SITOHISTOTEKNOLOGI
DISUSUN OLEH :
1.ARYA PUTRA.P
2.HIDAYATUL AZIZA
3.AMALIA ANANDA
4.NINDI ALDINI
5.IQBAL TOHIR
6.SALSABILA
7.TASYA DONIA.P
DOSEN PENGAMPU :
RITA PERMATA SARI M,BOMED
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan.
Makalah ini kami susun sebagai tugas dari mata kuliah
SITOHISTOTEKNOLOGI.
Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Dr. TOFRIZAL, Sp.PA, PhD Dan Ibuk
RITA PERMATA SARI, M.BIOMED selaku dosen mata kuliah Sitohistoteknologi
yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya terselesaikan
tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi
tugas mata kuliah sitohistoteknologi dan kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi diri kami dan khususnya untuk pembaca. Tak ada gading yang
tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati,
saran-saran dan kritik yang konstruktif dan membangun sangat kami harapkan
dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain
dan pada waktu mendatang.
Kelompok 3
BAB II
ISI
MAKALAH SITOHISTOLOGI
Patologi Anatomi Patologi Anatomi ialah spesialis medis yang berurusan dengan
diagnosis penyakit berdasarkan paada pemeriksaan makroskopik,mikroskopik, dan molekuler
atas organ, jaringan, dan sel. Di berbagai negeri,dokter yang berpraktik patologi dilatih dalam
patologi anatomi dan patologi klinik,diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium pada
cairan tubuh. Patologi Anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi yang
berguna secara klinis melalui pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis pada jaringan,
dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk
memvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada sekeliling sel. Kini, Patologi Anatomi
mulai menggunakan biologi molekuler untuk memperoleh informasi klinis tambahan dari
spesimen yang sama. Secara garis besar ada 2 macam pemeriksaan dasar yang dilakukan
yaitu pemeriksaan Histopatologi dan Sitopatologi. Pemeriksaan Histopatologi adalah
pemeriksaan dari jaringan tubuh manusia, dimana jaringan dilakukan pemeriksaan dan
pemotongan makroskopis, diproses sampai siap menjadi slide atau preparat yang kemudian
dilakukan pembacaan secara mikroskopis untuk penentuan diagnosis. Pemeriksaan
Sitopatologi adalah pemeriksaan cairan tubuh manusia yang kemudian diproses, yaitu
dilakukan fiksasi dan pemberian pigmen kemudian dilakukan pembacaan dengan mikroskop.
Perbedaan utama antara pemeriksaan Histopatologi dan Sitopatologi adalah dimana
pemeriksaan Histopatologi akan tampak struktur jaringan, sedangkan pada pemeriksaan
Sitopatologi hanya tampak gambaran sel-selnya tanpa terlihat struktur jaringannya.
Pada sediaan sitopatologi, sampel dilakukan dua jenis cara fiksasi, yaitu:
a. Fiksasi Basah Setelah sediaan selesai dibuat, sewaktu sediaan masih segar, sediaan
dimasukkan segera kedalam alkohol 95%. Setelah difiksasi selama 30 menit, sediaan
dapat diangkat dan dikeringkan serta dikirim dalam keadaan kering terfiksasi atau dapat
pula dikirim dalam keadaan terendam cairan fiksassi di dalam botol.
b. Fiksasi Kering Setelah sediaan selesai dibuat, sewaktu sediaan masih segar, semprot
segera dengan hair spray pada objeck glass yang mengandung secret tersebut, dengan
jarak kurang lebih cm dari objeck glass, sebanyak 2 3x semprotan. Kemudian sediaan
dikeringkan di udara terbuka selama 5 10 menit. Setelah kering, sediaan siap dikirim ke
laboratorium sitologi.
1. Pemeriksaan Histologi
Teknik pemeriksaa nhistopatologi berguna untuk mendeteksiadanya
komponen pathogen yang bersifat infektif melalui pengamatan secara
mikroanatomi. Histopatologi sangat penting dalam kaitan dengan diagnosis
penyakit karena salah satu pertimbangan dalam penegakan diagnosis adalah
melalui hasil pengamatan terhadap jaringan yang di duga terganggu. Oleh
karena itu, dengan proses diagnosis yang benar akan dapat ditentukan jenis
penyakitnya sehingga dapat dipilih tindakanperventif dan kuratif.
Pemeriksaan histopatologi dilakukan melalui pemeriksaan
terhadapperubahan-perubahan abnormal pada tingkat jaringan. Histopaltologi
dapat dilakukan dengan mengambil sampel jaringan (misalnya seperti dalam
penentuan kanker payudara) ataudengan mengamati jaringan setelah kematian
terjadi. Pemeriksaan histopatologi bertujuan untukmemeriksa penyakit
berdasarkan pada reaksi perubahan jaringan.
Pemeriksaan ini hendaknya disertai dengan pengetahuan tentanggambaran
histologi normal jaringan sehingga dapat dilakukan perbandingan antara
kondisi jaringan normal terhadap jaringan sampel(abnormal). Dengan
membandingkan kondisi jaringan tersebut maka dapat diketahui apakah suatu
penyakit yang diduga benar-benar menyerang atau tidak.
2) Persiapan sampel
a. Cocokkan sampel dengan blanko
b. Dicek apakah sampel sudah difiksasi dengan formalin ataubuffer
formalin 10 % pH netral
c. Sampel di susun sesuai urutan nomor blanko
d. Sampel siap dilakukan di proses selanjutnya
3) Pemotongan sampel jaringan
a. Sebelum dilakukan pemotongan, tanggal pemotongan dicantumkan
b. Sampel dideskripsikan secara mikroskopis sebelum dan
sesudahpemotongan Contoh : Sampel mame
Sebelum pemotongan : sebuah jaringan mame dengan ukuran15 cm x 12 cm
x 3 cm, berkulit, berputing dan berlemak.
Sesudah pemotongan : didapat 2 buah KGB (kelenjar getahbening) 1
massa tumor
- Potong sampel pada massa yang dicurigai sesuai dengan kaset
- Diletakkan di dalam kaset dan kaset diberi nomer sesuai blanko
- Sampel di masukkan kedalam wadah atau mesin autoprocessing
- Sisa sampel dimasukkan kewadah dan di beri tanggalpemotongan.
4) Autoprocessing ( proses pematangan jaringan )
- Masukkan sampel kedalam mesin autoprocessing dengan :
a. Buffer formalin 10 % pH netral selama 2 jam
b. Buffer formalin 10 5 pH netral 1,5 jam
c. Alkohol 70 % selama 1,5 jam
d. Alkohol 80 % selama 1,5 jam
e. Alkohol 96 % selama 1,5 jam
f. Alkohol absolute (Etanol) selama 1 jam
g. Alkohol absolute (Etanol) selama 1 jam
h. Alkohol absolute (Etanol) selama 1 jam
i. Xylol selama 1,5 jam
j. Xylol selama 1,5 jam
k. Parafin selama 2 jam
l. Parafin selama 2 jam
5) Embedding
Embedding adalah proses memasukkan jaringan kadalamparafin cair
untuk di buat blok yang padat meliputi :
- Impregnation : Proses penggantian larutan toluen denganlarutan cair
- Blocking : memasukkan jaringan kedalam parafincair-dipadatkan
(menurunkan suhu parafin)-dicetak
- Trimming : Meratakan atau merapikan jaringan yangtelah di block
parafin dengan menggunakan pisau atau langsungdengan microtome,
sehingga pada saat pemotongan didapatkan potongan bentuk yang baik.
Tahap Embedding
- Setelah autoprosessing selesai, keset di keluarkan dan
dimasukkan kedalam mesin embedding dan di block
- Sampel di keluarkan dari kaset
- Diletakkan kedalam disc mol yang berisi parafin, kemudian
ditutup dengan kaset yang ada nomernya tadi
- Didinginkan hingga membeku pada mesin pendingin
- Block parafin yang berisi sampel dilepaskan dari disc mol
- Sampel siap dilakukan proses selanjutnya.
6) Proses pemotongan
a. Letakkan block parafin pada microtome
b. Potong perlahan dengan ketebalan 2-5 mikron
c. Diapungkan diatas air hangat di waterbath dengan suhu 40-
60derajat Celsius
d. Ditempelkan jaringan pada objek glass
e. Objek glass diberi nomor sesuai dengan nomor yang ada di
blokparafin dengan menggunakan pensil 2B atau menggunakan labeldan
ditulis dengan pensil 2B.
f. Ditiriskan sebentar agar air dari jaringan
g. Kemudian objek glass tersebut di letakkan diatas lempengpemanas
untuk melelehkan lilinnya
h. Dan siap untuk proses selanjutnya
7) Pewarnaan
8) Finishing
- Sediaan dikeringkan dibagian bawah dan sisi-sisinya dilapdengan
tisu
- Tetesi entelan (xylol dan ez-mounting)
- Tutup dengan deck glass
- Objek glass di beri nomor sesuai dengan nomor pada
blankopemeriksaan.
1. Sitologi
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari morfologi sel-sel cairan tubuh. Cairan itu
bisa kita dapat dengan dua cara tergantung pada tujuan pemeriksaan :
a. Cairan-cairan yang sudah keluar lepas dari organ tubuh dan sewaktu-waktu bisa kita
siapkan dengan mudah.
Contoh : Urine, Sputum.
Cairan-cairan yang didapat secara aspirasi pada organ tubuh yang dicurigai. Contoh :
FNAB,Cairan ascites,Cairan pleura,Pap smear dll.
Pemeriksaan sitologi merupakan cara yang mudah, murah, sederhana dan hasilnya
cukup akurat.
a. Sitologi Manusia
Pemeriksaan sitologi: mencari dan menilai perubahan struktur dari setiap sel yang
ditemukan.
Untuk deteksi kanker, misalnya pap test / pap smear/papanicolaou test/ cervical
smear yaitu deteksi dini Kanker Leher Rahim.
Kelainan genetik
Kelainan hormonal
b. Sitologi: - ginekologik
- Non ginekologik
Sitologi Ginekologik: hapusan dari dinding lateral vagina, serviks, endometrium.
Sitologi Non Ginekologik: tergantung dari organ yang akan diperiksa, misal sputum
untuk paru-paru,cairan ascites, cairan pleura.
c. SITOLOGI GINEKOLOGIK
Kegunaan:
1) Evaluasi hormonal
2) Deteksi kanker dini
3) Pemeriksaan radang
Sediaan diambil dari sediaan apus:
1) Dinding lateral vagina 1/3 bagian dalam
2) Serviks
3) Endometrium
f. SITOLOGI IMPRINT
Dilakukan pada waktu operasi, bersama dengan frozen section. Jaringan yang
diambil ditempelkan pada kaca benda, kemudian diwarnai dan di diagnosa.
2. Histologi
Jaringan adalah kumpulan sel yang sejenis dan substansi yang mengelilinginya.
Jaringan merupakan sekumpulan sel yang tersimpan dalam satu kerangka struktur atau
matriks yang mempunyai satu kesatuan organisasi yang mempu mepertahankan keutuhan
dan penyesuain terhadap lingkungan diluar batas dirinya.
Jaringan diklasifikasikan berdasarkan struktur sel, komposisi cairan eksraseluler dan
fungsi sel.
Ada 4 jenis jaringan :
1. Epitel: melapisi,melindungi
2. Jaringan ikat : penyokong
3. Otot : pergerakan
4. Saraf: mengendalikan,mengkontrol
SISTEM ADMINISTRASI PATOLOGI ANATOMI ATAU ALUR KERJA SITOLOGI
DAN HISTOLOGI
Komponen yang terdapat di laboratorium patologi anatomi berbeda
dengan laboratorium klinik. Di laboratorium patologi anatomi, kita akan
mengenal yang namanya dokter spesialis patologi anatomi (dr.Sp.PA.) atau
ahli patologi, asisten ahli patologi, sitoteknologis dan histoteknologis,
sedangkan untuk di laboratorium patologi klinik kita telah mengenal yang
namanya dokter spesialis patologi klinik (dr.Sp.PK.), teknisi laboratorium
kesehatan dan plebotomis. Ahli patologi atau dokter spesialis patologi
anatomi (dr.Sp.PA.) merupakan seorang dokter dengan keahlian khusus dalam
diagnosis dan deteksi penyakit khususnya di bidnag histopatologi dan
sitopatologi. Asisten ahli patologi adalah seorang yang membantu ahli
patologi dengan kompetensi untuk menggambarkan secara kasar terhadap hasil
pembedahan dan biopsi, yang diawasi dan dimbimbingoleh ahli patologi.
