Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktikum kimia klinik dapat digunakan untuk melatih mahasiswa agar
dapat belajar dan mengenal pemeriksaan trigliserida dalam serum. Mahasiswa
mampu menganalisis dan menginterpretasikan data klinis pemeriksaan
trigliserida dalam spesimen serum.
Trigliserida adalah penyebab utama penyakit-penyakit arteri dan biasanya
dibandingkan dengan menggunakan lipoprotein elektroforesis. Trigliserida
adalah lemak darah yang dibawah oleh serum lipoprotein. Bila terjadi
peningkatan trigliserida maka terjadi peningkatan VLDL yang menyebabkan
hiperlipoproteinemia. Serum merupakan bagian dari cairan tubuh yang
bercampur dengan darah. Serum sendiri dapat diartiakan sebagai cairan tanda
sel darah dan fator koagulasi atau fibrinogen.Serum merupakan juga sebuah
plasma darah tanpa adanya fibrinogen. Serum ini terdari dari 4 jenis
berdasarkan

komponen

yang

terkandung

didalamnya

yaitu,

serum

albumin,serum globulin, serum lipoprotein dan serum wewenang. Masingmasing jenis serum memiliki fungsi yang berbeda meskipun dalam satu
larutan plasma darah.
Trigliserida adalah substansi lemak lain dalam darah yang dapat
mempengaruhi risiko terkena penyakit jantung. Sebagian besar lemak dalam
makanan dan dalam tubuh anda berada dalam bentuk trigliserida. Kadar
trigliserida yang tinggi berhubungan dengan risiko penyakit jantung,
demikian juga dengan kolesterol. Peningkatan trigliserida dapat disebabkan

oleh kelebihan berat badan ( obesitas ), aktivitas fisik, merokok, komsumsi


alcohol berlebihan dan diet tinggi karbohidrat, kelainan genetik dan lain
sebagainya. Orang dengan trigliserida tinggi biasanya memiliki nilai LDL
( kolesterol jahat ) yang tinggi dan nilai HDL ( kolesterol baik ) yang rendah
dan nilai kolesterol total yang tinggi.
Asupan makanan yang mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi dapat
meningkatkan efek trigliserida di dalam tubuh seseorang. Jika kadar
trigliserida meningkat, maka kadar kolesterol pun akan meningkat pula.
Keberadaan kolesterol dan trigliserida dalam darah memang sangat
dibutuhkan oleh tubuh. Jika makanan yang dikonsumsi banyak mengandung
lemak jenuh berlebihan, maka mengakibatkan kadar kolesterol yang
berlebihan. Hal ini akan menimbulkan ancaman dan masalah yang serius,
terutama pada penyakit pembuluh darah yang disebut aterosklerosis. Penyakit
ini dapat memicu timbulnya penyakit jantung coroner dan stroke.
Pembagian kolesterol terdiri dari 2 yaitu LDL atau disebut juga kolesterol
jahat yang bila jumlahnya berlebih di dalam darah akan diendapkan pada
dinding pembuluh darah membentuk bekuan yang dapat menyumbat
pembulun darah Sedangkan Kolesterol HDL, adalah kolesterol baik, yang
mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang
berlebihan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara untuk mengetahui pemeriksaan trigliserida metode GPOPAP ?

C. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui pemeriksaan trigliserida metode GPO-PAP
D. Manfaat praktikum
Mahasiswa dapat mengetahu pemeriksaan treigliserida metode GPO-PAP

