Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

LABORATORIUM CAIRAN TUBUH

RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

1. Ganis Shyllvianna NIM.P07134115017


2. Hestina NimasTuti NIM.P07134115018
3. Inggil Tunjung M NIM.P07134115019
4. Karina Martha I NIM.P07134115020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
2018
A. Pengertian Laboratorium Cairan Tubuh

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran

ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk

memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.

Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuhmakhluk multiselular

seperti manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan

tubuh merupakan komponen penting bagi fluida ekstraselular, termasuk

plasma darah dan fluida transelular. Cairan tubuh dapat ditemukan pada spasi

jaringan..

B. Macam Pemeriksaan Laboratorium Cairan Tubuh dan Urin

Dalam laboratorium cairan tubuh dan urin RSUP Dr. Sardjito terdapat

berbagai jenis pemeriksaan, yaitu :

1. Urinalisis, meliputi :

a. Urine rutin

1) Makroskopik  warna, kejernihan

2) Kimia  glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen, pH, BJ, darah

(blood), keton, nitrit, leukosit esterase

3) Mikroskopik  struktur / elemen berbentuk dlm sedimen

b. Protein Esbach

c. Protein Bence Jones

2. Faeses, meliputi :

a. Faeses lengkap
b. Amoeba

c. Benzidin

d. Stercobilin

e. pH

f. Sudan III

g. Tes Konsentrasi

3. Analisis Cairan Tubuh

a. Analisis LCS

b. Analisis c. Pleura

c. Analisis c. Ascites

d. Analisis c. Sendi

e. Analisis c. Peritoneum

f. Analisis c. Drainage

g. Analisis cairan dialisat (PET)

C. AlurKerja

Alur kerja di laboratorium cairan tubuh RSUP Dr. Sardjito dikelompokkan

menjadi tiga yaitu pra analitik, analitik dan pasca analitik.

1. PraAnalitik

a. Desinfektan meja kerja menggunakan chlorine 0.05%

b. Penerimaan sampel

c. Identifikasi identitaspadasampeldanblanko pasien

d. Memberi nomor padaa sampel dan blangko sesuai jenis sampel


e. Menempel barcode dari blanko ke dalam buku arsip sesuai jenis

sampel

2. Analitik

a. Quality Control

1) Aution Eleven AE – 4020

2) UF 500-i

a) Regen kontrol sudah didiamkan dalam suhu ruang sebelum

digunakan.

b) Tekan “Manual sampler No” dari menu utama

c) Pilih QC file yang akan dikerjakan : Level low, level High

tekan OK

d) Campur bahan kontrol dengan mengocok secara kuat lalu

masukkan ke dalam cup/tabung 20 tetes, tempatkan di probe

tekan tombol hijau

e) Setelah analisa selesai hasil QC akan ditampilkan dilayar,

tekan Accept.

Data QC yang didapatkan oleh tenaga laboratorium kemudian

disampaikan kepada dokter jada untuk dibuat grafik lavey jenning

dan dipantau ada tidaknya titik bahaya di dalam grafik yang

membuat alat harus dilakukan QC ulang.

b. Urinalisis

1) Urine rutin pemeriksaan manual


a) Mikroskopik berupa pengamatan visual warna dan kejernihan.

b) Kimia basah berupa tes reduksi, denaturasi, precipitasi, reaksi

warna. Hasil reaksi berupa endapan, kekeruhan, atau perubahan

warna setelah penambahan larutan kimia dengan dan tanpa

pemanasan.

c) strip test berupa reaksi warna reagen strip, tes tablet berupa

reaksi warna,

d) makroskopis berupa sedimen urin.

2) Urin rutin pemeriksaan otomatis

a) Pemeriksaan makroskopis dan kimia menggunakan alat

analyzer yaitu strip reader. Strip reagen yaitu strip plastik yang

dilekati dibantalan penyerap (pad) yang diresapi bahan kimia.

Pad disusun dalam jarak sedemikianrupa sehingga ketika

diangkat secara vertikal dari sampel urine tidak terjadi

percampuran warna jika dikerjakan sesuai prosedur yang benar.

