Anda di halaman 1dari 34

BAB III

PROSEDUR PEMERIKSAAN

A. Program Kerja

Program kerja yang dilaksanakan di Balai Laboratorium

Kesehatan Provinsi Maluku adalah : Sampling (Pengambilan dan

Penanganan Spesimen), Pemeriksaan Kimia Kesehatan (Pemeriksaan

air minum, air limbah, air sumur dan lan-lain), Parasitologi (Malaria dan

Feses), Mikrobiologi, Media (Pembuatan Media Plate, dan lain-lain),

Kimia Klinik (Cholesterol, Glukosa, SGOT-SGPT, UA dan lain-lain),

Hematologi (darah lengkap, darah rutin, LED dan lain-lain), Reagen

(Pembuatan Reagen Zink Sulfat, dan lain-lain) dan Imuno-Serologi

(Widal, HIV, HBs Ag, HBsAb, HCV, HCG dan lain-lain).

B. Realisasi Program Kerja

Dari semua kegiatan yang di programkan Puji TUHAN semua

telah terlaksana  yang mana kegiatan tersebut berlangsung selama 9

hari, (06-18 Febuari 2017).

C. Metode Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan program kerja digunakan metode (……) ,

diharapkan apa saja yang menjadi kemampuan dapat langsung di

praktekkan dalam pelaksanaannya, kegiatan tersebut di pandu oleh 

staf yang ada dan selanjutnya dilakukan sendiri.

6
7

D. Prosedur Kerja

1. Phlebotomy

a) Dasar Teori :

Phlebotomi adalah proses pengambilan darah dengan

teknik yang benar sehingga komponen analitnya bisa

dipertahankan. Tujuan phlebotomi ini untuk mendapatkan

sampel darah dengan meminimalisir kesalahan sehingga tidak

mengganggu hasil pemeriksaan laboratorium. Phlebotomis

adalah istilah tenaga kesehatan yang terlatih serta

tersertifikasi untuk melakukan pengambilan sampel darah baik

itu dari vena, arteri, maupun kapiler.

b) Alat :

1) Spuit

2) Tourniquet

3) Kapas kering

4) Tabung EDTA

c) Bahan :

1) Kapas alkohol 70%

2) Antikoagulan
8

d) Cara kerja :

1) Diasiapkan alat dan bahan.

2) Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah,

usahakan pasien senyaman mungkin.

3) Minta pasien meluruskan lenganya, pilih tangan yng

banyak melakukan aktivitas.

4) Minta pasien untuk mengepalkan tangannya.

5) Dipasangkan turniket kira-kira 10 cm diatas lipatan siku.

6) Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Dilakukan

perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena. Apabila

vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastic dan memiliki

dinding tebal.

7) Jika vena tidak teraba, dilakukan pengurutan dari arah

pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit

pada daerah lengan.

8) Dibersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan

kapas alkohol 70% dan biarkan kering, dengan catatan

kulit yang sudah dibersihkan jang dipegang lagi.

9) Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum

menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam

vena, akan terlihat darah masuk kedalam semprit (flash).

10) Usahakan sekali tusuk vena, lalu turniket dilepas.


9

11) Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien

membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil

± 2 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk

pemeriksaan.

12) Diletakan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan /

tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester

selama ± 15 menit.

2. KIMIA KESEHATAN

Percobaan Analisa Kesadahan

a) Prinsip :

Bila etilen diamin diamin tetra asam asetat dan garam

natriumnya (Disingkat EDTA) ditambahkan ke dalam suatu

larutan dari kation logam tertentu, maka akan membentuk

kompleks khelat yang mudah larut. Bila sejumlah kecil zat

warna seperti Eriochorme Black atau Calmagite ditambahkan

pada larutan air yang mengandung ion kalsium dan

magnesium pada PH 10,0 ± 0,1, maka larutan menjadi

berwarna merah anggur.

Apabila EDTA ditambahkan pada larutan tersebut,

kalsium dan magnesium akan dikomplekskan, maka larutan

berubah dari merah anggur menjadi biru, menandahkan Titik

Akhir Titrasi (TAT).


10

Ketajaman Titik Akhir Titrasi (TAT) meningkat dengan

bertambahnya PH 10,0 ± 0,1, adalah PH yang memberikan

hasil yang memuaskan.

b) Alat :

1) Spektrofotometer

2) Pipet ukur

3) Tabung nesler dan alat gelas lainnya

c) Bahan :

1) Larutan buffer

2) EBT

3) EDTA

d) Cara kerja :

1) Ukur 100 ml sampel.

2) Tambahkan 2 ml larutan buffer dan indikator EBT.

3) Kemudian titrasi dengan menggunakan EDTA sampai

terjadi perubahan warna.

e) Interpretasi hasil :

1) Negatif : Merah anggur.

2) Positif : Biru.
11

Percobaan Analisa Nitrit

a) Prinsip :

Nitrit membentuk senyawa diazo dengan penambahan

reagen nitrit dalam suasana asam yang berwarna merah

ungu.

b) Alat :

1) Spektrofotometer

2) Pipet ukur

3) Tabung nesler dan alat gelas lainnya

c) Bahan :

1) Reagen warna

2) Larutan standar

d) Cara kerja :

1) Buatlah kurva kalibrasi NO2 konsentrasi 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8

ppm.

2) 50 sampel dimasukan dalam tabung nesler.

3) Tambahkan 1-2 ml reagen warna.

4) Baca absorbannya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 520 nm dengan blangko aquadest.


12

Percobaan Analisa Mangan (Sebagai Mn)

a) Prinsip :

Senyawa mangan yang larut dioksidasi oleh pelsufat

dan dengan adanya perak nitrat membentuk permanganate.

Apabila ada pelsufat berlebihan dan tidak ada zat organik,

maka warna yang dihasilkan akan stabil dalam waktu

sekurang-kurangnya 24 jam.

a) Alat :

1) Spektrofotometer

2) Pipet ukur

3) Tabung nesler dan alat gelas lainnya

b) Bahan :

1) Reagen khusus

2) Ammonium persufat (NH4)2S2O3 padat

c) Cara kerja :

1) Buatlah kurva kalibrasi Mn konsentrasi 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8

ppm.

2) 50 sampel dimasukan dalam labu ukur 100 ml.

3) Tambahkan 5 ml reagen khusus.

4) Volume diencerkan sampai 90 ml dengan aquadest.

5) Ditambah 1 gr ammonium/kalium persufat, didihkan 1

menit.
13

6) Dinginkan, encerkan dengan aquadest sampai tepat 100

ml.

7) Baca absorbannya dengan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 525 nm dengan blangko aquadest.

3. MIKROBIOLOGI

Identifikasi Mikroorganisme

a) Dasar teori :

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang

terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium

buatan. Inokulasi adalah proses memindahkan

mikroorganisme dari medium yang lama ke medium yang

baru. Cara isolasi bakteri dilakukan dengan beberapa metode:

1) Metode tuang (Pour plate)

2) Metode goresan (Streak plate)

3) Metode miring (Slant culture)

4) Metode tegak (Stab culture)

Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis

mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau

biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam

mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran.


14

Mikroorganisme dibiakan dilaboratorium pada medium

yang terdiri dari bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium

dipakai bergantung kepada banyaknya factor seperti apa jenis

mikroorganisme yang akan ditumbuhkan.

Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar tetap

dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang

diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor lain seperti suhu,

ph dan pendingin harus dikendalikan dengan baik.

Ose adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan

atau mengambil koloni suatu mikroba ke media yang akan

digunakan kembali. Ose terdiri dari dua yaitu ose lurus (nal)

untuk menanam da nose bulat untuk menggores yang

biasanya berbentuk zig-zag.

b) Prinsip :

Memisahkan dari satu jenis mikroorganisme dengan

mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-

macam mikroba.

c) Alat :

1) Ose

2) Lampu spirtus

3) Rak tabung

4) Tabung reaksi

5) Mikroskop
15

6) Objek glass

7) Incubator

8) Autoklaf

9) Penyepit tabung reaksi

10) Cawan petri

d) Sampel :

1) Pus

2) Nanah

3) Darah

4) Urin

5) Sputum

e) Media :

1) Enricment : BHIB, TSB.

2) Agar : MC Agar, BA, BHIA dan Muler Hilton

Agar.

3) Gula-gula.

f) Reagen :

1) Air fuchsin

2) Lugol

3) Alcohol 96%

4) Gentian violet

5) NaCl

6) Oil imersi
16

7) Kopaks

g) Cara kerja :

1) Siapkan alat dan bahan.

2) Sampel dimasukan di media Enricment. Diinkubasi pada

suhu 35-370C selama 1x24 jam.

3) Lihat pertumbuhan ditandai dengan kekeruhan.

4) Jika hasilnya keruh, sebarkan koloni pada media Agar.

5) Inkubasi pada suhu 35-370C selama 1x24 jam.

6) Baca koloninya.

Kemudian, dilakukan pewarnaan gram:

7) Ambilkan satu koloni yang terpisah letakan diatas objek

glass yang berisi 1 tetes NaCl buatkan preparat.

8) Diamkan sampai kering dan fiksasi.

9) Letakan diatas rak kemudian diberikan air fuchsin selama

5 menit.

10) Bilas dengan air sampai bersih.

11) Tambahkan lugol selama 3 menit bilas dengan air

mengalir.

12) Tuangkan lugol 96% biarkan sampai bersih bilas dengan

air mengalir.

13) Tuangkan gentian violet selama 3 menit bilas dengan air

mengalir keringkan.
17

14) Pembacaan dimikroskop pembesaran 100x menggunakan

oil imersi.

15) Selanjutnya, lakukan sub kultur untuk memperbanyak

bakteri.

Dilakukan uji biokimia:

16) Ambil satu koloni yang terpisah menggunakan ose

dimasukan pada media gula-gula.

17) Bila media gula-gula padat atau miring harus ditusuk

menggunakan ose pada dasar media.

18) Gula-gula yang sudah dimasukan kuman dinkubasi pada

suhu 370C selama 1x24 jam.

19) Pambacaan dan pelaporan.

Suspensi antibiotic:

20) Sterilkan ose.

21) Ambil koloni.

22) Kemudian buat suspensi kuman.

23) Bandingkan dengan standar kekeruhan.

24) Homogenkan.

25) Kalau cair tambahkan bakteri sedangkan, kalau pekat

tambahkan NaCl.

26) Celupkan kapas dengan suspensi.

27) Kalau masih basah tekan pada dinding tabung.


18

28) Kemudian ratakan di atas media Muler Hinton

Agar.sebarkan sampai penuh.

29) Pinggirkan agar tidak ada cela.

30) Tempelkan dis pada media.

31) Inkubasi pada suhu 35-370C selama 1x24 jam.

32) Ukur pakai mistar mm.

33) Lihat tabel.

34) Baca dan cacat hasilnya.

4. PARASITOLOGI

Pemeriksaan Benzidene Test/Darah Samar

a) Alat :

1) Petri dist

2) Lidi

3) Tabung reaksi

b) Bahan :

1) Benziden

2) H2O2

3) CH3COOH

4) Kertas Saring

5) Feses
19

c) Cara Kerja :

1) Siapkan alat dan bahan.

2) Ambil benzidene secukpnya dan masukan dalam tabung

reaksi.

3) Tambahkan CH3COOH.

4) Homogenkan dan tutup dengan kapas.

5) Ambil feses dan letakan pada kertas saring.

6) Tambahkan benziden dan CH3COOH yang sudah

dicampurkan.

7) Tetesi H2O2 dan lihat perubahan warna yang terjadi.

Pemeriksaan Tinja

a) Alat :

1) Mikroskop

2) Kaca objek

3) Kaca penutup

4) Lidi

b) Bahan :

1) Tinja

2) Eosin

c) Cara kerja :

1) Siapkan alat dan bahan.

2) Tetesi kaca objek dengan 1 tetes eosin.


20

3) Ambil tinja dibagian tengah atau permukaan yang

mengandung darah/lendir seujung lidi.

4) Homogenkan.

5) Tutup dengan kaca penutup.

6) Lihat di bawah mikroskop mula-mula pembesaran lensa

objektif 10x kemudian 40x.

