Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

VIROLOGI

Pemeriksaan Anti-HIV Menggunakan ELIZA Readher

Oleh Kelompok Ganjil:

Nama
Monica Ellin Hangin Dessy Natalia

Sanovia Katarina Cristine Vinsensia Kandoq

Rifky Wahyu Fatikin Novera Herlina

Merchiliani Harianto Martiana Kuwing

Palentinus Daung Zulkarnain

Aji muhammad Dzarqi Solihin

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2019
BAB I

A. Hari/tanggal

B. Judul
Pemeriksaan Anti-HIV

C. Tujuan
Untuk mengetahui adanya Anti-HIV pada darah seseorang.

D. Manfaat
Agar Mahasiswa mengetahui bagaimana prosedur cara menggunakan alat ELIZA readher.
BAB II

A. Dasar Teori
1. Pengertian Virus
Virus dikenal merupakan jasad renik terkecil, dan hidup sebagai parasit intraseluer
obliga, virus berukuran jauh lebih kecil dari bakteri, bisa 20-90 kali lebih kecil dari
bakteri Staphylococcus tergantung jenis virusnya, dan adalah memungkinkan dapat
dilihat dengan mikroskop elektron untuk virus terkecil. Virus bersifat parasit obligat,
hal itu disebebkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dan
dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah
kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein atau
kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan baik menjadi protein yang
digunakan untuk membuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur
hidupnya. (Misnadiarly, 2014)
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel
prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Virus terbagi dalam 2
kelompok yaitu virus RNA (ribonucleid acid) dan virus DNA (deoxyribounucleid acid).
Berdasarkan jenis sel yang diserangnya, virus dapat pula dibagi menjadi virus tanaman,
virus serangga, virus kuman atau binatang dan virus pada manusia. Virus binatang
umumnya dapat dimatikan pada suhu untuk mematikn kuman patogen, tapi virus
tersebut dapat bertahan hidup pada suhu -20°C. Bahkan ada virus yang dapat disimpan
dengan menggunakan gliserol 50%. (Misnadiarly, 2014)
Ciri lain virus yang tidak dimiliki oleh makhlu hidup lain adalah tubuh virus hanya
tersusun atas selubung, disebut kapsid yang tersusun atas molekul protein, dan bagian
inti yang tersusun atas asam nukleat. Jadi, virus tidak melakukan metabolisme. Ukuran
virus yang sangat kecil tidak memungkinkan virus untuk memiliki struktur
sebagaimana struktur sel. Satu unit lengkap virus yang mampu menginfeksi organisme
hidup disebut virion. (Irianto, 2006)
Tubuh virus, misalnya bakteriofag T4 (virus penginfeksi bakteri) merupakan viru
yang paling kompleks, terdiri dari kepala dan ekor dengan serabut ekor yang dapat
megenal dan menancap pada dinding sel inangnya. Kepala memiliki bentuk persegi
delapan yang didalamnya mengandung inti virus yang dikenal sebagai kepala virus.
Dari kepala virus muncul selubung memanjang yang disebut sebagai ekor virus. Pada
bagian ujungnya ditumbuhi serabut-serabut ekor. Ujung serabut ekor merupakan
penerima rangsang (reseptor). Ekor berfungsi sebagai alat penginfeksi, bagian kepala
dan ekor memiliki selubung yang disebut kapsid. Selubung atau kapsid tersusun atas
molekul-molekul protein. Satu unit protein yang menyusun kapsid disebut sebagai
kapsomer. Virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak memiliki serabut ekor.
Bagaimanapun strukturnya, virus harus memilii molekul-molekul tertentu pad
permukaan luarnya, agar dapat mengikat dan menempel pada molekul di permukaan sel
inang. (Irianto, 2006)
Bagian inti tersusun atas asam nukleat, asam nukleat yang menyusun virus
umumnya hanya satu untaian, kecuali pada virus influenza, terdapat 6-8 untaian. Setiap
untaian asam nukleat mengandung 3.500 sampai 600.000 nukleotida. Virus memiliki
asam nukleat yang bervariasi, ada yang memiliki DNA berbentuk lurus dan linier.
Beberapa virus memiliki asam nukleat berupa RNA, RNA ini ada yang berupa rantai
tunggal, ada yang berupa rantai ganda. RNA atau DNA merupakan materi genetik,
yakni berisi kode-kode pembawa sifat virus. Sebagian besar virus yang menginfeksi
manusia merupakan virus RNA, contohnya virus influenza dan HIV. Virus cacar
merupakan virus DNA. Selain itu, di dalam isi virus terdapat beberapa enzim. (Irianto,
2006)
Virus adalah partikel berukuran sangat kecil yang dapat menginfeksi hampir
semua jenis organisme. Ukurannya sekitar 20-300 milimikron. Karena ukurannya yang
sangat kecil itu, virus tidak dapat diamati dengan mikroskop cahaya. Virus hanya dapat
diamati dengan menggunakan mikroskop elektron. Virus dapat dari saringan keramik,
padahal bakteri tidak dapat lolos. Virus bukanlah sel karena ukurannya sangat kecil,
tidak memiliki sitoplasma, membran sel, ribosom dan dapat dikristalkan. Virus
memiliki sebagian sifat yang dapat menyatakannya sebagai makhluk hidup, namun
tidak semua kriteria kehidupan dipenuhinya. Dengan demikian virus dikatakan sebagai
