Anda di halaman 1dari 18

PROFESI NERS

STIK FAMIKA MAKASSAR


Kampus: Jl. BumiTamalanreaPermai Blok M No. 12 Makassar-Sulawesi Selatan
Website: www.stikfamika.ac.id Email: stikfamika@gmail.com info@stikfamika.ac.id
LAPORAN PENDAHULUAN
PROMOSI KESEHATAN TBC

Kelompok : ID
Tingkat/Semester/Kelas : Profesi Ners
Tempat Praktik : RSUD Labuang Baji (Poli Anak)

A. LatarBelakang
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih belum bisa
dimusnahkan. Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta penduduk dunia setiap
tahunnya, dimana angka ini melebihi penyakit infeksi lainnya. Bahkan Indonesia adalah
Negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien TBC terbanyak di dunia setelah cina dan india.
Sulit memusnahkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Myobacterium tuberculosis ini
disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah munculnya bakteri yang resisten terhadap
obat yang digunakan. Karena itu, upaya penemuan obat bar uterus dilakukan.

B. RencanaPromosiKesehatan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pelatihan tentang TBC klien beserta keluarganya dapat memahami
mengenai pentingnya menjaga kesehatan keluarga.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan pelatihan tentang TBC diharapkan pasien (ibu/ayah pasien) dapat:
a. Menjelaskan kembali pengertian TBC
b. Menyebutkan penyebab TBC
c. Menyebutkan tanda dan gejala TBC
d. Menjelaskan cara penanganan TBC
e. Menjelaskan cara pencegahan TBC
C. Rancangan Kegiatan.
1. Topik : TBC
2. Metode : a) Ceramah
a) Tanya Jawab
3. Tempat : Ruang PoliAnak
4. Waktu :60 menit

D. Evaluasi
1. Struktur
a. Ruang kondusif untuk kegiatan
b. Peralatan memadai dan berfungsi
c. Media dan materi tersedia dan memadai
d. SDM memadai
2. Proses
a. Ketepatan waktu pelaksanaan
b. Peran serta aktif klien
c. Penyampaian penyaji materi promosi kesehatan oleh penyaji
d. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan
3. Hasil terkait dengan tujuan yang ingin dicapai :
a. Penyaji mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada klien tentang materi
yang dijelaskan.
b. Bila klien dapat menjawab>60% dari pertanyaan yang diajukan, maka dikategorikan
pengetahuan baik.
E. Materi :TBC
1. PengertianTBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
TBC atau dikenal juga dengan Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh basil
tahan asam disingkat BTA, nama lengkapnya Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini
pada umumnya menyerang paru-paru, namun terkadang juga dapat menyerang organ lain
seperti ginjal, tulang, limpa, danotak.
Tuberculosis berasal dari bahasa Latin “Tuberkel” yang artinya tonjolan kecil dan keras
yang terbentuk sewaktu sistem kekebalan tubuh membangun dinding pengaman untuk
membungkus bakteri Mycobacterium tuberculosis di dalam paru-paru.

2. Penularan TBC
Tuberculosis ditularkan melalui droplet (percikan dahak) atau titik-titik air dari bersin
atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, Bakteri TBC terhisap melalui
saluran pernapasan masuk kedalam paru, kemudian bakteri masuk lagi kesaluran limfe
paru dan dari ini bakteri TBC menyebar keseluruh tubuh melalui aliran darah.
Melaluialirandarahinilahbakteri TBC menyebarkeberbagai organ tubuh. Anak-
anakseringmendapatkanpenularandari orang dewasa di sekitarrumahmaupunsaatberada di
fasilitasumumsepertikendaraanumum, rumahsakitdandarilingkungansekitarrumah.

3. Penyebab TBC
Seperti yang telahdijelaskan di atas, Tuberculosis disebabkanoleh Basil TahanAsam,
Mycobacterium tuberculosis. Di dalamjaringantubuh, bakteri Mycobacterium tuberculosis
beradadalamkeadaan dormant, yaitutidakaktifatautertidurdalamwaktubeberapatahun.
Mycobacterium tuberculosis akanmatidengancepatjikaterkenasinarmataharilangsung,
tetapidapatbertahanhidupselamabeberapa jam bilaberada di tempat yang gelapdanlembab.
4. Tanda dan Gejala
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas
terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

1. Gejala sistemik/umum
1) Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul.
2) Penurunan nafsu makan dan berat badan.
3) Batuk-batukselamalebihdari 3 minggu (dapatdisertaidengandarah). Darah yang
dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-
bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk
darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah
tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
4) SesakNapas: Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau
karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan
lain-lain.
5) Nyeri Dada: Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala
ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
6) Perasaantidakenak (malaise), lemah.
2. Gejala khusus
1) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening
yang membesar, akan menimbulkan suara"mengi", suara nafas melemah yang
disertaisesak.
2) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara
ini akan keluar cairan nanah.
4) Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya
penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui
adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan
penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3
bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA
positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

5. Pengobatan TBC
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga mencegah
kematian, mencegah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata
rantai penularan.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat
tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah
Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan
adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat
Rifampisin/INH.
Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan
lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan
dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman tentang
strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short
Course (DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu:
a. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam
penanggulangan TB.
b. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang
pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat
dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.
c. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh
Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama dimana penderita
harus minum obat setiap hari.
d. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.
e. Pencatatan dan pelaporan yang baku.

6. Cara Pencegahan
Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan Agent, Host dan Lingkungan dari
TBC, maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :

1. Pencegahan Primer
Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif,
walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan
standar kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi.
Proteksi spesifik  dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ; (1) Imunisasi
Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada daerah dengan
angka kejadian tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi dengan nilai proteksi
yang tidak absolut dan tergantung Host tambahan dan lingkungan,
(2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak dijalankan
dan tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak, (3) Pengontrolan
Faktor Prediposisi, yang mengacu pada pencegahan dan pengobatan diabetes, silicosis,
malnutrisi, sakit kronis dan mental.

2. Pencegahan Sekunder
Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus TBC
yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host danLingkungan.
Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern
kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga.
Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC
sebagai pusat, sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan
tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk
yang paling efektif.
Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC,
dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC positif. Kontrol
lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit, disinfeksi dan cermat
mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga ditemukan bahwa kontaminasi
lingkungan memegang peranan terhadap epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan
ketidak mampuan untuk membatasi kasus baru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan
menghindari tekanan psikis.
3. PencegahanTersier
Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai dengan
diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri secarapsikis,
rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal pasien, kemudian
rehabilitasi pekerjaan yang tergantungsituasiindividu. Selanjutnya, pelayanan kesehatan
kembali dan penggunaan media pendidikan untuk mengurangi cacat sosial dari TBC,
serta penegasan perlunya rehabilitasi.

Pencegahan TBC bisa juga berupa :


a. Makan makanan yang baik dengan gizi yang seimbang.
b. Olahragateratur.
c. Istirahat yang cukup.
d. Mengkonsumsi multivitamin yang membantumenjagadayatahantubuh.
e. Biasakan mencuci tangan.
f. Berhentimerokok, hindariminumminumanberalkohol, danobatbiusataupenenang.
g. Mengatur sistem sirkulasi udara di rumah.
h. Membiarkan jendela terbuka agar sinar matahari dapat masuk.
i. Menggunakan masker saat kontak atau berada di dalam suatu ruangan dengan penderita
TBC.
j. Pemberian vaksin BCG ( BacilleCalmette-Guerin )
F. DaftarPustaka
Laban, Yoannes Y. 2007. TBC: Penyakit& Cara Pencegahan.Yogyakarta: Kanisius
Misnadiarly. 2007. Mengenal, Mencegah, Menanggulangi TBC. Semarang: YayasanObor
Indonesia
Soedarto. 2009. PenyakitMenular di Indonesia. Jakarta: SagungSeto
Widiyanto, Sentot. 2009. Mengenal 10 PenyakitMematikan. Yogyakarta: PT
PustakaInsanMadani
PROFESI NERS
STIK FAMIKA MAKASSAR
Kampus: Jl. BumiTamalanreaPermai Blok M No. 12 Makassar-Sulawesi Selatan
Website: www.stikfamika.ac.id Email: stikfamika@gmail.com-info@stikfamika.ac.id
SAP (Satuan Acara Penyuluhan)

PokokBahasan/Topik : Tuberculosis (TBC) Pada Anak


Sub PokokBahasan : Menjaga kesehatan keluarga yang terserang TBC
Sasaran :Semua pasien di (POli Anak)
Hari /Tanggal : Senin 02 januari 2023
Tempat : Ruang Poli Anak

A. LatarBelakang
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih belum bisa
dimusnahkan. Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta penduduk dunia setiap
tahunnya, dimana angka ini melebihi penyakit infeksi lainnya. Bahkan Indonesia adalah
Negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien TBC terbanyak didunia setelah cina dan
india. Sulit memusnahkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Myobacterium tuberculosis
ini disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah munculnya bakteri yang resisten
terhadap obat yang digunakan. Karena itu, upaya penemuan obat baru terus dilakukan.

