Anda di halaman 1dari 13

ANEMIA HEMOLITIK

LISSA MARISCA NANULAITTA


NPM: 61119104
Anemia haemolitik
Suatu keadaan anemia yang terjadi oleh karena:
- meningkatnya penghancuran dari sel eritrosit
- Diikuti dengan ketidak mampuan sum-sum tulang dalam
memproduksi eritrosit untuk mengatasi kebutuhan tubuh
terhadap berkurangnya eritrosit.
Klasifikasi anemia haemolitik

Cacat Penyakit
Herediter Membran Sferositosis herediter, eliptositosis herediter
Metabolisme Defisiensi G6PD, Defisiensi piruvat kinase
Hemoglobin Abnormal: Hb S, Hb C
Cacat sintesis: Thalasemia

Akwisita Imun Anemia hemolitik autoimun


Drug induced anemia haemolitic
Hipersplenismus
Infeksi
Obat-obatan
Zat kimia
Penyakit Hati
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Head to Toe • CBC


• Pemeriksaan morfologi hapusan darah tepi
• TTV • Sel darah merah berinti (normoblas)
• Inspeksi, Palpasi, Perkusi, • Hipersegmentasi neutrofil
Auskultasi • Hitung retikulosit
• Jumlah leukosit dan hitung jenis
• Direct coomb’s test dan indirect coomb’s test
Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium pada anemia hemolitik dapat dibagi
Dalam 3 kelompok:

1. Gambaran peningkatan penghancuran sel darah merah


Bilirubin serum meningkat
Urobilinogen urin meningkat
Sterkobilinogen feses meningkat
Haptoglobin serum menurun

2. Gambaran peningkatan produksi sel darah merah


Retikulositosis
Hiperplasia eritroid sumsum tulang
ETIOLOGI
• anemia hemolitik dapat dibagi menjadi penyebab korpuskular dan
ekstrakorpuskular. Penyebab korpuskular dari anemia hemolitik antara
lain kelainan pada membran sel darah merah, hemoglobinopati, dan
abnormalitas enzim. Penyebab ekstrakorpuskular antara lain penyebab
imunologikal, mekanikal, infeksi, dan toksin.
EPIDEMIOLOGI
• Epidemiologi anemia hemolitik diperkirakan sebesar 5% dari total
kejadian anemia. Secara Global Data epidemiologi menunjukkan bahwa
anemia hemolitik tidak memiliki kecenderungan jenis kelamin dan ras.
Hanya saja, pada Autoimmune Hemolytic Anemia angka kejadianya
dilaporkan sedikit lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria. Selain itu,
defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD) lebih banyak
ditemukan pada laki-laki karena diturunkan secara X resesif. Pada
defisiensi G6PD, perempuan menjadi karier.
Gejala Anamemia Hemolitik
• Pusing
• Kulit pucat
• Tubuh cepat lelah
• Demam
• Urin berwarna gelap
• Jantung berdebar dll.
Patofisiologi
Autoimmune
• Secara hemolyticanemia
patofisiologi, anemia dan hereditary
hemolitik dapatspherocytosis adalah
dibagi menjadi dua contoh hemolisis
kelompok, yaitu
ekstravaskular. dan
ekstravaskular Disebut ekstravaskular
intravaskular. karena sel
Hemolisis darah merah lebih
ekstravaskular yang memiliki perubahan
sering terjadi
struktur permukaan
dibandingkan membranMekanisme
intravaskular. sel dihancurkan di luar
primer daripembuluh
hemolisisdarah, yaitu di limpa
ekstravaskular adalah
dan hati dengan bantuan makrofag. Sementara hemolisis intravaskular adalah keadaan
sekuestrasi dan fagositosis akibat deformabilitas sel darah merah yang buruk.
hemolisis yang terjadi di dalam pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya isi sel
• Mekanisme intravaskular
ke dalam plasma. meliputi
akibat defek destruksi
pada sel sel secara
darah merah. langsung,
Defek fragmentasi,
dapat berupa dan
defek enzim,
oksidasi. Destruksi
dinding sel, sel secara
hemoglobin, langsung
ataupun dapat disebabkan
akibat trauma oleh menyebabkan
dan infeksi yang toksin dan trauma.
Hemolisis fragmentasi
terjadinya degradasi terjadi sel
membran jikadan
faktor ekstrinsik
destruksi menyebabkan luka dan ruptur
spontan.
pada sel darah merah. Hemolisis oksidatif timbul jika terjadi kegagalan pada
mekanisme protektif sel.
Penatalaksanaan

• Pengobatan anemia hemolitik tergantung pada penyebabnya, tingkat keparahan, usia dan kondisi
kesehatan pasien, serta respons pasien terhadap obat. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan
Kortikosteroid
oleh dokter antara lain:
Kortikosteroid diindikasikan  pada anemia hemolitik yang disebabkan oleh faktor
• Suplemen asam folat dan suplemen zat besi.
imunitas. Terutama pada anemia hemolitik autoimun (AIHA). Pada tahap awal dapat
• Obat imunosupresan, untuk menekan
diberikan prednison oral sistem kekebalan
1–2 mg/kg/hari. tubuh
Bila respon agarper
terapi sel oral
darahkurang
merah adekuat,
tidak mudah hancur
maka
• dapatimunoglobulin
Suntik diberikan methylprednisolone intravena dengan dosis
(IVIG), untuk memperkuat kekebalan tubuh0,8–1,6
pasien. mg/kg/hari.
• Penurunan
Transfusi dosis
darah, steroid
untuk harus jumlah
menambah dilakukan dengan
sel darah perlahan.
merah (Hb) yang rendah pada tubuh pasien.
• Pada kasus anemia hemolitik yang parah, dokter akan melakukan splenektomi atau bedah pengangkatan
limpa. Prosedur ini biasanya dilakukan ketika pasien tidak merespons metode pengobatan di atas.
Edukasi Pencegahan
• yang dilakukan pada anemia hemolitik
berbeda-beda tergantung penyebab spesifik
hemolisis. Secara umum, pasien perlu
diedukasi untuk mengenali tanda dan gejala • Pencegahan yang dapat dilakukan
hemolisis, seperti adanya anemia yang adalah melakukan pemeriksaan
disertai ikterus dan splenomegali.
darah secara rutin ke dokter dan
• Pada pasien dengan thalassemia, perlu ketika gejala sedang muncul.
dilakukan edukasi mengenai risiko
thalassemia pada keturunan pasien. Pada Untuk orang tua, dapat dilakukan
pasien, ada baiknya dilakukan rujukan untuk pemeriksaan darah rutin meskipun
konseling genetik. tanpa gejala
• Pasien dengan defisiensi glukosa-6-fosfat
dehidrogenase (G6PD) harus tahu jenis obat
apa saja yang harus dihindari untuk mencegah
krisis hemolitik.
Kesimpulan
• Anemi hemolitik adalah anemi yang terjadi karena pemecahan yang berlebihan darisel eritrosit (hemolisis) tanpa
diikuti oleh kemampuan yang cukup dari sumsum tulang untuk memproduksi sel eritrosit bagi mengatasi hemolisis
yang berlebihan tersebut, sumsum tulang akan mengalami hyperplasia. Ada dua faktor yang mempengaruhi
hemolisis yaitu : a).Faktor Instrinsik (intra korpuskuler) ,kelainan terutama pada sel eritrosit , sering merupakan
kelainan bawaan, kelainan terutama pada enzym eritrosit ,b). Faktor Ekstrinsik (extra korpuskuler) kelainan
umumnya didapat (aguaired) dan biasanya merupakan kelainan immunologi .
• Klasifikasi dan etiologi anemi hemolitik yaitu : a). Penyakit hemolitik yang diturunkan (Inherited hemolytic
disorders) biasanya merupakan kelainan membrane, enzym glycolytic, kelainan metabolik nukleotide ,deffisiensi
enzym pentosephosphat ,kelainan syntese dan struktur eritrosit ,b).Anemi hemolitik didapat (Aquaired hemolitik
anemi) : Anemi hemolitik immune,anemi mikroangiopatik, Infeksi ,zat kimiawi,physical agent, PNH
,hypophosphospatemia ,vit.E deffisiensi pada newborns.
• Pemeriksaan laboratorium yang penting diantaranya yaitu, hitung sel darah secara lengkap (C.B.C)
:Hb.,Ht.,Jumlah lekosit, eritrosit ,trombosit ,retikulosit ,nilai MC ,pemeriksaan SADT, osmotik Fragiliti Test,
pemeriksaan Biokimiawi dan pemeriksaan immunologi.

Anda mungkin juga menyukai