Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH SITOHISTOTEKNOLOGI

LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI

DISUSUN OLEH :
Gusti Ayu Ratih Wulandari (211310843)

DOSEN PENGAMPU :
Putu Denny Andreana Gatsu, A.Md.AK

D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah yang berjudul “Makalah Sitohistoteknologi Laboratorium
Patologi Anatomi” Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Putu
Denny Adreana, A.Md.AK yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menyusun makalah ini. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kita.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalh ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.

Singaraja , 13 Juni 2023


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................i


KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Patologi Anatomi...................................................................................3
2.2 Pemeriksaan Patologi Anatomi................................................................................4
2.3 Pemeriksaan Histologi...........................................................................................18
2.4 Potong Beku / Press Cuve (PC)..............................................................................23
BAB III PENUTUP .............................................................................................25
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................25
3.2 Saran......................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Patologi Anatomi berasal dari kata “ Pato “ yang artinya kelainan,
“Logi” artinya ilmu dan “Anatomi” artinya susunan atau bagian dari organ-
organ tubuh. Sehingga Patologi Anatomi dapat di artikan ilmu yang
mempelajari tentang kelainan pada susunan atau bagian organ-organ tubuh.
Patologi Anatomi merupakan ilmu kedokteran dimana bidang ini sangat
membantu dalam menegakkan diagnosis ( termasuk stadium ) dan penentuan
pengobatan yang tepat bagi kanker.
Dalam bidang Patologi Anatomi, tumor atau kanker dapat diketahui
dengan melihat penampakan suatu sel jaringan dibawah mikroskop. Kanker
adalah pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung menginvasi jaringan
disekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat yang jauh.
Dalam penunjang menentukan membebaskan masyarakat dari penyakit
yang membahayakan maka perlu adanya ahli Patologi Anatomi yang
membantu proses pengobatan bagi pasien yang terponis kanker atau tumor.
Yang menentukan ganas tidaknya adalah dokter patologi dan yang
mengerjakan prosessing adalah analisnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Patologi Anatomi ?
1.2.2 Apa saja jenis pemeriksaan Patologi Anatomi ?
1.2.3 Bagaimana pemeriksaan Patologi Anatomi ?
1.2.4 Bagaimana prosedur pelaksanaan dalam pemeriksaan laboratorium
Patologi Anatomi ?

4
1.3 Tujuan Masalah
Untuk mengetahui macam-macam pemeriksaan Patologi Anatomi, cara
pemeriksaan Patologi Anatomi, prosedur pelaksanaan dalam pemeriksaan
laboratorium Patologi Anatomi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Patologi Anatomi


Patologi Anatomi ialah spesialis medis yang berurusan
dengandiagnosis penyakit berdasarkan pada pemeriksaan makroskopik,
mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Di berbagai
negeri,dokter yangberpraktik patologi dilatih dalam patologianatomi dan
patologi klinik,diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium pada
cairan tubuh.
Patologi Anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh
informasiyang berguna secara klinis melalui pemeriksaan makroskopis
danmikroskopis pada jaringan, dengan pengecatan khusus dan
imunohistokimiayang dimanfaatkan untuk memvisualisasikan protein
khusus dan zat lain padasekeliling sel. Kini, Patologi Anatomi mulai
menggunakan biologi molekuler untuk memperoleh informasi klinis
tambahan dari spesimen yang sama.
Secara garis besar ada 2 macam pemeriksaan dasar yang dilakukan
yaitu pemeriksaan Histopatologi dan Sitopatologi. Pemeriksaan
Histopatologi adalah pemeriksaan dari jaringan tubuh manusia, dimana
jaringan dilakukan pemeriksaan dan pemotongan makroskopis, diproses
sampai siap menjadi slide atau preparat yang kemudian dilakukan
pembacaan secara mikroskopis untuk penentuan diagnosis. Pemeriksaan
Sitopatologi adalah pemeriksaan cairan tubuh manusia yang kemudian
diproses, yaitu dilakukan fiksasi dan pemberian pigmen kemudian
dilakukan pembacaan dengan mikroskop. Perbedaan utama antara
pemeriksaan Histopatologi dan Sitopatologi adalah dimana pemeriksaan
Histopatologi akan tampak struktur jaringan, sedangkan pada pemeriksaan
Sitopatologi hanya tampak gambaran sel-selnya tanpa terlihat struktur
jaringannya.