Pemeriksaan Urine Rutin Menggunakan Alat AUTION

ELEVEN AE-4020 Semi Atau Fully Automated Strip

Reader :

Prinsipnya yaitu reflektometri. Menafsirkan warna pada setiap

bantalan (pad) tes dengan terstandardisasi. Interpretasi warna

menggunakan metode reflectance photometry (reflectometry)

yaitu jika cahaya mengenai suatu permukaan yang tidak


dilapisi atau mengkilap (misal reagen strip)  sebagian cahaya

akan diserap dan sebagian yang lain akan dipancarkan ke

segala arah. Cahaya yang dipantulkan disebut diffuse

reflectance (pantulan difus). Pantulan cahaya ditangkap oleh

detektor lalu diolah oleh komputer dan mikroprosesor menjadi

kadar analit.

Cara Kerja Pemeriksaan Pasien :

i.Tekan tombol ◄ atau ►lalu pilih menu MEAS

ii. Tekan tombol=tombol untuk memasukkan SOD/SID

pasien.

iii. Ambil satu strip reagen dari wadah dan segera tutup

kembali wadah dengan rapat. Celupkan reagen strip ke

dalam urine 1-2 detik. Angkat dan tiriskan di atas kertas

saring atau tissue agar kelebihan urine pd reagen strip

terserap. Pastikan posisi strip di atas kertas saring atau

tissue terjaga tetap horizontal untuk mencegah (run-

over) tercampurnya reagen lainnya dari strip.

iv. Letakkan reagen strip di atas rel tepat di atas sensor,

kemudian tekan <┘, maka alat akan menarik masuk

reagen strip tersebut dan melakukan pembacaan.

v. Tunggu beberapa detik (ikuti petunjuk dari produsen),

amati perubahan warna yang terjadi dan cocokkan


dengan bagan warna, hasil pembacaan akan tercetaj

pada thermal paper.

vi. Catat hasil pembacaan

Cara Kerja Pemeriksaan Sampel Control :

i. Tekan tombol ◄ atau ►lalu pilih menu CONT

ii. Tekan sampel control pada reagen strip dengan

menggunakan pipet

iii. Letakkan reagen strip di atas rel tepat di atas sensor,

kemudian tekan <┘, maka alat akan menarik masuk

reagen strip tersebut dan melakukan pembacaan.

iv. Tunggu beberapa detik hasil pembacaan akan tercetak

pada thermal paper.

Pengukuran Test Strip :

Test strips diletakkan pada Test Strips Feeder pada unit

optik, strip dikenai cahaya dengan  tertentu dan dibaca

perubahan warna pada strip. Digunakan 2 range  dari multipel

LED yang dipancarkan pada bagian reaksi strip dan bagian

color-tone compensated. Cahaya dipantulkan dan ditangkap

oleh 3 detektor. Pantulan cahaya dikonversi menjadi unit

konsentrasi pembacaan langsung.

Pelaporan Hasil :
Reaksi kimia menghasilkan warna saat strip kontak

dengan urine. Interpretasi hasil dengan membandingkan warna

strip dengan bagan warna yg ada pada wadah. Kuat/lemahnya

warna berhubungan dengan kadar zat didalam urine.

i. kadar (mg/dl)

ii. kecil/sedikit/trace, sedang, atau besar

iii. dg sistem plus (1+, 2+, 3+, 4+), atau

iv. positif, negatif, atau normal

v. BJ (specific gravity) dan pH dilaporkan dengan angka


b) Pemeriksaan Sedimen Urine Menggunakan Automated

Sediment Urine Analyzer Metode Flowcytometri

Partikel diidentifikasi dengan mengukur hamburan

cahaya (scatter light), dan sinyal fluorescensi. Sel, bakteri, dan

silinder (cast) diukur dengan forward light-scatter untuk ukuran,

dan side light-scatter dan pewarna fluorescen untuk

karakteristik inti dan sitoplasma. Sel dan elemen berbentuk

lainnya diklasifikasikan dalam ruang multidimensional

berdasarkan ukuran, bentuk, volume, dan karakteristik

pewarnaan.

Prinsip dari metode flowcytometri yaitu Urine diaspirasi

ke dalam instrumen dan diukur konduktivitasnya. Sampel

diwarnai dengan pewarna fluoresens dan dilewatkan melalui

flow cell lalu dipresentasikan sinar laser dg  tertentu

menghasilkan hamburan cahaya (light scatter) dan fluoresensi.

