Anda di halaman 1dari 10

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

STASE KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM STUDI PROFESI NERS FIKES UMGO

Pokok Bahasan/Topik : Tuberculosis (TBC)


Sub Pokok Bahasan : Menjaga kesehatan keluarga yang terserang TBC
Sasaran : Pasien
Hari /Tanggal : Rabu/31 Mei 2023
Tempat : Puskeamas Kota Tengah

A. Latar Belakang
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih
belum bisa dimusnahkan. Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta
penduduk dunia setiap tahunnya, dimana angka ini melebihi penyakit infeksi
lainnya. Bahkan Indonesia adalah Negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien
TBC terbanyak didunia setelah cina dan india. Sulit memusnahkan penyakit
yang disebabkan oleh bakteri Myobacterium tuberculosis ini disebabkan oleh
beberapa hal. Diantaranya adalah munculnya bakteri yang resisten terhadap
obat yang digunakan. Karena itu, upaya penemuan obat bar uterus dilakukan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pelatihan tentang TBC klien beserta keluarganya dapat
memahami mengenai pentingnya menjaga kesehatan keluarga.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan pelatihan tentang TBC diharapkan keluarga Ny. S
dapat:
a. Menjelaskan kembali pengertian TBC
b. Menyebutkan penyebab TBC
c. Menyebutkan tanda dan gejala TBC
d. Menjelaskan cara penanganan TBC
e. Menjelaskan cara pencegahan TBC
C. Materi
1. Pengertian TBC
2. Penularan TBC
3. Penyebab TBC
4. Tanda dan gejala DBD
5. Pencegahan penyakit TBC
D. Strategi Pelaksanaan
1. Persiapan :
a. Survey karakter dan lokasi sasaran
b. Koordinasi dengan penanggung jawab ruang perawatan/pembimbing
c. Menyiapkan alat dan bahan
2. Pelaksanaan :

Kegiatan Waktu Respon Penghuni


Pembukaan 5 menit a) Menjawab salam
a) Memberikan salam b) Mendengarkan
b) Memperkenalkan diri c) Mendengarkan
c) Menjelaskan tujuan d) Bertanya
d) Memberikan kesempatan untuk bertanya

Kegiatan Inti 15 a) Menjawab


a) Melakukan apersepsi menit b) Mendengarkan
b) Menjelaskan pengertian tentangTBC c) Bertanya
c) Menjelaskan penyebab TBC
d) Menyebutkan tanda dan gejala TBC
e) Menjelaskan cara penanganan TBC
f) Menjelaskan pencegahan TBC
g) Memberikan kesempatan penghuni untuk
bertanya