Pemeriksaan Malaria (DDR)

a) Metode : Pulasan Giemsa.

b) Tujuan :

Menemukan dan mengidentifikasi parasit penyebab

malaria dalam sediaan daarah tepi.

c) Prinsip :

Memisahkan hemoglobin dalam sel darah merah 

sehingga adanya parasit di dalam sel darah merah dapat

dilihat.

d) Alat :

1) Mikroskop

2) Disposable/ Lanset steril

3) Tourniquet

4) Kaca sediaan

5) Penjepit sediaan darah

6) Pipet tetes

7) Rak sediaan darah


21

8) Pencatat waktu atau timer

e) Bahan :

1) Kapas Alkohol 70%

2) Metanol absolut

3) Giemsa 3%

4) Minyak imersi

f) Cara kerja :

Sediaan darah tebal

1) Teteskan 1 tetes darah pada objek glass.

2) Gunakan ujung objek glass lainnya untuk membentuk

lingkaran dengan diameter kurang lebih 1 cm, keringkan.

Sediaan darah tipis

1) Satu tetes darah dibuat hapusan sehingga membentuk

bagian tipis, keringkan.

2) Fiksasi dengan metanol absolut selama 5 menit.

3) Warnai darah tebal dan tipis dengan giemsa 3% selama

20-30 menit.

Pemeriksaan mikroskopis

1) Gunakan lensa objektif 10x untuk mencari lapangan

pandang.

2) Teteskan 1 minyak imersi, aplikator minyak imersi tidak

boleh menyentuh kaca objek. Tetesan harus jatuh bebas.


22

3) Putarlah lensa objektif 100x dengan hati-hati ke atas

sediaan.

4) Sesuaikan focus dengan hati-hati sampai parasit dapat

terihat jelas.

5) Setelah selesai bersihkan mikroskop dengan tisu.

5. MEDIA

Pembuatan Media Plate

a) Alat :

1) Neraca Analitik

2) Gelas Arloji

3) Petri Disk

4) Beker Glass

5) Autoclave

6) Watther bath

b) Bahan :

No Media Aquadest
1. Muller Hilton Agar 3,8 g 100 ml
2. Maconkey Agar 52 g 100 ml
3. BHIA 47 g 100 ml
c) Cara Kerja :

1) Timbang media menggunakan Neraca Analitik.

2) Selanjutnya masukan kedalam beker glass/erlenmeyer yang

sudah steril.

3) Kemudian campurkan dengan Aquadest sesuai ukura, aduk

dan larutkan pada Watther bath/kupla.


23

4) Setelah itu disterilkan dalam Autoclave suhu 121°C selama 15

menit. Angkat, diamkan suhu 70-50°C siramkan dalam Petri

Disk yang sudah disterilkan.

5) Sesudah dingin dan padat kemudian simpan dalam lemari es

dengan suhu 2-8°C.

6) Masukan kedalam inkobator untuk proses uji media padat

dengan suhu 37°C selama 1x24 jam, secara terbalik,

kemudian apabila media tidak rusak, bari dibungkus dengan

kertas. Media siap digunakan.

6. KIMIA KLINIK

Pemeriksaan Kimia Darah Lengkap

a) Metode : Automatic

b) Prinsip :

Cahaya putih dari lampu halogen tungsten, ditangkap

oleh lensa kondensor pertama, kemudian mengalami

pemantauan dari cermin pantul dan dipertajam oleh lensa

kondensor kedua, selanjutnya cahaya akan melalui kuvet dan

berinteraksi dengan campuran regensia dan bahan

pemeriksaan yang telah selesai bereaksi. Cahaya yang

diterukan dari kuvet tersebut diarahkan dan dipusatkan oleh

lensa kondensor ketiga kemudian ditangkap oleh sejenis

cermin cekung reflective grating spreads menjadi cahaya


24

monokromatik dan merefleksikananya pada detektor PDA

(Pixel Digital Analogical).

c) Alat :

1) Spektrofotometer

2) Mikropipet 20 µl + tip

3) Sentrifuge

4) Rak tabung

5) Tabung reaksi

d) Bahan :

1) Serum

2) Reagen Glukosa

3) Reagen Cholestrol

4) Reagen Urea Acid

5) Blangko

6) Standar

e) Cara kerja :

1) Pipet dalam tabung

Glukosa

Sampel Standart Blanco


10 µl 10 µl -
1000 µl 1000 µl 100 µl
25

Cholestrol

Sampel Standart Blanco


10 µl 10 µl -
1000 µl 1000 µl 100 µl

Urid Acid

Sampel Standart Blanco


20 ul 20 ul -
100
1000 ul 1000 ul

2) Inkubasi selama 10 menit dan baca pada panjang

gelombang 546 nm.

f) Nilai normal :

1) Glukosa : GDP (70-110 mg/dl), GDS (<180

mg/dl) dan GD2PP (<140 mg/dl).

2) Cholestrol : 150-200 mg/dl.

3) Urea acid : Laki–laki : 3,4–7,0 mg/dl dan

Perempuan : 2,4–5,7 mg/dl.

7. HEMATOLOGI

Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit

a) Prinsip :

Darah diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian

dimasukan ke dalam kamar hitung, lalu dihitung jumlah

leukosit yang ada dalam volume tertentu.

b) Alat :

1) Mikroskop
26

2) Spuit 3 cc

3) Deck glass

4) Tourniquet

5) Kamar hitung

6) Tabung reaksi

7) Mikropipet 100 µl + tip

8) Tabung EDTA

c) Bahan :

1) Darah

2) Turk

3) EDTA

4) Kapas alkohol 70%

d) Cara kerja :

1) Siapkan alat dan bahan.

2) Pipetlah larutan turk dengan menggunakan mikropipet

sebanyak 380 µl kemudian masukkan ke dalam tabung

reaksi.

3) Setelah itu, pipetlah darah menggunakan mikropipet

sebanyak 20 µl lalu masukkan ke dalam tabung reaksi

yang telah berisi larutan turk.

4) Homogenkan.

5) Kemudian teteskan pada kamar hitung yang telah ditutup

dengan deck glass melalui pinggiran deck glass.


27

6) Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan

40x.

7) Hitunglah jumlah sel lalu catatlah hasilnya.

e) Nilai normal :

Dewasa : 5.000-10.000 juta/mm3.

Pemeriksaan Glukosa Urin

a) Prinsip Kerja :

Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton akan

mereduksi ion CU2+ dalam suasana alkalis menjadi CU+ yang

mengendap sebagai CU2O berwarna merah bata.

b) Alat :

1) Tabung reaksi

2) Lampu spirtus

3) Pipet tetes

4) Penjepit tabung

5) Rak tabung

c) Bahan :

1) Urin

2) Reagen benedict
28

d) Cara kerja :

1) Siapkan alat dan bahan.

2) Masukkan 2 tetes urin ke dalam tabung reaksi.

3) Kemudian tambahkan 4 tetes reagen benedict.

4) Panaskan diatas nyala api kecil selama 2 menit jangan

sampai mendidih.

5) Setelah itu angkat tabung, letakkan pada rak tabung untuk

didinginkan.

6) Amati perubahan warna yang terjadi dan catat hasilnya.

e) Interpretasi hasil :

1) Negative : Tetap biru jernih atau sedikit kehijau-

hijauan dan agak keruh.

2) Positif (+) : Hijau kekuning-kuningan dan keruh.

3) Positif (++) : Kuning keruh.

4) Positif (+++) : Jingga atau warna lumpur keruh.

5) Positif (++++) : Merah keruh.

Pemeriksaan Protein Urin

a) Prinsip Kerja :

Terjadinya endapan bila direaksikan dengan Asam

sulfosalisilat.

b) Alat :

1) Tabung reaksi

2) Rak tabung
29

3) Pipet tetes

4) Lampu spirtus

5) Pipet tetes

c) Bahan :

1) Urin

2) Larutan Asam sulfosalisilat 20%.

d) Cara kerja :

1) Siapkan alat dan bahan.

2) Ambil dua tabung reaksi kemudian isilah masing-masing

tabung dengan 2 ml urin.

3) Pada tabung pertama ditambahkan 8 tetes larutan Asam

sulfosisilat 20%.

4) Homogenkan.

5) Bandingkanlah isi tabung yang pertama dengan tabung

yang kedua. Jika kedua tabung tetap sama jernihnya

maka hasilnya adalah negative.

6) Jika pada tabung pertama lebih keruh daripada tabung

kedua maka panasilah tabung pertama diatas nyala api

sampai mendidih kemudia dinginkanlah.

7) Jika kekerurahan tetap ada pada waktu pemenasan dan

tetap ada juga setelah dingin kembali maka hasilnya

adalah positif.
30

8) Jika kekeruhan itu hilang pada waktu pemanasan tetapi

muncul lagi setelah didinginkan maka dilakukan test

selanjutnya.

e) Interpretasi hasil :

1) Negative (-) : Tidak ada kekeruhan sedikit juga.

