ENZIM TRANSAMINASE
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas teori dan praktik Mata Kuliah Kimia Klinik II
Semester IV Sarjana Terapan Jurusan Analis Kesehatan
Disusun oleh :
RISDA DWI SAFITRI NIM. P07134217030
SEPTIA RAHMAWATI NIM. P07134217033
YANA VANIA FARADILA NIM. P07134217037
A. Tujuan Pembelajaran
Materi pembelajaran ini diberikan untuk membekali mahasiswa
mengenai pemeriksaa tes fungsi hati yaitu tes SGOT-SGPT, memahami
prinsip uji dan senyawa yang bereaksi dalam tes SGOT-SGPT serta
mampu mendiagnosa berdasarkan prinsip-prinsip dasar dari uji tersebut.
B. Indikator Pencapaian
Setelah mendapatkan materi pembelajaran ini, mahasiswa
diharapkan untuk memiliki kemampuan dalam:
1. Mengetahui dan memahami apa saja fungsi organ hati
2. Mengetahui dan memahami enzim-ezim yang dihasilkan oleh
hati
3. Mengetahui dan memahami gangguan fungsi hati
4. Mengetahui dan memahami mengenai SGOT-SGPT
5. Mengetahui dan memahami kondisi klinik akibat kelainan
kadar SGOT-SGPT
MATERI PEMBELAJARAN
ENZIM TRANSAMINASE (SGOT-SGPT)
Hati merupakan kelenjar metabolik terbesar yang penting dalam tubuh,
beratnya rata- rata 1500 gram atau 2,5% berat badan pada orang dewasa (Price,
Sylvia Anderson, 2006). Hati mempunyai fungsi yang sangat banyak dan
kompleks yang penting untuk mempertahankan hidup, yaitu :
a. Fungsi pembentukan dan ekskresi empedu
Hal ini merupakan fungsi utama hati. Hati mengekskresikan sekitar satu liter
empedu setiap hari. Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorbsi
lemak dalam usus halus.
b. Fungsi metabolik
Hati berperaan penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein,
vitamin dan juga memproduksi energi. Hati mengubah amonia menjadi urea,
untuk dikeluarkan melalui ginjal dan usus.
c. Fungsi pertahanan tubuh
Hati mempunyai fungsi detoksifikasi dan fungsi perlindungan. Fungsi
detoksifikasi dilakukan oleh enzim- enzim hati yang melakukan oksidasi,
reduksi, hidrolisis, atau konjugasi zat yang kemungkinan membahayakan
dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif. Fungsi
perlindungan dilakukan oleh sel kupfer yang terdapat di dinding sinusoid
hati.
d. Fungsi vaskuler hati
Pada orang dewasa jumlah aliran darah ke hati diperkirakan mencapai 1500
cc tiap menit. Hati berfungsi sebagai ruang penampung dan bekerja sebagai
filter karena letaknya antara usus dan sirkulasi umum.
Hati adalah organ terbesar di dalam tubuh yang terletak disebelah kanan
atas rongga perut, tepat dibawah diafragma (sekat yang membatasi daerah dada
dan perut). Bentuk hati seperti prisma segitiga dengan sudut siku-sikunya
membulat, beratnya sekitar 1,25-1,5 kg dengan berat jenis 1,05. Ukuran hati pada
wanita lebih kecil dibandingkan pria dan semakin kecil pada orang tua, tetapi
tidak berarti fungsinya berkurang. Hati mempunyai kapasitas cadangan yang besar
dan kemampuan untuk regenerasi yang besar pula. Jaringan hati dapat diambil
sampai tiga perempat bagian dan sisanya akan tumbuh kembali sampai ke ukuran
dan bentuk yang normal. Jika hati yang rusak hanya sebagian kecil, belum
menimbulkan gangguan yang berarti.
Kapiler empedu dan kapiler darah di dalam hati saling terpisah oleh
deretan sel-sel hati sehingga darah dan empedu tidak pernah tercampur. Namun,
jika hati terkena infeksi virus seperti hepatitis, sel-sel hati bisa pecah dan
akibatnya darah dan empedu bercampur. Hati berfungsi sebagai faktor biokimia
utama dalam tubuh, tempat metabolisme kebanyakan zat antara. Fungsi hati
normal harus dikonfirmasi sebelum operasi terencana.
