KEBUTUHAN
ELIMINASI
ALVI
BY LUTHFI NUR FIRMANSYAH
Anatomi Sistem Pencernaan Bagian Bawah
Organ utama yang berperan dalam fungsi eliminasi alvi adalah usus besar
(colon). Usus besar membentang dari ileum usus halus hingga anus, dengan
panjang kira-kira 1,5 m, dengan diameter 6,5 cm. usus besar dibagi menjadi 4
bagian pokok yaitu sekum, kolon, rektum, dan kanal anal. Panjang sekum kira-
kira 6 cm.
Sekum
▪ Panjang rektum
kira-kira 20 cm
setelah kolon
sigmoid
Kanal anal
Sistem digesti menyiapkan makanan agar dapat dikonsumsi oleh sel. Ada 5
aktifitas dasar dalam pencernaan yaitu:
1. Ingesti atau makan adalah memasukkan makanan ke dalam tubuh.
2. Peristalsis adalah perpindahan makanan di sepanjang saluran
pencernaan.
3. Digesti adalah pemecahan makanan melalui proses mekanik dan
kimiawi.
4. Absorpsi adalah penyerapan hasil pencernaan makanan dari saluran
pencernaan ke vaskuler (pembuluh darah) dan pembuluh limfe (getah
bening).
5. Defekasi adalah eliminasi (pembuangan) bahan-bahan yang tak dapat
dicerna ke luar tubuh
PENCERNAAN
Colon merubah makanan yang sudah halus menjadi faeces ada tiga
tipe pergerakan dalam usus besar:
1. Haustral churning / Shuffling / kocokan yaitu gerakan
mencampur chime (makanan setengah padat) untuk membantu
absorbsi air.
2. Peristaltik, merupakan gerakan seperti gelombang yang
mendorong isi usus.
3. Mass peristaltik meliputi gelombang kontraksi otot yang sangat
kuat & gerakannya melebihi area luas colon. Biasanya terjadi
setelah makan karena rangsangan adanya makanan dalam
lambung dan usus halus.
Proses Terbentuknya Faeces/ Tinja
Proses defekasi terjadi karena adanya reflek defekasi instrinsik dan reflek
defekasi parasimpatik
1. Reflek defekasi Instrinsik. Adanya massa feses dari sigmoid menuju
rectum, menyebabkan distensi rectum (peregangan) dan merangsang
fleksus mesentrikus. Dibantu dengan gerakan peristaltik colon asenden,
sigmoid dan rectum, feses terdorong ke anus. Spinkter internal melemas,
spinkter eksternal relaksasi dan adanya tekanan dari otot abdomen, feces
keluar.
2. Reflek Defekasi Parasimpatik Adanya massa feses menuju rectum,
merangsang syaraf rectum. Rangsangan saraf ini merupakan pesan yang
diteruskan saraf para simpatik aferen ke medula spinalis. Selanjutnya
pesan ini diteruskan kembali ke saraf parasimpaatis eferen menuju otot
abdomen dan mengintensikan peristaltik colon, sigmoid, rectum sehingga
terjadi proses defekasi.
Faktor yang mempengaruhi Defekasi
1. Konstipasi (sembelit) adalah sulit BAB akibat feses yang kering dan keras melewati usus besar
2. Fecal impaction adalah massa yang keras di lipatan rectum akibat retensi dan akumulasi feses
yang berkepanjangan.
3. Diare adalah keluarnya feses cair dan bertambahnya frekuensi BAB akibat cepatnya chyme
melewati usus sementara usus besar tidak mempunyai cukup waktu untuk menyerap air.
4. Incontinensia alvi adalah hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan
gas melalui spinkter usus akibat kerusakan fungsi spinkter dan persyarafan di daerah anus.
5. Kembung adalah flatus yang berlebihan di intestinal. Penyebab flatus diantaranya pemberian
obat Barbiturat, konsumsi makanan yang menghasilkan gas dan efek anestesi.
6. . Hemorroid (Bawasir) adalah pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan
tekanan di daerah tersebut. Hemorroid disebabkan konstipasi kronis, peregangan maksimal
saat defekasi atau obesitas
7. Melena adalah feses berwana hitam akibat perdarahan pada saluran cerna.
Tindakan pemenhuan eliminasi