Fluorochrome pada partikel menyerap cahaya dan

mengeluarkan energi cahaya (foton) dengan  tertentu. Foton

disaring oleh lensa pengumpul dan filter, lalu diteruskan ke

detektor yg ditempatkan di 3 titik :

i. Forward scatter (0°)  cell size, indeks bias


ii. Orthogonal / side scatter (90°)  internal cell structure

iii. Fluorescen detector  nucleus & cytoplasm

characteristic

Foton yang tertangkap detektor dikonversi menjadi elektron,

lalu diamplifikasi dan dikonversi menjadi sinyal listrik. Oleh

suatu program komputer, sinyal listrik digunakan untuk

menentukan jenis partikel dan menghitung jumlahnya. Hasil

pengukuran disajikan dalam scattergram dan histogram, dan

dalam satuan jumlah (sel/μL dan sel/HPF) menggunakan faktor

konversi standar dalam perangkat lunak instrumen.

Cara Kerja Pemeriksaan Sedimen Urine menggunakan UF

500-i :

i. Hidupkan komputer UF 500-i masukkan username : UF

lalu tekan OK. Hidupkan alat UF 500-i dengan menekan

tombol hijau dibagian depan. Alat akan melakukan Self

check dan Baground check

ii. Pemeriksaan QC

Tekan “Manual Sampler No” dari menu utama. Pilih

QC file yang akan dikerjakan : Level Low, level High

kemudian tekan OK. Campur bahan kontrol dengan

mengocok secara kuat lalu masukkan ke dalam

cup/tabung 20 tetes, tempatkan diprobe tekan tombol


hijau. Setelah selesai hasil QC akan ditampilkan dilayar

komputer, tekan Accept.

iii. Pemeriksaan sampel metode “sampler”

Tekan tombol “Sampler Sample No” masukkan nomor

ID sampel dan nomor rack serta posisi tabung.

Tempatkan rak dibagian kanan, tekan Sampler Start,

hasil akan langsung terkirim ke LIS.

iv. Pemeriksaan sampel metode “manual”

Tekan tombol “Manual Sample No” masukkan nomor

ID dan RM, nama pasien lalu tekan OK. Homogenisasi

sampel urine, tempatkan urine pada probe dan tekan

tombol hijau, alat akan mulai menyedot urine, ditandai

dengan bunyi “beep” proses penyedotan selesai. Hasil

akan langsung terkirim ke LIS.

Verivikasi Hasil Pemeriksaan Sedimen Urine :


Main Parameters :
Parameter Analysis Range

RBC (erythrocyte) 1.0 – 5,000.0/uL

WBC (leukocyte) 1.0 – 5,000.0/uL

EC (epitelial cell) 1.0 – 200.0/uL

Cast (silinder) 10.00 – 30.00/uL

Bacteria 5.0 – 10,000.0/uL


Flagging Parameters :

Validasi Hasil Pemeriksaan Sedimen Urine :

Jika Path Cast, SRC, YL, dan Mucus pada flagging parameters

menunjukkan tanda + (positiv) maka sampel urine harus

dilakukan pemeriksaan mikroskopis secara manual.


Cara Kerja Pemeriksaan Sedimen urin secara Mikroskopis :

i. Masukkan urine ke dalam tabung sentrifuse sebanyak 5

– 10 ml, dan disentrifuse dengan kecepatan 2000 rpm

selama 5 menit.

ii. Buang supernatan sehingga hanya tersisa endapan.

Teteskan pewarna cat Stenheimer-Malbin 1-2 tetes,

kemudian homogekan, tuang ke objek glass dan ditutup

dengan deckglass.

Tabel Cara Pelaporan Unsur Sedimen :

3) Protein esbach

a) Masukan urin ke dalam tabung esbach sampai huruf “U”

b) Kemudian tamabahkan reagen esbach sampai tanda “R”

c) Tutup dan campur

d) Diamkan 24 jam

e) Lihat ada tidaknya endapan dan baca endapannya

4) Protein bence jones


a) 2 cc urin ditambahkan 1 cc bence jones

b) Tunggu 5-10 menit

c) Amati ada tidaknya kekeruhan

d) Positif ditandai dengan adanya kekeruhan

c. Analisis Faeses

1) Faeses lengkap

a) Letakkan setetes eosin diatas objek glass

b) Ambil sedikit faeses dengan lidi

c) Campur eosin dengan faeses

d) Tutup dengan deck glass

e) Diperiksa dengan mikroskop

2) Benzidin

Faeses dikerjakan sesuai dengan coloscreen occult blood test

for laboratory

3) Stercobilin

a) Tabung reaksi diberi asam alkohol 5 ml

b) Tambahkan feses, aduk dan campur

c) Saring, tambahkan Schlesinger 1/3 bagian

d) Campur dan tunggu selama 5-10 menit

e) Tambahkan asam amonia 3- 5 tetes, tunggu beberapa menit

f) Saring dan baca pada background gelap

g) Hasil positif jika menimbulkan flourosen hijau


4) pH

a) Ambil strip urin

b) Pada bagian pH olesi faeses

c) Baca dengan mencocokan warna pH yang tertera pada botol

5) Sudan III

a) Feses dicampur dengan sudan III

b) Diamkan 10 menit

c) Diamati dibawah mikroskop

d) Positif jika terdapat gelembung merah

6) Tes Konsentrasi

a) Tabung reaksi diisi faeses dan aquadest

b) Di sentrifuge, buang supernatan

c) Diulangi 3x

d) Tambahkan NaCl jenuh sampai permukaan

e) Tutup permukaan dengan objek glass atau deck glass,

diamkan

f) Ambil objek glassatau deck glass tersebut dan amati dibawah

mikroskop

d. Analisis Cairan Tubuh

Analisa cairan tubuh yang paling sering dilakukan di

laboratorium cairan tubuh dan urine RSUP Dr. Sardjito adalah analisa

cairan ascites, analisa cairan pleura, analisa cairan sendi, dan analisa
LCS. Sampel cairan yang sudah digunakan untuk pemeriksaan di

laboratorium cairan tubuh dan urin biasanya akan langsung disalurkan

ke laboratorium kimia untuk dilakukan pemeriksaan kimia rutin

menggunakan alat COBAS.

1) Analisa cairan ascites

a) Sampel cairan ascites yang berada di dalam spuit 10 mL

dipindahkan ± 2mL ke dalam tabung reaksi kecil

b) Cairan ascites diperiksa oleh alat ADVIA 120 untuk dihitung

sel darah putih, sel darah merah, monosit, limfosit dan granula.

Jika hasil ada yang meragukan maka sampel perlu dipipet ke

bilik hitung untuk dilihat secara langsung menggunakan

mikroskop.

c) Hasil yang tampil di layar komputer dicetak untuk dilaporkan

kepada dokter jaga.

2) Analisa cairan LCS

a) Sampel cairan LCS yang didapat disentrifus menggunakan

cytospin dengan kecepatan 1000 rpm selama 5 menit.

b) Memipet sampel untuk dipindahkan pada bilik hitung dan

dihitung jumlah sel di dalam sampel.

c) Hasil sampel yang dilakukan cytospin diperiksa di bawah

mikroskop untuk dilihat jenis sel yang ada pada sampel.


d) Hasil yang didapat dari perhitungan jumlah sel dan

identifikasi jenis sel dilaporkan pada dokter jaga.

3) Analisa cairan sendi

a) Sampel cairan sendi yang berada di dalam spuit 10 mL

dipindahkan ± 2mL ke dalam tabung reaksi kecil

b) Cairan sendi diperiksa oleh alat ADVIA 120 untuk dihitung

sel darah putih, sel darah merah, monosit, limfosit dan

granula.Jika hasil ada yang meragukan maka sampel perlu

dipipet ke bilik hitung untuk dilihat secara langsung

menggunakan mikroskop.

c) Hasil yang tampil di layar komputer dicetak untuk dilaporkan

kepada dokter jaga.

3. PascaAnalitik

a. Verifikasi Teknik

b. Verifikasi Medik

c. Validasi

d. Pelaporan Term Around Time (TAT)

Anda mungkin juga menyukai