Cacat Penyakit
Herediter Membran Sferositosis herediter, eliptositosis herediter
Metabolisme Defisiensi G6PD, Defisiensi piruvat kinase
Hemoglobin Abnormal: Hb S, Hb C
Cacat sintesis: Thalasemia
• Pengobatan anemia hemolitik tergantung pada penyebabnya, tingkat keparahan, usia dan kondisi
kesehatan pasien, serta respons pasien terhadap obat. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan
Kortikosteroid
oleh dokter antara lain:
Kortikosteroid diindikasikan pada anemia hemolitik yang disebabkan oleh faktor
• Suplemen asam folat dan suplemen zat besi.
imunitas. Terutama pada anemia hemolitik autoimun (AIHA). Pada tahap awal dapat
• Obat imunosupresan, untuk menekan
diberikan prednison oral sistem kekebalan
1–2 mg/kg/hari. tubuh
Bila respon agarper
terapi sel oral
darahkurang
merah adekuat,
tidak mudah hancur
maka
• dapatimunoglobulin
Suntik diberikan methylprednisolone intravena dengan dosis
(IVIG), untuk memperkuat kekebalan tubuh0,8–1,6
pasien. mg/kg/hari.
• Penurunan
Transfusi dosis
darah, steroid
untuk harus jumlah
menambah dilakukan dengan
sel darah perlahan.
merah (Hb) yang rendah pada tubuh pasien.
• Pada kasus anemia hemolitik yang parah, dokter akan melakukan splenektomi atau bedah pengangkatan
limpa. Prosedur ini biasanya dilakukan ketika pasien tidak merespons metode pengobatan di atas.
Edukasi Pencegahan
• yang dilakukan pada anemia hemolitik
berbeda-beda tergantung penyebab spesifik
hemolisis. Secara umum, pasien perlu
diedukasi untuk mengenali tanda dan gejala • Pencegahan yang dapat dilakukan
hemolisis, seperti adanya anemia yang adalah melakukan pemeriksaan
disertai ikterus dan splenomegali.
darah secara rutin ke dokter dan
• Pada pasien dengan thalassemia, perlu ketika gejala sedang muncul.
dilakukan edukasi mengenai risiko
thalassemia pada keturunan pasien. Pada Untuk orang tua, dapat dilakukan
pasien, ada baiknya dilakukan rujukan untuk pemeriksaan darah rutin meskipun
konseling genetik. tanpa gejala
• Pasien dengan defisiensi glukosa-6-fosfat
dehidrogenase (G6PD) harus tahu jenis obat
apa saja yang harus dihindari untuk mencegah
krisis hemolitik.
Kesimpulan
• Anemi hemolitik adalah anemi yang terjadi karena pemecahan yang berlebihan darisel eritrosit (hemolisis) tanpa
diikuti oleh kemampuan yang cukup dari sumsum tulang untuk memproduksi sel eritrosit bagi mengatasi hemolisis
yang berlebihan tersebut, sumsum tulang akan mengalami hyperplasia. Ada dua faktor yang mempengaruhi
hemolisis yaitu : a).Faktor Instrinsik (intra korpuskuler) ,kelainan terutama pada sel eritrosit , sering merupakan
kelainan bawaan, kelainan terutama pada enzym eritrosit ,b). Faktor Ekstrinsik (extra korpuskuler) kelainan
umumnya didapat (aguaired) dan biasanya merupakan kelainan immunologi .
• Klasifikasi dan etiologi anemi hemolitik yaitu : a). Penyakit hemolitik yang diturunkan (Inherited hemolytic
disorders) biasanya merupakan kelainan membrane, enzym glycolytic, kelainan metabolik nukleotide ,deffisiensi
enzym pentosephosphat ,kelainan syntese dan struktur eritrosit ,b).Anemi hemolitik didapat (Aquaired hemolitik
anemi) : Anemi hemolitik immune,anemi mikroangiopatik, Infeksi ,zat kimiawi,physical agent, PNH
,hypophosphospatemia ,vit.E deffisiensi pada newborns.
• Pemeriksaan laboratorium yang penting diantaranya yaitu, hitung sel darah secara lengkap (C.B.C)
:Hb.,Ht.,Jumlah lekosit, eritrosit ,trombosit ,retikulosit ,nilai MC ,pemeriksaan SADT, osmotik Fragiliti Test,
pemeriksaan Biokimiawi dan pemeriksaan immunologi.