6
2.2 Pemeriksaan Patologi Anatomi
1) Pemeriksaan Sitopalogi
Pemeriksaan sitopatologi terbagi dalam 3 pemeriksaan, yaitu :
 Pap Smear
 Fine Needle Aspiration 􂀓 Biopsy (FNA-B) / Aspirasi Jarum Halus
(AJH)
 Core Biopsy
Pada sediaan sitopatologi, sampel dilakukan dua jenis cara fiksasi,
yaitu :
a. Fiksasi Basah
Setelah sediaan selesai dibuat, sewaktu sediaan masih segar,
sediaan dimasukkan segera kedalam alkohol 95%. Setelah
difiksasi selama 30 menit, sediaan dapat diangkat dan
dikeringkan serta dikirim dalam keadaan kering terfiksasi atau
dapat pula dikirim dalam keadaan terendam cairan fiksassi di
dalam botol.
b. Fiksasi Kering
Setelah sediaan selesai dibuat, sewaktu sediaan masih segar,n
semprot segera dengan hair spray pada objeck glass yang
mengandung secret tersebut, dengan jarak kurang lebih 10 - 15
cm dari objeck glass, sebanyak 2 - 3x semprotan. Kemudian
sediaan dikeringkan di udara terbuka selama 5 - 10 menit.
Setelah kering, sediaan siap dikirim ke laboratorium sitologi.
Adapun proses pengerjaan pemeriksaan sitopatologi adalah
sebagai berikut :
a. Pap Smear
Prosedur Pelaksanaan :
1) Administrasi Penerimaan
Sampel beserta blanko permintaan pemeriksaan dari dokter
pengirim diterima oleh petugas administrasi kemudiaan
diserahkan kepada analis dilaboratorium.
2) Persiapan Sampel
7
- Dicocokkan nomer sampel pada slide yang diterima dengan
blanko permintaan pemeriksaan dari dokter pengirim.
- Disusun sampel sesuai blanko permintaan pemeriksaan
(jika sampel yang diterima dalam jumlah yang banyak).
- Sampel siap untuk tahap selanjutnya
3) Proses Pengolahan Sediaan
- Diberi tanggal pemeriksaan pada blanko permintaan
pemeriksaan.
- Diskripsikan keadaan makroskopis sampel pada slide.
- Diberi nomer pada slide dengan menggunakan pensil 2B.
- Sampel siap dilakukan proses pewarnaan.
Catatan : sebelum dilakukan pewarnaan sediaan harus
difiksasi terlebih dahulu.
4) Pewarnaan
Pewarnaan pada pemeriksaan pap smear terbagi menjadi 2,
yaitu :

a) Pewarnaan Diffquick

- Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan menggunakan


hairdryer.
- Dicelupkan dalam pewarna :
1) Methanol ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
2) Eosin ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
3) Harris Hematoksilin ( 20 celup ), kemudian dicuci
dengan air sampai bersih lalu keringkan dengan
hairdryer.
- Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover glass.
- Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide diberi
label.
- Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
b) Pewarnaan Papaniculou
Berdasarkan teori yang telah diberikan, proses pewarnaan
dengan teknik Papaniculou adalah sebagai berikut :
8
- Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan
alkohol 50-70% selama 15 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup, dibilas dengan air
mengalir.
- Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin
selama 3-5 menit, dibilas dengan air mengalir sampai
bersih.
- Dimasukkan kedalam HCl sebannyak 2 celup, dibilas
dengan air mengalir.
- Dimasukkan kedalam alkohol amoniak 1% sebanyak
celup, dibilas dengan air mengalir.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 3-5
menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan EA selama 3-5 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
Dimasukkan kedalam alkohol absolut.
Dimasukkan kedalam xylol 1, 2, 3, dikeringkan dan
diberi label.
- Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
- Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Berdasarkan pengerjaan di lapangan, proses pewarnaan
teknik Papaniculou adalah sebagai berikut :
- Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan
alkohol 50-70% selama 10 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,

9
80%, 96%) masing-masing 10 celup, dibilas dengan air
mengalir.
- Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin
selama 5 menit, dibilas dengan air mengalir sampai
bersih.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 2 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan EA selama 2 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup, kemudian
dikeringkan dengan hairdryer.
- Dicocokkan dengan blangko permintaan pemeriksaan.
- Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi
Catatan : Alasan pengerjaan di lapangan tidak sesuai
dengan teori yaitu :
- Waktu pewarnaan lebih singkat karena hasil pada slide
akan terlihat lebih bagus pewarnaannya.
- Tidak menggunakan HCl, alkohol absolute dan xylol
karena dapat menghilangkan sediaan pada slide
Administrasi Hasil
Hasil yang telah didiagnosa oleh dokter PA diserahkan
kembali ke bagian administrasi untuk diketik hasilnya
dannditandatangani oleh dokter PA kemudia diarsipkan.
Bagian administrasi menghubungi kontak pasien untuk
mengambil hasil dengan membawa blanko pengambilan
hasil. Sebelum hasil diserahkan, petugas terlebih dahulu
mencocokkan blanko hasil dengan blanko pengambilan
hasil

10
B) FNA-B / AJH
FNA-B Biasa
Prosedur Pelaksanaan :
1) Administrasi Penerimaan
- Penyerahan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter
pengirim beserta sampel ke bagian administrasi
- Penandatangan persetujuan dari pihak pasien
- Lampiran hasil pemeriksaan sebelumnya.
2) Persiapan Pasien
- Dicocokkan blanko permintaan dengan pasien yang akan
dilakukan FNA-B
- Dibaringkan pasien dan dicek tekanan darahnya
- Pasien siap untuk dilakukakan FNA-B
3) Pelaksanaan FNA-B
- Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptik.
- Dilakukan pembiusan lokal jika diperlukan.
- Dilakukan tindakan FNA-B dengan menggunakan spuit
oleh dokter PA.
- Dilakukan penutupan bekas FNA-B
- Diproses sampel hasil FNA-B
4) Pengolahan Sediaan
- Diswab sampel di objek glass, bila ada endapan atau
kista diolah di cyto scan terlebih dahulu.
- Diberi nomor sesuai blanko permintaan pemeriksaan
- Siap dilakukan pewarnaan
5) Pewarnaan
Pewarnaan pada pemeriksaan pap smear terbagi menjadi 2,
nyaitu :

a) Pewarnaan Diffquick

11
Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan menggunakan
hairdryer.
- Dicelupkan dalam pewarna :
(4) Methanol ( 20 celup ), keringkan dengan
hairdryer
(5) Eosin ( 20 celup ), keringkan dengan
hairdryer
(6) Harris Hematoksilin ( 20 celup ), kemudian
dicuci dengan air sampai bersih lalu keringkan
dengan hairdryer.
- Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover
glass.
- Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide
diberi label.
- Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi
Anatomi.
b) Pewarnaan Papaniculou
Berdasarkan teori yang telah diberikan, proses
pewarnaan dengan teknik Papaniculou adalah sebagai
berikut :
- Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan
alkohol 50-70% selama 15 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
- 80%, 96%) masing-masing 10 celup, dibilas dengan
air mengalir.
- Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin
selama 3-5 menit, dibilas dengan air mengalir sampai
bersih.
- Dimasukkan kedalam HCl sebannyak 2 celup,
dibilas dengan air mengalir.
- Dimasukkan kedalam alkohol amoniak 1% sebanyak
2 celup, dibilas dengan air mengalir.

12
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup
- Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 3-5
menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
- 80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan EA selama 3-5 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam alkohol absolut.
- Dimasukkan kedalam xylol 1, 2, 3, dikeringkan dan
diberi label.
- Dicocokkan dengan blangko permintaan
pemeriksaan.
- Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Berdasarkan pengerjaan di lapangan, proses pewarnaan
teknik Papaniculou adalah sebagai berikut :
- Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan
alkohol 50-70% selama 10 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
- 80%, 96%) masing-masing 10 celup, dibilas dengan
air mengalir.
- Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin
selama 5 menit, dibilas dengan air mengalir sampai
bersih.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 2
menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan EA selama 2 menit.

13
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%, 70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup, kemudian
dikeringkan dengan hairdryer.
- Dicocokkan dengan blangko permintaan
pemeriksaan.
- Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.
Catatan : Alasan pengerjaan di lapangan tidak sesuai
dengan teori yaitu :
- Waktu pewarnaan lebih singkat karena hasil pada
slide akan terlihat lebih bagus pewarnaannya.
- Tidak menggunakan HCl, alkohol absolute dan xylol
karena dapat menghilangkan sediaan pada slide
Administrasi Hasil
Hasil yang telah didiagnosa oleh dokter PA
diserahkan kembali ke bagian administrasi untuk diketik
hasilnya dan ditandatangani oleh dokter PA kemudian
diarsipkan. Bagian administrasi menghubungi kontak
pasien untuk mengambil hasil dengan membawa blanko
pengambilan hasil. Sebelum hasil diserahkan, petugas
terlebih dahulu mencocokkan blanko hasil dengan
blanko pengambilan hasil.

FNA-B CotScan
Prosedur Pelaksanaan :
1) Administrasi Penerimaan
- Penyerahan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter
pengirim beserta sampel ke bagian administrasi
- Penandatangan persetujuan dari pihak pasien
- Lampiran hasil pemeriksaan sebelumnya.
2) Persiapan Pasien
- Dicocokkan blanko permintaan dengan pasien yang
akan dilakukan FNA-B

14
- Dibaringkan pasien dan dicek tekanan darahnya
- Pasien siap untuk dilakukakan FNA-B
3) Pelaksanaan FNA-B
- Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptik
- Dilakukan tindakan FNA-B dengan menggunakan alat
cyto scan oleh dokter PA
- Dilakukan penutupan bekas FNA-B
- Sampel siap diproses
4) Pengolahan Sediaan
- Diswab sampel di objek glass, bila ada endapan atau
kista diolah di cyto scan terlebih dahulu.
- Diberi nomor sesuai blanko permintaan pemeriksaan
- Siap dilakukan pewarnaan
5) Pewarnaan
Pewarnaan pada pemeriksaan pap smear terbagi menjadi
2, yaitu :
a) Pewarnaan Diffquick
- Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan
menggunakan hairdryer.
- Dicelupkan dalam pewarna :
(10)Methanol ( 20 celup ), keringkan dengan
hairdryer (11)Eosin ( 20 celup ), keringkan dengan
hairdryer (12)Harris Hematoksilin ( 20 celup ),
kemudian dicuci dengan air sampai bersih lalu
keringkan dengan hairdryer.
- Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover
glass.
- Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide
diberi label.
- Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi
Anatomi.

15
b) Pewarnaan Papaniculou
Berdasarkan teori yang telah diberikan, proses
pewarnaan dengan teknik Papaniculou adalah sebagai
berikut :
- Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan
alkohol 50-70% selama 15 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%,
70%, 80%, 96%) masing-masing 10 celup, dibilas
dengan air mengalir.
- Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin
selama 3-5 menit, dibilas dengan air mengalir
sampai bersih.
- Dimasukkan kedalam HCl sebannyak 2 celup,
dibilas dengan air mengalir.
- Dimasukkan kedalam alkohol amoniak 1%
sebanyak 2 celup, dibilas dengan air mengalir.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%,
70%,
- 80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 3-5
menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%,
70%,
- 80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan EA selama 3-5 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%,
70%, 80%, 96%) masing-masing 10-20 celup.
- Dimasukkan kedalam alkohol absolut.
- Dimasukkan kedalam xylol 1, 2, 3, dikeringkan dan
diberi label.
- Dicocokkan dengan blangko permintaan
pemeriksaan.

16
- Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi
Anatomi.
Berdasarkan pengerjaan di lapangan, proses pewarnaan
teknik Papaniculou adalah sebagai berikut :

- Disusun slide pada rak pewarnaan, difiksasi dengan


alkohol 50-70% selama 10 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%,
70%, 80%, 96%) masing-masing 10 celup, dibilas
dengan air mengalir.
- Dimasukkan kedalam pewarna Harris Hematoksilin
selama 5 menit, dibilas dengan air mengalir sampai
bersih.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%,
70%, 80%, 96%) masing-masing 10 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan Orange G selama 2
menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%,
70%,
80%, 96%) masing-masing 10 celup.
- Dimasukkan kedalam larutan EA selama 2 menit.
- Dimasukkan kedalam alkohol bertingkat (50%,
70%,
- 80%, 96%) masing-masing 10 celup, kemudian
dikeringkan dengan hairdryer.
- Dicocokkan dengan blangko permintaan
pemeriksaan.
- Sampel siap diperiksa oleh dokter Patologi
Anatomi.
Catatan : Alasan pengerjaan di lapangan tidak sesuai
dengan teori yaitu :

- Waktu pewarnaan lebih singkat karena hasil pada


slide akan terlihat lebih bagus pewarnaannya.