makhluk peralihan antara hidup dan tidak hidup. (Irianto, 2006)
Virus tidak dapat hidup di alam secara bebas, melainkan harus berada di dalam sel
makhluk hidup yang lain. Berbagai makhluk hidup dapat diserang virus misalnya
manusia, hewan, tumbuhan dan bakteri.virus yang menginfeksi bakteri disebut
bakteriofag, atau fag. Virus yang menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit pada
manusia, misalnya cacar, polio, hepatitis, influenza, demam berdarah dan diare,
termasuk virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan mengakibatkan
penyakit Acquired Immuno Deficiency (AIDS), yaitu sindrom runtuhnya kekebalan
tubuh. Virus ebola yang dijumpai di Afrika dapat menyerang kera dan manusia. Virus
yang menginfeksi hewan misalnya yang menyebabkan penyakit sampar pada ayam,
rabies dan penyakit kuku pada ternak. Sedangkan virus yang menerang tumbuhan
misalnya penyebab penyakit mosaik pada tembakau, kanker pada jeruk dan busuk pada
sayuran. (Irianto, 2006)
Virus yang menyerang tanaman biasanya ditularkan oleh serangga. Serangga
yang menghisap atau memakan tanaman yang terkena virus dapat menularkannya ke
tanaman lain. Sedangkan virus yang menyerang manusia dapat ditularkan baik melalui
kontak langsung maupun tak langsung dengan penderita. Polio dan cacar bisa
ditularkan melalui air sumur yang tercemar, piring makan, sendok makan dan lain-lain.
Virus AIDS ditularkan melalui darah dan produk darah, cairan sekret vagina, semen, air
susu, hubungan seksual, jarum suntik, transfusi darah dan melalui plasenta ibu ke
janinnya. (Irianto, 2006)
Karena virus tidak memiliki sistem enzim dan tidak dapat bermetabolisme, maka
virus tidak dapat melakukan reproduksi sendiri. Untuk berkembang biak, mereka harus
menginfeksi sel inang. Inang virus berupa makhluk hidup lain yaitu bakteri, sel
tumbuhan, maupun sel hewan. Di dalam sel inang, virus ini akan memerintahkan sel
inang untuk membentuk virus-virus baru. (Irianto, 2006)
a. Virus RNA
Virus RNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa RNA, kelompok
yang tergolong yang tergolong dalam kelompok virus ini adalah virus kelas III, IV,
V dan VI.
1) Retroviridae merupakan virus berbentuk ikohasedral. Virus ini termasuk
kedalam virus ganas, dpat menyebabkan penekanan sistem kekebalan tubuh
dan juga tumor. Sifatnya yang ganas tersebut disebebkan salah satunya karena
virus ini mudah mengalami mutasi. Salah satu genus dari famili ini yang
paling terkenal adalah genus Lentivirus, yang contoh spesialnya adalah HIV 1
dan 2.
2) Pocornaviridae adalah virus yang memiliki genom RNA dengan polaritas
positif. Virus dalam famili ini mampu menyebabkan banyak penyakit pada
manusia, diantaranya adalah penyakit polio yang disebabkan oleh Poliovirus
dan flu ringan disebabkan oleh Rhinovirus.
3) Virus Orthomixoviridae diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu
kelompok pertama adalah virus Influenza tipe A, yang menginfeksi berbagai
spesies baik manusia, burung, babi, kuda anjing dan mamalia air, kelompok
lainnya adalah Influenza tipe B, Influenza tipe C dan Tick-Borne Influenza
(virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu).
4) Arboviruses merupakan singkatan dari Arthropoda-Borne virus, yaitu virus
yang berasal dari kelompok Arthropoda. Arbovirus dibagi menjadi empat
famili yaitu Togaviridae (contohnya Rubellavirus), Flaviviridae (contohnya
Hepatitis C virus dan Denguevirus), Bunyaviridae (contohnya California
Encephalitis virus) dan Reoviridae (contohnya Reovirus dan Rotavirus).
(Misnadiarly, 2014)
b. Virus DNA
Virus DNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa DNA.
Kelompok yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas I, II dan VII.
1) Herpesviridae merupakan kelompok virus berukuran besar, virus dalam
kelompok ini dapat menyebabkan penyakit ganas dan juga dapat menyebabkan
kelainan pasca kelahiran pada bayi. Herpesviridae terbagi dlam beberapa genus
yaitu:
 Alpha Herpesvirus, yang menyebabkan penyakit akut dengan gejala yang
muncul saat itu juga. Jika kondisi inang sedang lemah, maka ada
kemungkinan penyakit dapat muncul kembali. Contoh dari virus ini adalah
Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster virus.
 Beta herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit yang akut, akan tetapi
tidak ditemukan gejala pada Carrier virus ini menyebabkan infeksi pada
bayi dan perkembangan abnormal. Contoh virus ini adalah
Cytomegalovirus.
 Gamma Herpesvirus yang menyebabkan penykit Limpohopoliperatif jinak
dan ganas, contohnya virus Epstein-Bar virus.
2) Parvoviridae merupakan virus manusia berukuran paling kecil dan tidak
memiliki selubung. Contoh virus ini adalah virus B-19 yang dapat
menyebabkan cacat atau keguguran pada janin.
3) Poxviridae merupakan virus dengan ukuran besar dan kompleks, contoh virus
ini adalah virus Smallpox. (Misnadiarly, 2014)