2) Positif (+) : Ada kekeruhan ringan tanpa

butir-butir (kadar protein kira-kira 0,01-0,05%).

3) Poritif (++) : Ada kekeruhan sedang dan tampak

butir-butir dalam kekeruhan itu (0,05-0,2%).

4) Positif (+++) : Urin jelas keruh dan kekeruhan itu

berkeping-keping (0,2-0,5%).

5) Positif (++++) : Urin sangat keruh dan kekeruhan

berkeping-keping besar (lebih dari 0,5%). Jika terdapat

lebih dari 3% protein akan terjadi bekuan.

8. REAGEN

Pembuatan Reagen Difenil Carbasid

a) Alat :

1) Timbangan

2) Cawan petri

3) Corong

4) Sendok

5) Gelas beker

6) Labu ukur
31

7) Pipet

8) Pengaduk

b) Bahan :

1) 1,5 difenil karbasit (250 mg/0,250 g)

2) Aseton 50 ml

c) Cara kerja :

1) Siapkan alat dan bahan.

2) Letakan 1,5 diferil karbasit kedalam cawan petri lalu

timbang (0,250 g) diferil karbasit mengunakan timbangan.

3) Setelah ditimbang masukan diferil karbasit yang sudah

ditimbang kedalam gelas ukur/botol reagen tersebut

sampai tidak ada tersisa diferil karbasit didalam cawan

petri.

4) Tambahkan aseton 50 ml kedalam gelas ukur atau botol

reagen yang sudah berisi bahan.

5) Homogenkan atau larutkan sampai benar-benar larut.

6) Pasang label pada botol reagen.

Pembuatan Reagen Zink Sulfat

a) Alat :

1) Timbangan

2) Cawan petri

3) Corong

4) Sendok
32

5) Gelas beker

6) Labu ukur

7) Pipet

8) Pengaduk

b) Bahan :

1) Seng sulfat

2) Aquadest/air suling

c) Cara kerja :

1) Siapkan alat dan bahan.

2) Letakan seng sulfat kedalam cawan petri lalu timbang (10

g) seng sulfat mengunakan timbangan.

3) Setelah ditimbang masukan seng sulfat yang sudah

ditimbang kedalam gelas ukur/botol reagen tersebut

mengunakan corong sampai tidak ada tersisa seng sulfat

didalam cawan petri.

4) Tambahkan 100 ml aquades atau air suling bebas

ammonia kedalam gelas ukur atau botol reagen yang

sudah berisi bahan.

5) Homogenkan atau larutkan sampai benar-benar larut.

6) Pasang label pada botol reagen.


33

9. IMUNO-SEROLOGI

Pemeriksaan HIV

a) Metode : Strip

b) Prinsip :

Mendeteksi antibody pada serum/plasma atau whole

blood yang berikatan dengan antigen pada strip.

c) Tujuan :

Mendeteksi keberadaan Human Imuno Defisiensi

Virus  atau antibodi HIV dalam sampel.

d) Alat :

1) Tabung Reaksi

2) Rak Tabung

3) Klinipet 10 µl + tip

4) Kit SD Bio Line

e) Bahan :

1) Serum

2) Assay Diluent (SD Bio Line)

3) Kit SD Bio Line

f) Cara kerja :

1) Siapkan alat dan bahan.

2) Pipet serum 10 µl kemudian masukan pada kit acon.

3) Tambahkan 4 tetes Assay Diluent pada kit yang sudah

terisi serum.
34

4) Amati, pembacaan hasil ± 20 menit.

g) Interprestasi Hasil :

1) Positif (+) : Jika terdapat 2 garis pada daerah

control dan tes.

2) Negatif (-) : Hanya terdapat satu garis merah pada

control.

Pemeriksaan HBsAg dan HBS

a) Tujuan :

Untuk mengetahui ada tidaknya Hepatitis pada serum pasien.

b) Prinsip Kerja :

HBsAg dalam sampel akan berkaitan dengan anti HBS

colloidal gold konjugat membentuk komplek yang akan

bergerak melalui membran area tes yang telah dilapisi oleh

anti HBS. Kemudian terjadi reaksi membentuk garis berwarna

merahmuda keunguan yang menunjukan hasil positif.

c) Alat :

1) Tabung reaksi

2) Rak tabung

3) Micro plate

4) Sentrifuge

5) Klinipet 100 µl + tip


35

d) Bahan :

1) Serum

2) Strip HBSAg dan HBS

e) Cara Kerja :

1) Siapkan alat dan bahan.

2) Pipet serum sebanyak 100 µl kemudian masukan kedalam

mikroplate.

3) Masukan strip kedalam mikroplate yang sudah terisi

serum.

4) Hasil diamati setelah 10-15 menit.

f) Interprestasi Hasil :

1) Positif (+) : Jika muncul 2 garis pada strip.

2) Negatif (-) : Jika muncul 1 garis pada strip.

3) Invalid : Sama Sekali tidak muncul garis pada

strip.

Pemeriksaan HCV

a) Tujuan :

Untuk mendeteksi adanya virus Hepatitis C dalam

serum penderita atau pasien.

b) Prinsip Kerja :

Mendeteksi keberadaan antibody terhadap virus

hepatitis C dalam serum mengunakan strip.


36

c) Alat :

1) Tabung reaksi

2) Rak tabung reaksi

3) Klinipet 10 µl + tip

4) Mikroplate

d) Bahan :

1) Serum

2) Strip HCV

e) Cara kerja :

1) Siapkan alat dan bahan.

2) Pipet serum sebanyak 10 µl kemudian masukan kedalam

mikroplate.

3) Tambahkan larutan buffer 3 tetes kedalam mikroplate.

4) Masukan strip kedalam mikroplate yang sudah berisi

serum dan larutan baku.

5) Hasil diamati setelah 10-15 menit.

f) Interprestasi Hasil :

1) Positif (+) : Jika terdapat 2 garis pada daerah

control dan tes.

2) Negatif (-) : Hanya terdapat satu garis merah pada

control.
37

Pemeriksaan HCG

a) Tujuan :

Untuk mendeteksi adanya Human Karionik Gonadotropi

dalam urin dan juga mendeteksi adanya kehamilan.

b) Prinsip Kerja :

Terjadi reaksi imunologi secara kimiawi antara hormone

HCG dalam urin (antigen) dengan antibody pada tes pack.

c) Alat :

1) Botol

d) Bahan :

1) Urin

2) Strip HCG

e) Cara Kerja :

1) Siapkan alat dan bahan.

2) Masukan urin kedalam botol.

3) Celupkan strip HCG Kedalam botol yang berisi urin

sampai batas maksimal yang tertera pada strip.

4) Tunggu hinga urin terhisap sempurna.

5) Pembacaan hasil setelah 10-15 menit


38

f) Interprestasi Hasil :

1) Positif (+) : Terdapat 2 garis pada daerah control

dan tes.

2) Negatif (-) : Terdapat satu garis merah pada kontrol

3) Invalid : Tidak tampak garis pada strip, ulangi

tes dengan perangkat baru.

Pemeriksaan Widal

a) Tujuan :

Mendeteksi adanya antibodi (kekebalan tubuh)

terhadap kuman Salmonela dengan cara mengukur kadar

aglutinasi antibodi terhadap antigen O dan H dalam sampel

darah.

b) Prinsip Kerja :

Adanya antibody Salmonella pada sampel serum akan

bereaksi dengan antigen yang terdapat pada reagen widal

sehingga menyebabkan reaksi aglutinasi.

c) Alat :

1) Tabung Reaksi

2) Rak Tabung

3) Klinipet 50 µl + tip

4) Objek glass

5) Rotator

6) Sentrifuge
39

d) Bahan :

1) Serum Darah

2) Reagen Stained Suspension

e) Cara kerja :

1) Siapkan alat dan bahan.

2) Pipet serum masing-masing 25 µl pada objek glass.

3) Tambahkan 1 tetes reagen pada masing-masing objek

glass.

4) Goyang dengan menggunakan rotator selam 5-10 menit.

5) Amati terjadinya aglutinasi.

f) Interprestasi Hasil :

1) Positif (+) : Terjadi aglutinasi pada titer 1/80,

1/160, 1/320.

2) Negatif (-) : Tidak terjadi aglutinasi.

Anda mungkin juga menyukai