Anda di halaman 1dari 20

PETUNJUK PRAKTIKUM

TOKSIKOLOGI

PRODI D-III ANALIS KESEHATAN

UNIVERSITAS BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

1
KATA PENGANTAR

Buku/Diktat petunjuk praktikum Toksikologi ini disusun dengan maksud dan tujuan
membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktikum Toksikologi. Keahlian dan
keterampilan kerja di laboratorium sangat membantu dalam memahami teori yang telah
diperoleh di kuliah sehingga dapat tercipta korelasi yang saling membangun antara teori
dengan kenyataan.

Diktat praktikum ini disusun rinci dan sistematis, dilengkapi dengan gambar sehingga
memudahkan praktikan memahami dan mempersiapkan diri sebelum melakukan kegiatan
praktikum. Materi yang disajikan dalam diktat ini mencakup teknik dasar yang lazim
dilakukan dalam pemeriksaan Toksikologi pada umumnya.

Harapan kami, buku ini dapat bermanfaat bagi praktikan Toksikologi serta bagi
mahasiswa yang memerlukannya. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun tentang
isi buku ini sangat dihargai demi perbaikan kualitas lebih lanjut.

Tim Penyusun

2
Identifikasi Alkohol

Pendahuluan

Alkohol cepat diserap dari saluran pencernaan dalam waktu 30-60 menit setelah
konsumsi. Alkohol akan diserap dan masuk kedalam aliran darah, kemudian eliminasi
alkohol akan segera terjadi melalui proses eksresi dan metabolisme. Sekitar 90%-98%
alkohol yang dikonsumsi akan dimetabolisme oleh sistem enzim hati menjadi bentuk
karbondioksida dan air. Sebanyak 2%-8% dieksresikan melalui paru paru, urin, saliva air
mata dan pernafasan. Oleh karena itu, untuk pemeriksaan dapat digunakan sampel saliva,
darah, air mata, dan pernafasan. Analisis alkohol dalam urin dapat dilakukan dengan metode
enzimatik dan kromatografi gas. Specimen urin yang dianjurkan adalah urin yang
dikeluarkan setelah kira-kira 1 jam setelah keluaran urin pertama. Kekurangan penggunaan
specimen urine dalam analisis alkohol yaitu pengambilan specimen dan interpretasi.

Tujuan:

Untuk mengidentifikasi kadar alkohol dalam sample biologis seperti darah atau urine

Metode Kalium Bikromat

a) Prinsip :

Terbentuknya warna hijau hasil oksidasi antara etanol dalam spesimen urin dengan kalium
bikromat dalam suasana asam.

b) Alat
1) Kertas saring Whatman (Glass-Fibre filter paper)
2) Tabung reaksi
3) penangas air

c) Reagen
1) Larutan kalium bikromat (K2Cr2O7) 2,5 %
2) Asam sulfat (H2SO4) 50 %

d) Cara Kerja
1) Masukkan 5 mL spesimen urin dalam tabung reaksi, lalu tutup
2) Pada kertas saring teteskan K2Cr2O7 tambahkan H2SO4
3) Masukkan kertas saring tersebut dibagian atas leher tabung
4) Sumbat mulut tabung dengan gabus dan panaskan pada penangas air suhu
100° C selama 2 menit
e) Interpretasi hasil
1) Perubahan warna dari kuning menjadi hijau menandakan alkohol positif.
2) Etanol memberikan reaksi positif bila kadarnya lebih dari 40 mg %.

3
Metode Mikrodifusi

a) Prinsip

Di dalam tempat yang kedap, alkohol dalam spesimen urin akan menguap dan bereaksi
dengan kalium bikromat dalam suasana asam sehingga terjadi perubahan warna

b) Alat
1) Cawan Conway
2) Pipet ukur
3) Tabung reaksi

c) Reagen
1) Kalium bikromat: 0,5 g
2) Kalium bikromat dalam 100 ml asam sulfat 60%

d) Cara Kerja
1) Tempatkan spesimen di bagian tepi cawan sampai tertutup dasarnya
2) Tambahkan beberapa ml kalium bikromat di sekitar tempat spesimen tersebut.
3) Tutup rapat cawan tersebut dan inkubasi pada suhu 37°C selama 1 jam

e) Interpretasi hasil

Warna kalium bikromat berubah dari kuning menjadi hijau selanjutnya biru.