B. Tujuan
1. Tujuanumum
Setelah dilakukan pelatihan tentang TBC klien beserta keluarganya dapat memahami
mengenai pentingnya menjaga kesehatan keluarga.
2. Tujuankhusus
Setelah di lakukan pelatihan tentang TBC diharapkan pasien (ibu/ayah pasien) dapat:
a. Menjelaskan kembali pengertian TBC
b. Menyebutkan penyebab TBC
c. Menyebutkan tanda dan gejala TBC
d. Menjelaskan cara penanganan TBC
e. Menjelaskan cara pencegahan TBC

C. Materi
1. Pengertian TBC
2. Penularan TBC
3. Penyebab TBC
4. Tandadan gejala DBD
5. Pencegahan penyakit TBC

D. StrategiPelaksanaan
1. Persiapan :
a. Survey karakter dan lokasi sasaran
b. Koordinasi dengan penanggung jawab ruang perawatan/pembimbing
c. Menyiapkan alat dan bahan
2. Pelaksanaan :

Kegiatan Waktu ResponPenghuni


Pembukaan 5 menit a)     Menjawabsalam
a)     Memberikan salam b)    Mendengarkan
b)    Memperkenalkan diri c)     Mendengarkan
c)     Menjelaskan tujuan d)    Bertanya
d)    Memberikan kesempatan untuk bertanya

Kegiatan Inti 15 menit a)     Menjawab


a)     Melakukan apersepsi b)    Mendengarkan
b)    Menjelaskan pengertian tentang TBC c)     Bertanya
c)     Menjelaskan penyebab TBC
d)    Menyebutkan tanda dan gejala TBC
e)     Menjelaskan cara penanganan TBC
f)      Menjelaskan pencegahan TBC
g)     Memberikan kesempatan penghuni untuk
bertanya

Penutup 10 menit a)     Menjawab


a)     Melakukan evaluasi b)    Mendengarkan
b)    Memberikan reinforcement c)     Menyimpulkanbersama
c)     Menyimpulkan kegiatan d)    Menjawabsalam
d)    Salam penutup

E. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. Media
Alat dan bahan peraga :
1. Leaflet
2. Lembar balik

G. Evaluasi
1. Struktur
a) Ruang kondusif untuk kegiatan
b) Peralatan memadai dan berfungsi
c) Media dan materi tersedia dan memadai
d) SDM memadai
2. Proses
a) Ketepatan waktu pelaksanaan
b) Peran serta aktif klien
c) Penyampaian penyaji materi promosi kesehatan oleh penyaji
d) Factor pendukung dan penghambat kegiatan
3. Hasil terkait dengan tujuan yang ingin dicapai :
a) Penyaji mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada klien tentang materi
yang dijelaskan
b) Bila klien dapat menjawab>60% daripertanyaan yang diajukan, maka dikategorikan
pengetahuan baik.
H. DaftarPustaka
Laban, Yoannes Y. 2007. TBC: Penyakit& Cara Pencegahan.Yogyakarta: Kanisius
Misnadiarly. 2007. Mengenal, Mencegah, Menanggulangi TBC. Semarang: YayasanObor
Indonesia
Soedarto. 2009. PenyakitMenular di Indonesia. Jakarta: SagungSeto
Widiyanto, Sentot. 2009. Mengenal 10 PenyakitMematikan. Yogyakarta: PT
PustakaInsanMadani
I. LAMPIRAN MATERI : TBC
1. PengertianTBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
TBC atau dikenal juga dengan Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh basil
tahan asam disingkat BTA, nama lengkapnya Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini
pada umumnya menyerang paru-paru, namun terkadang juga dapat menyerang organ lain
seperti ginjal, tulang, limpa, danotak.
Tuberculosis berasal dari bahasa Latin “Tuberkel” yang artinya tonjolan kecil dan keras
yang terbentuk sewaktu sistem kekebalan tubuh membangun dinding pengaman untuk
membungkus bakteri Mycobacterium tuberculosis di dalam paru-paru.