Fungsi hati
Seperti ukurannya yang besar, hati juga mempunyai peranan besar dan
memiliki lebih dari 500 fungsi. Berikut ini fungsi-fungsi utama hati :
1. Menampung darah
2. Membersihkan darah untuk melawan infeksi
3. Memproduksi dan mengekskresikan empedu
4. Membantu menjaga keseimbangan glukosa darah (metabolisme karbohidrat)
5. Membantu metabolisme lemak
6. Membantu metabolisme protein
7. Metabolisme vitamin dan mineral
8. Menetralisir zat-zat beracun dalam tubuh (detoksifikasi)
9. Mempertahankan suhu tubuh
SGPT
SGPT atau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase) merupakan
enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis
destruksi hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot
jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi
daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses
kronis didapat sebaliknya. SGPT/ALT serum umumnya diperiksa secara fotometri
atau spektrofotometri, secara semi otomatis atau otomatis.
SGOT
SGOT atau juga dinamakan AST (Aspartat aminotransferase) merupakan
enzim yang dijumpai dalam otot jantung dan hati, sementara dalam konsentrasi
sedang dijumpai pada otot rangka, ginjal dan pankreas. Konsentrasi rendah
dijumpai dalam darah, kecuali jika terjadi cedera seluler, kemudian dalam jumlah
banyak dilepaskan ke dalam sirkulasi. Pada infark jantung, SGOT/AST akan
meningkat setelah 10 jam dan mencapai puncaknya 24-48 jam setelah terjadinya
infark. SGOT/AST akan normal kembali setelah 4-6 hari jika tidak terjadi infark
tambahan. Kadar SGOT/AST biasanya dibandingkan dengan kadar enzim jantung
lainnya, seperti CK (creatin kinase), LDH (lactat dehydrogenase). Pada penyakit
hati, kadarnya akan meningkat 10 kali lebih dan akan tetap demikian dalam waktu
yang lama. SGOT/AST serum umumnya diperiksa secara fotometri atau
spektrofotometri, semi otomatis menggunakan fotometer atau spektrofotometer,
atau secara otomatis menggunakan chemistry analyzer.
Masalah Klinis
Kondisi yang meningkatkan kadar SGOT/AST :
Peningkatan tinggi ( > 5 kali nilai normal) : kerusakan hepatoseluler akut,
infark miokard, kolaps sirkulasi, pankreatitis akut, mononukleosis infeksiosa.
Peningkatan sedang ( 3-5 kali nilai normal ) : obstruksi saluran empedu, aritmia
jantung, gagal jantung kongestif, tumor hati (metastasis atau primer), distrophia
muscularis.
Peningkatan ringan ( sampai 3 kali normal ) : perikarditis, sirosis, infark paru,
delirium tremeus, cerebrovascular accident (CVA).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
Injeksi per intra-muscular (IM) dapat meningkatkan kadar SGOT/AST.
Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat
menurunkan kadar SGOT/AST.
Hemolisis sampel darah.
Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (ampisilin, karbenisilin,
klindamisin, kloksasilin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, nafsilin, oksasilin,
polisilin, tetrasiklin), vitamin (asam folat, piridoksin, vitamin A), narkotika
(kodein, morfin, meperidin), antihipertensi (metildopa/aldomet, guanetidin),
metramisin, preparat digitalis, kortison, flurazepam (Dalmane), indometasin
(Indosin), isoniazid (INH), rifampin, kontrasepsi oral, teofilin. Salisilat dapat
menyebabkan kadar serum positif atau negatif yang keliru.
Latihan Soal
1. Transaminase merupakan indikator yang peka pada …
a. Perkembangan sel hati
b. Pekembangan sel pankreas
c. Pertumbuhan sel pankreas
d. Kerusakan sel hati
e. Kerusakan sel pankreas
3. Berikut ini hal-hal yang menyebabkan peningkatan sedang (3-5 kali nilai
normal) angka SGOT, diantaranya …
a. Obstruksi saluran empedu, aritmia jantung, gagal jantung kongestif,
tumor hati
b. Gagal jantung kongestif, tumor hati, pankreatitis akut,
c. Kerusakan hepatoseluler akut, infark miokard, kolaps sirkulasi
d. Infark miokard, kolaps sirkulasi, , sirosis, infark paru
e. Perikarditis, sirosis, infark paru, delirium tremeus, aritmia jantung
1) SGOT
2) Kreatinin Klirens
3) SGPT
4) Alkali Phospatase
Jawaban :
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. 2 dan 4
Baron, D.N, 1990, Patologi Klinik, Ed IV, Terj. Andrianto P dan Gunakan J,
Penerbit EGC, Jakarta.