OLEH :
VINSESNSIA KANDOQ
NIM. 17.286.241.03
i
LEMBAR PERSETUJUAN
PEMERIKSAAN ANTI HIV, HEPATITIS B DAN HEMOGLOBIN
PADA IBU HAMIL DI UPT. PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA
Disusun Oleh :
VINSENSIA KANDOQ
NIM : 17.286.041.03
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
Rahmat dan BimbinganNya saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
(Studi Kasus) dengan judul Pemeriksaan Anti HIV, HBsAg, dan Hemoglobin
pada pasien screening ibu hamil di UPT.Puskesmas Remaja Samarinda. Laporan
Tugas Akhir (Studi Kasus) ini merupakan salah satu syarat untuk lulus pada
Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKEes Wiyata Husada Samarinda.
Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang tulus kepada :
1. Bapak H. Mujito Hadi, S.Pd, MM, selaku Ketua Yayasan Institut
Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda.
2. Bapak DR, Eka Ananta Sidharta , SE, MM., AK., CA., CSRS., CSRA.,
CFrA,. Selaku Rektor Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata
Husada Samarinda.
3. Ibu Siti Raudah S.Si, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III Analis
Kesehatan ITKes Wiyata Husada SAmarinda. Terima kasih atas masukan
dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga dedikasinya terhadap Analis
Kesehatan.
4. Bapak Kamil,S.KM,.M.Si dan Ibu Siti Raudah S.Si, M.Si., selaku dosen
pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk
mengarahkan dalam penyusunan laporan tugas akhir.
5. Bapak Paulus Liah dan ibu Lusiana Mayang , orang tua tercinta yang
paling saya kasihi, tidak lupa saya ucapkan terima kasih banyak atas
dukungan dan doa orang tua tercinta yang selalu menyertai saya dalam
setiap perjalanan hidup saya khusus nya pendidikan saya, tak kenal lelah
untuk selalu menasehati.
6. Dominika Dau, Margareta Dew, Rosiliana arham jhonatan, kakak-kakak
yang selalu memotivasi saya untuk menjadi wanita tangguh,memotivasi
bahwa pendidikan adalah segala nya bagi saya dan tak henti-hentinya
memberi semangat kepada saya.
iii
7. Martiana kuwing, Merchiliani Harianto, Ozwin Elisabet Wea, Agus
Kurnia, Sanovia Katarina Christine dan rizky mahendra yang selalu
memberi semangat dalam menyelsaikan tahap-demi tahap pendidikan ini,
menjadi teman berbagi dalam masa-masa sulit.
8. Analis kesehatan STIKes Wiyata Husada Samarinda angkatan 2017,
terima kasih ini yang dapat saya sampaikan untuk semua teman-teman
angkatan saya atas dukungan, bantuan, serta motifasi yang telah diberikan.
9. Pihak pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir dan seterusnya. Dan semua pihak yang telah membantu
penyelesaian Laporan Tugas Akhir (Studi Kasus) ini. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju
kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita
semua. Amin.
Semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat, peneliti menyadari bahwa
Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun
penyusunannya. Kemudian dari pada itu, peneliti terima dengan senang hati
sebagai kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya konstruktif demi
penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.
Samarinda, 30 juni 2020
Penulis
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 17.286.041.03
Judul Laporan Tugas Akhir : Pemeriksaan Anti HIV, HBsAg, dan Hemoglobin
pada pasien screening ibu hamil di
UPT.Puskesmas Remaja Samarinda.
Menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, dan semua
sumber, baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan
benar.
Samarinda,
Vinsensia Kandoq
NIM: 17.286.041.03
v
ABSTRAK
1
Mahasiswa Program Studi D-III Teknologi Laboratorium Medik ITIkes Wiyata
Husada Samarinda.
2
Dosen Program studi D-III Teknologi Laboratorium Medik ITIkes Wiyata
Husada Samarinda.
3
Dosen Program studi D-III Teknologi Laboratorium Medik ITIKes Wiyata
Husada Samarinda.
vi
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
COVER i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
LEMBAR PERNYATAAAN............................................................................... v
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Ruang Lingkup3
C. Tujuan 3
1. Tujuan umum 3
2. Tujuan khusus 3
D. Manfaat 3
DAFTAR PUSTAKA 93
LAMPIRAN 94
RIWAYAT HIDUP 115
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Denah tata ruang puskesmas 40
Gambar 2.2 Denah tata ruang puskesmas 40
Gambar 2.3 Masker ..................................................................................51
Gambar 2.4 Handscoon ............................................................................51
Gambar 2.5 Sendal Laboratorium 52
Gambar 2.6 Jas Laboratorium 52
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium
rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap
ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan
spesifik daerah endemis/epidemi (malaria, HIV, dan HBsAg). Sementara
pemeriksaan laboratorium khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain
yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan
antenatal.(PerMenKes RI.2014)
Infeksi HIV, Sifilis, dan Hepatitis B pada anak lebih dari 90%
tertular dari ibunya. Prevalensi infeksi HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada
ibu hamil berturut-turut 0,3%, 1,7% dan 2,5%. Risiko penularan dari ibu
ke anak untuk HIV adalah 20%-45%, untuk Sifilis adalah 69-80%, dan
untuk Hepatitis B adalah lebih dari 90%. Faktor di atas sangat
berkontribusi terhadap kematian ibu,secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.
Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang
memperberat keadaan ibu hamil seperti EMPAT TERLALU (terlalu
muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan dan terlalu dekat jarak
kelahiran) menurut SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia)
Tahun 2002 sebanyak 22.5%, maupun yang mempersulit proses
penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti TIGA
TERLAMBAT (terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil
keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat dalam
penanganan kegawatdaruratan). Faktor lain yangberpengaruh adalah ibu
hamil yang menderita penyakit menular seperti malaria, HIV/AIDS,
tuberkulosis, sifilis; penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes
1
2
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam laporan tugas akhir ini adalah tentang pemeriksaan
pemeriksaan Anti-HIV, HBsAg dan Hemoglobin pada ibu hamil di
UPT.Puskesmas Remaja Samarinda.
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini meliputi tujuan umum
dan tujuan khusus, yaitu:
1. Tujuan Umum
Melakukan pengamatan dan pemeriksaan Hemoglobin, HBsAg,
dan Anti-HIV pada ibu hamil di UPT. Puskesmas Remaja
Samarinda..
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengendalian mutu laboratorium pemeriksaan Hb,
HBsAg dan Anti-HIV pada ibu hamil di UPT.Puskesmas
Remaja Samarinda yang meliputi Pra Analitik, Analitik dan
Pasca analitik.
b. Mengetahui Good Laboratory Practice pemeriksaan
Laboratorium pada ibu hamil di UPT. Puskesmas Remaja
Samarinda.
c. Mengetahui Kesehatan Keselamaatan Kerja Laboratorium
UPT. Puskesmas Remaja Samarinda.
D. Manfaat Penelitian
Hasil Penulisan Laporan Tugas Akhir ini diharapkan memberikan
manfaat:
1. Manfaat Bagi Akademik
Dapat memberikan referensi khususnya pemeriksaan pada ibu hamil
bidang hematologi dan imunologi pada perpustakaan Institut
Teknologi Kesehatan dan Sains Ilmu Kesehatan Wiyata Husada
Samarinda.
4
..
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
yang paling akurat. Jika fasilitas tersedia, metode ini yang sebaiknya
di gunakan (Mahode.2011)
b. Metode hematin D alkai
Prinsip sewaktu suatu sampel darah ditambahkan kedalam laruran
alkali yang mengandung detergen non-imonik, terjadi konversi Hb
menjadi hematin D575 alkali, suatu senyawa berwarna yang stabil.
Selanjutnya, absorbansi hematin D-575 alkali ini di ukur dengan
hemoglopinometer atau colorimeter mengukur kadar Hb dalam
sampel darah secara langsung sementara colorimeter mengukur kadar
Hb dalam sampel darah berdasarkan nilai absorbansi pada kurva
kalibrasi.
Beberapa kelebihan dari metode hematin D alkali :
a) Sama akuatnya, tetapi lebih murah.
b) Prosedur kalibrasi memakai klorhematin, senyawa kristal yang
stabil dan tersedia di pasaran.
c) Reagen ADH tidak mengandung kalium sianida yang sangat
beracun; sebaliknya kalium sianida terdapat dalam larutan
pengencer drabkin pada metode hemiglobinsianida.
d) Reagen ADH dapat di buat dari bahan-bahan kimia yang biasanya
tersedia di laboratorium setempat (Mahode,2011)
c. Metode Tallquist
Prinsip metode ini adalah dengan membandingkan darah asli
dengan suatu skala warna yang bergradasi mulai dari warna merah
muda sampai merah tua (mulai 10-100%). ada 10 gradasi warna dan
setiap tahapan berbeda 10%. Pada bagian tengah skala warna, terdapat
lubang, untuk memudahkan dalam membandingkan warna. Namun
kini metode ini sudah di tinggalkan karena memiliki tingkat kesalahan
mencapai 30 – 50% (Kiswari.2014).
d. Metode sahli
Prinsip metode sahli merupakan suatu cara penetapan hemoglobin
secara visual darah diencerkan dengan lauran HCL sehingga
hemoglobin berubah menjadi asam hematin. Untuk dapat menetukan
9
2. Pemeriksaan HBsAg
Penyakit hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
hepatitis B yang tergolong dalam famili Hepadnaviridae dan termasuk
virus DNA dari kelompok hepatotropik. Virus ini mempunyai 4 gen yaitu
S (surface), C (core), X dan P (polymer). Permukaan virus terdapat
partikel di sebut hepatitis B surface antigen (HBsAg), bagian dalam virus
terdapat heptitis core antigen (HBcAg) dan nucleocapsid sebagai pertanda
dari DNA virus dan satu antigen non-struktural disebut hepatitis B e
antigen (HBeAg) yaitu antigen non-partikel yang larut dan berasal dari
HBcAg, sebagai pertanda dari adanya aktifitas replikasi dan berkolerasi
dengan nilai (level) DNA dari HBV. Replikasi HBV terutama terjadi di sel
hepar dan juga di limfosit, limfa, ginjal dan pankreas (Widagdo, 2011).
Hepatitis B merupakan penyakit infeksi atau inflamasi pada hepatosit
yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB), suatu anggota famili
Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau
menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis
hati atau kanker hati. Sekitar sepertiga dari populasi dunia atau lebih dari 2
miliar orang, telah terinfeksi dengan virus hepatitis B. Penularan virus
hepatitis B seringkali berasal dari paparan infeksi darah atau cairan tubuh
yang mengandung virus hepatitis B.
12
infeksi (Kuswiyanto.2015).
d. Metode pemeriksaan
1) Radio-immunoassay (RIA)
Teknik Radio-Immunoassay (RIA) yang dapat mengukur
antigen atau antibodi dalam konsentrasi yang amat rendah
memungkinkan kita mendeteksi beberapa kelainan secara dini dan
tepat. Radio-Immunoassay (RIA) adalah metode yang sensitif
untuk mengukur jumlah yang sangat kecil dari suatu zat dalam
darah. Versi radioaktif suatu zat, atau isotop dari substansi,
dicampur dengan antibodi dan dimasukkan dalam sampel darah
pasien. Substansi non-radioaktif yang sama dalam darah
mengambil tempat isotop dalam antibodi, sehingga meninggalkan
zat radioaktif gratis. Jumlah isotop gratis kemudian diukur untuk
melihat berapa banyak bahan asli dalam darah. Metode pengukuran
isotop ini dikembangkan pada tahun 1959 oleh dua orang Amerika,
biofisika Rosalyn Yalow (1921) dan dokter Salomo A. Berson
(1918-1972).
Prinsip Radioimmunoassay dapat diringkas sebagai persaingan
reaksi dalam campuran yang terdiri dari antigen / hormon berlabel
radioaktif, antibodi dan antigen / hormon yang tidak berlabel
radioisotop. Antigen radioaktif dicampur dengan sejumlah
antibodi. Antigen dan antibodi berikatan satu sama lain menjadi
satu zat. Kemudian ditambahkan zat yang tidak diketahui jenisnya
yang mengandung sedikit antigen. Zat baru ini merupakan zat
yang diuji.
2) Immuno-cromatografi (Rapid test)
Immuno-cromatografi dengan prinsip serum / plasma yang
diteteskan pada bantalan sampel bereaksi dengan partikel yang telah
dilapis dengan anti-HBs (antibody). Campuran ini selanjutnya akan
bergerak sepanjang strip membran untuk diberikatan dengan
17
C. Pengendalian Mutu
Manajemen mutu adalah bagian dari keseluruhan fungsi manajemen
yang mengarahkan dan mengontrol organisasi menuju mutu. Manajemen
mutu harus meliputi setiap aspek produksi untuk menjamin bahwa tujuan
mutu akan selalu tercapai. (PermenKes,2018)
Sistem manajemen mutu merupakan sekumpulan prosedur
terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk menjamin kesesuaiian dari
suatu proses dan prosuk (barang/jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan
yang di tentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan atau organisasi. (Agus
Joko. 2018).