2. Penularan TBC
Tuberculosis ditularkan melalui droplet (percikan dahak) atau titik-titik air dari bersin
atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, Bakteri TBC terhisap melalui
saluran pernapasan masuk ke dalam paru, kemudian bakteri masuk lagi ke saluran limfe
paru dan dari ini bakteri TBC menyebarke seluruh tubuh melalui aliran darah. Melalui
aliran darah inilah bakteri TBC menyebar keberbagai organ tubuh. Anak-anak sering
mendapatkan penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas
umum seperti kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah.

3. Penyebab TBC
Seperti yang telah dijelaskan di atas, Tuberculosis disebabkan oleh Basil TahanAsam,
Mycobacterium tuberculosis. Di dalam jaringan tubuh, bakteri Mycobacterium tuberculosis
berada dalam keadaan dormant, yaitu tidak aktif atau tertidur dalam waktu beber apa tahun.
Mycobacterium tuberculosis akan mati dengan cepat jika terkena sinar matahari langsung,
tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam bilaberada di tempat yang gelap dan
lembab.
4. Tanda dan Gejala
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada
kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

a. Gejala sistemik/umum
1) Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakanmalam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul.
2) Penurunan nafsu makan dan berat badan.
3) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat di sertai dengan darah). Darah yang
dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-
bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk
darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah
tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
4) Sesak Napas: Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau
karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan
lain-lain.
5) Nyeri Dada: Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala
ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
6) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
b. Gejalakhusus
1) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadisumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening
yang membesar, akan menimbulkan suara"mengi", suara nafas melemah yang
disertai sesak.
2) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu
saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini
akan keluar cairan nanah.
4) Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan di sebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya
penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui
adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan
penderita TBC paru dewasa memberikan hasil ujituberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan
– 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif,
dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

5. Pengobatan TBC
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga mencegah
kematian, mencegah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata
rantai penularan.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat
tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah
Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan
adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat
Rifampisin/INH.
Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan
lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan
dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman tentang
strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short
Course (DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu:
a. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam
penanggulangan TB.
b. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang
pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat
dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.
c. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh
Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama dimana penderita
harus minum obat setiap hari.
d. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.
e. Pencatatan dan pelaporan yang baku.

6. Cara Pencegahan
Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan Agent, Hostdan Lingkungan dari
TBC, makatahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :

d. Pencegahan Primer
Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif,
walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan standar
kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi.
Proteksi spesifik  dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ; (1) Imunisasi
Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada daerah dengan
angka kejadian tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi dengan nilai
proteksi yang tidak absolut dan tergantung Host tambahan dan lingkungan,
(2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak dijalankan
dan tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak, (3) Pengontrolan
Faktor Prediposisi, yang mengacu pada pencegahan dan pengobatan diabetes, silicosis,
malnutrisi, sakitkronis dan mental.

e. Pencegahan Sekunder
Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus TBC
yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host danLingkungan.
Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern
kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga.
Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC
sebagaipusat, sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selainitu, pengetahuan tentang
resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk yang paling
efektif.
Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC,
dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC positif. Kontrol
lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit, disinfeksi dan cermat
mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehinggaditemukan bahwa kontaminasi
lingkungan memegang peranan terhadap epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan
ketidakmampuan untuk membatasi kasus baru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan
menghindari tekanan psikis.

f. PencegahanTersier
Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai dengan
diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri secara psikis,
rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal pasien, kemudian
rehabilitasipekerjaan yang tergantung situasi individu. Selanjutnya, pelayanan kesehatan
kembali dan penggunaan media pendidikan untuk mengurangi cacat sosial dari TBC,
serta penegasan perlunya rehabilitasi.

Pencegahan TBC bisa juga berupa :


a. Makan makanan yang baik dengan gizi yang seimbang.
b. Olahraga teratur.
c. Istirahat yang cukup.
d. Mengkonsumsi multivitamin yang membantu menjaga daya tahan tubuh.
e. Biasakan mencuci tangan.
f. Berhenti merokok, hindari minum minuman beralkohol, dan obat bius atau penenang.
g. Mengatur sistem sirkulasi udara di rumah.
h. Membiarkan jendela terbuka agar sinar matahari dapat masuk.
i. Menggunakan masker saat kontak atau berada di dalamsuaturuangandengan penderita
TBC.
j. Pemberian vaksin BCG ( BacilleCalmette-Guerin )
J. LAMPIRAN TES LISAN
1. Apa pengertian TBC?
2. Bagaimana cara penularan TBC?
3. Apa penyebab TBC?
4. Apa saja tanda dan gejala TBC?
5. Bagaimana cara pencegahan TBC?

Anda mungkin juga menyukai