4
Metode Metanol

a) Prinsip

Terbentuknya warna hijau hasil oksidasi antara etanol dengan kalium bikromat dalam
suasana asam.

b) Alat
1) Tabung reaksi
2) Pipet tetes

c) Reagen
1) Larutan kalium bikromat (K2Cr2O7) 2,5 % dalam asam sulfat (H2SO4) 50 %
2) Asam kromotropat
3) Etanol
d) Cara Kerja
1) Pada 1 ml urin, tambahkan 1 tetes K2Cr2O7 2,5 % dalam (H2SO4) 50 %
2) Biarkan pada suhu kamar selama 5 menit
3) Tambahkan 1 tetes etanol dan beberapa mg asam kromotropat
4) Tambah H2SO4 sehingga timbul suatu lapisan pada dasar tabung

e) Interpretasi hasil

Warna ungu pada lapisan pemisah menunjukkan adanya metanol.

Catatan : formaldehid akan memberikan reaksi positif pada uji ini.

5
Metode Kalium Karbonat Jenuh

a) Prinsip

Kalium karbonat jenuh direaksikan dengan darah yang mengandung alkohol. Ikatan antara
darah dengan alkohol yang relatif lemah akan digantikan dengan ikatan antara darah dengan
kalium karbonat yang lebih kuat, sehingga memberikan peningkatan jumlah alkohol bebas.

Alkohol bebas akan berfungsi sebagai induktor terhadap kalium dikromay (K2Cr2O7)
sehingga mengubah ion krom bervalensi 2 (Cr2+) yang berwarna kuning menjadi ion krom
bervalensi 3 (Cr3+) yang berwarna hijau. Semakin hijau hasil akhir reaksinya maka semakin
banyak alkohol yang mengubah Cr2+ menjadi Cr3+.

b) Alat
1) Cawan Conway

c) Reagen
1) Larutan kalium karbonat jenuh
2) Kalium dikromat
3) Asam sulfat 4N
4) Air
5) Sampel

d) Cara Kerja

1) Larutkan 3,7 mg kalium dikromat ke dalam 150 ml air. Tambahkan 280 ml


asam sulfat 4N pada saat pencampuran sedang berlangsung.

2) Tambahkan air sampai 500 ml, maka kita dapatkan Reagen Antie.

3) Siapkan larutan kalium karbonat jenuh dengan cara : masukan kalium


karbonat padat ke dalam air, aduk terus dan tambahkan sampai terjadi
penjenuhan

4) Tambahkan 2 ml reagen Antie pada ruang tengah cawan Conway.

5) Letakkan 1 cc kalium karbonat jenuh dalam ruang sebelah luar salah satu sisi
cawan conway.

6) Letakkan penutup yang sebelumnya telah diberi vaselin agar alkohol tidak
menguap keluar

7) Goyangkan cawan conway dengan hati hati, miringkan 15 derajat. Tunggu 1


jam

6
8) Angkat tutup dan amati perubahan warna pada reagen Antie

e) Interpretasi Hasil
1) Warna kuning kenari : negatif/kadar alkohol <80 mg/dL
2) Warna kuning kehijauan :kadar alkohol sekitar 80 mg%
3) Warna hijau kekuningan : kadar alkohol sekitar 150%
4) Warna kehijauan : kadar alkohol 230 mg%
5) Warna biru hijau: kafar alkohol selitar 300 mg%

Hasil Pengamatan

Kesimpulan

(Pembimbing Praktikum)

7
Analisis Residu Pestisida

Pendahuluan

Pestisida adalah senyawa yang digunakan untuk membunuh hama yang mungkin
merupakan serangga, tikus, jamur, nematoda, tungau, kutu, moluska, dan gulma atau
tumbuhan yang tidak diinginkan. Resiko sangat tinggi dengan pestisida yang digunakan di
pertanian, di mana penduduk pedesaan miskin tinggal dan bekerja di dekat senyawa ini, yang
sering disimpan di dalam dan di sekitar rumah. Diperkirakan 99% dari semua kematian akibat
keracunan pestisida terjadi di negara-negara berkembang. Oragnofosfat adalah salah satu
senyawa pestisida yang banyak digunakan terutama di bidang pertanian. Pestisida
organofosfat termasuk senyawa toksik dengan rentang toksisitas dengan LD50 dari <1 mg/kg
sampai 5000 mg/kg. Menurut prosedur dan instrumentasi laboratorium, metode penentuan
cholinesterase yang paling umum antara lain: Elektrofotometri, titrasi, manometrik, deteksi
kolorimetri substrat yang tidak terhidrolisis, pengukuran dengan perubahan pH menggunakan
indikator, spektrofotometri, fluorimetri, radiometrik, kalorimetri, polarografi, enzimatik dan
lainnya misalnya spektroskopi inframerah dekat (near infra red). Metode ini juga cocok untuk
deteksi inhibitor kolinesterase menggunakan biosensor atau uji imunokimia.

Tujuan

Untuk mengidentifikasi kandungan residu pestisida dalam makanan dan cairan biologis.

Metode

a) Prinsip
b) Alat
1) Chamber KLT
2) Plat KLT
3) Gelas ukur
4) Lampu UV
5) Kertas saring
c) Pereaksi
1) n-Heksan
2) Aceton
3) Larutan perak nitrat: 100 mg AgNO3 dilarutkan dalam 20ml Fenoksietanol
ditambah Aseton sampai 200 ml, kemudian ditambah 1-2 tetes H₂O₂ (larutan
ini stabil selama 4 hari)
4) Larutan 0,025% Rhodamin B dalam etanol dan larutan Na₂CO3 10%

8
d) Cara Kerja
1) Bahan makanan, sayur, dan buah
20 gram bahan ditambah 100 ml heksan, blender selama 10-15 menit. Tuang
beningan dan uapkan pelarut hingga tinggal 5ml. Lakukan KLT dengan kondisi:
2) Fase diam: Silica Gel G
3) Fase gerak: n-heksan: aseton (9:1)
4) Penjenuhan: kertas saring
5) Jarak rambat: 12-15 cm
6) Penampak bercak:

1) Larutan perak nitrat


2) Larutan Rhodamin B
3) UV 254/366 nm

Hasil Pengamatan

Kesimpulan

(Pembimbing Praktikum)

9
Analisis Pendahuluan Golongan Narkotika

Pendahuluan

Narkotika merupakan obat untuk menenangkan saraf, menghilangkan rasa sakit,


menimbulkan rasa mengantuk, atau merangsang (seperti opium, ganja). Narkotika menekan
saraf pusat sehingga menghasilkan efek penurunan sensitivitas terhadap rasa sakit dan
aktivitas fisik. Analisa narkotika dapat dilakukan terhadap specimen biologis maupun bahan
yang dicurigai. Metode analisisnya meliputi tes presumtif (Screening) dengan uji warna
(Marquis, dsb), metode ICT. Uji konfirmasi dapat menggunakan KLT, KG, KCKT. Analisa
kualitatif dari sampel biologik pada narkotika akan memberikan informasi apakah subjek
yang bersangkutan menggunakan obat terlarang atau tidak. Adanya metabolit menunjukan
bahwa zat atau obat tersebut telah dikonsumsi dan dimetabolisme oleh tubuh. Pemeriksaan
screening yang menunjukan hasil positif berarti suatu obat atau metabolitnya terdapat dalam
urin sebanyak atau lebih banyak dari batas deteksi. Pemeriksaan screening hanya digunakan
untuk mengarahkan kemungkinan jenis zat yang terdapat dalam sampel.

Tujuan

Analisis kualitatif sampel biologik untuk memberikan informasi apakah subyek yang
bersangkutan menggunakan obat terlarang atau tidak

Metode Marquis

a) Prinsip :

Pembentukan senyawa berwarna antara zat yang diperiksa dengan formaldehid dalam
suasana asam sulfat pekat

b) Alat :

1) Plate tetes
2) Pipet
3) Vortex mixder
4) Sentrifus

c) Reagen :

1) Pereaksi Marquis (Formaldehid 34-38% dan asam sulfat pekat 1:9 v/v)
2) Eter
3) Natrium hidroksida (NaOH) 4N
4) Etanol 95%

10
d) Cara Kerja :

1) Masukkan 2 ml urin kedalam tabung sentrifus


2) Tambahkan NaOH 4N sampai pH 9-10
3) Ekstraksi dengan 5 ml eter, masukkan dalam vortex mixer dan di sentrifus
4) Ekstrak eter dipisahkan dan diuapkan sampai kering
5) Residu dilarutkan dalam 1 ml etanol 95% (secukupnya), keringkan lagi
6) Tambahkan 1 tetes larutan pereaksi

Untuk pemeriksaan sampel obat atau makanan yang dicurigai

Letakkan 1-2 mg sampel bubuk/1-2 tetes bila berbentuk cairan ke dalam lekukan plat tetes,
tambahkan pereaksi, tak lebih dari 3 tetes.

Metode Mecke

a) Prinsip :

Pembentukan senyawa berwarna antara zat yang diperiksa dengan asam selenius dalam
suasana asam sulfat pekat

b) Alat :

1) Pipet tetes,
2) Vortex mixer (untuk urin),
3) Sentrifus(untuk urin)

c) Reagen :

1) Pereaksi Mecke: 0,25 gram asam selenium larutkan dalam 25 mL asam sulfat pekat
panas
2) Eter (untuk urin)
3) Natrium hidroksida (NaOH) 4 N (untuk urin)
4) Etanol 95 % (untuk urin)

d) Cara kerja

Lihat Metode Marquis

e) Pembacaan Hasil

Lihat Metode Marquis

11
Metode Frohde

a) Prinsip :

Pembentukan senyawa berwarna antara zat yang diperiksa dengan asam molibdat/natrium
molibdat dalam suasana asam sulfat pekat

b) Alat :

1) Pipet tetes, pipet,


2) Vortex mixer (untuk urin), sentrifus(untuk urin)

c) Reagen :

1) Pereaksi Frohde : 1,0 gram asam molibdat/natrium molibdat larutkan dalam 100 mL
asam sulfat pekat panas, larutan akhir harus tak berwarna.
2) Eter (untuk urin).
3) Natrium hidroksida (NaOH) 4 N (untuk urin).
4) Etanol 95 % (untuk urin).

d) Cara kerja

Lihat Metode Marquis

e) Pembacaan Hasil

Lihat Metode Marquis

Hasil Pengamatan

12
Kesimpulan

(Pembimbing Praktikum)

13
Identifikasi Paracetamol

Pendahuluan

Parasetamol adalah analgesik antipiretik ringan dengan sedikit sifat anti-inflamasi dan tidak
berpengaruh pada agregasi trombosit. Tidak ada efek iritan pada mukosa lambung dan dapat
digunakan dengan aman dan efektif pada kebanyakan individu yang tidak toleran terhadap
aspirin. Ini adalah analgesik dan antipiretik standar pada anak-anak karena, tidak seperti
aspirin, dan dapat diformulasikan dalam bentuk supensi yang stabil.

Cedera pada hati setelah konsumsi acetaminophen adalah penyebab paling umum morbiditas
dan kematian serius, walaupun sistem organ selain hati juga mungkin akan terpengaruh.
Pencegahan cedera hati memerlukan diagnosis dan pengobatan dini. Pengalaman klinis yang
ekstensif telah menunjukkan bahwa terjadinya hepatotoksisitas dapat diprediksi dan
kejadiannya dicegah dengan pemberian N-acetylcysteine (NAC) yang tepat waktu (Ford,
2007).

Tujuan:

Untuk mengidentifikasi kadar paracetamol dalam specimen biologis.

Metode Liebermann

a) Prinsip :

Paracetamol setelah diekstraksi dengan eter pada Ph 3-4 (HCL 2N) bereaksi dengan NaNO2
dalam suasana H2SO4 pekat membentuk senyawa berwana ungu.

b) Alat
1) Pipet tetes
2) Pipet ukur
3) Tabung reaksi
4) penangas air
5) Sentrifuse

c) Reagen
1) HCL 2N
2) Eter
3) Pereaksi Liebermann (1 gram NaNO2 dalam 10 ml H2SO4 pekat)
4) Asam sulfat (H2SO4) 50 %

d) Cara Kerja
1) Kedalam tabung reaksi dimasukan urin sebanyak 2 ml kemudian ditambahkan
HCL 2 N sampai Ph 3-4
2) Ekstraksi dengan 5 ml eter selama 15 menit
3) Keringkan ekstrak di waterbath

14
4) Residu yang didapat ditambahkan 1 tetes pereaksi Liebermann

e) Interpretasi hasil
Apabila terbentuk Ungu, diduga specimen mengandung Paracetamol, sehingga perlu
pemeriksaan lebih lanjut (konfirmasi test).

Metode Alphanaftol

a) Prinsip

Parasetamol diasamkan dengan HCl 10%, bereaksi dengan NaNO2 dalam suasana alkalis
dengan penambahan alphanapathol membentuk senyawa berwarna merah.

b) Alat
1) Pipet tetes
2) Pipet ukur
3) Tabung reaksi

c) Reagen
1) HCL 10%
2) Natrium Nitrit 1%
3) Pereaksi Alphanapthol (Alphanapthol 1% dalam NaOH 10%)

d) Cara Kerja
1) Kedalam tabung reaksi dimasukan urin sebanyak1 ml kemudian ditambahkan
HCL 10% dinginkan
2) Tambahkan 2-3 tetes larutan Natrium Nitrit 1%
3) Tambahkan 2-3 tetes Alphanapthol 1% dalam NaOH 10% (dibuat baru)

e) Interpretasi hasil
Apabila terbentuk warna merah, diduga specimen mengandung Paracetamol,
sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut (konfirmasi test).

Hasil Pengamatan

15
Kesimpulan

(Pembimbing Praktikum)

16
Uji Asam Salisilat Pada Urine

Cara Kerja :

1) Kedalam tabung reaksi masukan 2 ml urine


2) Tambahkan 2-3 tetes FeCl3 6,5%.
3) Amati hasil reaksi.

Pengamatan:

Adanya asam salisilat ditunjukan oleh timbulnya warna ungu violet

Hasil Pengamatan

Kesimpulan

(Pembimbing Praktikum)

17
LAMPIRAN

18
19
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, M & Solihat, M.F. (2018). Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM)

20

Anda mungkin juga menyukai