17
- Tidak menggunakan HCl, alkohol absolute dan
xylol karena dapat menghilangkan sediaan pada
slide
Administrasi Hasil
Hasil yang telah didiagnosa oleh dokter PA
diserahkan kembali ke bagian administrasi untuk
diketik hasilnya dan ditandatangani oleh dokter PA
kemudian diarsipkan. Bagian administrasi
menghubungi kontak pasien untuk mengambil hasil
dengan membawa blanko pengambilan hasil.
Sebelum hasil diserahkan, petugas terlebih dahulu
mencocokkan blanko hasil dengan blanko
pengambilan hasil.
c) Care Biopsy
Prosedur Pelaksanaan :
1) Administrasi Penerimaan
- Penyerahan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter
pengirim beserta sampel ke bagian administrasi
- Penandatangan persetujuan dari pihak pasien
- Lampiran hasil pemeriksaan sebelumnya.
2) Persiapan Pasien
- Dicocokkan blanko permintaan dengan pasien yang
akan dilakukan Core Biopsy.
- Dibaringkan pasien dan dicek tekanan darahnya
- Pasien siap untuk dilakukakan Core Biopsy.
3) Pelaksanaan Core Biopsy
- Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptic
- Dilakukan pembiusan local jika diperlukan
- Dilakukan pembedahan menggunakan pisau bedah
sebesar
- 0,5-1 cm, bekas pembedahan ditutup sementara
- Sampel jaringan dimasukkan kedalam Buffer Formalin
10%
18
- Bekas pembedahan disterilisasi dan ditutup permanen
- Sampel jaringan diletakkan dikertas saring, lalu di
- masukkan kedalam kaset dan diberi nomor sampel.
- Sampel siap dilakukan proses berikutnya.
4) Autoprocessing (Proses pemasakan jaringan)
5) Embeding
- Setelah semua selesai kaset yang berisi sampel
diangkat dari mesin Sampel yang siap diproses
dimasukkan kedalam mesin
autoprocessing. Mesin akan bekerja sendiri selama 2
jam
- Sampel akan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
o Buffer Formalin 10% pH netral (2 jam)
o Buffer Formalin 10% pH netral (1,5 jam)
o Alkohol bertingkat 70% (1,5 jam)
o Alkohol bertingkat 80% (1,5 jam)
o Alkohol bertingkat 96% (1,5 jam)
o Alkohol absolute/etanol (1 jam)
o Alkohol absolute/etanol (1 jam)
o Alkohol absolute/etanol (1 jam)
o Xylol (1,5 jam)
o Xylol (1,5 jam)
o Paraffin (2 jam)
o Paraffin (2 jam)
- autoprocessing lalu dimasukkan kedalam mesin
embedding dan dibuat blok paraffin.
- Keluarkan sampel jaringan dari kaset histo PA,
diletakkan
di dalam disk more yang berisi paraffin cair
- Tutup dengan kaset yang ada nomer jaringan
- Dinginkan hingga membeku di mesin pendingin
- Setelah membeku sampel di lepas dari disk
- Blok siap dilakukan pemotongan.
6) Pemotongan blok Paraffin
- Letakkan blok paraffin pada microtome
- Potong secara perlahan hingga didapatkan ketebalan
2-5 mikron

19
- Potongan jaringan di apungkan di dalam air hangat
di waterbath (suhu 400-600 C)
- Potongan jaringan harus di templekan pada objek
glass
- Pada objek glass diberi nomor sampel sesuai pada
blok paraffin dengan pulpen kaca atau pensil 2B.
- Ditiriskan sebentar lalu letakkan pada lempeng
pemanas
7) Pewarnaan
Slide sample disusun pada rak pewarnaan dan melalui
tahap-tahap sebagai berikut :
o Xylol (5 menit)
o Xylol (5 menit)
o Xylol (5 menit)
o Etanol (10-20 celup)
o Alcohol 96% (10-20 celup)
o Alkohol 80% (10-20 celup)
o Alkohol 70% (10-20 celup)
o Bilas dengan air mengalir, tiriskan sebentar
o Harris hematoksilin (10-15 menit)
o Bilas dengan air sampai bersih
o Alkohol bertingkat 70%
o Alkohol bertingkat 80%
o Alkohol bertingkat 96%
o Eosin 1 celup
o Alkohol bertingkat 50%
o Alkohol bertingkat 70%
o Alkohol bertingkat 80%
o Alkohol bertingkat 96%
o Xylol
8) Finishing
20
o Sediaan dikeringkan dan dibersihkan
o Tetesi dengan entelan
o Ditutupi dengan cover glass
o Diberi label
o Diserahkan kedokter PA untuk diperiksa
9) Administrasi
Hasil yang telahdi diagnose oleh dokter PA diserahkan
kembali kebagian administrasi untuk diketik hasilnya
dan ditanda tangani oleh dokter PA kemudian di
arsipkan. Bagian administrasi menghubungi keluarga
pasien untuk mengambil hasil dengan membawa blanko
pengambilan hasil. Sebelum hasil diserahkan
kepadakeluarga pasien, petugas mencocokkan blanko
pengambilan hasil dengan blanko hasil pemeriksaan dan
diserahkan kepada pasien.

2.3 Pemeriksaan Histologi


Teknik pemeriksaa nhistopatologi berguna untuk mendeteksi adanya
komponen pathogen yang bersifat infektif melalui pengamatan secara
mikroanatomi. Histopatologi sangat penting dalam kaitan dengan
diagnosis penyakit karena salah satu pertimbangan dalam penegakan
diagnosis adalah melalui hasil pengamatan terhadap jaringan yang di duga
terganggu. Oleh karena itu, dengan proses diagnosis yang benarakan dapat
ditentukan jenis penyakitnya sehingga dapat dipilih Tindakan perventif
dan kuratif.