Penutup 10 a) Menjawab
a) Melakukan evaluasi menit b) Mendengarkan
b) Memberikanreinforcement c) Menyimpulkan
c) Menyimpulkan kegiatan bersama
d) Salam penutup d) Menjawab salam
E. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
Alat dan bahan peraga :
1. Leaflet
2. Power Point
G. Evaluasi
1. Struktur
a) Ruang kondusif untuk kegiatan
b) Peralatan memadai dan berfungsi
c) Media dan materi tersedia dan memadai
2. Proses
a) Ketepatan waktu pelaksanaan
b) Peran serta aktif klien
c) Penyampaian penyaji materi promosi kesehatan oleh penyaji
d) Factor pendukung dan penghambat kegiatan
3. Hasil terkait dengan tujuan yang ingin dicapai :
a) Penyaji mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada klien
tentang materi yang dijelaskan
b) Bila klien dapat menjawab >60% dari pertanyaan yang diajukan, maka
dikategorikan pengetahuan baik.
H. LAMPIRAN MATERI TBC
I. Pengertian TBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang
sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini
lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh
manusia.
TBC atau dikenal juga dengan Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan
oleh basil tahan asam disingkat BTA, nama lengkapnya Mycobacterium
tuberculosis. Penyakit ini pada umumnya menyerang paru-paru, namun terkadang
juga dapat menyerang organ lain seperti ginjal, tulang, limpa, dan otak.
Tuberculosis berasal dari bahasa Latin “Tuberkel” yang artinya tonjolan kecil
dan keras yang terbentuk sewaktu sistem kekebalan tubuh membangun dinding
pengaman untuk membungkus bakteri Mycobacterium tuberculosis di dalam paru-
paru.
2. Penularan TBC
Tuberculosis ditularkan melalui droplet (percikan dahak) atau titik-titik air dari
bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, Bakteri TBC
terhisap melalui saluran pernapasan masuk ke dalam paru, kemudian bakteri
masuk lagi ke saluran limfe paru dan dari ini bakteri TBC menyebar ke seluruh
tubuh melalui aliran darah. Melalui aliran darah inilah bakteri TBC menyebar ke
berbagai organ tubuh. Anak-anak sering mendapatkan penularan dari orang
dewasa di sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti kendaraan
umum, rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah.
3. Penyebab TBC
Seperti yang telah dijelaskan di atas, Tuberculosis disebabkan oleh Basil Tahan
Asam, Mycobacterium tuberculosis. Di dalam jaringan tubuh, bakteri
Mycobacterium tuberculosis berada dalam keadaan dormant, yaitu tidak aktif atau
tertidur dalam waktu beberapa tahun. Mycobacterium tuberculosis akan mati
dengan cepat jika terkena sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup
selama beberapa jam bila berada di tempat yang gelap dan lembab.
4. Tanda dan Gejala
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus
yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak
terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan
diagnosa secara klinik.
a. Gejala sistemik/umum
2) Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
3) Penurunan nafsu makan dan berat badan.
4) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan
darah). Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak
berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar
dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya
pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar
kecilnya pembuluh darah yang pecah.
5) Sesak Napas: Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah
luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura,
pneumothorax, anemia dan lain-lain.
6) Nyeri Dada: Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang
ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
7) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
b. Gejala khusus
(1) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",
suara nafas melemah yang disertai sesak.
(2) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
(3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di
atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
(4) Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam
tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi
kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50%
anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji
tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan
penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi
berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
1. Pengobatan TBC
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga
mencegah kematian, mencegah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta
memutuskan mata rantai penularan.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan)
dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama
dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi
WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang
jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin +
Asam Klavulanat, derivat Rifampisin/INH.
Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu
berdasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan
bakteriologik, hapusan dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu
perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan TB yang dikenal
sebagai Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) yang
direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu:
a. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam
penanggulangan TB.
b. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung
sedang pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis
dan kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana
tersebut.
c. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan
langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan
pertama dimana penderita harus minum obat setiap hari.
d. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.
2. Cara Pencegahan
Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan Agent, Hostdan Lingkungan
dari TBC, maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
a. Pencegahan Primer
Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling
efektif, walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan
mempertahankan standar kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi.
Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ; (1)
Imunisasi Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada
daerah dengan angka kejadian tinggi dan orang tua penderita atau beresiko
tinggi dengan nilai proteksi yang tidak absolut dan tergantung Host tambahan
dan lingkungan, (2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai terbukti
ketika kontak dijalankan dan tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi
produk ternak, (3) Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu pada
pencegahan dan pengobatan diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis dan
mental.
b. Pencegahan Sekunder
Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan
kasus TBC yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan
Lingkungan. Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan
aplikasi modern kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial,
materi maupun tenaga. Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan
indikator anak yang terinfeksi TBC sebagai pusat, sehingga pengobatan dini
dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan tentang resistensi obat dan gejala
infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk yang paling efektif.
Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi
TBC, dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC
positif. Kontrol lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit, disinfeksi
dan cermat mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga ditemukan
bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan terhadap epidemi
TBC. Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk membatasi kasus baru
harus dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari tekanan psikis.
c. Pencegahan Tersier
Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai
dengan diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian
diri secara psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal
pasien, kemudian rehabilitasi pekerjaan yang tergantung situasi individu.
Selanjutnya, pelayanan kesehatan kembali dan penggunaan media pendidikan
untuk mengurangi cacat sosial dari TBC, serta penegasan perlunya rehabilitasi.
Pencegahan TBC bisa juga berupa :
a. Makan makanan yang baik dengan gizi yang seimbang.
b. Olahraga teratur.
c. Istirahat yang cukup.
d. Mengkonsumsi multivitamin yang membantu menjaga daya tahan tubuh.
e. Biasakan mencuci tangan.
f. Berhenti merokok, hindari minum minuman beralkohol, dan obat bius atau
penenang.
g. Mengatur sistem sirkulasi udara di rumah.
h. Membiarkan jendela terbuka agar sinar matahari dapat masuk.
i. Menggunakan masker saat kontak atau berada di dalam suatu ruangan
dengan penderita TBC.
j. Pemberian vaksin BCG ( Bacille Calmette-Guerin )
PENUTUP

A, Kesimpulan
Tuberculosis merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak
kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh sebagai strain
mikobakteria, umumnya mycrobacterium tuberculosis. Tuberculosis biasanya
menyerang paru-paru, namun juga bersifat damoak pada bagian tubuh lainnnya.
Tuberculosis menyebar melalui udara ketika seorang dengan infeksi tuberculosis
aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara.
B. Saran
1. Bagi pasien TBC
hendaknya meningkatkan motivasinya dalam pengobatan TB, seperti
selalu mengingatkan pasien agar patuh berobat. Hal ini karenakan proses
pengobatan TB berjaslan lama dan dapat menyebabkan kebosanan pada pasien
TB.
2. Bagi masyarakat
Masyarakat hendaknya juga senantiasa memperhatikan konsisi
lingkungan sekitar, baik terhadap informasi adanya warga masyarakat yang
mengalami tanda dan gejala TB, sehingga deteksi pasien TB dapat ditemukan
dan pengobatan segera dilaksanakan
3. Bagi petugas kesehatan
Petugas kesehatan dapat melakukan upaya-upaya seperti meningkatkan
pengetahuan pasien mengenai pencegahan, penularan tuberculosis secara
maksimal untuk meningkatkan kesadaran pasien TB dalam mematuhi
pengobatan TB.
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. 2017. Profil Kesehatan Provinsi


Sulawesi Utara 2016.Manado

Laban, Yoannes Y. 2017. TBC: Penyakit & Cara Pencegahan.Yogyakarta:


Kanisius

Misnadiarly. 2019. Mengenal, Mencegah, Menanggulangi TBC. Semarang:


Yayasan Obor Indonesia

Soedarto. 2016. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: Sagung Seto

Widiyanto, Sentot. 2020. Mengenal 10 Penyakit Mematikan. Yogyakarta: PT


Pustaka Insan Madani

Anda mungkin juga menyukai