2. Pengertian HIV
Pada tahun 1983,jean claude cherman dan Francoise Barre-sinoussi dari pranciss berhasil
mengisolasi HIV untuk pertama kalinya dari seorang penderita sindrom limfadenopati. Pada
awalnya,virus itu disebut ALV. Bersama dengan Luc Montagnier mereka membuktikan
bahwa virus tersebut merupakan penyebab AIDS. Pada awla tahun 1984, Robert Gllo dari
amerika serikat juga meneliti tentang virus lebih lanjut, terbukti bahwa ALP dan HTLV-III
merupakan virus yang sama dan pada tahun 1986 istilah yang digunakan untuk menyebut
virus tersebut adalah HIV atau lebih spesifik lagi disebut HIV-I. tidak lama setelah HIV-I
ditemukan, suatu subtype baru ditemukan di Portugal dari pasien yang berasal dari afrika
barat dan kemudian disebut HIV-2. Melalui klning dan analisis sekuens, HIV-2 memiliki
perbedaan sekitar 555 dari HIV-I dan secara antigenic berbeda.perbedaan terbesar lainnya
antara kedua strain virus tersebut terletak pada glikoprotein selubung. Penelitian lanjutan
memperkirakan bahwa HIV-2 berasal dari SIV karena adanya kemiripan sekuens dan reaksi
silang antara antibody terhadap kedua jenis virus tersebut. (Misnadiarly, 2014)
Klasifikasi kedua spesies HIV yang menginfeksi manusia HIV-I dan HIV-2 mulanya
berasal dari afrika barat dan tengah, berpindah dari primate ke manusia dalam sebuah proses
yang dikenal sebagai zoonosis.HIV-I merupakan hasil evolusi dari simian immunodeficiency
virus yang ditemukan dalam subspecies simpanse. Berdasarkan susunan genetiknya,HIV-I
dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu M,N dan O. kelompok HIV 1 M terdiri dari 16
aubtipe yang berbeda. Sementara pada kelompok N dan O belum diketahu secara jelas jumlah
subtype virus yang tergabung didalamnya. Namun,kedua kelompok tersebut memiliki
kekerabatan dengan SIV dari simpanse HIV-2 memiliki 8 jenis suptipe yang diduga berasal
dari sooty mangebey yang berbeda-beda. Apabila beberapa virus HIv dengan subtype yang
berbeda menginfeksi satu individu yang sama,maka akan terjadi bentuk rekombinan sirkulasi,
bagian dari genom beberapa subtype HIV yang berbeda akan bergabung dan membentuk satu
genom utuh yang baru. Bentuk rekombinan yang pertama kali ditemukan adalah rekombinan
AG. Virus HIV manusia adalah virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini
menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh tubuh, sehingga tubuh menjadi
lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain,kehadiran virus ini dalam tubuh akan
menyebabkan defiisiensi sistem imun. (Misnadiarly, 2014)
Virus HIV masuk kedalam tubuh manusia melalui perantara darah,semen, dan skret
vagina. HIV tergolong retrovirus yang mempunyai materi genetic RNA yang mampu
menginfeksi limfosit CD4 dengan melakukan perubahan sesuai dengan DNA inangnya. Virus
HIv cnderung menyerang jenis sel yang mempunyai antigen CD4 terutama limfosit T4 yang
memegang peranan penting dalam mengatur dan memperthankan sistem kekebalan tubuh.
Virus juga dapat menginfeksi sel monosit makropag,sel langerhans pada kulit sel dendrite
