DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2023
A. Konsep Dasar Eliminasi Fekal
1. Pengertian
2. Fisiologi Defekasi
A. Mulut
Proses pertama dalam sistem pencernaan berlangsung di mulut.
Makanan akan dipotong, diiris, dan dirobek dengan bantuan gigi. Makanan
yang masuk ke mulut dipotong menjadi bagian yang lebih kecil agar mudah di
telan dan untuk memperluas permukaan makanan yang akan terkena enzim.
Setelah makanan dipotong menjadi bagian yang lebih kecil, maka selanjutnya
makanan akan diteruskan ke faring dengan bantuan lidah.
B. Faring
C. Esofagus
D. Lambung
Lambung adalah organ yang terletak antara esofagus dan usus halus. Di
dalam lambung makanan yang masuk akan disimpan lalu disalurkan ke usus
halus. Sebelum makanan masuk ke usus halus, makanan terlebih dahulu akan
dihaluskan dan dicampurkan kembali sehingga menjadi campuran cairan
kental yang biasa disebut dengan kimus. Lambung menyalurkan kimus ke
usus halus sesuai dengan kapasitas usus halus dalam mencerna dan menyerap
makanan dan biasanya satu porsi makanan menghabiskan waktu dalam
hitungan menit.
E. Usus halus
Usus halus memiliki panjang sekitar 3 meter dengan lebar sekitar 2,5
cm. Usus halus sering disebut usus kecil karena memiliki diameter yang lebih
kecil. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum, jejunum, dan
ileum. Fungsi usus halus adalah menerima sekresi hati dan pancreas,
mengabsorbsi saripati makanan, dan menyalurkan sisa hasil metabolisme ke
usus besar.
Kolon merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus
halus. Ia memiliki panjang 1,5 meter dan berbentuk seperti huruf “U” terbalik.
Usus besar dibagi menjadi 3 bagian yaitu kolon asenden, kolon transversum,
dan kolon desenden.
Asupan cairan dan serat yang cukup merupakan faktor penting dalam
kesehatan saluran kemih dan usus klien. Asupan cairan yang tidak mencukupi
merupakan penyebab utama sembelit, seperti halnya mengonsumsi makanan
yang menyebabkan sembelit, seperti produk susu tertentu. Diare dan perut
kembung (pelepasan gas dari rektum) adalah akibat langsung dari makanan
yang dicerna dan membutuhkan klien untuk dididik tentang makanan dan
cairan mana yang meningkatkan eliminasi yang sehat dan makanan mana yang
dapat menghambatnya.
C. Latihan/aktivitas
D. Pengobatan
Obat dapat mempengaruhi kesehatan klien dan pola ekskresi dan harus
dikaji selama wawancara riwayat. Klien dengan penyakit jantung sering
diresepkan diuretic, yang meningkatkan pengeluaran urin. Antidepresan dan
obat antihipertensi dapat menyebabkan retensi urin. Beberapa obat bebas
(OTC), terutama antihistamin juga dapat menyebabkan retensi urin. Obat
over-the-counter lainnya dirancang untuk meningkatkan saluran usus atau
melunakkan tinja. Perawat perlu bertanya tentang semua obat yang diminum
untuk memberikan perawatan yang tepat kepada klien yang mengalami
perubahan pola eliminasi.
4. Masalah-Masalah Yang Terjadi Pada Eliminasi Fekal
A. Konstipasi
Konstipasi dapat didefinisikan sebagai defekasi kurang dari tiga kali per
minggu. Ini menunjukkan pengeluaran feses yang kering, keras atau tanpa
pengeluaran feses. Konstipasi juga dapat diartikan sebagai penurunan defekasi
normal yang disertai pengeluaran feses sulit dan tidak tuntas serta feses kering
(SDKI, 2016). Konstipasi terjadi jika pergerakan feses di usus besar berjalan
lambat, sehingga memungkinkan bertambahnya waktu reabsorpsi cairan di
usus besar. Konstipasi mengakibatkan sulitnya pengeluaran feses dan
bertambahnya upaya atau penekanan otot-otot volunteer defekasi.
Diagnosa Keperawatan :
Masalah : Konstipasi
Masalah : Konstipasi
B. Impaksi Fekal
Impaksi fekal adalah suatu massa atau pengumpulan feses yang keras
didalam lipatan rektum. Impaksi terjadi akibat retensi dan akumulasi materi
fekal yang berkepanjangan. Pada impaksi berat, feses terakumulasi dan meluas
sampai ke kolon sigmoid dan sekitarnya. Impaksi fekal dapat dikenali dengan
keluarnya rembesan cairan fekal (diare) dan tidak ada feses normal.
Diagnosa Keperawatan :
C. Diare
Diagnosis Keperawatan :
Masalah : Diare
Masalah : Diare
Masalah : Diare
Tanda gejala : Adanya dorongan untuk defekasi, defekasi lebih dari 3x dalam
24jam
D. Inkontinensia Alvi
Tanda Gejala : Tidak mampu mengontrol defekasi, feses keluar sedikit dan sering