Pemeriksaan histopatologi dilakukan melalui pemeriksaan terhadap


perubahan-perubahan abnormal pada tingkat jaringan. Histopaltologi dapat
dilakukan dengan mengambil sampel jaringan (misalnya seperti dalam
penentuan kanker payudara) atau dengan mengamati jaringan setelah
kematian terjadi. Pemeriksaan histopatologi bertujuan untuk memeriksa
penyakit berdasarkan pada reaksi perubahan jaringan. Pemeriksaan ini
hendaknya disertai dengan pengetahuan tentang gambaran histologi

21
normal jaringan sehingga dapat dilakukan perbandingan antara kondisi
jaringan normal terhadap jaringan sampel.
Perlengkapan yang digunakan dalam teknik histopatologi :
- Alas dari bahan kayu / plastik untuk memotong jaringan
(abnormal). Dengan membandingkan kondisi jaringan tersebut
maka dapat diketahui apakah suatu penyakit yang diduga benar-
benar menyerang atau tidak.
- Scalpel untuk memotong jaringan menjadi ukuran yang lebih
kecil.
- Pensil dan kertas untuk memberi tanda/kode jaringan
- Cassate berukuran kurang lebih 3 x 4 x 1 cm untuk menaruh
- jaringan setelah di potong kecil-kecil
- Tabung gelas berukuran 500-1000 cc sebanyak kurang lebih 10
buah untuk proses dehidrasi, clearing dan bloking dengan parafin
- Microtom untuk memotong jaringan setebal 4-7
- Waterbath untuk mengambangkan hasil potongan jaringan yang
di taruh di objek glass
- Mesin pemanas (Incubator temp 560C - 600C) untuk mencairkan
parafin selama proses blocking
- Kulkas untuk menyimpan bahan kimia dan hasil blocking
- Gelas objek dan gelas penutup (cover)
Prosedur mendapatkan jaringan dalam histologi adalah sebagai
berikut :
- Jaringan harus di duga tumor atau kelainan
- Jaringan harus sudah di fiksasi sebelum 6 jam setelah kemudian,
bisa terjadi maserasi
- Pemotongan menggunakan pisau tajam biasanya ( 1,5 x 1 x 0,5 )
m3
- Mendapatkan jaringan
- Harus segera di masukkan kedalam larutan fiksasi (Volume 40x)
selama 1 malam
- Tidak boleh di cuci dengan air (terjadi perubahan tekanan
osmotik)
22
- Tidak boleh di simpan dalam NaCl 0,9 % Tidak boleh di
bekukan-pembentukan kristal es dalam sitoplasma Jaringan
berbentuk tulang harus didekalifikasi agar lunak dengan HCL 0,5
%
Fiksasi jaringan adalah proses melunakkan jaringan agar awet dan
kondisinya sama seperti hidup. Dilakukan dengan merendam jaringan
dilarutan fiksasi (volume minimal 20x lebih besar dari jaringan) selama 24
jam. Fiksasi jaringan dilakukan dengan menggunakan formalin 10 %,
manfaat fiksasi :
- Sel dan jaringan keadaannya seperti hidup
- Membunuh bakteri
- Mematikan sel secara serentak
- Mengeraskan jaringan
- Melindungi sel dari proses selanjutnya
- Mempermudah pengecatan
- Melindungi sel atau jaringan dari autolysis atau putrefaction.
Tahap-tahap dalam pemeriksaan pemeriksaan histopatologi adalah
sebagai berikut :
a) Administrasi
Administrasi merupakan bagian penting dalam pemeriksaan
pada laboratorium patologi anatomi, karena pada Administrasi setiap
sampel yang datang akan di berikan nomor urut sampel, dan apabila
ada kekeliruan dalam pemberian nomor sampel maka akan berakibat
fatal,. Oleh karena itu komunikasi anatara pasien/pembawa sampel
dengan bagian Administrator harus terjalin dengan baik dan benar
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat Administrasi :
- Menococokkan data pasien serta sampel yang di bawa dengan
surat pengantar dari dokter
- Pemberian nomor urut sampel
- Pencactatan pada buku arsip laboratorium patologi anatomi
- Pemberian bukti pengembalian hasil, yang biasanya selesai
dalam waktu 10 hari kedepan

