadan dengan martabat kemanusiaannya berhak atas upah yang adil sesuai dengan prestasinya
dan dapat menjamin kelangsungan kehidupan keluarga.

- Hak mendapat upah yang sama.

Untuk menciptakan keadilan, maka perolehan upah antara pria dan wanita diharapkan tidak
berbeda dalam hal jenis kelamin dan kualitas pekerjaan yang sama. The Universal Declaration of
Human Rights 1948, dalam pasal 23 ayat (2) menentukan setiap orang dengan tidak ada
perbedaan, berhak atas pengupahan yang sama untuk pekerjaan yang sama. Hal yang sama juga
diatur secara rinci dalam pasal 7 International Covenant on Economic, Social and Cultural
menetukan negara-negara pesertaperjanjian mcngakui hak setiap orang akan kenikmatan
kondisi kerja yang adil dan menyenangkan yang mejamin :

a. Pemberian upah bagi semua pekerja, sebagai minimum dengan :

1) Gaji yang adil dan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya tanpa perbedaan
apapun, terutama wanita yang dijamin kondisi kerjanya tidak kurang dan kondisi yang dinikmati
oleh pria, dengan gaji yang sama untuk pekerjaan yang

sama.

2) Penghidupan yang layak untuk dirinya dan keluarganya sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam perjanjian.

b. Kondisi keja yang aman dan sehat;

c. Persamaan kesempatan untuk setiap orang untuk dipromosikan pekerjaannya ke tingkat

yang lebih tinggi, tanpa pertimbangan lain kecuali senioritas dan kecakapan;

d. Istirahat, santai dan pembatasan dan jam kerja yang layak dan liburan berkala.dengan upah
dan juga upah pada hari libur umum. Hal yang sama dalam hukum positif Indonesia diatur dalam
pasal 38 Undang-undang tentang Hak Asasi Manusia.

- Hak ikut serta dalam Serikat Buruh.

Piagam dalam Dekiarasi Umum Perserikatan Bangsa Bangsa 1948, pada pasal 23 ayat (4)
menentukan :setiap orang herhak mendirikan dan memasuki serikat-serikat kerja untuk
melindungi kepentingannya.
Hak Asasi Manusia di bidang Sosial dan Budaya

a. Hak asasi Manusia di bidang Sosial

Hak asasi manusia bidang sosial adalah hak

asasi manusia yang berkaitan dengan hak atas

jaminan sosial, hak atas perumahan dan hak

atas pendidikan. Dalam Perubahan UUD 1945

ditentukan sbb.:

1. Pasal 28H ayat (3) Perubahaqn UUD 1945 menentukan :Setiap orang berhak atas

jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai

manusia yang bermantabat.

1. Pasal 28H ayat (1) Perubahan UUD 1945 menentukan: Setiap orang berhak hidup

sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan

hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

1. Pasal 31 Perubahan UUD 1945 menentukan tentang pendidikan dan

kebudayaan yaitu :

Ayat (1) Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan

Ayat (2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.

Ayat (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan

nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta aklak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-undang.

Ayat (4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari anggaran


pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Ayat (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan tehnologi dengan menjungjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia.

Hak Asasi manusia di bidang Budaya

Hak asasi manusia dalam bidang budaya dapat diidentifikasi sebagai berikut.

1. Pasal 28C Perubahan UUD 1945

menentukan bahwa :Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari

ilmu pengetahuan dan tehnologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan
demi kesejahteraan umat manusia.

1. Pasal 28I ayat (3) Perubahan UUD 1945

menentukan bahwa:Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati

selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.

1. Pasal 32 Perubahan UUD 1945

menentukan :

Ayat (1) Negara memajukan kebudayaan

nasional Indonesia ditengah peradaban dunia

dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam

memelihara dan mengembangkan nilai-nilai

budayanya.

Ayat (2) Negara menghormati dan memelihara

bahasa daerah sebagai kekayaan budaya

nasional.

Di dalam Perubahan UUD 1945 ditegaskan bahwa setiap orang wajib menghormati hak asasi
manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam
menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan Undang-undang dengan maksud

semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.

Berangkat dari ketentuan tersebut, maka perlindungan , pemajuan, penegakan, dan

pemenuhan hak asasi manusia adalah merupakan tanggung jawab Negara, terutama

pemerintah. Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip Negara
hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan
dalam peraturan perundangundangan. Maka dalam rangka memenuhi semua itu dikeluarkan
antara lain:

- Perubahan UUD 1945 (Bab XA tentang Hak Asasi Manusia)

- UU RI NO.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.

- UU RI NO.26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak asasi manusia.

- Dan peraturan-peraturan lainnya

Anda mungkin juga menyukai