Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

Sekar Arum Prabaningtyas/ P07134219035/ STr. TLM

A. Hari, tanggal : Senin, 8 November 2021


B. Judul : Pemeriksaan Elektrolit Tubuh (Potasium/Kalium dan Klorida)
C. Tujuan : Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar
Potasium/Kalium dan Klorida dalam serum.
D. Metode : Turbidimetri Fotometri (Kalium) dan Kolorimetri Fotometri
(Klorida)
E. Prinsip :
1. Kalium
Dalam lingkungan basa kalium akan dibebaskan dari ikatannya dengan protein.
Kemudian akan bereaksi dengan sodium TPB untuk suspensi berbentuk Turbit
(kekeruhan) dari potasium Tetrapenil boron.
2. Klorida
Ion klorida bereaksi dengan merkuri (II)-2,4,6,-tri-(2-pyridyl)-s-triazine (TPTZ)
kompleks membentuk merkuri (II)-klorida. TPTZ yang terlepas direaksikan dengan ion
(II) membentuk warna biru kompleks. Serapan ini sebanding dengan konsentrasi ataupun
vakuntainer.
F. Dasar Teori :
Kalium adalah elektrolit yang paling banyak ditemukan di cairan intraseluler (sel). Kadar
kalium dalam serum hanya sedikit, dan dapat menimbulkan keadaan gagal jantung jika kadar
kalium serum < 2,5 mEq/l atau >7,0 mEq/l. 80 sampai 90% kalium tubuh diekskresikan
melalui ginjal. Jika terdapat kerusakan jaringan, kalium akan keluar dari sel dan masuk dalam
cairan ekstraseluler (cairan interstitial dan intravaskular). Jika fungsi ginjal adekuat, kalium
dalam cairan intavaskuler akan diekskresikan. Pada keadaan ekskresi kalium berlebih, terjadi
defisit kalium serum (hipokalemia). Namun demikian, jika ginjal mengekskresikan urin
sebanyak < 600 ml perhari. Kalium akan terakumulasi dalam cairan intravaskular sehingga
akan terjadi kalium serum berlebih (hiperkalemia).
Tubuh tidak mengonservasi kalium, dan ginjal mengekskresikan kalium rata-rata
sebanyak 40 mEq/l perhari (berkisar antara 25 sampai 120 mEq/l atau 24 jam), bahkan
dengan asupan diet rendah kalium. Kebutuhan kalium perhari adalah 3 sampai 4 gram atau
sebesar 40 sampai 60 mEq/l (Kee, 2007). Tubuh menambah kalium melalui makanan
(terutama daging, buah, dan sayuran) dan obat-obatan. Selain itu, cairan ekstraseluler
menambah kalium kapan saja terdapat kerusakan sel-sel atau gerakan kalium keluar sel.
Namun, peningkatan kadar kalium serum biasanya tidak terjadi kecuali terdapat
penurunan yang bersamaan dengan fungsi ginjal (Horne dan Sweringen, 2000). Ekskresi
kalium di ginjal meningkat seiring konsentrasi kalium plasma. Selain itu ekskresi kalium
juga dipengaruhi oleh aldosteron, perubahan pH, laju aliran di ductus kolektivus, pergerakan
natrium, vasopesin, dan obat-obatan.
Hipokalemia biasanya menunjukkan adanya kehilangan kalium melalui usus, ginjal, dan
pergerakan kalium ke dalam sel. Di ginjal, kehilangan kalium dapat diakibatkan oleh
kelebihan aldostreron atau kelebihan pergerakan natrium ke tubulus distal, seperti yang dapat
terjadi pada penggunaan diuretik loop atau diuretik tiazid. Hiperkalemia biasanya
menunjukkan penurunan sekresi kalium urin atau yang lebih jarang, pelepasan akut dari sel
atau kegagalan kalium memasuki sel. Hiperkalemia tidak baersifat persisten kecuali jika
terdapat gangguan ekskresi oleh ginjal. Pada kasus sampel hemolisis, kalium akan dilepaskan
ke dalam plasma. Hal ini dapat memacu estimasi palsu kadar kalium plasma yang melonjak
tajam (Callaghan, 2007).
Klorida merupakan suatu anion yang umumnya banyak terdapat dalam cairan
ekstrakseluler serta berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
Sebagian besar klorida dikonsumsi berikatan dengan natrium (natrium klorida atau NaCl).
Untuk mempertahankan keseimbangan asam-basa, klorida bersaing dengan bikarbonat untuk
mendapatkan natrium. Jika cairan didalam tubuh menjadi lebih asam, ginjal
mengompensasinya dengan mengeksresikan klorida dan natrium, dan bikarbonat di
reabsorpsi. Sebagai tambahan klorida saling masuk dan keluar dari sel darah merah untuk
bertukar dengan bikarbonat. Hampir seluruh klorida di absorpsi di dalam usus halus dan di
eksresi melalui urin dan keringat (Almatsier, 2001).
Klorida sebagai anion utama dalam cairan ekstraseluler, klorida berperan penting dalam
memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit. Ion klorida dengan mudah dapat keluar dari
sel darah merah dan masuk ke dalam plasma darah untuk membantu mengangkut karbon
dioksida ke paru-paru dan keluar dari tubuh (Almatsier, 2001).
Menurut Yaswir (2012), menyebutkan bahwa bahan pemeriksaan dapat dilakukan pada
sampel whole blood, plasma, serum, urin, keringat, feses, dan cairan tubuh. Pemeriksaan
pada whole blood biasanya dilakukan bersama dengan pemeriksaan pH dan gas darah harus
segera diperiksa (kurang dari 1 jam). Sampel serum, plasma, dan urin dapat disimpan pada
refrigerator dalam tabung yang tertutup pada suhu 2oC – 8 oC sebelum diperiksa.
Pemeriksaan klorida dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa tahap, faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan klorida yaitu tahap pra analitik, tahap analitik,
dan tahap pasca analitik.
G. Alat dan Bahan :
Alat: Bahan:
1. Kuvet - Kalium
2. Micropipet 1. Sampel serum
3. Spektrofotometer 2. Presipitan (PREC)
4. Centrifuge (Kalium) 3. Reagen Kerja: 1 bagian TPB (Tetra Penil
5. Tabung centrifuge (Kalium) Boron)+1 bagian NaOH
4. Standar K+ 5,0 mmmol/L
- Klorida
1. Sampel serum
2. Standar Cl- 100 mmol/L
3. Reagen RGT/reagen warna: (2,4,6-tri-(2-
pyridyl)-s-triazine (TPTZ) (partially as
mercury (II) complex) dan Iron (II) sulphate)
H. Cara Kerja :
1. Pemeriksaan Kalium (Potasium)
a. Reagen kerja
1) Dibuat reagen kerja dengan 1 bagian TPB + 1 bagian NaOH
b. Pemeriksaan sampel
1) Disiapkan dua tabung sentrifuge
2) Dimasukkan ke tabung sentrifuge 50 µL serum dan 500 µL presipitan (terjadi
kekekurahan)
3) Dicampur dan disentrifugase dengan kecepatan 4000 rpm
4) Akan terjadi dua lapisan (endapan dan supernatant jernih)
Untuk pemeriksaan, supernatan dipipet menggunakan mikropipet dan
dimasukkan ke dalam kuvet yang telah disiapkan, dengan ketentuan sebagai berikut:

Kuvet Blanko Standar Sampel


(µL) (µL) (µL)
Supernatan - - 100
Standar - 100 -
Reagen 1000 1000 1000
Kerja
Masing-masing larutan dalam kuvet dicampurkan dan diinkubasikan selama 5-30’
dalam suhu ruangan. Setelah diinkubasi, kuvet yang berisi larutan-larutan di atas
dimasukkan ke dalam alat spektrofotometer dan dibaca absorbansinya pada blanko
dengan panjang gelombang 578 nm.
2. Pemeriksaan Klorida
Sampel serum dipersiapkan terlebih dahulu. Kemudian sampel
dipipet menggunakan mikropipet dan dimasukkan ke dalam kuvet yang telah disiapkan,
dengan ketentuan sebagai berikut :

Kuvet Blanko Standar Sampel


(µL) (µL) (µL)
Serum - - 20
Standar - 20 -
Reagen 1000 1000 1000
Masing-masing larutan dalam kuvet dicampurkan dan diinkubasikan selama 5-60’
pada ruangan gelap. Setelah diinkubasi, kuvet yang berisi larutan-larutan di atas
dimasukkan ke dalam alat spektrofotometer dan dibaca absorbansinya pada panjang
gelombang 540 nm, kemudian catat hasilnya.
I. Hasil Pemeriksaan :
1. Pemeriksaan Kalium (Potasium)
Nilai absorbansi standar = 0,302
Nilai absorbansi sampel = 0,158
Konsentrasi standar = 5 mmol/L
𝐴𝑏𝑠.𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Kadar Magnesium = 𝑥 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
𝐴𝑏𝑠.𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
0,158
= 0,302 𝑥 5 = 2,6 mmol/L

2. Pemeriksaan Klorida
Pemeriksaan Kalium (Potasium)
Nilai absorbansi standar = 2,634
Nilai absorbansi sampel = 2,648
Konsentrasi standar = 100 mmol/L
𝐴𝑏𝑠.𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Kadar Magnesium = 𝑥 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
𝐴𝑏𝑠.𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
2,648
= 2,634 𝑥 100 = 100,53 mmol/L

J. Pembahasan :
Pada pemeriksaan Kalium (Potasium) berdasarkan hasil pemeriksaannya dalam serum
darah pasien sebesar 2,6 mmol/L dari angka yang di dapat menunjukkan hasil pemeriksaan
tidak normal. Dikatakan tidak normal karna sesuai dengan hasil rujukan, normal yaitu 3,6-
5,5 mmol/L.
Pada pemeriksaan Klorida berdasarkan hasil pemeriksaannya dalam serum darah pasien
sebesar 100,53 mmol/L dari angka yang di dapat menunjukkan hasil pemeriksaan normal.
Dikatakan normal karna sesuai dengan hasil rujukan, normal yaitu 95-108 mmol/L
K. Kesimpulan :
1. Kadar Kalium pada serum uji didapatkan sebesar 2,6 mmol/L yang dikategorikan tidak
normal (rendah).
2. Kadar Klorida pada serum uji didapatkan sebesar 100,53 mmol/L yang dikategorikan
normal.
Yogyakarta, 8 November 2021
Pembimbing Praktikan

(……………………………..) Sekar Arum Prabaningtyas


NIM. P07134219035

Anda mungkin juga menyukai