Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENANGANAN PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU (TBC)

Disusun Oleh Kelompok III


Deyasrin Ratna Sari Pakaya S.Kep
Sachraini Amelia Tachir S.Kep
Ramla Ahmad S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Pokok Bahasan : Tuberculosis Paru


(TBC) Sub Pokok Bahasan : Penanganan TBC
Sasaran : Pasien
Waktu : Rabu, 17 november 2021 jam s/d selesai
Tempat : Poli klinik

A. Tujuan Intruksional
Setelah penyuluhan pasien mampu mengubah pola perilaku sehingga penyakit TBC
dapat ditangani dan tidak menular kepada anggota keluarga yang lain.

B. Tujuan Intriksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, keluarga diharapkan mampu:
1. Mengerti mengenai pengertian TBC
2. Mengerti Etiologi dari TBC
3. Mengerti Manisfestasi Klinis dari TBC
4. Mengerti Komplikasi dari TBC
5. Mengerti Macam – Macam Pencegahan TBC
6. Mengerti Penanganan TBC

C. Materi
1. Pengertian Penyakit TBC
2. Etiologi dari TBC
3. Manisfestasi Klinis dari TBC
4. Komplikasi dari TBC
5. Macam – Macam Pencegahan TBC
6. Penanganan Penyakit TBC
D. Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Materi Penyuluhan Hasil

1 Pembukaan (5 menit)  Mengucapkan salam  Menjawab


 Memperkenalkan diri salam
 Kontrak waktu  Menyetujui
 Menyampaikan tujuan kontrak waktu
penyuluhan  Menyimak
tujuan
penyuluhan

2 Isi (15 menit)  Menjelaskan mengenai  Menyimak


pengertian TBC penjelasan yang
 Menjelaskan Etiologi dari disampaikan
TBC oleh penyuluh
 Menjelaskan Manisfestasi  Mengajukan
Klinis dari TBC pertanyaan
 Menjelaskan Komplikasi
dari TBC
 Menjelaskan Macam–
Macam Pencegahan TBC
 Menjelaskan Penanganan
TBC

3 Penutup (10 menit)  Melakukan evaluasi tentang  Menjawab


penjelasan yang telah pertanyaan
disampaikan  Menjawab
 Mengucapkan salam salam

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet
3. Booklet

G. Evaluasi
Prosedur pertanyaan : Lisan
Isi pertanyaan :
1. Sebutkan Pengertian dari Penyakit TBC
2. Sebutkan Etiologi dari TBC
3. Sebutkan Macam – Macam Pencegahan Penularan TBC

H. Daftar Pustaka

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin asih. Jakarta : EGC, 2002.

Dinkes. RI. 2006. Materi Pelatihan Bagi Volunter Tuberkulosis Tingkat Kelurahan di
Kota Yogyakarta. Yogyakarta

Anonymus. 2007. Pedoman Nasional Penanggulangan Tubercolosis.


http://www.itokindo.org, diakses pada tanggal 14 Mei 2014 jam 12.19 WIB.
MATERI PENYULUHAN
TUBERCULOSIS PARU (TBC)

A. Pengertian TBC
Tuberkolosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
mycobacterium tubercolosis ( Depkes RI, 2001)

Tuberkolosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycrobakterium tuberculosis


dengan gejala yang sangat bervariasi ( Mansjoer Arief. 2000 . Kapita Selekta Kedoktern ,
Jakarta , edisi 3 : 472 :FKUI ).

TBC Paru adalah Penyakit infeksi yang terutama mengenai jaringan paru dan dapat
menyebar ke bagian tubuh lain yaitu : otak, ginjal, tulang. Penyebab infeksi adalah
kuman mycobacterium tuberculosa (Brunner & Suddarth 2000)

Jadi dapat disimpulkan TBC (tuberculosis) merupakan suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh microbacterium tuberculosis yang ditularkan melalui udara dan jika
tidak ada pengobatan yang efektif dapat mengakibatkan perjalanan penyakit yang kronis
dan bisa menimbulkan kematian.

B. Etiologi dari TBC


TB paru disebabkan oleh kuman tahan asam yaitu Mycobacterium Tuberculosis. Setelah
terinfeksi kuman tersebut kira-kira 50% kuman akan berkembang menjadi TBC aktif
dalam satu tahun, sisanya kuman ini akan menyebabkan infeksi laten.
Adapun faktor yang mungkin terjadi antara lain :
1. Kontak langsung dengan penderita TBC aktif.
2. Menurunnya kekebalan tubuh
3. Kurang nutrisi yang adekuat.
4. Lingkungan dengan prevalensi TB yang tinggi
5. Pengobatan paru yang tidak tuntas.

C. Manisfestasi Klinis dari DM


Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala
sistemik:
1. Gejala respiratorik, meliputi:
a. Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering
dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan
bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
b. Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis
atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat
banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya
batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
c. Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada
hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-
lain.
d. Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul
apabila sistem persarafan di pleura terkena.

2. Gejala sistemik, meliputi:


a. Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam
hari mirip demam influeza, hilang timbul dan makin lama makin panjang
serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.
b. Gejala sistemik lain
Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan
serta malaise. Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-
bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun
jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia.

D. Komplikasi TBC
1. Hemoptisis berat (pendarahan dari saluran pernapasan) yang dapat mengakibatkan
kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan napas.
2. Kolaps lobus retaksi brinkial
3. Bronkhiektasis dan fibrosis fau : terjadi pelebaran bronkus dan terjadi pembentukan
jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif
4. Pneumotorak spontan : kerusakan jaringan paru dan adanya udara di dalam rongga
pleura
5. Penyebaran infeksi

E. Pencegahan Penularan TB Paru


1. Perbaikan Status Gizi
konsumsi makanan seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan
(disebut juga status gizi). Apabila tubuh berada dalam tingkat kesehatan gizi optimum
dimana jaringan penurunan semua zat gizi maka keadaan ini disebut status gizi
optimum. Dalam kondisi demikian tubuh terbebas dari penyakit dan melilki daya
tahan tubuh yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai kesehatan yang optimal
diperlukan makanan yang mengandung gizi atau zat gizi yaitu Karbohidrat. Vitamin,
lemak, protein dan mineral (Notoajmajo, 2003)
2. Kontak Dengan Penderita
Penyakit Tubercolosis paru sangatlah mudah menular yaitu melalui udara disekitar
penderita dan melalui dropler yang keluar bersama dahak penderita (Depkes RI,
2001)
3. Imunisasi BCG
BCG salah satu upaya pencegahan penyakit yaitu dengan imunisasi. Pemberian
imunisasi dimaksudkan untuk menurunkan morbilitas, mortalitas dan cacat serta bila
mungkin didapatkan eradiksi disuatu daerah atau negeri. Berdasrkan asal mulanya
imunisasi dibagi dalam dua bagian pasif dan aktif.
Pasif adalah bila tubuh tidak bekerja membentuk kekebalan, tetapi hanya menerima
saja sedangkan aktif ialah bila tubuh ikut menyelenggarakan terbentukya imunitas.
Imunisasi BCG termasuk imunitas kedalam imunitas yang didapat. BCG adalah
vaksin yang terdiri dari basil hidup yang dihilangkan virulensinya. BCG merangsang
kekebalan, meningkatkan daya tahan tubuh, tapi dalam kebanyakan kasus, daya
pertahanan tubug yang meningkat akan mengendalikan atau membunuh kuman-
kuman mikrobacterium tubercolosis tersebut (Crofton, 2002).
4. Olahraga dan Hidup sehat
Manfaat dari olahraga adalah agar paru-paru berkembang dengan baik. Tubuh harus
dijaga kondisinya agar tetap baik denagan menerapkan pola hidup sehat dengan tidak
merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol yang merupakan factor toksi dan
dapat menurunkan daya tahan tubuh.
F. Pengobatan TB Paru
Tujuan pengobatan tubercolosis
1. Menyembuhkan pasien dengan gangguan semimal mungkin dalam hidupnya.
2. Mencegah kematian pada pasien dengan sakit yang sangat berat.
3. Mencegah kerusakan paru lebih luas dan kompliksi yang terkait.
4. Mencegah kambuhnya penyakit
5. Mencegah kuman TBC menjadi resisten
6. Melindungi keluarga dan masyarakat disekitar penderita terhadap
infeksi Pengobatan yang buruk atau tidak adekuat dapat berakibat :
1. Kegagalan penyembuhan pasien
2. Kuman TBC menjadi tebal terhadap tubercolosis
3. Pasien tetap hidup (setidaknya selama beberapa waktu) dan menularkan penyakit
tersebut kepada orang lain (kemungkinan dengan kuman yang resisten)
Jenis dan Dosis OAT
Pengobatan tubercolosis memerlukan waktu yang relative yang lama, yaitu antara 6-8
bulan.

Anda mungkin juga menyukai