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Trigliserida
Trigliserida merupakan asam lemak yang dibentuk dari esterifikasi tiga
molekul asam lemak menjadi satu molekul gliserol. Jaringan adiposa
memiliki simpanan trigliserid yang berfungsi sebagai gudang lemak yang
segera dapat digunakan. Dengan masuk dan keluar dari molekul trigliserida di
jaringan adiposa, asam-asam lemak merupakan bahan untuk konversi menjadi
glukosa (glukoneogenesis) serta untuk pembakaran langsung untuk
menghasilkan energy (Dipiro, 2008).
Trigliserida adalah penyebab utama penyakit-penyakit arteri dan biasanya
dibandingkan dengan menggunakan lipoprotein elektroforesis. Trigliserida
adalah lemak darah yang dibawah oleh serum lipoprotein. Bila terjadi
peningkatan trigliserida maka terjadi peningkatan VLDL yang menyebabkan
hiperlipoproteinemia (Baron, 1995).
Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang tidak
larut dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Komponen
lipid utama yang dapat dijumpai dalam plasma adalah trigliserida, kolesterol
dan fosfolipid (Baron, 1995).
Asam lemak dapat berasal dari makanan, tetapi juga berasal dari kelebihan
glukosa yang diubah oleh hati dan jaringan lemak menjadi energi yang dapat
disimpan. Lebih dari 95% lemak yang berasal dari makanan adalah
trigliserida. Proses pencernaan trigliserida dari asam lemak dalam diet
(eksogenus), dan diantarkan ke aliran darah sebagai kilomikron (droplet

lemak kecil yang diselubungi protein), yang memberikan tampilan seperti


susu atau krim pada serum setelah mengkonsumsi makanan yang tinggi
kandungan lemaknya (Baron, 1995).
Kolesterol berasal dari makanan dan sintesis endogen di dalam tubuh.
Sumber kolesterol dalam makanan seperti kuning telur, susu, daging, lemak
(gajih), dan sebaginya terutama dalam keadaan ester. Dalam usus, ester
tersebut kemudian dihidrolisis oleh kolesterol esterase yang berasal dari
pankreas dan kolesterol bebas yang terbentuk diserap oleh mukosa usus
dengan kilomikron sebagai alat transport ke sistem limfatik dan akhirnya ke
sirkulasi vena. Kira-kira 70% kolesterol yang diesterifikasi (dikombinasikan
dengan asam lemak), serta 30% dalam bentuk bebas (Dipiro, 2008).
Serum adalah cairan yang tersisa setelah darah menggumpal atau
membeku. Koagulasi mengubah semua fibrinogen menjadi fibrin yang padat
dan dalam prosesnya mengonsumsi factor VIII, factor V, dan protrombin.
Protein-protein koagulasi lainnya dan protein yang tidak terkait dengan
hemostasis, tetap berada dalam serum dengan kadar serupa dengan dalam
plasma. Serum normal tidak mengandung fibrinogen, protrombin, factor VIII,
factor V, dan factor XIII, tetapi mengandung factor XII, XI, X, IX, dan VII.
Apabila proses koagulasi berlangsung secara abnormal, serum mungkin
mengandung sisa fibrinogen atau protrombin yang belum dikonversi
(Ronald,2004 ).
B. Interpretasi Klinis
Penurunan kadar: -lipoproteinemia kongenital, hipertiroidisme,
malnutrisi protein. Peningkatan kadar: hiperlipoproteinemia, hipertensi,
hipotiroidisme, sindrom nefrotik, trombosis serebral, sirosis alkoholik, DM:

maksimal 150 mg/dL. Dalam suatu studi, kenaikan HDL sebesar 1% berarti
menurunkan risiko penyakit jantung koroner arteri sebesar 2%. Dalam studi
yang sama, partisipan dengan kadar kolesterol HDL tertinggi mengalami
penurunan risiko penyakit jantung koroner setengahnya dibandingkan
partisipan dengan kadar kolesterol HDL terendah. Sebagian besar orang harus
mencapai kadar 60 mg/dL atau lebih. Jika di bawah 40 mg/dL akan
meningkatkan risiko penyakit jantung. Pada pria, kadar kolesterol HDL ratarata berkisar 40-50 mg/dL (Majid, 2010).
C. Patofisiologi
Kadar trigliserida yang meningkat dapat menyebabkan pengerasan
pembuluh darah yang disebut Arteri. Keadaan ini disebut Atherosclerosis,
yang meningkatkan resiko stroke, serangan jantung.Hipertrigliseridemia
sering sebagai petanda ada penyakit lain, dapat pula meningkatkan risiko
penyakit jantung koroner, stroke. Kegemukan, meningkatnya lingkar perut
karena bertambahnya lemak dipinggang dan dikenal sebagai metabolic
syndrome yang disertai tekanan darah tinggi, diabetes dan kadar hormon
trioid yang rendah, penyakit hati (liver disease), gangguan ginjal atau suatu
kelainan genetik yang jarang dimana ada kelainan cara tubuh anda mengubah
lemak menjadi energi (Rubenstein, 2005).
Ateriosklerosis, adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penebalan
yang ditandai dengan penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri.
Dikenal 3 bentuk arteriosclerosis yaitu aterosklerosis, arterioskleriosis
Monckeberg

dan

arteriolosclerosis.

Aterosklerosis

adalah

bentuk

arteriosclerosis yang paling umum ditemukan, ditandai dengan terdapatnya


aterom pada bagian intima arteri yang berisi kolesterol, ditandai dengan

terdapatnya aterom pada bagian intima arteri yang berisi kolesterol, zat lipoid
dan lipofag. Pembuluh darah yang terkena adalah arteri besar dan sedang
yaitu pembuluh serebral, vertebral, koroner, renal, aorta dan pembuluh di
tungkai (Ganiswarna, 2007).
D. Skema Kerja
Sampel
Masukkan reagen blanko kedalam alat penghisap
photometer
Kemudian masukkan reagen standar

Kemudian masukkan sampel dalam penghisap


photometer
amati

Gambar II.I Skema Kerja

BAB III
METODE KERJA
A. Pra Analitik
1. Alat
a. Fotometer
b. Klinipet
c. Rak tabung reaksi
d. Tabung reaksi
e. Time
f. Tip biru dan kuning
g. Tissue
h. Centrifuge
i. Waterbath
2. Bahan
a. Serum pasien
b. Serum control normal
c. Reagen trigliserida kit
B. Analitik
1. Prosedur pemeriksaan trigliserida
Pipet kedalam 4 Blanko
(l)
tabung reaksi
Serum
Reagen standar (300mg/dl)
Larutan reaksi

1000

Standar
(l)

Sampel
(l)

10

10
-

1000

1000

Inkubasi pada suhu ruang 37 0c selama 5 menit baca hasil pada


fotometer dengan panjang gelombang 546 nm
C. Pasca Analitik
Nilai rujukan < 150

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pemeriksaan trigliserida metode GPO-PAP
NAMA
NY.RL
TN.IM

HASIL
NILAI RUJUKAN
124.8 mg/dl
< 150 mg/dl
126.0 mg/dl
< 150mg/dl
Table IV.I hasil pengamatan trigliserida

B. Pembahasan
Pada praktikum ini, reaksi yang terjadi adalah enzim lipase akan
memperantarai hidrolisis trigliserida menjadi gliserol dan asam-asam lemak.
Selanjutnya gliserol ini akan mengalami fosfatasi dengan bantuan enzim
gliserol kinase yang akan menghasilkan gliserol-3-fosfat. Kemudian gliserol3-fosfat akan dioksidasi menghasilkan dihidroksi-aseton-fosfat dan hidrogen
peroksida (H2O2). Pada tahap selanjutnya, hidrogen peroksida inilah yang
akan bereaksi dengan 4-aminofenazon dan 4-klorofenol dengan bantuan
enzim peroksidase membentuk kompleks kuinonimin yang berwarna merah
muda yang kemudian dapat diukur secara fotometrik.
Tujuan dilakukan pengujian trigliserida adalah untuk mengetahui keadaan
kolesterol dalam tubuh yang merupakan salah satu penyebab penyakit
penyakit arteri.
Sebelum dilakukan pengujian dilakukan terlebih dahulu darah disentrifuge
selama 3 menit dengan kecepatan 3000 rpm, hal ini dilakukan untuk
memisahkan antara serum dan plasma darah.
Adapun cara kerjanya yaitu pertama disiapkan larutan blanko lalu dipipet
10 L aquadest ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1000 L reagen
Albumin lalu diinkubasi pada suhu 27o selama 10 menit diukur absorban pada
fotometer dengan panjang gelombang 546 nm. Setelah itu dilakukan
pengukuran absorban standar, pertama disiapkan alat dan bahan lalu dipipet

10 L larutan standar ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1000


L reagen Albumin, diinkubasi pada suhu 27o selama 10 menit lalu diukur
absorban pada fotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
Pada percobaan ini yang diambil adalah serumnya setelah darah
disentrifuge, alasan pengambilan serum karena di bagian serum itu terdapat
asam lemak dalam hal ini trigliserida dan albumin dan apa bila bagian yang
mengendapnya diambil sulit untuk dibaca oleh alat fotometer.
Serum yang telah dipisahkan di pipet sebanyak 10 L dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambah dengan RGT sebanyak 1000 L . Alasan
menggunakan RGT karena yang kita ingin mengetahui kadar trigliserida
dalam sampel. Setelah itu sampel diinkubasi pada suhu ruangan selama 10
menit. Alasan penyimpanan ini dimaksudkan supaya proses reaksi antara
serum dengan reagen RGT terjadi dengan sempurna. Selanjutnya diukur
dengan menggunakan panjang gelombang 546 nm pada fotometer karena
sampel darah mempunyai panjang gelombang sinar tampak (380-780 nm).
Dilakukan juga perlakuan yang sama untuk pengukuran absorban blanko dan
standar.
Hasil yang diperoleh pada pengujian untuk pemeriksaan trigliserida adalah
spesimen trigliserida dari darah satu 124.8 mg/dL masuk dalam nilai rujukan
yaitu 10-140 mg/dL sehingga probandus pada darah satu memiliki trigliserida
(kolesterol) yang normal, pada darah yang ke dua 126.0 mg/dL hal ini
dinyatakan normal karena masuk dalam range nilai rujukan yaitu 10-140
gr/dL.

10

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan dari Praktikum ini adalah Pemeriksaan triglisrida
dalam serum kadar trigliserida serum satu 124.8 mg/dl masuk dalam nilai
rujukan yaitu 10-140 mg/dl sehingga probandus pada serum satu memiliki
trigliserida (kolesterol) yang normal, pada serum dua 126.0 mg/dl hal ini
dinyatakan normal karena masuk dalam range nilai rujukan yaitu 10-140
mg/dl.
B. Saran
Saran praktikan dari praktikum ini adalah pemeriksaan trigliserida harus
dilakukan sendiri sendiri agar praktikan dapat menggunakan alat fotometer

11

DAFTAR PUSTAKA
Baron ,D.N., 1995, Kapita Selekta patologi Klinik Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Dipiro, J.T., 2008, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, The McGrawHill Companies., United States of America.
Ganiswarna, S., 2007, Farmakologi dan Terapi Edisi 5, FKUI, Jakarta.
Majid, C., 2010, Ilmu Pemantapan Serum, Penerbit Buku Kedokteran: EGC,
Jakarta
Ronald, A, S. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Rubenstein, D., 2005, Kedokteran Klinis, Erlangga, Jakarta

12

LAMPIRAN

INKUBASI SAMPEL DAN


REAGEN STANDAR

MEMASUKKAN SAMPEL
PADA PENGHISAP
FOTOMETER

MEMASUKKAN REAGEN
STANDAR PADA PENGHISAP
FOTOMETER

HASIL DARI
PEMERIKSAAN
TRIGLISERIDA

13

Anda mungkin juga menyukai