Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT TUBERKULOSIS

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Promosi Kesehatan

Oleh :
Atta Gerhana
NIM……………………………….

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT TUBERCULOSIS (TB)

Pokok Bahasan : Penyakit Tuberculosis (TB)

Sub Pokok Bahasan :


1. Pengertian Penyakit TB
2. Penyebab Penyakit TB
3. Tanda dan Gejala Penyakit TB
4. Penularan Penyakit TB
5. Pencegahan Penyakit TB
6. Pengobatan Penyakit TB

Waktu :
Hari, Tanggal : Sabtu, 12 Nopember 2022
Waktu             : 1 X 60 Menit, dari Pukul 20.00-21.00 WIB

Tempat : Kantor RT. 02 Komplek Nuansa Bukit Cihampelas Kabupaten


Bandung Barat
Sasaran : Warga Masyarakat RT. 02 Komplek Nuansa Bukit Cihampelas
Kabupaten Bandung Barat

Tujuan :
1. Tujuan Penyuluhan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 60 menit, Masyarakat RT. 02
Komplek Nuansa Bukit Cihampelas Kabupaten Bandung Barat dapat
mengetahui tentang penyakit TB.
2. Tujuan Penyuluhan Khusus :
A. Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit, diharapkan Masyarakat
RT. 02 Komplek Nuansa Bukit Cihampelas Kabupaten Bandung Barat
mampu Menjelaskan pengertian penyakit TB dengan benar.
B. Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit diharapkan Masyarakat
RT. 02 Komplek Nuansa Bukit Cihampelas Kabupaten Bandung Barat
mampu Menjelaskan penyebab TB dengan benar.
C. Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit diharapkan Masyarakat
RT. 02 Komplek Nuansa Bukit Cihampelas Kabupaten Bandung Barat
mampu Mengidentifikasi tanda dan gejala TB dengan benar.
D. Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit diharapkan Masyarakat
RT. 02 Komplek Nuansa Bukit Cihampelas Kabupaten Bandung Barat
mampu Menjelaskan cara penularan penyakit TB dengan benar.
E. Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit diharapkan Masyarakat
RT. 02 Komplek Nuansa Bukit Cihampelas Kabupaten Bandung Barat
mampu Menyebutkan cara pencegahan TB dengan benar.
F. Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit diharapkan Masyarakat
RT. 02 Komplek Nuansa Bukit Cihampelas Kabupaten Bandung Barat
mampu Menyebutkan cara pengobatan TB dengan benar.

Materi Penyuluhan :
1. Pengertian Penyakit TB
2. Penyebab Penyakit TB
3. Tanda dan Gejala Penyakit TB
4. Penularan Penyakit TB
5. Pencegahan Penyakit TB
6. Pengobatan Penyakit TB

Proses Kegiatan Penyuluhan :


No Kegiatan Penyuluh Kegiatan audiens Waktu
1 Pendahuluan 5 menit
A. Mengucapkan salam A. Menjawab salam
B. Perkenalan B. Memperhatikan
C. Menjelaskan topik penyuluhan penyuluh
D. Menjelaskan tujuan penyuluhan
E. Menjelaskan waktu penyuluhan
2 Penyampaian materi 50 menit
A. Materi A. Memperhatikan
1) Pengertian Penyakit TB penjelasan materi
2) Penyebab Penyakit TB B. Bertanya
C. Memperhatikan
3) Tanda dan Gejala Penyakit
jawaban dari
TB penyuluh
4) Penularan Penyakit TB
5) Pencegahan Penyakit TB
6) Pengobatan Penyakit TB
B. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
C. Menjawab pertanyaan
peserta

3 Penutup 5 menit
A. Menyimpulkan hasil A. Memperhatikan
penyuluhan B. Menjawab salam
B. Mengakhiri dengan salam

Media          : Leaflet
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Sumber Referensi :
1. Mochtar, Rustam. 2018. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: EGC
2. Winkjosastro, Hanifa. 2017. Patofisiologi Kedokteran. Jakarta : YBPSP

Evaluasi :
1. Sebutkan pengertian TB ?
2. Sebutkan penyebab TB?
3. Apa saja tanda dan gejala TB?
4. Bagaimana penularan penyakit TB?
5. Apa saja pencegahan TB?
6. Bagaimana pengobatan penyakit TB?

Jawaban :
1. Penyakit TB adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat
tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).
Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24
Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi
nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut
sebagai Koch Pulmonum (KP).
2. Kuman bakteri Mikobakterium tuberkulosa.
3. Gejala penyakit TB dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus
yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis
tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk
menegakkan diagnosa secara klinik.
Gejala sistemik/umum
a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang
serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan
darah).
d. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru)
akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai
sesak.
b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi
tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan
bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan
nanah.
d. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak)
dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya
adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-
kejang.
4. Penyakit TB biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan
bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita
TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari
penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di
dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada
orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui
pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC
dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak,
ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain,
meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-
paru.
5. Imunisasi BCG pada bayi 0 – 1 bulan mencegah terjadinya TB berat,
Menutup mulut dan hidung pada saat batuk atau bersin, mencegah
terperciknya kuman TB di udara, Menampung dahak di tempat tertutup
dan dibuang di tempat pembuangan yang benar.
6. Dilakukan selama 6-9 Bulan, Penderita TB harus minum obat secara
teratur, lengkap sesuai jadwal sampai dinyatakan sembuh oleh tenaga
kesehatan.

Bandung, 12 Nopember 2022


Penyuluh
Atta
Atta Gerhana

LAMPIRAN MATERI

PENYAKIT TUBERCULOSIS (TB)


A. Pengertian dan Penyebab Penyakit TB
Penyakit TB dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan,
miskin, atau kaya) dan dimana saja. Penyakit TB adalah suatu penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk
batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam
(BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24
Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama
baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch
Pulmonum (KP).

Bakteri Mikobakterium tuberkulosa


B. Gejala Penyakit TB
Gejala penyakit TB dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus
yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak
terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan
diagnosa secara klinik.
Gejala sistemik/umum
 Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul.
 Penurunan nafsu makan dan berat badan.
 Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
 Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus
 Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",
suara nafas melemah yang disertai sesak.
 Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
 Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya,
pada muara ini akan keluar cairan nanah.
 Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

C. Cara Penularan Penyakit TB


Penyakit TB biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TB batuk, dan
pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TB dewasa.
Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang
biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah),
dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh
sebab itulah infeksi TB dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti:
paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan
lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-
paru.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan
segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya
melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TB ini akan berusaha dihambat
melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi
jaringan parut dan bakteri TB akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk
dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto
rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap
dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan
sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk
sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber
produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat
diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif
terinfeksi TB.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak
dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial
ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat,
meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan
adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang
lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang
peranan penting dalam terjadinya infeksi TB.

D. Pencegahan Penyakit TB

Pencegahan penyakit TB dilakukan melalui Imunisasi BCG pada bayi 0 – 1 bulan,


enutup mulut dan hidung pada saat batuk atau bersin, menampung dahak di
tempat tertutup dan dibuang di tempat pembuangan yang benar.

E. Pengobatan Penyakit TB
Pengobatan TB dilakukan selama 6-9 Bulan, Penderita TB harus minum obat
secara teratur, lengkap sesuai jadwal sampai dinyatakan sembuh oleh tenaga
kesehatan.

G. Pengobatan TB pada orang dewasa

 Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol
setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan
rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).
Diberikan kepada : Penderita baru TBC paru BTA positif.
Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
 Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
Diberikan kepada:
Penderita kambuh.
Penderita gagal terapi.
Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
 Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada:
Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.
Pengobatan TB pada anak
Adapun dosis untuk pengobatan TB jangka pendek selama 6 atau 9 bulan,
yaitu:
1. 2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2 bulan pertama,
kemudian INH +Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan
(ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).
2. 2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap hari selama 2 bulan
pertama, kemudian INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4
bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).
Pengobatan TB pada anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan,
dosis maksimal perhari INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb.

Anda mungkin juga menyukai