Anda di halaman 1dari 25

#TraditionalMedicineWorkshop

Review Anatomi &


Fisiologi Defekasi
serta Perbedaan
Karakteristik Pada
Normal dan Abnormal
Feses
Nabilla Mutia Hidayat-2206029600-Keperawatan Dasar B

www.traditionalmedicine.com
TABLE OF CONTENTS

Sistem Organ-organ
01 Eliminasi Fekal 02 Pencernaan

Proses Defekasi Perbedaan


03 04 Karakteristik Feses
Normal dan Abnormal

www.traditionalmedicine.com
#TraditionalMedicineWorkshop

01
Sistem
Eliminasi
Fekal
www.traditionalmedicine.com
Sistem Eliminasi Fekal
Tubuh memiliki mekanisme pembuangan produk sisa yang sangat
penting dilakukan untuk menjaga kesehatan salah satunya tubuh,
adala pembuangan produk sisa yang dikeluarkan oleh sistem
pencernaan.

Eliminasi diperlukan untuk menjaga keseimbangan fisiologis melalui


pembuangan sisa metabolisme, berupa feses (saluran pencernaan)
dan urin (saluran kemih). Eliminasi feses (buang air besar) adalah
proses pengeluaran sisa pencernaan berupa feses melalui anus
(Artha, R. A., dkk, 2018).

Proses Eliminasi fekal berhubungan dengan saluran gastrointestinal


(GI) yang terdiri atas serangkaian organ berongga yang berselaput
dan berotot. Organ-organ itu menyerap cairan, nutrisi, menyiapkan
makanan untuk diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh dan
penyimpanan sementara feses. Selain itu, saluran GI juga menerima
sekresI dari kantong empedu dan pancreas (Potter dan Perry, 2013).
#TraditionalMedicineWorkshop

02
Organ-organ
Pencernaan

www.traditionalmedicine.com
Mulut Faring

Mulut bertugas memecah nutrisi secara Faring, dibantu oleh otot-otot mulut, berfungsi
mekanis dan kimiawi menjadi bolus. Gigi untuk mendorong makanan ke kerongkongan.
dan lidah mengunyah makanan secara Faring terdiri dari tiga bagian, yaitu nasofaring,
mekanis, sementara air liur melunakkan orofaring, dan laringofaring. Terdapat juga
makanan secara kimiawi. Di dalam mulut epiglotis yang mencegah makanan masuk ke
teriri atas gigi, lidah, dan saliva dalam saluran pernapasan.

www.traditionalmedicine.com
Esofagus Lambung

Esofagus adalah tabung otot polos Lambung berfungsi untuk mencerna makanan dan
melingkar yang menghasilkan gelombang cairan yang dicerna, mencampurnya, dan
peristaltik untuk mendorong bolus ke arah menyerap zat-zat yang dibutuhkan tubuh.
lambung. Selain itu, sfingter ini juga Bentuknya berupa kantong yang memanjang dari
mencegah refluks makanan dari lambung kerongkongan ke usus halus. Di sini terjadi
ke mulut. pencernaan secara kimiawi (enzim HCl dan pepsin)
dan mekanis (kontraksi otot lambung).

www.traditionalmedicine.com
Usus Besar
Pada orang dewasa, panjang dari usus besar dapat mencapai
125-150 cm dengan diameter 6.5 cm. Usus besar terletak
memanjang dari katup ileocecal sampai ke anus. Usus besar
memiliki 4 wilayah, yaitu cecum, colon, rectum, dan anal canal.

1. Cecum: berada di bagian bawah ileocecal terdapat


kantung kecil dengan panjang 6 cm. Pada sekum ini juga
terdapat apendix/vermiform appendix (usus buntu)
2. Colon: berada di ujung cecum yang menyatu dengan
bagian lain. Colon dapat dibagi menjadi 4 bagian
(ascending, transverse, descending, dan sigmoid)
3. Rectum: ± 10-20 cm terakhir dari saluran pencernaan.
Terletak pada anterior sacrum dan tulang ekor
4. Anal canal: bagian distal rectum dan terhubung dengan
luar tubuh. Anal canal ini juga biasa disebut anus.
Aktivitas anal canal ini diatur oleh otot sfingter.

www.traditionalmedicine.com
Fungsi Usus Besar
1. Melakukan proses pencernaan secara mekanik: melakukan gerakan yang berfungsi mendorong isi
yang berada di colon menuju rectum. Gerakan ini ada 3 jenis, yaitu gerak haustral churning,
peristalsis, dan mass peristalsis.

Haustal
Peristaltis Mass Peritaltis
Churning
Melibatkan chyme yang Gerakan seperti gelombang Melibatkan gelombang kontraksi otot
bolak-balik dalam haustra. Selain yang dihasilkan oleh serat yang kuat yang bergerak di atas area
mencampur isi, gerakan ini otot melingkar dan usus besar. Biasanya mass peristaltis
membantu penyerapan air dan longitudinal dari dinding usus; terjadi setelah makan, dirangsang oleh
memindahkan isinya ke depan, mendorong isi usus ke depan. adanya makanan di perut dan usus
ke haustra berikutnya. halus.

www.traditionalmedicine.com
Fungsi Usus Besar
2. Melakukan proses pencernaan secara kimiawi: dilakukan karena pada usus
besar terdapat bacteri E. Coli.
3. Mengubah protein menjadi asam amino dan menghasilkan vitamin B dan K.
4. Memecah protein menjadi substansi sederhana seperti, indole dan skatole
yang berperan memberikan bau pada feses
5. Memfermentasikan sisa karbohidrat, dan melepaskan hidrogen,
karbondioksida dan gas metana.
6. Membantu membusukkan bilirubin menjadi pigmen stercobilin dan urobilin
yang berperan dalam pewarnaan feses
7. Menyerap air, ion, dan vitamin
8. Membentuk feses serta lakukan defekasi

www.traditionalmedicine.com
Usus Halus
Usus halus adalah tabung panjang, terlipat, dan melingkar
yang menghubungkan lambung ke usus besar. Usus halus
terdiri dari tiga bagian, yaitu :
- Duodenum: 20-28 cm, memproses chime dari
lambung.
- Jejenum: kira-kira 2,5 m, menyerap karbohidrat dan
protein.
- Ileum: kira-kira 3,7m, menyerap air, lemak, vitamin,
garam besi dan empedu.

Fungsi usus halus


1. Memecah makanan secara sistematis.
2. Menyerap nutrisi
3. Mengekstraksi air.
4. Memindahkan makanan di sepanjang saluran
pencernaan.
www.traditionalmedicine.com
Rektum Anus

Rektum pada orang dewasa biasanya Saluran anus dibatasi oleh otot sfingter internal dan
memiliki panjang 10 sampai 15 cm. Rektum eksternal Sfingter internal berada di bawah kendali
memiliki lipatan yang memanjang secara involunteer, dan sfingter eksternal biasanya
vertikal. Masing-masing lipatan vertikal dikendalikan dengan volunteer (sadar). Otot sfingter
mengandung vena dan arteri. Lipatan ini internal dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Sfingter
membantu mempertahankan feses dalam eksternal dipersarafi oleh sistem saraf somatik. Pada
rektum orang dewasa, biasanya saluran anus memiliki
panjang 2,5 sampai 5 cm

www.traditionalmedicine.com
#TraditionalMedicineWorkshop

03
Proses
Defekasi

www.traditionalmedicine.com
Defekasi
Defekasi adalah pengeluaran feses dari rektum dan anus
(pergerakan usus). Seberapa sering seseorang defekasi akan
bergantung pada diri masing-masing (pola makan, tingkat
kesehatan, & stres). Jika volume tinja dalam rektum mencapai
volume tertentu, maka akan timbul dorongan untuk buang air
besar.

Buang air besar normal dapat difasilitasi oleh: fleksi paha; dapat
meningkatkan tekanan pada perut dan posisi duduk; dapat
meningkatkan tekanan kebawah pada rectum.

Jika refleks buang air besar diabaikan atau dihambat oleh kontraksi
otot sfingter eksternal, keinginan untuk buang air besar biasanya
menghilang selama beberapa jam sebelum terjadi lagi. Hambatan
berulang kali tersebut dapat menyebabkan perluasan rektum untuk
menampung feses yang menumpuk, dampaknya individu dapat
saja kehilangan kepekaan terhadap kebutuhan untuk defekasi dan
menderita sembelit bisamenjadi salah satu dampak buruknya.

www.traditionalmedicine.com
Mekanisme Defekasi
Mekanisme defekasi yaitu sebagai berikut:

1. Saat sfingter internal relaksasi, feses akan masuk ke


saluran anal canal.

2. Sfingter eksternal teraktivasi untuk relaksasi secara


sadar.

3. Pengeluaran feses dibantu dengan kontraksi otot perut


dan diagfragma, karena kedua kontraksi tersebut
dapat meningkatkan tekanan pada perut.

4. Selain tekanan pada perut, kontraksi otot-otot dasar


panggul juga dapat membantu menggerakan feses
keluar dari anus

5. Feses berhasil keluar

www.traditionalmedicine.com
#TraditionalMedicineWorkshop

Perbedaan
04
Karakteristik
pada Feses
Normal dan
Abnormal

www.traditionalmedicine.com
Feses
Chyme adalah limbah pencernaan yang meninggalkan perut melalui
usus halus dan melewati katup ileocecal. Pada saat chyme berada dalam
usus besar selama 3-10 jam, maka chyme akan berubah menjadi padat
atau semi padat karena proses absorbsi air di dalam usus besar, saat
chyme sudah mencapai kondisi ini maka disebut sebagai feses.
- Feses normal terbuat dari sekitar 75% air dan 25% bahan padat
(garam anorganik, epitel yang terkelupas dari mukosa saluran
cerna, bakteri, hasil pembungkus bakteri, dan bagian makanan
yang tidak dapat dicerna).
- Strukturnya lembut berbentuk. Berwarna coklat karena adanya
sterkobilin dan urobilin, yang berasal dari bilirubin (pigmen merah
dalam empedu).
- Jika feses terdorong dengan sangat cepat di sepanjang usus besar,
maka tidak ada waktu untuk melakukan penyerapan bagi sebagian
besar air pada chyme. Oleh karena itu, feses akan menjadi lebih
cair.
- Untuk mendapatkan feses yang normal, maka diperlukan asupan
cairan yang normal.. Apabila kekurangan cairan, feses akan keras
dan sulit di keluarkan.
www.traditionalmedicine.com
www.traditionalmedicine.com
www.traditionalmedicine.com
www.traditionalmedicine.com
www.traditionalmedicine.com
REFERENSI
Artha, R. A., Indra, R. L., & Rasyid, T. A. (2018). Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Eliminasi Fekal pada Pasien yang Dirawat di Intensive Care Unit
(ICU). Jurnal Riset Kesehatan, 7 (2), pp. 97 - 105. DOI:
10.31983/jrk.v7i2.3638
Berman, A., Synder, S. J., & Frandsen, G. (2022). Kozier & Erb’s Fundamentals of
nursing: Concepts, process, and practice (11th Global ed.). Pearson Education.
Martini, F. H., Nath, J. L., & Bartholomew, E. F. (2018). Fundamentals of Anatomy
& Physiology (9th edition). London: Pearson Education, Inc.
Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A., & Hall, A. M. (2021). Fundamentals of
nursing (10th ed.). Elsevier Mosby.
Sherwood, L. (2013). Introduction to Human Physiology (8th edition). United
States of America: Brooks/Cole.
Tortora, G. J. & Derrickson, B. (2014). Principles of Anatomy & Physiology (14th
edition). United States of America: John Wiley & Sons, Inc

www.traditionalmedicine.com
#TraditionalMedicineWorkshop

THANKS!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com | +91 620 421 838
yourwebsite.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and


includes icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

www.traditionalmedicine.com

Anda mungkin juga menyukai