Disusun oleh:
Olivia Rananda R (202301067)
2023
1
RESUME MATERI ELIMINASI FEKAL
Defekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses
dan flatus yang berasal dari saluran pencer. naan melalui anus, sering disebut dengan
buang air besar (BAB).
Menurut Tarwoto & Wartonah (2010), Sistem tubuh yang memiliki peran dalam
eliminasi fekal adalah sistem gastrointestinal bawah yang meliputi :
2
3. Rektum
Rektum merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh.Sebelum dibuang
lewat anus, feses akan ditampung terlebih dahulu pada bagian rektum. Apabila feses
sudah siap dibuang, maka otot sfingterrektum mengatur pembukaan dan penutupan
anus. Otot sfingter yang menyusun rektum ada 2 yaitu otot polos dan otot lurik.
3
13. Posisi selama defekasi: Posisi jongkok merupakan posisi yang normal saat
melakukan defekasi. Toilet modern dirancang untuk memfasilitasi posisi ini,
sehingga memungkinkan individu untuk duduk tegak kearah depan, mengeluarkan
tekanan intra abdomen dan mengeluarkan kontraksi otot-otot pahanya.
4
6. Hemoroid
Pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah
tersebut. Penyebabnya adalah konstipasi kronis, peregangan maksimal saat defekasi,
kehamilan dan obesitas.
7. Diversi Usus
Penvakit tertentu menyebabkan kondisi-kondisi yang mencegah pengeluaran feses
secara normal dari rectum. Sehingga menimbulkan suatu kebutuhan untuk
membentuk suatu lubang (stoma) buatan yang permanen atau sementara. Lubang
yangdibuat melalui pembedahan (ostomi) paling sering di ileum (ileostomi) atau di
kolon (kolostomi).
5
ASUHAN KEPERAWATAN ELIMINASI FEKAL
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
Pengkajian Keperawatan:
a. Identitas pasien
b. Riwayat Kesehatan
- Pola defekasi
- Gejala dari perubahan
- Faktor yang memperngaruhi: kebiasaan, Life style dan tingkat aktivitas, stress
psikologis
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik untuk pola eliminasi berfokus pada masala fungsional yang
terkait dengan inkontinensia urin atau fekal dan menilai area perineum dan peri-
anal. Evaluasi fungsional dimulai dengan wawancara dan berlanjut hingga
pemeriksaan fisik. Status mental dapat dievaluasi dengan mendengarkan respons
klien terhadap pertanyaan dan dengan mengamati interaksi dengan orang lain.
d. Pemeriksaan Diagnostik
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan menurut SDKI
1. (D.0041) Inkontinensia fekal
2. (D.0049) Konstipasi
3. (D.0052) Resiko Konstipasi
4. (D.0020) Diare
5. Nyeri (D.0077)
6. Gangguan integritas kulit/ jaringan (D.0129)
7. Gangguan Citra Tubuh (D.0083)
6
8. Resiko ketidakseimbangan cairan (D.0036)
9. Resiko ketidakseimbangan elektrolit (D.0037)
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi pada diagnose keperawatan Inkontinensia fekal(D.0041):
Diagnose Tujuan dan kriteria
intervensi
Keperawatan hasil
Inkontinensia fekal Setelah dilakukan Latihan eliminasi fekal
(D.0041) tindakan keperawatan Observasi:
selama 3x24 jam • Monitor peristaltic usus
Pengertian: diharapkan eliminasi
Perubahan fekal membaik. Terapeutik
kebiasaan buang Dengan kriteria hasil Anjurkan waktu yang konsisten
air besar dari - Pengontrolan untuk buang air besar
pola pengeluaran fases •Berikan privasi, kenyamanan dan
normal yang meningkat posisi yang meningk atkan proses
ditandai dengan - Frekuensi buang defekasi
pengeluaran feses air besar menurun • Gunakan enema rendah, jika pedu
secara involunter - Defekasi menurun Anjurkan dilatasi rektal digital, jika
(tidak disadari) perlu
Ubah program laitihan eliminasi
fekal jika perlu
Edukasi:
Anjurkan mengkonsumsi makanan
tertentu, sesuai program atau hasil
konsultasi
Anjurkan asupan cairan yang a
dekuat sesuai kebutuhan
Anjurkan olah raga sesuai toleransi
7
Kolaborasi:
Kolabora.si penggunaan. supositoria.
jika peru
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Implementasi pada diagnose keperawatan Inkontinensia fekal(D.0041):
Latihan eliminasi fekal
1. Obesrvasi
- meonitor peristaltic usus
2. Terapeutik
- meganjurkan waktu yang konsisten untuk buang air besar
- memerikan privasi, kenyamanan dan posisi yang meningk atkan proses defekasi
- menganjurkan dilatasi rektal digital, jika perlu
- mengubah program laitihan eliminasi fekal jika perlu
3. Edukasi:
- menganjurkan mengkonsumsi makanan tertentu, sesuai program atau hasil
konsultasi
- menganjurkan asupan cairan yang a dekuat sesuai kebutuhan
- menganjurkan olah raga sesuai toleransi
4. Kolaborasi:
- mengkolaborasi penggunaan supositoria. jika peru
8
DAFTAR PUSTAKA
Haswita, Reni. (2017). “Kebutuhan Dasar Manusia”. CV Trans Info Media. Jakarta.
Risnah, dkk. (2021). “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia”. CV Trans
Info Media. Jakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar: Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta:
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018 Standar: Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta.:
PPNI
Tim Polia SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperavatan Indonesia, Edisi l. Jakarta.: PPI