Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK ANALISA ELEKTROLIT DAN KESEIMBANGAN


PEMERIKSAAN KADAR SODIUM (Na+)

Disusun Oleh :
Aisyiah Nurul A’ini
(P07134220023)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
2022
I. Hari, tanggal: Rabu, 26 Oktober 2022
II. Praktikum : Ke-11
III. Tujuan : Mahasiswa diharapkan dapat melakukan pemeriksaan
kadar sodium (Na+)
IV. Parameter : Pemeriksaan kadar sodium (Na+)
V. Metode : Kolorimetri
VI. Prinsip : Sodium diendapkan dengan Magnesium Uranil Asetat
Ion uranil + Tioglikolat  kompleks kuning-coklat
VII. Dasar teori :
Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya
bisa mencapai 60 mmol per kilogram berat badan dan sebagian kecil
(sekitar 1014 mmol/L) berada dalam cairan intrasel. Lebih dari 90%
tekanan osmotik di cairan ekstrasel ditentukan oleh garam yang
mengandung natrium, khususnya dalam bentuk natrium klorida (NaCl) dan
natrium bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan tekanan osmotik pada
cairan ekstrasel menggambarkan perubahan konsentrasi natrium (Darwis
dkk, 2008).
Jumlah natrium dalam tubuh merupakan gambaran keseimbangan
antara natrium yang masuk dan natrium yang dikeluarkan. Pemasukan
natrium yang berasal dari diet melalui epitel mukosa saluran cerna dengan
proses difusi dan pengeluarannya melalui ginjal atau saluran cerna atau
keringat di kulit.
Ekskresi natrium terutama dilakukan oleh ginjal. Pengaturan
eksresi ini dilakukan untuk mempertahankan homeostasis natrium, yang
sangat diperlukan untuk mempertahankan volume cairan tubuh. Natrium
difiltrasi bebas di glomerulus, direabsorpsi secara aktif 60-65% di tubulus
proksimal bersama dengan H2O dan klorida yang direabsorpsi secara
pasif, sisanya direabsorpsi di lengkung henle (25-30%), tubulus distal
(5%) dan duktus koligentes (4%). Sekresi natrium di urine <1%.
Aldosteron menstimulasi tubulus distal untuk mereabsorpsi natrium
bersama air secara pasif dan mensekresi kalium pada sistem renin-
angiotensin-aldosteron untuk mempertahankan elektroneutralitas
(Silbernargl, 2007).
VIII. Reagen dan alat :

A. Reagen B. Alat
1. Sampel serum 1. Spektrofotometer + kuvet
2. Standar 2. Mikropipet + tip
3. Precipiant 3. Tissue
4. Aquadest 4. Stopwatch

IX. Cara kerja :


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Melakukan presipitasi yang dipipet ke dalam tabung sentrifus:
µ Reagen Blanko Standar Pemeriksaan
STD (standar) - 20 -
Serum - - 20
PREC - 1000 1000
(precipitant)
3. Campurkan, lalu diamkan 30 menit, disentrifus selama 5-10 menit
pada 4000 rpm. Simpan supernatant hasil sentrifus (presipitasi)
4. Melakukan penetapan dengan cara dipipet ke dalam kuvet
µ Reagen Standar (hasil Pemeriksaan
Blanko presipitasi) (hasil presipitasi)
PREC 20 - -
Supernatan - 20 20
RGT 1000 1000 1000
(reagen)
5. Campurkan, lalu inkubasi selama 5 – 30 menit pada suhu ruang
kemudian dibaca dengan spectrometer pada Panjang gelombang 365
nm terhadap blanko air/aquades.
X. Hasil :
 Identitas Pasien
- Nama pasien = Ita Qiyamulaili W
- Umur = 20 tahun
- Jenis Kelamin = Perempuan
 Pemeriksaan
Nilai normal : 135 – 155 mmol/L
Diketahui : - Sampel Pemeriksaan
 RB (reagen blanko) = 0,090
 ST (standar) = 0,027
 Pemeriksaan (sampel) = 0,029
Perhitungan Pemeriksaan Sodium :
A RB−A Pem
Na+ = x 150 mmol/L
A RB− A St
(0,090−0,029)
Na+ = x 150 mmol/L
(0,090−0,027)
0,061
Na+ = x 150 mmol/L
0,063
Na+ = 145,238 mmol/L
XI. Pembahasan :
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan kadar sodium
dalam serum pasien. Dari praktikum dilakukan dengan menggunakan
sampel atas nama Ita Qiyamulaili dan didapatkan hasil normal sebesar
145,238 mmol/L. Pada prinsipnya, sodium diendapkan dengan magnesium
uranil asetat karena berikatan dengan protein. Pada reagen precipitant
mengandung lesitat yang digunakan untuk mengendapkan protein.
Kemudian ion uranil ditambah dengan tioglikolat yang tidak bereaksi
dengan sodium makan akan membentuk kompleks warna kuning-coklat.
Prosedur kerja yang dilakukan adalah membuat presipitasi terlebih dahulu
agar didapat supernatant. Supernatant kemudian diambil dan diperiksa
nilai supernatant standar dan sampel dengan menggunakan
spektrofotometer panjang gelombang 365 nm terhadap blanko aquades.
Pada ekskresi natrium dilakukan oleh ginjal. Ekskresi dilakukan untuk
mempertahankan homeostasis natrium, yang sangat diperlukan untuk
mempertahankan volume cairan tubuh.
XII. Kesimpulan :
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
hasil pemeriksaan kadar sodium sebesar 145,238 mmol/L. Hasil
pemeriksaan kadar tersebut tergolong normal dengan nilai normal berada
diantara 135 – 155 mmol/L.

XIII. Referensi :
Darwis D, dkk, 2008. Gangguan Keseimbangan Air, Elektrolit, dan Asam
Basa, Edisi II, Balai Penerbit FKUI : Jakarta
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id (diakses pada 30 Oktober 2022, pukul
22.32 WIB)

Yogyakarta, 30 Oktober 2022


Praktikan

Aisyiah Nurul A’ini


(P07134220023)

Anda mungkin juga menyukai