Mutu adalah bagian dari keseluruhan fungsi manajemen yang
mengarahkan dan mengontrol organisasi menuju mutu. Manajemen mutu
harus meliputi setiap aspek produksi untuk menjamin bahwa tujuan mutu
akan selalu tercapai(DepKes RI,2008)
Sistem manajemen mutu merupakan sekumpulan prosedur
terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk menjamin kesesuaian dari
suatu proses dan prosuk (barang/jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan
yang di tentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan atau organisasi.
(DepKesRI,2008)
1) Tahapan pemantapan mutu pemeriksaan screening ibu hamil
Pemeriksaan laboratorium selama kehamilan, persalinan dan nifas
merupakan salah satu komponen penting dalam pemeriksaan antenatal
dan identifikasi risiko komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.
a. Pra Analitik
Pra-analitik adalah langkah awal yang dilakukan sebelum melakukan
pemeriksaan. Pra-analitik sangat berperan besar apalagi pada proses
pra-analitik dikatakan gagal maka untuk ketahap berikutnya akan
lebih sulit dan juga dapat berpengaruh dengan hasil.
1) Spesimen Darah
Persiapan pasien secara umum:
26
(3) Kontrol internal harus di evaluasi dalam strip tes. Jika kontrol
internal tidak memberikan hasil yang di harapkan maka hasil tes
pasien adalah invalid, tidak boleh di laporkan dan harus di
ulang. Jika hasil invalid atau mencurigakan, kontrol eksternal
harus dievaluasi sebelum mengulang tes ketiga.
1931, pada kedua jenis grafik kontrol tersebut akan kita temui nilai
rerata dan batas-batas nilai yang dapat diterima. Batas-batas
tersebut menggunakan kelipatan dari simpangan baku.
Untuk dapat membuat Grafik Levey-Jennings sebanyak bahan
dari proses kontrol kualitas, kita melakukan langkah-langkah
berikut :
1) Memilih bahan control
Dalam memilih bahan kontrol kita perlu memperhitungkan
bebrapa faktor, seperti kesamaan krakteristik bahan kontrol
dengan sampel yang kita pergunakan dalam pemeriksaan,
stabilitas bahan kontrol, variasi anatara vial dan level bahan
control.
2) Memeriksa bahan control
Kita perlu melakukan pemeriksaan berulang terhadap
bahan kontrol untuk memperoleh data yang akan dipergunakan
dalam menentukan rerata dan disimpang baku. Seperti telah
disampaikan diperoleh kurang 20 run namun kita harus segera
mengganti setelah mempunyai data 20 run.
3) Membuat grafik dengan batas-batas rerata dan simpangan baku
Suatu plot dibuat pada kertas grafik artimetik ( linear- linear )
dengan sumbu x berupa hari/ run dan sumbu y berupa kadar
kontrol.
D. Good Laboratory Practice (GLP)
Jaminan mutu hasil laboratorium medis secara garis besar dapat di
dukung dengan tiga kegiatan yaitu praktek laboratorium yang benar atau
Good Laboratory practice (GLP), Pemantapan Mutu Internal dan
Pemantapan Mutu Eksternal serata faktor lainnya.
1. Metode pemeriksaan
Laboratorium yang baik harus mengikuti perkembangan metode
pemeriksaan dengan mempertimbangkan kemampuan laboratorium
tersebut dan dan biaya pemeriksaan. Petugas laboratorium harus
senantiasa bekerja dengan mengaju pada metode yang di gunakan.
38
a) Penerimaan
b) Kualifikasi dan pengeluaran
c) Penyimpanan, pengelolaan pemasok
d) Dokumentasinya memenuhi sistem manajemen mutu untuk unit
penyedia darah.
5. Bangunan dan Fasilitas
Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
fisik bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah
ruangan Laboratorium Puskesmas. Persyaratan sarana/ruangan
Laboratorium Puskesmas adalah sebagai berikut:
a) Ukuran ruang minimal 3x4 m2, kebutuhan luas ruang disesuaikan
dengan jenis pemeriksaan yang diselenggarakan oleh Puskesmas.
b) Langit-langit berwarna terang dan mudah dibersihkan.
c) Dinding berwarna terang, harus keras, tidak berpori, kedap air,dan
mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia (keramik).
d) Lantai harus terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna
terang, dan mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia
(epoxi,vinyl).
e) Pintu disarankan memiliki lebar bukaan minimal 100 cm yang terdiri
dari 2 dua daun pintu dengan ukuran 80 cm dan 20 cm.
f) Disarankan disediakan akses langsung (lubang/celah) bagi pasien
untuk memberikan sampel dahak.
g) Pada area bak cuci disarankan untuk menggunakan pembatas
transparan (contoh: pembatas polikarbonat) untuk menghindari
paparan/tampias air cucian ke area sekitarnya.
h) Kamar kecil/WC pasien laboratorium dapat bergabung dengan WC
pasien Puskesmas. (DepKesRI.2008)
40
6. Reagen
a) Reagen sebagai bahan pereaksi harus baik kualitasnya.
b) Pada saat penerimaan semua reagen yang di beli harus di perhatikan
batas daluwarsa, keutuhan wadah/ botol dan cara transportasuinya.
c) Reagen yang sudah dekat batas daluwarsa harus dipikirkan apakah akan
habis di gunakan sebulum batas waktunya.
d) Pada persiapan reagen untuk pemeriksaan perlu di pertimbangkan
kualitas air/aquades sebagai pelarut reagen. Air yang mengandung
bahan kaporit akan mempengaruhi reagen untuk pemeriksaan kalsium
dan klorida,sedangkan air yang mengandung banyak logam-logam
(besi) sangat mempengaruhi pemeriksaan logam-logam tersebut.
e) Reagen yang belum di larutkan sifatnya stabil sampai batas daluwarsa
selama kemasan nya utuh.
f) Pada penyimpanan reagen perlu di perhatikan lama dan suhu
penyimpanan. Reagen perlu di perhatikan yang lebih dulu di buat harus
di gunakan lebih dahulu.
g) Untuk penyimpanan reagen sebaiknya di buat kartu stock yang memuat
tanggal penerimaan, tanggal daluwarsa, tanggal wadah reagen di buka,
jumlah reagen yang di ambil dan jumlah reagen sisa.
7. Peralatan
a. Alat pengukur,misalnya mikroskop dan fotometer sebaiknya di
simpan dalam lemari yang jauh dari tempat lembab.
b. Sebelum di hunakan untuk pemeriksaan pertama kali, alat-alat ujkur
harus terlebih dahulu di kalibrasi.
c. Penggunaan pipet gelas harus benar cara melihat garis miniskus,yaitu
harus sejajar dengan mata.
d. Penggunaan pipet otomatis, dispenser dan dilutor yang sebenarnya
sudah terkalibrasi oleh pabrik juga harus di kalibrasi ulang secara
berkala. Semakin sering di pakai dan di ubah-ubah maka harus makin
sering alat tersebut di kalibrasi ulang.
42
upaya yang dilakukan untuk memadamkan api pada saat terjadi kebakaran
dan setelahnya.
a. Alat Pemadam Api Ringan
Alat pemadam (APAR) yang dapat bergerak atau dibawa Apar
(alat pemadam api ringan) atau fire Extinguisher adalah alat yang
digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran
kecil. Alat pemadam kebakaran ringan pada umumnya berbentuk
tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan
tinggi. Dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja K3 dan apar juga
merupakan salah satu syarat yang harus ada disetiap bangunan dan
instansi, rumah sakit, laboratorium dan lain-lain. Apar sendiri
berfungsi untuk memadamkan api apabila terjadi kebakaran.
( Modul,2015).
b. Jenis-jenis Apar
1). Tabung Water
Alat Pemadam Api Jenis Air merupakan alat pemadam api
yang menggunakan air untuk memadamkan api. Alat pemadam ini
menggunakan air dan karbon dioksida sebagai bahan pemadam.
Jenis pemadam ini cocok untuk memadamkan api yang membakar
kertas dan kayu.
2). Tabung Foam
Alat Pemadam Api Jenis AFF Foam (Busa) merupakan alat
pemadam api yang menggunakan bahan kimia yang dapat
membentuk busa yang stabil dan didorong dengan karbon dioksida
pada saat keluar dari tabung. AFF Foam (busa) yang keluar akan
menyelimuti bahan yang terbakar sehingga dapat memadamkan api
karena oksigen tidak bisa masuk untuk proses kebakaran.
a) Tabung Dry chemical
Alat Pemadam Api Jenis Dry Chemical Powder
merupakan alat pemadam api yang mengandung serbuk
kering yang bersifat inert seperti serbuk silica yang dicampur
dengan serbuk sodium bikarbonat. Serbuk dipompa keluar
47
4. Spill Kit
Spill kit adalah seperangkat alat yang digunakan untuk menangani
jika terjadi tumpahan cairan tubuh pasien seperti darah, muntah atau
bahan infeksius lainnya agar tidak membahayakan semua pekerja dan
lingkungan sekitarnya, spill kit bertujuan untuk acuan penerapan
langkah-langkah untuk mencegah infeksi pada pelayanan kesehatan dan
tersedia peralatan penanganan tumpahan darah/cairan tubuh. Tujuan
ada nya spill kit pada Laboratorium yaitu sebagai acuan penerapan
langkah-langkah untuk mencegah infeksi pada pelayanan kesehatan dan
tersedia peralatan penanganan tumpahan darah atau cairan tubuh.
Semua kegiatan pembersihan tumpahan cairan tubuh pasien sepeti
darah, mutahan, atau bahan infeksius lain nya harus di lakukan sesuai
prosedur. Adapun alat penunjang yang harus di sediakan untuk
menangani keadaan tersebut seperti :
a. Pakaian perlindung diri,sarung tangan karet,sepatu bot karet.
b. Sekop dan pengumpulan debu.
c. Forsep untuk mengambil pecahan gelas
d. Kain lap dan kertas pembersih
e. Ember
f. Abu soda atau natrium bikarbonat untuk menetralkan asam
g. Pasir
Jika terjadi tumpahan asam atau bahan korosif, netralkan dengan debu
spda atau natrium bikarbonat, sedangkan jika tumpahan berupa zat alkalis
taburkan pasir di atas nya.
F. Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi
sebagian atau seluruh tubuh sumber daya manusia dari potensi bahaya di
Fasyankes. Alat pelindung diri tidak mengurangi pajanan dari sumbernya,
hanya saja mengurangi jumlah pajanan yang masuk ke tubuh. APD bersifat
eksklusif (hanya melindungi individu) dan spesifik (setiap alat memiliki
spesifikasi bahaya yang dapat dikendalikan). Implementasi APD seharusnya
49
4) Pelindung Kaki (sepatu boots, safety shoes) Alat pelindung kaki adalah
alat yang berfungsi untuk melindungi kaki dari darah, cairan tubuh,
zatzat kimia yang digunakan, benturan benda keras dan tajam, serta
limbah yang ada. SDM Fasyankes yang berdiri dalam jangka waktu
lama ketika bekerja, perlu sepatu yang dilengkapi bantalan untuk
menyokong kaki. SDM Fasyankes yang bekerja dan berhadapan
dengan pekerjaan dengan risiko cidera akibat dari kejatuhan benda
keras yang mengenai jari kaki disarankan memakai sepatu dengan
ujung yang keras.
52
53
54
area tes (P=positif) dan area kontrol (C=kontrol). Apabila hanya satu
warna yang tergambar pada area kontrol, maka interpretasinya yaitu
nonreaktif. Sedangkan jika tidak ada warna yang terbentuk, maka
pemeriksaan tersebut tidak valid.
c. Interpretasi hasil
Non Reaktif: Terbentuk 1 garis berwarna pada zona garis kontrol
Reaktif : Terbentuk 2 garis berwarna pada zona garis kontrol dan
zona garis test.
3. Pemeriksaan Anti-HIV
Prinsip pada sampel positif yang mengandung antibodi HIV-1/2,
antigen rekombinan HIV-1/2 (gp41, p24 dan gp36) dalam bentuk koloid
konjugat emas dan sampel akan bergerak di sepanjang membran
chromatographi ke wilayah tes 1 yang dilapisi dengan rekombinan antigen
HIV-1 (gp41, p24) dan wilayah tes 2 yang dilapisi dengan rekombinan
gambaran HIV-2 (gp36) membentuk garis sebagai kompleks partikel emas
antigen-antibodi-antigen dengan sensitivitas dan spesifisitas tinggi, metode
yang digunakan yaitu: Imunocromatografy test (ICT) dan Alat bahan
reagensia yaitu mikropipette 10 µl,20 µl,HIV rapid test strip, serum,
plasma dan buffer
a. Intruksi Kerja Alat Pemeriksaan Anti-HIV
1). Pra Analitik
Prosedur Pembuatan Serum
a) Petugas menerima rujukan.
b) Petugas menggunakan APD.
c) Prtuas menyiapkan alat dan bahan
d) Petugas mengeluarkan tes kit dan pembungkus dan meletakan
pada permukaan datar dan kering.
e) Petugas mengambil sampel.
f) Biarkan darah membeku sempurna dalam tabung vakum
kurang lebih 45 menit.
g) Tabung di-sentrifuge selama 10 menit pada kecepatan 3000
rpm.
58
2) Hasil Negatif
Hanya muncul garis pada daerah kontrol “C”.
3) Invalid
Tidak adanya garis kontrol “C” dalam jendela hasil menunjukkan
hasil yang tidak valid. Petunjuk mungkin belum diikuti dengan
benar atau tes mungkin telah memburuk. Disarankan untuk
menguji kembali spesimen tersebut.
D. Intruksi Kerja Khusus (IKK)
1. Alat pelindung diri (APD)
Langkah-langkah Pemakaian APD
a. Cuci tangan
b. Kenakan baju sebagai lapisan pertama pemakaian pelindung
c. Kenakan sepatu bot karet atau sendal lab
d. Kenakan sepasang sarung tangan pertama
e. Kenaka gaun luar atau apron
f. Kenakan celemek plastik Kenakan sepasang sarung tagan kedua
g. Kenakan masker
h. Kenakan penutup kepala
i. Kenakan pelindung kaca mata
Langkah-langkah Pelepasan APD
a. Didesinfektan sepasang sarung tangan bagian luar
b. Didesinfektan celemek dan sepatu bot/ sendal lab
c. Lepaskan sarung tangan bagian luar
d. Lepaskan celemek plastik
e. Lepaskan gaun luar
f. Desinfektan tagan yang menggenakan sarng tangan
g. Lepaskanlah pelindung mata
h. Lepaskan penutup kepala
i. Lepaska masker
j. Lepaskan sepatu bot/ sendal lab
k. Lepaskan sepasang sarung tangan bagian dalam
61
o. Cucilah tangan dan area kulit yang terpapar dengan sabun cuci dan
air mengalir. (KemenKes RI, 2017)
3. Cara penggunaan APAR
a. Tarik kunci pengaman
b. Arahkan ke dasar apiTekan gangang
c. Dan sapukan kearah kiri dan kanan api
d. Penanganan Limbah
4. Pembuangan Dan Pengolahan Limbah
Sekitar 85% sampah umum yang di hasilkan rumah sakit /
puksesmas / kinik tidak terkontaminasi dan tidak berbahaya bagi
petugas yang menangani. Sampah yang tidak terkontaminasi misalnya
kertas, botol, kotak, dan wadah plastik makanan semua ini di buang
dengan metode biasa atau di kirim ke dinas pembungan sampah
setempat atau tempat pembungan sampah umum.
Beberapa sampah fasilitas kesehatan terkontaminasi jika tidak di
kelola secara benar sampah terkontaminasi yang membawa
mikroorganisme yang dapat menular pada petugas yang kontak dengan
sampah.
Sampah terkontaminasi meliputi :
a. Darah
b. Nanah
c. Urin
d. Tinja
Sampah lain yang tidakmengandung bahan infeksius tetapi di
golongkan berbahaya karena mempunyai potensi berbahaya pada
lingkungan yaitu :
a. Sampah sitotoksik
b. Sampah yang mengandung logam berat
c. Wadah bekas berisi gas dan tidak dapat di daur ulang
Pembungan sampah terkontaminasi yang benar meliputi :
a. Menuangkan cairan atau sampah basah kesistem pembuangan
kotoran tertutup
63
64
65
d. Kerjasama
Memupuk semangat kebersamaan dan saling membantu dalam
mengerjakan tugas pelayanan.
1) Peduli
Membudayakan sikap inisiatif dan rasa memiliki atas segala
bentuk pelayanan dan kegiatan di Puskesmas.
2) Ramah
Membudayakan sikap penuh senyum dan tegur sapa penuh
kesopanan sesuai budaya Indonesia.
5. Budaya Puskesmas Remaja
R : Rapi dalam berpakaian
E : Etika di junjung tinggi
M : Malu jika terlambat
A : Amanah dan bertanggungjawab.
J : Jujur dalam bekerja.
A : Antusias dalam bekerja
6. Kebijakan Mutu
Puskesmas Remaja bertekad untuk selalu melakukan peningkatan
mutu pelayanan kesehatan secara berkelanjutan dengan berpihak pada
kode etik profesi dan peraturan perundang-undagan yang berlaku
mengutamakan keselamatan dan kepuasan pasien maupun sasaran
program.
7. Sasaran Puskesmas
a. UKM : masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Remaja, kepala keluarg,
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, neonatus, bayi, anak usia pra sekolah,
anak sekolah, remaja, PUS, WUS, lansia dan lintas sektor.
b. UKP : pasien dan pengunjung puskesmas.
66
8. Jam Pelayanan
a. Jam Pelayanan Ruang Pendaftaran
1) Senin - Kamis 07.30-11.00
2) Jumat 07.30-10.00
3) Sabtu 07.30-10.00
b. Jam Pelayanan Rawat Jalan
1) Senin - Kamis 07.30-14.30
2) Jumat 07.30-11.30
3) Sabtu 07.30-13.00
c. Jam Pelayanan Khusus
1) BCG Senin 08.00-12.00
2) Campak Selasa dan Rabu 08.00-12.00
3) IPV Rabu dan Kamis 08.00-12.00
9. Jenis pelayanan kesehatan
Puskesmas Remaja merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerja. Puskesmas remaja berfungsi sebagai penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat
dan keluarga, serta pusat pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan
tingkat pertama yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan untuk masyarakat.Untuk mencapai fungsinya
diperlukan upaya kesehatan dengan pendekatan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.
a. Jenis-jenis pelayanan kesehatan perorangan di Puskesmas Remaja
meliputi:
1) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
a) Pemeriksaan gigi dan mulut
b) Pengobatan
67
c) Pencabutan
d) Penambalan
e) Pembersihan karang gigi
f) Rujukan
g) Konsultasi
2) Pelayanan KIA-KB
a) Manajemen terpadu balita sakit
b) Pemeriksaan ibu hamil
c) Upaya kesehatan KB
d) Pengobatan
e) Rujukan
f) Konsultasi
3) Pelayanan imunisasi
Upaya kesehatan imunisasi untuk bayi, balita dan calon pengantin
4) Pelayanan Tindakan
a) Pelayanan gawat darurat
b) Pelayanan tindakan medis
c) Pengobatan
d) Rujukan
e) Surat keterangan kesehatan
5) Pelayanan Farmasi
a) Pelayanan resep
b) Konsultasi, informasi dan edukasi
6) Pelayanan Laboratorium
a) Pemeriksaan Hematologi
b) Pemeriksaan Kimia Klinik
c) Pemeriksaan Urinalisa
d) Pemeriksaan Imunologi
e) Pemeriksaan Mikrobiologi
f) Pemeriksaan Feses/tinja
68
2) Laptop
3) Mesin Ketik
4) Telephone
5) Pompa Air
6) Genset
7) AC
15. Tenaga (Sumber Daya Manusia)
Tabel 4.1 Tenaga Kesehatan UPT. Puskesmas Remaja
No Jenis Tenaga Profesional Jumlah Tenaga
1 Doker Umum 5 orang
2 Dokter Gigi 2 orang
3 S1 Keperawatan 3 orang
4 D3 Keperawatan 8 orang
5 D4 kebidanan 1 orang
6 D3 Kebidanan 5 orang
7 D4 ATLM -
8 D3 ATLM 2 orang
9 D3 Ahli Gizi 1 orang
10 S1 Farmasi 1 orang
11 S1 Non Kesehatan 2 orang
12 D3 Non Kesehatan 1 orang
13 SMA 5 orang
14 S1 Kesehatan Masyarakat 3 orang
15 SPK/SPR -
16 SPRG -
17 D3 Farmasi 3 orang
18 D1 kesehatan lingkungan 1 orang
19 S1 kebidanan 1 orang
20 SD 1 orang
JUMLAH 45 orang
71
16. Peralatan
Berdasarkan PermenKes RI No.34 Tahn 2019 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, adapun sarana dan prasarana Jenis dan jumlah
peralatan laboratorium UPT. Puskesmas Remaja Samarinda tergantung
dari metode pemeriksaan, jenis dan program puskesmas.
Daftar sarana dan prasarana peralatan penunjang di Laboratorium
UPT. Puskesmas Remaja Samarinda dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Peralatan di laboratorium UPT.Puskesmas Remaja
Jumlah Jumlah di lab
No Jenis Peralatan Ada Tidak
standar PKM.Remaja
alat tes cepat 1 buah
1
molekuler 0
2 blood cell counter 1 buah 0
3 Fotometer 1 buah 1 buah
hematology 1 sert
4
analizer (HA) 1
5 hemositometer set 1 set 1 set
6 lemari es/kulkas 1 buah 1 buah
7 Mikroskop 1 buah 1 buah
8 Torniket 1 buah 1 buah
pipet mikro 5- 1 buah
9 50,100-200,500-
1000 ul 1 buah
10 rotator plate 1 buah 1 buah
11 centrifuge listrik 1 buah 1 buah
centrifuge 1 buah
12
mikrohematokrit 0
tabung centrifuge 6 buah
13
tampa skala 6 buah
14 tally counter 1 buah 1 buah
westergren set 3 buah
15
(LED) 3 buah
16 urin analizer 1 buah 0
17 batang pengaduk 3 buah 3 buah
18 beker,glass 3 buah 3 buah
19 botol pencuci 1 buah 1 buah
20 corong kaca 3 buah 3 buah
21 erlenmayer, gelas 2 buah 0
gelas pengukur 1 buah
22
100mL,500mL 1 buah
23 pipet berskala vol 3 buah 0
72
1cc
pipet berskala vol 3 buah
24
10cc 0
Sesuai
25
rak pengering kebutuhan 1 buah
tabung reaksi 12 12 buah
26
mm 3 buah
27 termometer 0-50˚c 1 buah 1 buah
28 wadah aquades 1 buah 1 buah
blood lancet dengan Sesuai
29
autoklik kebutuhan 1 buah
Seusai
30
kawat asbes kebutuhan 1
Sesuai
31
kertas lakmus kebutuhan 0
Sesuai sesuai
32
kertas saring kebutuhan kebutuhan
Sesuai sesuai
33
kaca objek kebutuhan kebutuhan
Sesuai sesuai
34
kaca penutup kebutuhan kebutuhan
kaca sediaan Sesuai
35 frosted end untuk kebutuhan sesuai
pemeriksaan TB kebutuhan
kertas golongan Sesuai sesuai
36
darah kebutuhan kebutuhan
Sesuai
37
penghisap karet kebutuhan 1 buah
Sesuai sesuai
38
pot spesimen dahak kebutuhan kebutuhan
Sesuai sesuai
39
pot spesimen urin kebutuhan kebutuhan
Sesuai sesuai
40
RDT malaria kebutuhan kebutuhan
reagen pemeriksaan Sesuai sesuai
41
kimia klinik kebutuhan kebutuhan
reagen ziel nielsen Sesuai
42 untuk pemeriksaan kebutuhan sesuai
TB kebutuhan
reagen pemeriksaan Sesuai sesuai
43
IMS kebutuhan kebutuhan
reagen pemeriksaan Sesuai sesuai
44
HIV kebutuhan kebutuhan
reagen pemeriksaan Sesuai sesuai
45
Hepatitis B kebutuhan kebutuhan
46 Scalpel 1 buah 0
47 tip pipet Sesuai sesuai
73
kebutuhan kebutuhan
tabung kapiler Sesuai
48
mikrohematokrit kebutuhan 0
penjepit tabung 2 buah
49
kayu 2 buah
50 pensil kaca 1 buah 3 buah
pemanas/penangas 1 buah
51
air 1 buah
wadah untuk 1 buah
52
limbah benda tajam 1 buah
tempat sampah Sesuai
53 tertutup di lengkapi kebutuhan
injakan pembuka 3 buah
54 rak pengering 2 buah 1 buah
rak pewarna 2 buah
55
preparat 1 buah
56 rak tabung reaksi 1 buah 2 buah
57 Stopwatch 1 buah 1 buah
58 ose/sengkelit 3 buah 2 buah
59 sikat tabung reaksi 1 buah 1 buah
60 Timer 1 buah 1 buah
61 kursi kerja 1 buah 3 buah
62 meja tulis 1/2 biro 2 buah 1 buah
63 lemari peralatan 1 buah 1 buah
buku registrasi Sesuai sesuai
64
pelayanan kebutuhan kebutuhan
formulir informed Sesuai sesuai
65
consent kebutuhan kebutuhan
formulir dan surat Sesuai
66 keterangan lain kebutuhan sesuai
sesuai kebutuhan kebutuhan
(Sumber: Data primer. 2020)
Contoh :
Muhammad Yunus Rosyidi/23061987/dwi isyanto/ 123/ pemuda 3 no 6
Kel. Temindung Permai/ BPJS 0072345678/ Poli Umum.
Format SMS Balasan :
Anda sudah terdaftar di Poli Bawalah kartu Jamkesa/BPJS dan kartu
berobat anda.
UPT.Puskesmas Remaja Samarinda memiliki satu laboratorium
pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan Kimia Patologi Klinik dan
beberapa pemeriksaan lain nya yang berkaitan dengan kepentingan
kesehatan untuk menunjang upaya pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan masyarakat.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
(permenkes.2019).
Pelayanan Laboratoium merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan
kesehatan, Untuk menegakkan diagnosis, Dengan menetapkan penyebab
penyakit, Menunjang sistem kewaspadaan dini, Monitoring
pengobatan,pemeliharaan kesehatan dan pencegahan timbilnya penyakit.
Pelayanan laboratorium di Puskesmas Remaja dibuka setiap hari senin-
kamis dimulai pada pukul 07.30-14:30 WITA, hari jumat yaitu pada pukul
07.30-11.30 WITA, dan hari sabtu pukul 07.30-13.00 WITA.Pelayanan
tutup pada hari minggu dan hari libur nasional. Alur pelayanan
laboratorium dimulai dari pasien yang datang melakukan pendaftaran dan
registrasi di ruang pendaftran, lalu menuju poli yang bersangkutan lalu
75
3 sampel abnormal (18,75%) pada ibu hamil trimester II, 2 sampel normal
(12,5%) dan 2 sampel (12,5%) abnormal pada ibu hamil trimester III.
c. Pembahasan
Didapatkan hasil pemeriksaan Hemoglobin dengan jumlah 16 sampel,
diantaranya 5 sampel dengan hasil normal dan 11 sampel abnormal,
Berdasarkan hasil pemeriksaan dengan tinggi dan rendah nya kadar
Hemoglobin pada ibu hamil berdasarkan trimester kehamilan nya yang
77
dapat menyebabkan anemia ringan dan anemia berat pada ibu hamil,
namun berdasarkan trimester kehamilan nya. Perlu di ketahui serangkaian
pemeriksaan yang di lakukan wajib di ikuti oleh ibu hamil sesuai dengan
standar pelayanan antenetal yang tercantum dalam Deperteman Kesehatan
RI Tahun 2013.
Kekurangan kadar haemoglobin pada ibu hamil merupakan satu
permasalahan kesehatan yang rentan terjadi selama kehamilan. Kadar Hb
yang kurang dari 11 gr/dl mengindikasikan ibu hamil menderita anemia,
anemia pada ibu hamil meningkatkan resiko bayi lahir dengan berat badan
rendah, resiko pendarahan sebelum dan saat saat persalinan, bahkan dapat
menyebabkan kematian ibu dan bayi nya jika ibu hamil tersebut menderita
anemia berat. Penurunan konsentrasi haemoglobin di karenakan suatu
adaptasi fisiologis di dalam kehamilan. Konsentrasi haemoglobin <11
gr/dl merupakan keadaan abnormal yang tidak berhubungan dengan
hipervolemia namun dapat menyebakan peningkatan kadar haemoglobin,
peningkatan kadar hemoglobin dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan janin normal (Anggi.2011).
Pada ibu hamil kebuutuhan zat besi meningkat dua kali lipat dari
kebutuhan sebelum hamil hal tersebut terjadi karena selama hamil volume
darah meningkat sampai 50% sehingga perlu lebih banyak zat besi untuk
membentuk haemoglobin. Peningkatan volume darah meningkat di
sebabkan karena terjadi pengenceran darah, kebutuhan plasenta dan
pertumbuhan janin (Oktaviani.2012).
Anemia merupakan salah satu komplikasi yang paling sering
berhubungan dengan kehamilan. Bahkan anemia berat memiliki efek
buruk pada ibu dan janin. Sebanyak 75% anemia yang paling umum
selama kehamilan adalah anemia defisiensi besi. Pada ibu hamil, anemia
merupakan kondisi sel darah merah atau kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah menurun, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan
organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang.
Secara normal, ibu hamil memiliki kadar Hb minimal 11 gr%.
Anemia pada kehamilan adalah ibu hamil yang mempunyai kadar Hb <
78
11,00 gr% pada trimester I dan trimester III serta kadar Hb < 10,50 gr%
pada trimester II, karena ada perbedaan hemodilusi terutama trimester II.
Anemia pada kehamilan terjadi karena perubahan hematologi berupa
peningkatan 45% volume plasma darah, peningkatan 25% massa eritrosit,
terjadinya trombositopenia, terjadinya koagulasi, dan peningkatan
kebutuhan eritropoiesis. Tujuan di lakukan pemeriksaan Hemoglobin yaitu
untuk mengetahui apakah seseorang mengalami kekurangan darah atau
tidak, tidak dapat di ketahui dengan mengatur kadar Hb. Penurunan kadar
Hb dari normal berarti kekurangan darah, suatu kondisi yang di sebut
dengan anemia. Adanya anemia biasanya juga di sertai dengan jumlah
erotrosit yang menurun dan nilai hematokrit di bawah normal.
Pada 16 sampel setiap pemeriksaan Anti-HIV dan Hepatitis B,
didapatkan hasil dari pemeriksaan masing-masing yaitu 16 sampel Non
reaktif atau hasil pemeriksaan Negatif HIV dan Hepatitis. Pemeriksaan
infeksi penyakit menular seperti HIV atau Hepatits B di lakukan pada ibu
hamil guna melakukan pencegahan resiko tinggi penularan terhadap bayi,
karena hal tersebut maka tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
wajib menawarkan tes HIV,Hepatitis B kepada semua ibu hamil secara
inklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan
antenatal atau menjelang persalinan (PerMenKesRI.2014).
Pada ibu hamil, penularan infeksi virus HIV dapat terjadi dalam
rahim, saat peralinan, atau pada saat menyususi. Ada beberpa faktor yang
mempengaruhi infeksi HIV pada ibu hamil dan menyusui yaitu faktor
Virus, obstetri, dan juga janin. Berdasarkan anjuran dari kemenkes RI
No.51 tahun 2013 pedoman pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak
bertujuan untuk mengembangan dan melaksanakankegiatan pencegahan
penularan HIV dari ibu ke anak. Efek yang di sebabkan oleh infeksi virus
yang terjadi selama kehamilan bergantung apakah virus dapat melewati
barier dari plasenta bayi, Pada infeksi yang di sebabkan virus hepatitis B
seorang wanita hamil dengan hepatitis B maka resiko yang mungkin
terjadi adalah kelahiran prematur atau bahkan keguguran (Wahyuni.2018).
79
3. Pasca analitik
a) setelah di lakukan pemeriksaan hasil di validasi oleh analis
kesehatan dan di input ke komputer lalu di susaikan dengan nilai
normal, apabila ada nilai kritis (hasil yang melebihi batas normal)
hasil harus di catat di buku nilai kritis, dan jika ada sampel atau
hasil pemeriksaan ibu hamil HIV yang reaktif akan di rujuk ke
rumah sakit dan selanjutnya di lakukan pengobatan rutin di
puskesmas temindung yang merupakan puskesmas yang memiliki
obat dalam penanganan dan perawatan HIV pada ibu hamil,
untuk hasil pemeriksan HBsAg yang Reaktif maka di lakukan
pengobatan tetap di puskesmas Remaja dan jika bayi lahir dengan
status ibu positif Hepatitis B maka bayi langsung di suntikan
dengan vaksin hepatitis B, pada rapid test yang di lakukan pada
pemeriksaan Hepatitis B dan HIV di perhatikan jika tidak terdapat
garis muncul pada “s” maka harus di ganti casset baru hal
tersebut di lakukan untuk mengantisipasi hasil positif palsu. Pada
pemeriksaan Hemoglobin dengan alat photometer hasil yang di
dapatkan di sesuaikan dengan kondisi kehamilan pasien jika nilai
terlalu tinggi atau terlalu rendah maka di lakukan pemeriksaan
ualang untuk memastikan hasil sebenarnya, dan kadar sampel,
reagen yang kadarluarsa (masa berlaku habis).
Setelah dilakukan pemeriksaan ulang dan hasil masih sama
dengan pemeriksaan sebelumnya maka Analis Kesehatan
melaporkan hasil tersebut kepada dokter yang kemudian akan
diberitahukan kepada pasien yang bersangkutan agar tindakan
medis segera dilakukan kepada pasien yang memiliki nilai kritis
pada pemeriksaan.
b) Analis memberitahukan pada pasien bahwa Tes dapat di lakukan
setiap hari senin–sabtu pada pukul 08.00 – 11.00 WITA di
laboratorium puskesmas remaja dan membawa surat rujukan
pemeriksaan hal tersebut di lakukan untuk mencegah kekeliruan
83
4. Pemantapan Mutu
Penjamin Mutu adalah semua kegiatan yang di tujukan untuk
menjamin ketelitian dan ketetapan hasil pemeriksaan laboratorium,
yaitu pemantauan terkait masa exipied reagen di mana hal tersebut
sangat perlu di lakukan agar hasil yang di dapatkan akurat.
Reagen yang di gunakan oleh pengamat saat pemeriksaan HIV
pada ibu hamil metode rapid test yaitu SD,Dos Diagnostic dan Fokus.
Reagen SD expred tanggal 05 oktober 2020, reagen Dos diagnostic
expred tanggal 19 juni 2021 dan reagen Fokus expred bulan 07 tahun
2020, semua reagen HIV yang di gunakan untuk pemeriksaan ibu
hamil masih layak di gunakan penyimpanan reagen di letakan pada
lemari khusus, tidak terpapar langsung oleh cahaya matahari dengan
suhu ruangan dan buffer di simpan di dalam lemari pendingin.
Reagen yang di gunakan untuk pemeriksaan HBsAg pada ibu
hamil yaitu reagen SD. Reagen SD yang di gunakan expred pada
tanggal 05 oktober 2020 dan di letakan pada lemarik khusus
penyimpanan reagen rapid test, tempat penyimpanan tidak terpapar
sinar matahari langsung dan berada dalam suhu ruangan.
Reagen Hemoglobin di letakan di dalam lemari pendingin dengan
suhu 4-8ºC , dan selalu di lakukan pengecekan tanggal kadaluarsa
pada reagen.
84
1) Teknisi Laboratorium
a) Keterampilan tenaga di tentukan oleh kualitas pendidikan,
pengalaman dan kondisi kerja. Tenaga laboratorium harus
terlatih dan menguasai alat dan teknik di laboratorium, dengan
pendididkan terakhir D-III analis kesehatan atau D-IV analis
kesehatan dan memiliki STR (Surat Tanda Registrasi) serta SIP
(Session Initation Protocol) pelatihan dan pengalaman Tenaga
Laboratorium harus menguasi Laboratorium.
b) Tenaga Laboratorium Puskesmas Remaja Samarinda berjumlah
2 orang bekerja dari pukul 07.30 – 15.00 WITA dan melakukan
85
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil Observasi Pemeriksaan Hemoglobin, anti-HIV dan Hepatitis B
pada ibu hamil di UPT. Puskesmas Remaja Samarinda pada bulan febuari
2020 dapat di simpulkan bahwa :
1. Pemeriksaan Hemoglobin, Anti-HIV dan Hepatitis B pada ibu hamil
bulan febuari 2020 di dapatkan 16 sampel, pada pemeriksaan
Hemoglobin di dapatkan 6 sampel normal dan 10 sampel tidak normal,
pada pemeriksaan Anti-HIV dan pemeriksaan Hepatitis B di dapatkan
semua sampel 16 sampel non reaktif.
2. Di UPT. Puskesmas Remaja Samarindaa alat photometer tidak di lakukan
quality control namun tetap di lakukan kalibrasi rutin pada alat, Prosedur
pemeriksaan Hemoglobin dengan alat photometer belum memenuhi
standar Pementapan Mutu Internal (PMI) sedangkan pemeriksaan HIV
dan HBsAg di lakukan sesuai SOP (Standart Operasional Prosedur) ?
sesuai Pemantapan Mutu Internal berlaku
3. Good Labortory practice (GLP), di UPT. Puskesmas Remaja Samarinda
berkaitan dengan teknisi laboratorium, lingkungan, bahan pemeriksaan,
reagen dan pemeliharaan alat belum sepenuh nya di laksanakan.
4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam laboratorium UPT.
Puskesmas Remaja Samarinda belum sepenuhnya ada salah satu nya
belum memiliki spill kit namaun untuk antisipasi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja lain sudah terlaksana dan tersedia dalam laboratorium
UPT. Puskesmas Remaja Samarinda.
90
91
B. Saran
Beradasarakan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah diuraikan
maka pengamat menyarankan
1. Bagi Akademik
Dapat memberikan perbendaharaan Laporan Tugas Akhir khususnya
di bidang pemeriksaan Hemoglobin, HIV dan HBsAg pada ibu hamil
sebagai referensi untuk menambah pengetahuan serta menambah wawasan
terutama tentang pemeriksaan Laboratorium pada ibu hamil.
Hati, Shinta Wahyu. 2015. Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
Pembelajaran di Laboratorium. Batam: Politeknik Negeri Batam.
Wahyuni, rika sri. 2018. Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan untuk
mahasiswa kebidana. Yogyakarta : PT. Pustaka Buku
92
LAMPIRAN
93
94
Normal Abnormal
Gambar 3. APAR
101
Gambar 4. APAR
Gambar 9. Centifuge
113
114