Anda di halaman 1dari 21

1

Bakteremia
Pembimbing :
Dr. dr. Koernia Swa Oetomo, Sp.B (K)-
Trauma, FINACS, FICS
Oleh : Monica Rosellini
NIM 201720401011141
Anita Fitri Puspasari
NIM 201720401011093
Alfien Rusdiana
NIM 201720401011149
2

Latar Belakang
• Bakteremia adalah infeksi serius yang membutuhkan
penanganan cepat untuk mengurangi morbiditas dan
mortalitas terkait (Waters, et al, 2017).

• Angka kejadian terjadinya bakteremia di Amerika


berkisar antara 23.5 sampai 27.5 orang dari 100.000
orang tiap tahunnya (Paul M. and Greub G., 2015).

• Paling sering terjadi pada anak dengan umur kurang dari


3 tahun yang belum mendapatkan vaksin Hib dan vaksin
pneumococcal (Bennett, 2017).
Fowler, V.G., & Sexton, D.J., 2018, 'Clinical approach to Staphylococcus
aureus bacteremia in adults'
3

Definisi
Bakteremia didefinisikan sebagai adanya bakteri
yang hidup di dalam aliran darah yang dibuktikan
dengan adanya pertumbuhan bakteri pada kultur
darah tanpa kontaminasi (Nielse, S.L., 2015)

Nielse, S.L., 2015. 'The Incidence and prognosis of patients with


bacteremia', Danish Medical Journal 62(7)
4

Etiologi
• Staphylococcus aureus merupakan penyebab utama dari
bakteremia community-acquired dan hospital-acquired
(Fowler, et al, 2018).

• Penyebab lain yang dapat menimbulkan bakteremia


adalah Escherichia coli, Salmonella enterica serotipe
typhi, dan Streptococcus pneumoniae.

• Di negara-negara berkembang Salmonella enterica


serotipe typhi bersifat lebih dominan yaitu sekitar 30%
dari semua kasus bakteremia
Fowler, V.G., & Sexton, D.J., 2018, 'Clinical approach to
Staphylococcus aureus bacteremia in adults'
5

Epidemiologi
• Angka kejadian terjadinya bakteremia di Amerika
berkisar antara 23.5 sampai 27.5 orang dari 100.000
orang tiap tahunnya (Paul M. and Greub G., 2015).

• Paling sering terjadi pada anak dengan umur kurang dari


3 tahun yang belum mendapatkan vaksin Hib dan vaksin
pneumococcal (Bennett, 2017).

• Dari segi jenis kelamin, ras, geografi, dan social ekonomi


tidak menjadi prediposisi terjadinya bakteremia
(Bennett, 2017).
6

Klasifikasi Bakteremia
1. Tempat yang didapat
• Community acquired
• Nosokomial
2. Mikroorganisme Penyebab
• Selain itu, Streptococcus pneumoniae sering
menyebabkan community acquired bacteremia,
sedangkan staphylococcus koagulase-negatif, spesies
Pseudomonas, spesies Enterococcus, jamur dan
beberapa organisme (bacteremia polymicrobial)
sering menyebabkan bakteremia pelayanan kesehatan
terkait dan bakteremia nosokomial
Pedersen, Court et. al. 2015. The Incidence and Prognosis of Patients
with Bacteremia. Danish Medical Journal. Denmark: University of
Southern Denmark.
7

3. Fokus Infeksi
Secara umum, fokus yang paling umum
bakteremia adalah saluran kemih, saluran
pernapasan bagian bawah dan saluran
gastrointestinal.
Community-acquired bacteremia sering
disebabkan oleh infeksi saluran kemih atau
saluran pernapasan bagian bawah sedangkan
bakteremia pelayanan kesehatan terkait dan
bakteremia nosokomial lebih sering dihubungkan
dengan infeksi terkait kateter.

Pedersen, Court et. al. 2015. The Incidence and Prognosis of Patients
with Bacteremia. Danish Medical Journal. Denmark: University of
Southern Denmark.
8

1. Bakteri berkolonisasi di
mukosa kemudian melewati
barrier epitel dengan dua
cara:l transcellularly,
paracellularly
2. Bakteri kemudian harus
bertahan hidup dalam jaringan
ikat
3. Melewati sawar endotel-darah
4. Bertahan dalam sistem
peredaran darah
5. Bakteri berevolusi untuk
bertahan hidup dalam sirkulasi
sistemik dengan membentuk
ikatan dengan besi (iron)
menjadi siderophore
Akhirnya, bakteri patogen
dapat keluar dari sistem
peredaran darah,
menyebabkan penyebaran
Bateman, Stacey L dan Seed, Patrick C. 2010. Procession to Pediatric Bacteremia and
Sepsis: Covert Operations and Failures in Diplomacy.Pediatrics Volume 126, Number 1.
9

Panel B:
PAMPs dikenali oleh TLR kemudian
mengalami phagolysosome atau
penghancuran. Namun, karena
bakteri telah berevolusi maka bakteri
gagal dibunuh oleh sel imun

Panel C:
CD4+ (T- helper) dan CD8+ (T –
killer)
• CD4+ akan menghasilkan
cytokines untuk memanggil CD4+
yang lain.
• CD8+ akan menghasilkan cytotoxin
untuk menghancurkan bakteri.
10

Diagnosis
• Menurut CDC (2018), bacteremia secara klinis
didapatkan paling tidak terdapat satu kultur
darah yang positif dan adanya manifestasi klinis
infeksi (demam, menggigil, dan atau hipotensi).
11

Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan fisik harus dimulai dengan penilaian
tanda-tanda vital. Suhu, Heart rate, dan
respiratory rate harus diukur dan adanya kelainan
harus dicatat.
• Pemeriksaan kardiovaskular, paru, perut, kulit,
dan pemeriksaan status mental selalu dilakukan.
Semua kateter, perangkat intravena, atau tabung
drainase harus divisualisasikan dan kulit di sekitar
perangkat perkutan harus diraba apakah hangat,
kemudian adanya eritema, atau drainase purulen.
Coburn, Bryan et. al. 2012. Does This Adult Patient with Suspected
Bacteremia Require Blood Cultures?. JAMA, August 1, 2012 – Vol
308, American Medical Association.
12

Evaluasi Laboratorium
• Pemeriksaan tambahan harus dilakukan pada
pasien, diantaranya adalah urinalisis (infeksi
saluran kemih), rontgen dada (pneumonia),
pungsi lumbal (meningitis), dan pencitraan
abdomen (misalnya apendisitis, diverticulitis,
atau kolesistitis).

Coburn, Bryan et. al. 2012. Does This Adult Patient with Suspected
Bacteremia Require Blood Cultures?. JAMA, August 1, 2012 – Vol
308, American Medical Association.
13

Terapi
• Staphylococcus aureus merupakan penyebab
utama dari bakteremia community-acquired
dan hospital-acquired.
• Terapi bakteremia harus dimulai dari antibiotic
empiris.
• tingginya angka mortalitas dari proses awal
hingga menjadi sepsis apabila pemberian
antibiotic ditunda
Fowler, V.G., & Sexton, D.J., 2018, 'Clinical approach to
Staphylococcus aureus bacteremia in adults'
14

pilihan antibiotik

Sumber infeksi Alergi antibiotik

Riwayat
Tingkat keparahan
pemakaian
gejala
antibiotik

Fowler, V.G., & Sexton, D.J., 2018, 'Clinical approach to


Staphylococcus aureus bacteremia in adults'
15

• Terapi empiris terdiri dari vancomycin (15 hingga


20 mg/kg/dosis setiap 8 hingga 12 jam, tidak
melebihi dari 2 g per dosis) atau daptomycin (6
mg/kg secara intravena sekali sehari)

• terapi empiris dapat pula digunakan golongan β-


Lactam, misalnya seperti nafcillin (2 g IV setiap 4
jam), oxacillin (2 g setiap 4 jam), atau
flucloxacillin (2 g IV setiap 6 jam)

Fowler, V.G., & Sexton, D.J., 2018, 'Clinical approach to


Staphylococcus aureus bacteremia in adults'
16

Gudiol, F., et al, 2015, ‘Diagnosis and treatment of bacteremia and


endocarditis due to Staphylococcus aureus' Enferm Infecc Microbiol Clin
2015;33:625.e1-625
17

Durasi terapi
• tergantung dari etiologi infeksinya.
• Penentuan dapat dibagi menjadi dua :
1. yaitu pasien dengan bacteremia S. aureus yang
tidak rumit (pasien yang dapat sembuh dalam
14 hari terapi intravena)
2. pasien dengan bacteremia S. aureus yang
rumit (pasien yang membutuhkan pengobatan
intravena yang lebih lama).

Fowler, V.G., & Sexton, D.J., 2018, 'Clinical approach to


Staphylococcus aureus bacteremia in adults'
18

Prognosis
• Ada beberapa hasil berbeda yang mengikuti
bacteremia, yaitu :
• 1) sembuh total;
• 2) meninggal segera setelah terjadi bacteremia; 3)
sembuh parsial; terjadi onset baru atau memburuk
karena adanya komorbiditas yang diikuti dengan
beberapa kejadian akut, yang pada akhirnya
menyebabkan terjadinya kematian;
• 4) mirip dengan scenario ketiga tetapi tanpa kejadian
akut—namun skenario ini juga dapat menyebabkan
pendeknya jangka hidup
Nielse, S.L., 2015. 'The Incidence and prognosis of patients with
bacteremia', Danish Medical Journal 62(7)
19

Kesimpulan
• Bakteremia didefinisikan sebagai adanya bakteri yang
hidup di dalam aliran darah yang dibuktikan dengan
adanya pertumbuhan bakteri pada kultur darah tanpa
kontaminasi.
• Angka kejadian terjadinya bakteremia di Amerika
berkisar antara 23.5 sampai 27.5 orang dari 100.000
orang tiap tahunnya.
• Paling sering terjadi pada anak dengan umur kurang
dari 3 tahun yang belum mendapatkan vaksin Hib dan
vaksin pneumococcal.
20

• Patogenesis bakteremia terjadi ketika bakteri berhasil


lolos dari sistem mekanisme pertahanan tubuh host atau
gagalnya respon imun dalam mengontrol penyebaran .
Dan hal ini berhubungan dengan faktor genetik dari
host.
• Diagnosis bakteremia didapatkan secara klinis yaitu
paling tidak terdapat satu kultur darah yang positif dan
adanya manifestasi klinis infeksi (demam, menggigil,
dan atau hipotensi).
• Selain temuan klinis, sejumlah riwayat yang dialami
pasien merupakan petunjuk umum adanya bakteremia.
Riwayat harus mencakup penilaian gejala yang
mengarah ke fokus infeksi termasuk gastrointestinal,
pernapasan, abdominal, genitourinari, kulit, dan gejala
soft tissue.
21

• Staphylococcus aureus merupakan penyebab


utama dari bakteremia community-acquired
dan hospital-acquired, karena itu terapi
bakteremia harus dimulai dari antibiotic empiris
yang mana dilanjutkan dengan terapi definitive
sesuai dengan bakteri penyebab bakteremia
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai