www.traditionalmedicine.com
TABLE OF CONTENTS
Sistem Organ-organ
01 Eliminasi Fekal 02 Pencernaan
www.traditionalmedicine.com
#TraditionalMedicineWorkshop
01
Sistem
Eliminasi
Fekal
www.traditionalmedicine.com
Sistem Eliminasi Fekal
Tubuh memiliki mekanisme pembuangan produk sisa yang sangat
penting dilakukan untuk menjaga kesehatan salah satunya tubuh,
adala pembuangan produk sisa yang dikeluarkan oleh sistem
pencernaan.
02
Organ-organ
Pencernaan
www.traditionalmedicine.com
Mulut Faring
Mulut bertugas memecah nutrisi secara Faring, dibantu oleh otot-otot mulut, berfungsi
mekanis dan kimiawi menjadi bolus. Gigi untuk mendorong makanan ke kerongkongan.
dan lidah mengunyah makanan secara Faring terdiri dari tiga bagian, yaitu nasofaring,
mekanis, sementara air liur melunakkan orofaring, dan laringofaring. Terdapat juga
makanan secara kimiawi. Di dalam mulut epiglotis yang mencegah makanan masuk ke
teriri atas gigi, lidah, dan saliva dalam saluran pernapasan.
www.traditionalmedicine.com
Esofagus Lambung
Esofagus adalah tabung otot polos Lambung berfungsi untuk mencerna makanan dan
melingkar yang menghasilkan gelombang cairan yang dicerna, mencampurnya, dan
peristaltik untuk mendorong bolus ke arah menyerap zat-zat yang dibutuhkan tubuh.
lambung. Selain itu, sfingter ini juga Bentuknya berupa kantong yang memanjang dari
mencegah refluks makanan dari lambung kerongkongan ke usus halus. Di sini terjadi
ke mulut. pencernaan secara kimiawi (enzim HCl dan pepsin)
dan mekanis (kontraksi otot lambung).
www.traditionalmedicine.com
Usus Besar
Pada orang dewasa, panjang dari usus besar dapat mencapai
125-150 cm dengan diameter 6.5 cm. Usus besar terletak
memanjang dari katup ileocecal sampai ke anus. Usus besar
memiliki 4 wilayah, yaitu cecum, colon, rectum, dan anal canal.
www.traditionalmedicine.com
Fungsi Usus Besar
1. Melakukan proses pencernaan secara mekanik: melakukan gerakan yang berfungsi mendorong isi
yang berada di colon menuju rectum. Gerakan ini ada 3 jenis, yaitu gerak haustral churning,
peristalsis, dan mass peristalsis.
Haustal
Peristaltis Mass Peritaltis
Churning
Melibatkan chyme yang Gerakan seperti gelombang Melibatkan gelombang kontraksi otot
bolak-balik dalam haustra. Selain yang dihasilkan oleh serat yang kuat yang bergerak di atas area
mencampur isi, gerakan ini otot melingkar dan usus besar. Biasanya mass peristaltis
membantu penyerapan air dan longitudinal dari dinding usus; terjadi setelah makan, dirangsang oleh
memindahkan isinya ke depan, mendorong isi usus ke depan. adanya makanan di perut dan usus
ke haustra berikutnya. halus.
www.traditionalmedicine.com
Fungsi Usus Besar
2. Melakukan proses pencernaan secara kimiawi: dilakukan karena pada usus
besar terdapat bacteri E. Coli.
3. Mengubah protein menjadi asam amino dan menghasilkan vitamin B dan K.
4. Memecah protein menjadi substansi sederhana seperti, indole dan skatole
yang berperan memberikan bau pada feses
5. Memfermentasikan sisa karbohidrat, dan melepaskan hidrogen,
karbondioksida dan gas metana.
6. Membantu membusukkan bilirubin menjadi pigmen stercobilin dan urobilin
yang berperan dalam pewarnaan feses
7. Menyerap air, ion, dan vitamin
8. Membentuk feses serta lakukan defekasi
www.traditionalmedicine.com
Usus Halus
Usus halus adalah tabung panjang, terlipat, dan melingkar
yang menghubungkan lambung ke usus besar. Usus halus
terdiri dari tiga bagian, yaitu :
- Duodenum: 20-28 cm, memproses chime dari
lambung.
- Jejenum: kira-kira 2,5 m, menyerap karbohidrat dan
protein.
- Ileum: kira-kira 3,7m, menyerap air, lemak, vitamin,
garam besi dan empedu.
Rektum pada orang dewasa biasanya Saluran anus dibatasi oleh otot sfingter internal dan
memiliki panjang 10 sampai 15 cm. Rektum eksternal Sfingter internal berada di bawah kendali
memiliki lipatan yang memanjang secara involunteer, dan sfingter eksternal biasanya
vertikal. Masing-masing lipatan vertikal dikendalikan dengan volunteer (sadar). Otot sfingter
mengandung vena dan arteri. Lipatan ini internal dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Sfingter
membantu mempertahankan feses dalam eksternal dipersarafi oleh sistem saraf somatik. Pada
rektum orang dewasa, biasanya saluran anus memiliki
panjang 2,5 sampai 5 cm
www.traditionalmedicine.com
#TraditionalMedicineWorkshop
03
Proses
Defekasi
www.traditionalmedicine.com
Defekasi
Defekasi adalah pengeluaran feses dari rektum dan anus
(pergerakan usus). Seberapa sering seseorang defekasi akan
bergantung pada diri masing-masing (pola makan, tingkat
kesehatan, & stres). Jika volume tinja dalam rektum mencapai
volume tertentu, maka akan timbul dorongan untuk buang air
besar.
Buang air besar normal dapat difasilitasi oleh: fleksi paha; dapat
meningkatkan tekanan pada perut dan posisi duduk; dapat
meningkatkan tekanan kebawah pada rectum.
Jika refleks buang air besar diabaikan atau dihambat oleh kontraksi
otot sfingter eksternal, keinginan untuk buang air besar biasanya
menghilang selama beberapa jam sebelum terjadi lagi. Hambatan
berulang kali tersebut dapat menyebabkan perluasan rektum untuk
menampung feses yang menumpuk, dampaknya individu dapat
saja kehilangan kepekaan terhadap kebutuhan untuk defekasi dan
menderita sembelit bisamenjadi salah satu dampak buruknya.
www.traditionalmedicine.com
Mekanisme Defekasi
Mekanisme defekasi yaitu sebagai berikut:
www.traditionalmedicine.com
#TraditionalMedicineWorkshop
Perbedaan
04
Karakteristik
pada Feses
Normal dan
Abnormal
www.traditionalmedicine.com
Feses
Chyme adalah limbah pencernaan yang meninggalkan perut melalui
usus halus dan melewati katup ileocecal. Pada saat chyme berada dalam
usus besar selama 3-10 jam, maka chyme akan berubah menjadi padat
atau semi padat karena proses absorbsi air di dalam usus besar, saat
chyme sudah mencapai kondisi ini maka disebut sebagai feses.
- Feses normal terbuat dari sekitar 75% air dan 25% bahan padat
(garam anorganik, epitel yang terkelupas dari mukosa saluran
cerna, bakteri, hasil pembungkus bakteri, dan bagian makanan
yang tidak dapat dicerna).
- Strukturnya lembut berbentuk. Berwarna coklat karena adanya
sterkobilin dan urobilin, yang berasal dari bilirubin (pigmen merah
dalam empedu).
- Jika feses terdorong dengan sangat cepat di sepanjang usus besar,
maka tidak ada waktu untuk melakukan penyerapan bagi sebagian
besar air pada chyme. Oleh karena itu, feses akan menjadi lebih
cair.
- Untuk mendapatkan feses yang normal, maka diperlukan asupan
cairan yang normal.. Apabila kekurangan cairan, feses akan keras
dan sulit di keluarkan.
www.traditionalmedicine.com
www.traditionalmedicine.com
www.traditionalmedicine.com
www.traditionalmedicine.com
www.traditionalmedicine.com
REFERENSI
Artha, R. A., Indra, R. L., & Rasyid, T. A. (2018). Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Eliminasi Fekal pada Pasien yang Dirawat di Intensive Care Unit
(ICU). Jurnal Riset Kesehatan, 7 (2), pp. 97 - 105. DOI:
10.31983/jrk.v7i2.3638
Berman, A., Synder, S. J., & Frandsen, G. (2022). Kozier & Erb’s Fundamentals of
nursing: Concepts, process, and practice (11th Global ed.). Pearson Education.
Martini, F. H., Nath, J. L., & Bartholomew, E. F. (2018). Fundamentals of Anatomy
& Physiology (9th edition). London: Pearson Education, Inc.
Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A., & Hall, A. M. (2021). Fundamentals of
nursing (10th ed.). Elsevier Mosby.
Sherwood, L. (2013). Introduction to Human Physiology (8th edition). United
States of America: Brooks/Cole.
Tortora, G. J. & Derrickson, B. (2014). Principles of Anatomy & Physiology (14th
edition). United States of America: John Wiley & Sons, Inc
www.traditionalmedicine.com
#TraditionalMedicineWorkshop
THANKS!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com | +91 620 421 838
yourwebsite.com
www.traditionalmedicine.com