- Bahan :
1. Serum pasien
2. Reagen natrium kit
STD (standar) - 20 ul -
Serum - - 20 ul
PREC (precipitant) - 1000 ul 1000 ul
4. Campurkan, lalu diamkan 30 menit, disentrifus selama 5-10 menit pada 4000
rpm. Simpan supernatant hasil sentrifus
5. Melakukan penetapan yang dipipet ke dalam kuvet
µ BLANKO STANDAR PEMERIKSAAN
PREC - 20 ul -
Supernatan - - 20 ul
6. Campurkan, lalu inkubasi selama 5 – 30 menit pada suhu ruang kemudian dibaca
dengan spectrometer pada Panjang gelombang 365 nm terhadap blanko
air/aquades.
IX. Hasil dan Perhitungan
- Data Pasien:
Nama : Doni
Usia : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
- Diketahui Faktor :
Panjang gelombang : 365 nm
- Diketahui :
Reagen blanko : 0,678 A
Standar : 0,558 A
Sampel : 0,789 A
a. Perhitungan
A RB−A P emeriksaan
Kadar sodium (Na+) = x 150 mmol/L
A RB− A standar
o , 678−0,798
= x 150 mmo/L
0,678−0,558
0,12
= x 150 mmol/L
0,12
= 150 mmol/L
- Interpretasi Hasil
Nilai normal : 135-155 mmol/L
X. Pembahasan
Pada Elektrolit berperan penting dalam tubuh manusia yang dapat
mempengaruhi metabolisme. Penanganan sampel lebih dari dua jam pada pemeriksaan
kadar elektrolit akan menyebabkan hasil yang kurang akurat. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh lama penundaan pemeriksaan serum terhadap kadar
elektrolit Natrium dan Klorida selama 0, 3, 5, dan 7 jam. Penelitian ini dilakukan
dengan metode eksperimental menggunakan 32 sampel serum. Hasil kadar natrium dan
klorida setelah ditunda pemeriksaan terjadi peningkatan. Rerata kadar natrium 0 jam
yaitu 142,55 mmol/L, 3 jam yaitu 143,18 mmol/L, 5 jam yaitu 143,91 mmol/L dan 7
jam yaitu 144,41 mmol/L. Rerata kadar klorida 0 jam yaitu 97,66 mmol/L, 3 jam yaitu
99,96 mmol/L, 5 jam yaitu 103,62 mmol/L dan 7 jam yaitu 107,55 mmol/L. Hasil
penelitian tidak terdapat perbedaan pengaruh lama penundaan pemeriksaan serum
terhadap kadar elektrolit natrium dan terdapat perbedaan pengaruh lama penundaan
pemeriksaan serum terhadap kadar elektrolit klorida.
Natrium ialah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, 35-40% natrium (Na)
ada didalam kerangka tubuh, jumlahnya bisa mencapai 60 mmol per kg berat badan dan
sebagian kecil (sekitar 10-14 mmol/L) berada dalam cairan intrasel. Dalam keadaan
normal, ekskresi natrium pada ginjal diatur sehingga keseimbangan dipertahankan
antara asupan dan pengeluaran dengan volume cairan ekstraseltetapstabil. Lebih dari
90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel ditentukan oleh garam, khususnya dalam
bentuk natrium klorida (NaCl) dan natrium bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan
tekanan osmotik pada cairan ekstrasel menggambarkan perubahan konsentrasi natrium.
Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan dalam serum bertujuan untuk
pemeriksaan kadar klorida dalam serum darah dengan metode spektrofotometer. Untuk
pemeriksaan ini, pertama-tama dilakukan penyiapan serum/plasma dengan cara
disiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Kemudian darah dimasukkan ke dalam tabung
sentrifuge dan disentrifuge selama ± 15 menit dengan kecepatan 4000 rpm. Diambil
serum darah, dan dimasukkan kedalam cup serum. Yang kedua di lakukan pengukuran
absorban blanko dengan cara membuat monoreagen. Lalu diukur absorbannya pada
panjang gelombang 340 nm dengan menggunakan spektrofotometer. Kemudian diukur
lagi absorbansi standar dan sampel setelah diinkubasi selama 5 menit, dan absorbansi
dibaca dalam 60 menit.
Adapun alasan darah disentrifuge adalah untuk memisah kanantara serum
(lapisan atas) dan plasma (lapisan bawah). Alasan digunakannya serum yaitu karena
serum tidak lagi mengandung fibrinogen, dimana fibrinogen ini terdapat pada plasma
dan dapat mengakibatkan pengukuran absorban meningkat 3-5 %. Dan alasan
diinkubasi yaitu agar seluruh reagen dapat bereaksi sempurna dengan sampel.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil dan harus diperhatikan adalah
pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar,
trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapat
meningkatkan kadar, hemolisis sampel, selain itu serum yang digunakan jika disimpan
terlalu lama akan mempengaruhi hasil.
XI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum di atas di dapati hasil dari serum sampel pasien
atas nama Doni Bagus Kurniawan 150 mmol/ L (Normal) , Dengan nilai rujukan 135 –
155 mmol/L