Anda di halaman 1dari 9

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

(Review konsep teori eliminasi fekal, tindakan keperawatan hukna rendah,


hukna tinggi, dan evakuasi fekal)

Nama : Farah Diba Nur Azizah

NIM : P05120320015

Dosen Pengampu : Pauzan Effendi. SST.M,kes

Sarjana Terapan Keperawatan dan Ners


Fakultas Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Tahun 2020
ELIMINASI FEKAL
A. Definisi Eliminasi Fekal
Eliminasi bowel/fekal/Buang Air Besar (BAB) atau disebut juga defekasi merupakan
proses normal tubuh yang penting bagi kesehatan untuk mengeluarkan sampah dari tubuh.
Sampah yang dikeluarkan ini disebut feces atau stool. Eleminasi produk sisa pencernaan yang
teratur, hal ini penting untuk normal tubuh. Fungsi usus tergantung pada keseimbangan berapa
faktor, pola dan kebiasaan eleminasi. Eleminasi bowel merupakan salah satu bentuk aktivitas
yang harus dilakukan oleh manusia Seseorang dapat melakukan buang air besar sangatlah
bersifat individual ada yang satu kali atau lebih dalam satu hari, bahkan ada yang mengalami
gangguan yaitu hanya 3-4 kali dalam satu minggu atau beberapa kali dalam sehari, perubahan
eleminasi fekal dapat menyebabkan masalah gastroinstestinal dan sistem tubuh lain, hal ini apa
bila dibiarkan dapat menjadi masalah seperti konstipasi, fecal imfaction , hemoraid dan lain-lain.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi fekal


- Usia - Posisi Selama Defekasi
- Diet - Nyeri
- Pemasukan Cairan - Kehamilan
- Aktivitas - Prosedur Diagnostik
- Faktor Psikologik - Operasi dan Anastesi
- Kebiasaan Pribadi - Obat-obatan

C. Masalah-masalah dalam eliminasi Fekal


1. Kontipasi
Konstipasi adalah penurunan frekuensi defekasi, yang diikuti oleh pengeluaran feses
yang lama atau keras, kering dan disertai upaya mengedan saat defekasi. Kondisi ini terjadi
karena faces berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak air diserap. Biasanya disebabkan
oleh pola defikasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif yang lama, stress psikologis, obat-
obatan, kurang aktivitas dan faktor usia. Setiap individu mempunyai pola defekasi individual
yang harus dikaji perawat, tidak setiap orang dewasa memiliki pola defekasi setiap hari (Ebersole
dan Hess,1994). Defikasi hanya setiap 4 hari sekali atau lebih dianggap tidak normal
(Lueckenotte,1994). Pola defekasi yang biasanya setiap 2-3 hari sekali, tanpa kesulitan, nyeri
atau perdarahan dapat dianggap untuk lansia (Ebersole dan Hess,1994; Lueckenotte,1994).
Mengedan selama defekasi menimbulkan masalah pada klien baru pembedahan abdomen,
genekologi, rektum hal ini dapat menyebabkan jahitan terpisah sehingga luka terbuka. Klien
dengan riwayat kardiovaskuler, glaukoma, dan peningkatan tekanan intrakranial harus mencegah
konstipasi dan hindari penggunaan manuver valsalva dengan menghembuskan nafas melalui
mulut selama mengedan.

2. Fecal Imfaction
Fecal Impaction atau impaksi feses akibat dari kontipasi yang tidak diatasi. Impaksi adalah
kumpulan feses yang mengeras, mengendap di dalam rektum, hal ini tidak dapat dikeluarkan.
Feses yang keras di kolon dan lipatan sigmoid yang diakibatkan oleh retensi dan akumulasi
material feses yang berkepanjangan.

3. Diare
Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar dan pengeluaran feses yang cair dan
tidak terbentuk (Lueckenotte,1994). Diare adalah gejala gangguan proses pencernaan, absorpsi
dan sekresi dalam saluran GI, akibatnya cbyme melewati usus terlalu cepat, sehingga usus besar
tidak mempunyai waktu untuk menyerap air.
Diare dapat disebabkan karena stress fisik, obat-obatan, alergi penyakit kolon dan iritasi
intestinal. Diare seringkali sulit dikaji pada bayi, seperti bayi menerima susu botol pengeluaran
feses pada setiap 2 hari sekali, sementara bayi yang dususui ibunya dapat mengeluarkan feses
lunak dalam jumlah kecil 5 – 8 kl/hari. Akibat pada seseorang diare adalah gangguan elektrolit
dan kulit terganggu, terutama pada bayi dan orang tua. Diare secara berulang bisa mengiritasi
perineum dan bokong, maka diperlukan perawatan kulit yang cermat untuk mencegah kerusakan
kulit dan dibutuhkan drainase feses.

4. Inkontinensia Bowel/Fecal/Alvi
Inkontinensia feses adalah hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran
feses dan gas dari anus. Kerusakan spinter anus akibat kerusakan fungsi spinter atau persarafan
di daerah anus yang menyebabkan inkontinensia. Penyebabnya penyakit neuromuskuler, trauma
spinal cord dan tumor spinter anus eksternal, 60% usila inkontinensi.

5. Kembung
Kembung merupakan menumpuknya gas pada lumen intestinal sehingga dinding usus
meregang dan distensi, dapat disebabkan karena konstipasi, penggunaan obat-obatan seperti
barbiturate, ansietas. Penurunan aktivitas intestinal, makan banyak mengandung gas, pemecahan
makanan oleh bakteri-bakteri dan efek anastesi.

6. Hemeroid
Pembengkakan atau pelebaran vena pada dinding rectum (bisa internal dan eksternal)
akibat peningkatan tekanan didaerah tersebut Penyebabnya adalah konstipasi kronis, kehamilan,
dan obisitas .
TINDAKAN KEPERAWATAN HUKNA TINGGI
1. Pengertian Hukna
Huknah merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan eliminasinya secara mandiri tindakan ini di lakukan oleh tenaga kesehatan
yang ahli dengan menggunakan alat medis.
Huknah terdiri dari hukah rendah dan huknah tinggi,Huknah rendah adalah tindakan
keperawatan dengan cara memasukkan cairan hnagat ke dalam kolon desendens dengan
menggunakan kanula rektal melalui anus. Biasanya di laksanakan sebelum tindakan operasi
(persiapan sebelum pembedahan) dan pasien yang mengalami obstipasi. Sedangkan Huknah
tinggi adalah tindakan memasukkan cairan ke dalam kolon asendens dengan menggunakan
kanula usus. Tindakan ini dapat di lakukan pada pasien yang akan di lakukan pembedahan
umum.

2. Tujuan Hukna Tinggi


1. Merangsang peristaltic pada pasien agar bisa BAB
2. Persiapan tindakan operasi, colonoscopy

3. Prosedur

- Tahap Pra Interaksi


 Melakukan pengecekan program terapi
 Mencuci tangan
 Menempatkan alat di dekat pasien

- Tahap Orientasi
 Memberikan salam dan menyapa nama pasien
 Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan
 Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien

- Tahap Kerja
 Menjaga privacy
 Mengatur posisi pasien miring kanan
 Meletakkan perlak dan pengalas dibawah bokong klien
 Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi
 Meletakkan pispot dekat tempat tidur
 Menggantungkan irrigator yang telah diisi air hangat pada standart dengan ketinggian 30
cm
 Mengeluarkan udara dalam selang, kemudian menutup klem kembali
 Menggunakan hand schoen
 Membuka bokong hingga anus terlihat
 Mengoleskan jelly pada kanule rectal kemudian memasukkannya secara perlahan ,
mengarah ke Umbilicus, panjang insersi (D: 7,5 – 10 cm, A: 5 – 7,5 cm, B: 2,5 – 3,5 cm)
 Menginstruksikan pasien untuk tidak menahan masuknya kanul ke anus dengan cara
menghembuskan nafas perlahan melalui mulut
 Membuka kran dan biarkan larutan masuk dengan perlahan
 Menutup kran bila air dalam irrigator habis atau bila pasien tidak dapat menahan untuk
BAB
 Memegang pangkal kanule dengan tissue, tarik kanule dari anus
 Memasang pispot dibawah bokong pasien untuk BAB
 Membersihkan anus
 Merapikan pasien

 Tahap Terminasi
 Melakukan evaluasi hasil tindakan
 Berpamitan dengan klien
 Membereskan alat-alat dan kembalikan alat ketempat semula
 Mencuci tangan
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
TINDAKAN KEPERAWATAN HUKNA RENDAH
1. Pengertian Hukna Rendah
Huknah rendah adalah tindakan keperawatan dengan cara memasukkan cairan hangat ke
dalam kolon desendens dengan menggunakan kanula rektal melalui anus. Biasanya di laksanakan
sebelum tindakan operasi (persiapan sebelum pembedahan) dan pasien yang mengalami
obstipasi.

2. Tujuan Hukna Tinggi


1. Merangsang peristaltic usus
2. Mengosongkan usus sebagai bentuk persiapan operasi

3. Prosedur

- Tahap Pra Interaksi


 Melakukan pengecekan program terapi
 Mencuci tangan
 Menempatkan alat di dekat pasien

- Tahap Orientasi
 Memberikan salam dan menyapa nama pasien
 Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan
 Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien

- Tahap Kerja
 Menjaga privacy
 Mengatur posisi pasien miring kiri
 Meletakkan perlak dan pengalas dibawah bokong klien
 Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi
 Meletakkan pispot dekat tempat tidur
 Menggantungkan irrigator yang telah diisi air hangat pada standart dengan ketinggian 50
cm
 Mengeluarkan udara dalam selang, kemudian menutup klem kembali
 Menggunakan handschoon
 Membuka bokong hingga anus terlihat
 Mengoleskan jelly pada kanule rectal kemudian memasukkannya secara perlahan ,
mengarah ke Umbilicus, panjang insersi (D: 7,5 – 10 cm, A: 5 – 7,5 cm, B: 2,5 – 3,5 cm)
 Menginstruksikan pasien untuk tidak menahan masuknya kanul ke anus dengan cara
menghembuskan nafas perlahan melalui mulut
 Membuka kran dan biarkan larutan masuk dengan perlahan
 Menutup kran bila air dalam irrigator habis atau bila pasien tidak dapat menahan untuk
BAB
 Memegang pangkal kanule dengan tissue, tarik kanule dari anus
 Memasang pispot dibawah bokong pasien untuk BAB
 Membersihkan anus
 Merapikan pasien

 Tahap Terminasi
 Melakukan evaluasi hasil tindakan
 Berpamitan dengan klien
 Membereskan alat-alat dan kembalikan alat ketempat semula
 Mencuci tangan
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

EVAKUASI FEKAL
A. Pengertian
Impaksi fekal adalah retensi feces yang mengeras pada rektum atau simoid bagian bawah.
Klien sering mengeluh konstipasi, nyeri pada dubur. Banyak terjadi pada klien dengan gangguan
neurologis atau psikosis. Untuk mengatasi komplikasi lebih lanjut, feces perlu dikeluarkan secara
manual.

B. Prosedur

- Tahap Pra Interaksi


 Melakukan pengecekan program terapi
 Mencuci tangan
 Menempatkan alat di dekat pasien

- Tahap Orientasi
 Memberikan salam dan menyapa nama pasien
 Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan
 Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien

- Tahap Kerja
 Menjaga privacy
 Mengatur posisi pasien miring kiri dengan kaki kanan fleksi
 Meletakkan perlak dan pengalas dibawah bokong klien
 Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi sampai area pinggang
 Memasang alas karet dibawah bokong pasien.
 Meletakkan bedpan pada tempat yang memudahkan pelaksanaan tindakan
 Memakai sarung tangan
 Oleskan pelumas pada jari telunjuk dan jari tengah
 Masukkan jari ke area rectum pasien dan mendorong pelan-pelan sepanjang dinding
rectum sampai teraba fesces.
 Melepaskan feses dari dinding rectum dengan membuat gerakan melingkar di sekitarnya
menarik feces ke anus
 Keluarkan feces dan taruh ke dalam pispot
 Ulangi kembali tindakan tersebut jika masih terasa skibala di rectum pasien Namun,
periksa dan observasi kembali irama jantung, perdarahan rasa nyeri, dan tanda kelelahan
pada pasien seperti nafas pendek, dan berkeringat.
 Bersihkan dan keringkan area rectum sampai pasien terasa nyaman
 Lepas sarung tangan
 Lepas alas bokong dan selimut mandi,
 Kenakan kembali selimut klien ganti jika kotor
 Kenakan kembali pakaian klien
 Mengamati isi bedpan dan merapikan peralatan

 Tahap Terminasi
 Melakukan evaluasi hasil tindakan
 Berpamitan dengan klien
 Membereskan alat-alat dan kembalikan alat ketempat semula
 Mencuci tangan
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
DAFTAR PUSTAKA
 file:///C:/Users/hp/Downloads/Kebutuhan-dasar-manusia-komprehensif.pdf

 https://forbetterhealth.wordpress.com/2009/01/07/evakuasi-feces-manual/

 http://www.kapukonline.com/2011/10/oscaperawathuknahrendahdanhuknahtinggi.html

 https://muhsakirmsg.blogspot.com/2013/03/pemberian-huknah-rendah-dan-hukna-

tinggi.html

 https://kerriemearns.blogspot.com/2010/06/gangguan-eliminasi-fekal.html

 https://fourseasonnews.blogspot.com/2012/08/prosedur-tetap-evakuasi-fekal-manual.html

Anda mungkin juga menyukai