AN SEREBROSPINAL
2
• CSS di bentuk oleh :
- plexus choroideus ventrikel
- sel ependimal dinding ventrikel
3
• Komposisi CSS
Normal : jernih tidak berwarna & tidak berbau
4
VOLUME CSS
• Dewasa : 85 - 150 ml
• Neonatal : 10 - 60 ml
• Total produksi per hari : 500 ml
• Turn over : 20 mL/jam
5
CARA PENGAMBILAN CSS
1. Lumbal Pungsi
2. Aspirasi Ventricular
3. Subdural Tap
4. Aspirasi dari ventricular shunt
6
7
Aspiration from ventric
ular catheter
8
LUMBAL PUNGSI
• Pengertian
adalah upaya pengeluaran caira
n serebrospinal dengan memasu
kan jarum ke dalam ruang subar
akhnoid.
(Brunner and Suddarth’s, 1999)
9
INDIKASI
10
KONTRA INDIKASI
11
PERSIAPAN PUNGSI LUMBAL
12
TEKNIK PUNGSI LUMBAL
1. Pasien diletakkan pada pinggir tempat tidur, dalam posisi
lateral decubitus dengan leher, punggung, pinggul dan tumit
lemas. Boleh diberikan bantal tipis dibawah kepala atau
lutut.
2. Tempat melakukan pungsi adalah pada kolumna vetebralis
setinggi L 3-L4, yaitu setinggi crista iliaca. Bila tidak berhasil
dapat dicoba lagi intervertebrale ke atas atau ke bawah.
Pada bayi dan anak setinggi intervertebrale L4-5
3. Bersihkan dengan yodium dan alkohol daerah yang akan
dipungsi
4. Dapat diberikan anasthesi lokal lidocain HCL
5. Gunakan sarung tangan steril dan lakukan punksi,
masukkan jarum tegak lurus dengan ujung jarum yang mirip
menghadap ke atas. Bila telah dirasakan menembus jaringan
meningen penusukan dihentikan, kemudian jarum diputar
dengan bagian pinggir yang miring menghadap ke kepala.
6. Dilakukan pemeriksaan tekanan dengan manometer dan
test Queckenstedt bila diperlukan. Kemudian ambil sampel
untuk pemeriksaan jumlah dan jenis sel, kadar gula, protein,
kultur baktri dan sebagainya.
13
14
15
KOMPLIKASI
1. Sakit kepala
Biasanya dirasakan segera sesudah lumbal
pungsi, ini timbul karena pengurangan cairan
serebrospinal
2. Backache, biasanya di lokasi bekas punksi
disebabkan spasme otot
3. Infeksi
4. Herniasi
5. Intrakranial subdural hematom
6. Hematom dengan penekanan pada radiks
16
PEMERIKSAAN CSS
meliputi:
a. Tekanan Intra Kranial
b. Makroskopis
c. Mikroskopis
d. Bakteriologis
e. Kimia
f. Serologi
17
A. TEKANAN INTRA KRANIAL
• Tekanan normal CSS :
dewasa : 70-180 mmH22
anak : 10~100 mmH22O
• Meningkat pada:
- Px takut → menahan nafas/menegangkan otot
- Px gemuk → menekuk lutut smp menekan
dinding perut
- Ensefalitis, Neurosifilis
- Tumor intrakranial
- Meningitis purulenta, Meningitis TB
18
Mengukur te
kanan intrakranial
19
B. MAKROSKOPIS
20
WARNA
21
DARAH
• Trauma Pungsi:
Tabung I : darah terlihat jelas
Tabung II & tabung III : berkurang
Sentrifus: cairan atas jernih
Darah sering menimbulkan bekuan
• Perdarahan subarachnoida:
Semua tabung: darah terlihat jelas
Darah tidak membeku
Sentrifus: cairan atas kuning
22
KEKERUHAN
• Disebabkan: darah, sel radang (epitel & lekosit), kum
an
• Bertambahnya jumlah sel tidak disertai kekeruhan :