folikuler pada kelnjar limfe. Magropag pada alveoli paru,sel retina,sel serviks uteri dan sel-sel
microglia otak. Virus yang masuk kedalam limposit T4 selanjutnya mengadakan replikasi
sehingga menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel limposit itu sendiri. Penulan HIV
akibat melalui cairan tubuh yang mengandung virus HIV yaitu melalui hubungan seksual baik
homoseksual maupun heteroseksual. Pemeriksaan fisik meliputi tanda tanda vital berat badan
dan tanda-tanda yang mengarah kepada infeksi oportunistik sesuai dengan staidium klinis
HIV. Pada awal tahun 1980-an, prevalensi SK mulai meningkat drastic dan menjadi
keganasan paling banyak pada pasien dengan AIDS terutama pada laki-laki homo seksual.
(Ersha dan Ahmad,2018)
3. ELISA (Enzyme-Linked Immunosoorbent Assay)
ELISA adalah salah satu metode yang sensitif untuk mendeteksi antibodi, antigen,
hormon maupun bahan toksik. Metode ini merupakan pengembangan dari sistem deteksi
dengan imunofloroesen atau radioaktif. Du macam antibodi yang digunakan dalam ELISA,
antibodi pertama mengikat pada antigen dan antibodi kedua atau antibodi antiglobin mengikat
pada antibodi pertama. Metode ELISA pertama kali diperkenalkan oleh Engvall dan Perlmann
(1971) dengan cara mengkonjugasikan enzim dalam imunoassay. (Hasdianah, 2014).
Beberapa model ELISA yang banyak digunakan di laboratorium antara lain direct
ELISA, yang langsung diikatkan antara antigen dan antibodi, dimana antibodi harus di label
dahulu baru divisualisasi dengan cara menambahkan substrat. Kelemahan model ini adalah
diperlukan keahlian dalam melakukan konjugasi atau melabel antibodi dengan enzim,
sehingga tahap ini memerlukan tahapan antibodi dan setelah itu dilanjutkan dengan pelabelan.
Keuntungannya dari segi ekonomis sedikit lebih murah. (Hasdianah, 2014).
Model indirect ELISA banyak dipergunakan tingkatan laboratorium karena bahan yang
digunakan untuk uji ini sudah banyak dipasarkan dan mudah dibeli. Model ini memerlukan
konjugat fragmen imunoglobulin yang akan dideteksi, misalnya yang akan dideteksi adalah
IgG, maka diperlukan konjugat fragmen imunoglobulin anti IgG, hsil dari uji ini lebih spesifik
dibandingkan dengan direct ELISA . Karena itu penggunaan model ini sedikit lebih mahal.
(Hasdianah, 2014).
Sandwich ELISA adalah model tes ELISA yang menggunakan perangkat tiga macam
antibodi. Antibodi pertama biasanya menggunakan antibodi monoklonal yang dilapiskan pada
mikroplate dan selanjutnya di reaksikan dengan antigen. Setelah dilakukan pencucian baru
ditambahkan antibodi kedua atau sampel serum yang akan dideteksi dan selamjutnya
direaksikan dengan antibodi ketiga yaitu fragmen imunoglobulin anti imunoglobulin yang
akan dideteksi. Model ini mempunyai spesifitas dan sensitivitas lebih tinggi dibandingkan
kedua model diatas. (Hasdianah, 2014).
A. Alat dan bahan
Alat :
- Mikropipet
- Yellow tip dan blue tip
- Eliza readher
- Tissue
- Well
- Sentrifuge
Reagensia :
- Reagent kontrol –
- Reagen kontrol +
- Reagen whaser
- Reagen kromogen A
- Reagen kromogen B
- Reagen HRV konjugat
- Serum pasien
B. Metode