23
- Setelah proses administrasi selesai, sampel dan blanko
diserahkan kepetugas laboratorium
b) Persiapan sampel
- Cocokan sampel dengan blanko
- Dicek apakah sampel sudah difiksasi dengan formalin atau
buffer formalin 10 % pH netral
- Sampel di susun sesuai urutan nomor blanko
- Sampel siap dilakukan di proses selanjutnya
c) Pemotongan sampel jaringan
- Sebelum dilakukan pemotongan, tanggal pemotongan di
cantumkan
- Sampel dideskripsikan secara mikroskopis sebelum dan
sesudah pemotongan Contoh : Sampel mame
- SeIelum JemMgNM : sebuah jaringan mame dengan ukuran 15
cm x 12 cm x 3 cm, berkulit, berputing dan berlemak.
- SeOPQNR JemKLKMgNM : didapat 2 buah KGB (kelenjar
getah bening) 1 massa tumor
- Potong sampel pada massa yang dicurigai sesuai dengan kaset
- Diletakkan di dalam kaset dan kaset diberi nomer sesuai blanko
- Sampel di masukkan kedalam wadah atau mesin
autoprocessing
- Sisa sampel dimasukkan kewadah dan di beri tanggal
pemotongan.
d) Autoprocessing (Proses pematangan jaringan)
Masukkan sampel kedalam mesin autoprocessing dengan :
- Buffer formalin 10 % pH netral selama 2 jam
- Buffer formalin 10 5 pH netral 1,5 jam
- Alkohol 70 % selama 1,5 jam
- Alkohol 80 % selama 1,5 jam
- Alkohol 96 % selama 1,5 jam
- Alkohol absolute (Etanol) selama 1 jam
- Alkohol absolute (Etanol) selama 1 jam

24
- Alkohol absolute (Etanol) selama 1 jam
- Xylol selama 1,5 jam
- Xylol selama 1,5 jam
- Parafin selama 2 jam
- Parafin selama 2 jam
e) Embedding
Embedding adalah proses memasukkan jaringan kadalam parafin cair
untuk di buat blok yang padat meliputi :
- Impregnation : Proses penggantian larutan toluen dengan larutan cair
- Blocking : memasukkan jaringan kedalam paraffin cair-dipadatkan
(menurunkan suhu parafin)-dicetak
- Trimming : Meratakan atau merapikan jaringan yang telah di block
parafin dengan menggunakan pisau atau langsung dengan microtome,
sehingga pada saat pemotongan didapatkan potongan bentuk yang
baik.
Tahap Embedding
- Setelah autoprosessing selesai, keset di keluarkan dan di masukkan
kedalam mesin embedding dan di block
- Sampel di keluarkan dari kaset
- Diletakkan kedalam disc mol yang berisi parafin, kemudian di
tutup dengan kaset yang ada nomernya tadi
- Didinginkan hingga membeku pada mesin pendingin
- Block parafin yang berisi sampel dilepaskan dari disc mol
- Sampel siap dilakukan proses selanjutnya.
f) Proses Pemotongan
- Letakkan block parafin pada microtome
- Potong perlahan dengan ketebalan 2-5 mikron
- Diapungkan diatas air hangat di waterbath dengan suhu 40-60
derajat celsius
- Ditempelkan jaringan pada objek glass
- Objek glass diberi nomor sesuai dengan nomor yang ada di blok
parafin dengan menggunakan pensil 2B atau menggunakan label

25
dan ditulis dengan pensil 2B.
- Ditiriskan sebentar agar air dari jaringan
- Kemudian objek glass tersebut di letakkan diatas lempeng
pemanas untuk melelehkan lilinnya
- Dan siap untuk proses selanjutnya
g) Pewarnaan
1. Letakkan slide pada rak pewarnaan
2. Diwarnai dengan pewarnaan sebagai berikut
- Xylol 10-20 celup selama 5 menit
- Xylol 10-20 celup selama 5 menit
- Xylol 10-20 celup selama 5 menit
- Etanol 20 celup
- Alcohol 96% 20 celup
- Alcohol 80% 20 celup
- Alcohol 70% 20 celup
- Bilas dengan air mengalir sampai bersih
- Ditiriskan sebentar di masukkan kedalam harris
- hematoksilin 10-13 menit
- Bilas dengan air mengalir sampai bersih
- Celupkan dengan alcohol bertingkat 70% , 80% dan 96%
- Celupkan dengan eosin 1 celup
- Alcohol 70 %
- Alcohol 80%
- Alcohol 96%
- Xylol selama 10 detik
h) Finisshing
- Sediaan dikeringkan dibagian bawah dan sisi-sisinya dilap
dengan tisu
- Tetesi entelan (xylol dan ez-mounting)
- Tutup dengan deck glass
- Objek glass di beri nomor sesuai dengan nomor pada blanko
pemeriksaan.

26
- Sampel siap diserahkan pada dokter PA untuk didiagnosa
i) Administrasi
- Setelah sampel didiagnosa oleh dokter PA blanko dan hasil
- diserahkan ke bagian administrasi
- Hasil diketik oleh bagian administrasi
- Kemudian ditanda tangani oleh dokter PA
- Bagian administrasi menghubungi pasien
- Hasil diambil oleh pasien , sebelumnya nomor hasil
dicocokkan
- dengan nomor dokumen.
- Hasil diserahkan pada pasien

2.4 Potong Beku / Press Cuve (PC)


Potong beku ialah pemeriksaan patologi anatomi pada bagian
histopatology yang mana sampel yang diperiksa dilakukan saat operasi
berlangsung dan pasien dalam keadaan tidak sadar. Sampel yang

dicurigai kanker dikirim dalam keadaan segar ke laboratorium PA atau tim


dari teknisi PC yang berada diruang operasi dan biasanya dilakukan dalam
15-20 menit. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk ganas atau
tidaknyamassa kanker sehingga dapat ditentukan tindakan operasi
selanjutnya. Cara kerja potong beku adalah sebagai berikut :

- Sampel yang datang tanpa pengawet atau fiksasi , didata di


- administrasi diberi kode atau nama sampel Dilakukan pemotongan
oleh dokter PA
- Pada bagian yang dicurigai ganas diambil dan dikenali , dibuat
hapusan buat dokter PA dan Histopatology
- Jaringan ditempelkan pada alat PC dan dibekukan kurang lebih 5 menit
- Dipotong dalam alat PC dengan ketebalan 3-5 mikron
- Dibuat slide dan dikeringkan dengan hair dryer atau hot plate
- Dimasukkan dalam harris hematoksilin selama 4 menit
- Bilas dengan air mengalir sampai bersih

27
- Bilas dengan alcohol bertingkat 70%,80% dan 90% 10-20 celup
- Dimasukkan dalam eosin 1 celup
- Dibilas dengan alcohol bertingkat 50%, 70% , 80% dan 90% 10-20
celup
- Dibersihkan dan dikeringkan bagian bawah dan sisi-sisinya
- Diberi label dan entelan
- Ditutup dengan deck glass
- Diserahkan kedokter PA
- Hasilnya ditelpon kedokter bedah
Catatan : waktu pewarnaan dengan harris hematoksilin waktunya pada PC
lebih cepat dibandingkan dengan pewarnaan harris hematoksilin pada
histoPA. Hal ini dikarenakan sampel yang digunakan pada PC masih segar
tanpa pengawet atau fiksasi sehingga kandungan protein pada jaringan
masih banyak maka zat warna mudah diserap oleh jaringan..

28
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
3.1.1 Patologi Anatomi (PA) berasal dari kata “Pato” yang artinya kelainan ,
“logi” artinya ilmu , dan Anatomi artinya susunan organ tubuh.
Sehingga Patologi Anatomi dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang kelainan pada susunan atau bagian dari organ-
organ
3.1.2 Ada 3 pemeriksaan patologi anatomi yaitu :
- Sitopatologi : Pap smear , FNA-B , Core Biopsi
- Histopatologi : Jaringan dengan pengawet dan jaringan dengan
tanpa pengawet atau segar (PC)

3.2 SARAN
Disarankan untuk lebih menyempurnakan makalah ini agar kedepannya
memiliki manfaat yang besar untuk akademik mahasiswa ndan masyarakat
yang membacanya

29
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, K.C. 2014. Gambaran Endometriosis Di Laboratorium Patologi Anatomi


Rsup Dr. M. Djamil Padang Periode 2010-2013. Universitas Andalas.
http://scholar.unand.ac.id/9403/.

Ballari S, Balachandran C, Titus GV, Murali MB. 2009. Pathology of Canine


Demodicosis. Journal of Veterinary Parasitology. 23(2): 179-182

Erick, K. 2017 Sitohistoteknologi, Kesehatan Republik Indonesia

Mukawi, T. Y., 1989, Tekhnik Pengelolaan Sediaan Histopatologi dan Sitologi,


Laboratorium Instalasi Patologi Anatomi Universitas Padjajaran Rumah
sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung

Susanto H, Erie BPS, Adji S. Situs Abdominis. Semarang. Laboratorium Anatomi


Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2010

Soebowo, Sarjadi, Wijaya I, Amarwati S, Miranti IP, Prasetyo A. Pedoman


Kuliah Mahasiswa Patologi Anatomi. 1st ed. Semarang. Bagian Patologi
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ; 2011

30

Anda mungkin juga menyukai