ensefalitis, meningitis sifilitika, polimielitis
• < 200 sel/ul : kekeruhan tidak dapat dilihat
• 200-500 sel/ul: sedikit keruh
• >500 sel/ul : keruh (meningitis purulenta)
23
SEDIMEN
Setelah disentrifus
24
BEKUAN
• Menunjukkan tingginya kadar protein: alb
umin, globulin terutama fibrinogen
• Normal : tidak mengandung fibrinogen
• Bekuan halus: Meningitis Tuberkulosa
• Bekuan kasar: Meningitis Purulenta
• Bekuan en masse : perdrhan besar
• Ensefalitis & poliomielitis: bekuan tidak a
da
25
C. MIKROSKOPIS
• Jumlah sel
• Jenis sel
• Bakterioskopik
26
JUMLAH SEL
• Diperiksa ½ jam setelah dapat cairan otak
• Tabung ketiga yg dipakai
• Alat : kamar hitung Improved Neubauer /
Fuchs Rosenthal
• Larutan: Turk pekat
27
PENGHITUNGAN JUMLAH SEL
28
JENIS SEL
29
HITUNG JENIS SEL
30
Normal CSF Differential Cell Count
31
N JUMLAH SEL PENYAKIT
O Per ul
1 10 – 200 , limfosit Meningitis virus, neurosifilis, tumor, sklerosis multipel,
trombosis serebri
2 200 – 500, limfosit & Meningitis TBC, herpes pada SSP, meningitis sifilis akut
granulosit
32
BAKTERIOSKOPIS
33
D. BAKTERIOLOGI
• Kultur CSS
• Adanya kecurigaan infeksi spesifik
• Mengetahui kuman tertentu:
- TB
- Fungi
34
S. pneumoniae
H. influenzae
N. meningitidis
35
E. PEMERIKSAAN KIMIA
• Protein
• Glukosa
• Klorida
36
No Komponen Kadar dalam CSS Perbandingan dalam
plasma
37
PROTEIN
1. Tes Busa
2. Tes Pandy
3. Tes Nonne
4. Protein Kuantitatif
38
1. TES BUSA
• Normal:
busa sedikit, kmd jernih → kadar protein
normal
• Abnormal:
busa banyak, lama menghilang → kad
ar protein tinggi
39
2. TES PANDY
• Reagen Pandy
• Deteksi albumin dan globulin
Normal :
keruh (-) atau keruh sedikit~kabut
Abnormal:
Pandy (+) : keruh → Kadar protein tin
ggi
40
3. TES NONNE
Nonne (+) :
keruh atau cincin keruh yg tebal pada
perbatasan CSS dan reagen →kadar g
lobulin tinggi
41
4. PROTEIN KUANTITATIF
Menggunakan:
- Turbidimetri: mengukur kekeruhan, r
eaksi protein dg asam sulfosalisilat
42
N Kadar protein (mg/dL) Penyakit
o
1 Peningkatan Ringan - 300 Meningitis virus,
neurosifilis, subdural
hematome, trombosis
serebri, tumor otak
43
GLUKOSA
• Tujuan :
mengetahui meningitis
• Kadar glukosa CSS dipengaruhi kadar glukosa pl
asma shg perlu kadar glukosa dalam darah
44
45
46
KLORIDA
• Diagnosis meningitis
• Mengikuti kadar Cl dalam plasma→ p
eriksa Cl serum
• Kadar
Serum : 550-620 mg/dL
Cairan otak : 720-750 mg/ dL
47
• Kadar Cl tetap: peradangan non bakt
erial, tumor otak, ensefalitis, poliomi
elitis, neurosifilis
48
TES KIMIA PADA MENINGITIS TB
1. Cara Levinson
2. Tes Triptofan
49
Cara Levinson
Tambah 1 ml merkuriklorida 2%
Diamkan 24 jam
1 ml
Cairan otak
50
Tes Triptofan
Buat larutan Na-Nitroprusid jenuh
(harus baru)
( - ) tidak
terbentuk cincin
ungu
(+) : Meningitis TB
51
52
53
F. SEROLOGI
• Dilakukan suspek sifilis
• Pemeriksaan :
1. VDRL (Veneral Disease Research labora
tory)
2. TPHA (Treponema Pallidum Hemaglutinat
ion Assay)
54
55
56 56