C. Cara kerja

D. Identitas sampel
Nama : Ahmad Fikri Rahmadani
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin :L

E. Interprestasi hasil

F. Hasil

Data Hasil Pemeriksaan

No Serum kode absorbans


1 Blank A1 0,000
2 Control negative B1 1,224
3 Control negative C1 1,215
4 Control negative D1 1,590
5 Control positive E1 1,604
6 Control positive F1 1,021
7 Sampel 1 G1 0,049
8 Sampel 2 H1 0,074

Perhitungan

S1 = 0,049

S2 = 0,074

𝐶𝑁1+𝐶𝑁 2+𝐶𝑁 3
CN = + 0,12
3

𝐶𝑃1+𝐶𝑃2
CP = 2
+ 0,27

1,224+1,215
= 2
+ 0,27

= 1,219 X 0,27

= 0,329

G. Pembahasan
BAB III

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Misnadiarly dan Husjain Djajaningrat. 2014. Mikrobiologi Untuk Klinik dan

Laboratorium. Rineka Cipta: Jakarta

Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme. Yrama Widya:

Bandung

Hasdianah. 2014. Virologi: Mengenal Virus, Penyakit dan Pencegahannya. Nuha

Medika: Yogyakarta

Hasdianah. 2014. Imunologi: Diagnosis dan Teknik Biologi Molekuler. Nuha Medika:

Yogyakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai