Anda di halaman 1dari 26

e n yul uh an

P
TBC
a ns i a
pada L t an d an Ners
Keperaw a
e r apan
Sarjana T
m enk e s B engkulu
e
Poltekkes K
NAMA ANGGOTA
PENDAHULUAN
Penyakit tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia. Menurut data WHO pada
2019, lebih dari 800 ribu kasus baru infeksi tuberculosis terjadi per tahunnya di Indonesia.
Sementara angka kematian karena kasus ini mencapai 98 ribu per tahun. Indonesia menjadi negara
ketiga terbesar dengan jumlah penderita tuberculosis paru terbanyak.

Jumlah penduduk lansia di Indonesia yang meningkat setiap tahunnya membuat kelompok ini
sama rentannya dengan kelompok produktif. Apalagi kelompok lansia di atas 60 tahun kerap
mengalami penurunan daya tahan tubuh yang membuat fungsi organ, termasuk organ pernapasan,
menurun.
DEFINISI TBC
Gero & Sayuna, 2017 Ambarawati, 2019
TBC merupakan penyakit infeksi saluran Tuberculosis (TBC) adalah infeksius
pernapasan bawah. Penyakit ini disebabkan kronik yang biasanya mengenai paru-paru
oleh Mycobacterium tuberculosis yang yang disebabkan oleh Mycobacterium
ditularkan melalui inhalasi percikan ludah Tuberculosis. Bakteri ini ditularkan melalui
(droplet) dari satu individu ke individu lain udara oleh droplet nucleus yang dihasilkan
dan membentuk kolonisasi di bronkiolus ketika orang terinfeksi batuk, bersin,
atau alveolus. berbicara, atau bernyanyi.
ETIOLOGI TBC
Sebagaimana yang telah disebutkan, tuberculosis atau disingkat TBC adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yakni kuman berbentuk batang yang
berukuran dengan panjang 1-4 mm dan dengan tebal 0,3- 0,6 mm.
Sebagian besar komponen M. tuberculosis adalah berupa lemak atau lipid sehingga kuman
mampu tahan terhadap asam serta sangat tahan dengan zat kimia dan faktor fisik. Mikroorganisme
ini adalah bersifat aerob yaitu menyukai daerah yang banyak oksigen. Oleh karena itu, M.
tuberculosis senang tinggal di daerah apeks paru-paru.
KLASIFIKASI TBC

Klasifikasi
Klasifikasi Tuberculosis Klasifikasi
Tuberculosis Berdasarkan Tuberculosis
Berdasarkan Hasil Berdasarkan
Organ Tubuh Pemeriksaan Keparahan
yang Terkena Dahak Penyakit
Mikroskopis
PATOFISIOLOGI
Bakteri penyebab TBC (Mycobacterium tuberculosis) menyebar ketika penderita
TB mengeluarkan dahak atau cairan liur yang berisi kuman tersebut ke udara,
misalnya saat batuk, bersin, berbicara, dan meludah sembarangan. Kuman yang
keluar dari batuknya penderita TBC dapat bertahan di udara lembap yang tidak
terpapar sinar matahari selama berjam-jam, bahkan berminggu-minggu. Akibatnya,
setiap orang yang 9 berdekatan dan memiliki kontak dekat dengan pasien TB
berpotensi menghirup udara yang terkontaminasi bakteri TBC
MANIFESTASI KLINIS TBC
• Demam, biasanya terjadi pada pagi hari dengan waktu
lebih dari sebulan.
• Hilangnya nafsu makan dan terjadi penurunan berat
badan.
• Keringat malam hari tanpa kegiatan.
• Sesak napas, akan ditemukan pada penyakit yang
sudah berlanjut, di mana infiltrasinya sudah setengah
bagian paru.
• Nyeri dada, timbul bila infiltrasi radang sudah sampai
ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis, tetapi
gejala ini jarang ditemukan.
• Kelelahan.
• Batuk darah atau dahak bercampur darah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG TBC

Tes Rontgen
Mantoux Thorax

Sputum
IGRA
Smear
Microscopy
PENATALAKSANAAN TBC
Tujuan pengobatan pada penderita tuberculosis paru
selain untuk menyembuhkan atau mengobati penderita juga
dapat mencegah kematian, mencegah kekambuhan atau
resistensi terhadap OAT, serta memutuskan mata rantai
penularan. Ada dua macam terapi farmakologi yang
diberikan, yakni dengan obat primer maupun obat sekunder.
LANJUTAN...
Digunakan obat-obatan primer Obat-obatan sekunder diberikan
untuk kuman tuberculosis yang untuk tuberculosis yang disebabkan
sensitif, yakni dengan kombinasi oleh kuman yang resisten atau bila
dari 2-4 macam obat dikarenakan obat primer menimbulkan efek
dapat menimbulkan resistensi yang samping yang tidak dapat
cepat bila digunakan sebagai obat ditoleransi. Adapun yang termasuk
tunggal. Berikut adalah obat primer obat sekunder, yakni kaproemisin,
TBC. Obat primer meliputi isoniazid sikliserin, macrolide generasi baru
(INH), rifampisin, pirazinamid, (asotromisin dan klaritromisin),
etambutol, dan streptomisin. quinolone, dan protionamid.
GEDUNG
JURUSAN
KEPERAWATAN
PENCEGAHAN TBC

• Menutup mulut saat batuk dan bersin;


• Jangan meludah atau membuang dahak sembarangan;
• Mengurangi interaksi sosial;
• Biarkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan; serta
• Membatasi kontak dengan kelompok rentan, antara lain anak-
anak, ibu hamil, hingga lansia.
PENCEGAHAN
• Menerima vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia sendiri,
vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi
berusia 2 bulan;
• Sebisa mungkin menghindari/membatasi kontak dekat dengan penderita TBC;
• Menggunakan alat pelindung diri seperti masker apabila tinggal satu atap
maupun merawat penderita TBC;
• Menerapkan pola hidup bersih dan sehat, misalnya mencuci tangan dan
menjaga kebersihan rumah dan tempat tinggal;
• Mempertahankan atau meningkatkan daya tahan tubuh, terutama untuk orang
berusia lanjut yang rentan terkena penyakit infeksi.
SAP
Tema : Penyakit Tuberculosis (TBC)
Sasaran : Lansia
Hari / Tanggal : Selasa, 07 September 2022
Waktu : 08.00-08.30 WIB
Tempat : Gedung Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Pengajar : Mahasiswa Sarjana Terapan Keperawatan & Profesi Ners
Tingkat III
SAP
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Tuberculosis selama 1 x 30 menit diharapkan lansia memahami tentang
penyakit Tuberculosis (TBC).
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Lansia mampu memahami tentang definisi penyakit Tuberculosis (TBC).
2. Lansia mampu memahami tentang etiologi penyakit Tuberculosis (TBC).
3. Lansia mampu memahami tentang klasifikasi penyakit Tuberculosis (TBC).
4. Lansia mampu memahami tentang patofisiologi penyakit Tuberculosis (TBC)
5. Lansia mampu memahami tentang manifestasi klinis penyakit Tuberculosis (TBC)
6. Lansia mampu memahami tentang pemeriksaan penunjang penyakit Tuberculosis (TBC)
7. Lansia mampu memahami tentang penatalaksanaan penyakit Tuberculosis (TBC)
8. Lansia mampu memahami tentang cara pencegahan penularan penyakit Tuberculosis (TBC).
SAP
Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya
kepada lansia yang di kota Bengkulu.
 
Materi (terlampir)
Definisi penyakit tuberculosis (TBC)
Etiologi penyakit tuberculosis (TBC)
Klasifikasi penyakit tuberculosis (TBC)
Patofisiologi penyakit tuberculosis (TBC)
Manifestasi klinis penyakit tuberculosis (TBC)
Pemeriksaan penunjang penyakit tuberculosis (TBC)
Penatalaksanaan penyakit tuberculosis (TBC)
Pencegahan penularan tuberculosis (TBC)
SAP
Media
Leaflet
LCD (PPT)
 
Metode
Ceramah
Tanya jawab
Evaluasi
NO. TAHAP KEGIATAN Kegiatan Peserta
1. Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
( 5 menit )
 Menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan
 Apersepsi dengan cara menggali
pengetahuan yang dimiliki pasien dan
keluarga tentang penyakit tuberculosis

2. Pelaksanaan  Menjelaskan materi  Mendengarkan


 Pasien dan keluarga memperhatikan  Bertanya
( 20 menit )
penjelasan  tentang penyakit tuberculosis
(TB)
 Pasien dan keluarga menanyakan tentang
hal-hal yang belum jelas
3. Penutup  Menyimpulkan materi  Mendengarkan
  Mengevalusi pasien dan keluarga tentang  Menjawab salam
(5menit)
materi yang telah diberikan
 Mengakhiri pertemuan
A. Pengorganisasian
1. Penanggung jawab : Kelompok 2
2. Moderator : Aurelia Ramadila
3. Penyaji : Farah Diba, Gebby Grasella, Roro Anggie D
4. Fasilitator : Adelia Bella, Ananda Dwi Tiara, Arlin Anesty, Kelarina Hardianti, Mila Novita, Rezeki Oktari S
 
A. Evaluasi
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan pada ibu menyusui tentang :
1. Apakah definisi dari penyakit Tuberculosis?
2. Apakah etiologi penyakit Tuberculosis?
3. Apa saja klasifikasi penyakit Tuberculosis?
4. Apakah patofisiologi penyakit Tuberculosis?
5. Apa saja manifestasi klinis penyakit Tuberculosis?
6. Apakah pemeriksaan penunjang penyakit Tuberculosis?
7. Apakah penatalaksanaan penyakit Tuberculosis?
8. Bagaimana cara pencegahan penularan dari penyakit Tuberculosis?
Te r i m a
K a s i h! d
was create
re se n ta ti o n template n a nd
his p latico
CREDITS: T , including icons by F
li d e s go by eepik
Fr
by S
fo g raph ics & images
in
KERJA SAMA INTERNASIONAL

Asia University Taiwan Burapha University Thailand SEAMEO REFCON University of Tasmania

Centro Escolar University Universiti Malaysia Sarawak Oriental Melaka Straits Medical Centre Emilio Aguinaldo College
ROAD
MAP
2032
Global
2027
Competitiveness
Global
Awareness
2022
Global
Atmosphere

2021
Baseline
A. GLOBAL ATMOSPHERE

Indikator
Strategi
Mutu

24
B. GLOBAL AWARENESS
Mutu
1. 50 % mata kuliah (dalam 1 semester) menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa dalam perkuliahan.
2. 100% perencanaan pembelajaran mata kuliah (dalam 1 semester) berbahasa
Inggris.
3. Semua dosen tetap (home base) memiliki skor TOEFL minimal 500.
4. Terselenggaranya praktik magang ke fasilitas kesehatan luar negeri.

Strategi
1. Memotivasi PJMK untuk menerjemahkan perencanaan pembelajaran ke
dalam bahasa Inggris.
2. Monitoring pembelajaran baik kualitas dan bahasa yang digunakan.
3. Melakukan seminar dan workshop internasional.
4. Melakukan MoA dengan institusi luar negeri.
C. GLOBAL COMPETIVENESS (AKHIR 2035)
Sasaran/Indikator Mutu Strategi
1. Prestasi internasional mahasiswa dalam 1. Mengikutkan mahasiswa dalam ajang
akademik atau nonakademik (2 setiap lomba tingkat internasional.
tahun). 2. Melakukan MoA untuk uji prometrik.
2. 20% mahasiswa lulus prometrik. 3. Menyalurkan lulusan bekerja di luar
3. Mahasiswa bekerja di luar negeri (Asia) negeri dengan bekerjasama dengan
(minimal 3 pertahun). agen penyaluran tenaga kerja keluar
4. Ada penelitian bersama dengan negeri.
institusi luar negeri (1 penelitian 4. Melakukan MoA pelaksanaan credit
pertahun). transfer dan joint research.
5. Ada program transfer kredit dengan
institusi luar negeri (1 kali pertahun).

Anda mungkin juga menyukai