Asisten ahli patologi juga dapat membantu dalam aspek teknis penilaian
intraoperatif seperti bagian beku dan pemilihan jaringan untuk penelitian
dan uji klinis. Ahli sitoteknologi adalah Orang-orang yang ahli dalam
teknik pembuatan sediaan sitologik dan dapat pula membantu dalam skrining
spesimen yang terdiri dari spesimen sel kecil, misalnya spesimen Pap smear
(sitoskriner). Setelah dilakukan skrining dan menandai sel untuk diagnostik
dalam kaca objek, ahli sitologi merujuk kasus tersebut pada ahli patologi
untuk ditinjau secara makna patologis. Sedangkan ahli histologik adalah
orang-orang yang mengelola pemrosesan jaringan di laboratorium dan
melakukan penilian komponen teknis dalam membuat sediaan histologik untuk
dievaluasi oleh ahli patologi. Komponen-komponen kompetensi dari ahli
histologik meliputi proses fiksasi jaringan, pematangan jaringan ke
parafin, pemotongan jaringan hingga pewarnaan jaringan pada kaca objek.
Dalam pengelolaan laboratorium patologi anatomi khususnya di dalam
system administrasi sedikit berbeda antara laboratorium sitologi dan
laboratorium histologi. Spesimen yang diterima oleh laboratorium sitologi
maupun histologi memiliki alur yang sedikit
berbeda.
Adapun alur kerja di laboratorium sitologi pada umumnya dapat dilihat
Gambar 1.1 dan alur kerja di laboratorium histologi tampak pada Gambar 1.3.
Gambar 1.1 menunjukkan spesimen yang diterima oleh laboratorium sitologi
dapat berupa spesimen yang belum diolah maupun yang sudah dalam bentuk
sediaan sitologik yang kurang dilakukan pewarnaan. Hal itu bisa saja
didapatkan dari laboratorium yang melakukan pembuatan sediaan tanpa
melakukan pewarnaan terlebih dahulu (contoh: cervical smear, aspirasi
biopsi jarum halus (FNA), dan lain sebagainya). Setelah spesimen diterima
maka maka bagian administrasi melakukan pendataan dari spesimen tersebut.
Pada saat pendataan, seorang administrasi wajib mengetahui kelayakan dari
suatu spesimen. Spesimen yang telah layak untuk dilakukan pembuatan sediaan
sitologik kemudian dikirim ke bagian pembuatan sediaan dan dilakukan
pewarnaan. Pada laboratorium tertentu dilakukan skrining awal oleh asisten
ahli patologi untuk melihat gambaran secara teknis dan gambaran umum sel
yangditemukan serta memisahkan antara sediaan yang patologis dan normal.
Hasil skrining dilaporkan kepada ahli patologi (dr. Sp. PA), kemudian
dokter pengirim menyerahkan kepada
pasien.
Laboratorium patologi anatomi kadang melakukan pengambilan spesimen
baik spesimen ginekolog (pap smear) maupun non ginekolog (FNAC). Adapun
hal-hal yang harus minimal harus diisikan oleh seorang pasien secara umum
adalah namapasien, no rekam medis, no pendaftaran, usia pasien, jenis
kelamin pasien, dokter pengirim. Sedangkan untuk jenis pemeriksaan baik
ginekolog maupun non-ginekolog adalah sebagai berikut.
b. Sumber spesimen
Sumber atau letak pengambilan spesimen (vagina, endoservik,
gabungan atau bagian servik) menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Hal
ini berkaitan dengan sel minimal yang ditemukan untuk menilai kelayakan
suatu sediaan.
c. Status homonal
Status hormonal yang dimaksud di sini adalah seorang
administrasi wajib menanyakan status pasien, apakah dalam masa subur,
menstruasi, ataumenopause.
3.2 Saran
Disarankan untuk lebih menyempurnakan makalah ini agar kedepannnya
memiliki manfaat yang besar untuk akademik mahasiswa dan masyarakat yang
membacanya.