ELIMINASI FEKAL
OLEH :
NURUL HIDAYAH
NIM PO71202200011
4. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada masalah eliminasi fekal dalah:
a. c
5. Penatalaksanaan Medis
a. Pemberian cairan
b. Menolong BAB dengan menggunakan pispot
c. Memberikan huknah rendah
Memberikan huknah rendah dengan cara memasukan cairan hangat ke dalam kolon
desendens dengan menggunakan kanula recti melalui anus.
d. Memberikan huknah tinggi
Memberikan huknah tinggi dengan cara memasukan cairan hangat ke dalam kolon
desendens dengan menggunakan kanula usus melalui anus.
e. Memberikan gliserin
Memberikan gliserin dengan cara memasukan cairan gliserin ke dalam poros usus
menggunakan spuit gliserin
f. Mengeluarkan feses dengan jari
Mengeluarkan feses dengan jari dengan cara memasukan jari ke dalam rectum pasien,
deigunakan untuk mengambil atau menghancurkan massa feses sekaligus
mengeluarkannya.
c. Pengkajian fisik
Perawat melakukan pengkajian fisik sistem dan fungsi tubuh yang kemungkinan
dipengaruhi oleh adanya masalah eleminasi. Ada beberapa pemeriksaan fisik pada
seorang klien yaitu :
1) Mulut: inspeksi gigi, lidah, dan gusi klien.
2) Abdomen: perawat menginspeksi keempat kuadaran abdomen untuk melihat
warna, bentuk, kesimetrisan, dan warna kulit..
3) Rektum: perawat menginspeksi daerah sekitar anus untuk melihat adanya lesi,
perubahan warna, inflamasi dan hemoroid.
d. Karakteristik feses
1) Warna yang normal: kuning (bayi), cokelat (dewasa)
2) Bau yang normal: menyengat yang dipengaruhi oleh tipe makanan
3) Konsistensi yang normal: lunak, berbentuk
4) Frekuensi yang normal:
a) Bayi 4-6 kali sehari ( jika mengonsumsi ASI) atau 1-3 kali sehari ( jika
mengonsumsi susu botol )
b) Orang dewasa setiap hari atau 2-3 kali seminggu
5) Jumlah yang normal: 150 gr per hari ( orang dewasa)
6) Bentuk yang normal: menyerupai diameter rektum
7) Unsur-unsur yang normal: makanan tidak dicerna, bakteri mati, lemak, pigmen
empedu, sel-sel yang melapisi mukosa usus, air.
e. Pemeriksaan Laboratorium
1) Analisis kandungan feses : untuk mengetahui kondisi patologis seperti : tumor,
perdarahan dan infeksi.
2) Tes Guaiak : pemeriksaan darah samar di feses yang mengitung jumlah darah
mikroskopik di dalam feses.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Diare berhubungan dengan malabsorpsi
b. Resiko konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas traktus
gastrointestinal
3. Intervensi Keperawatan
4. Evaluasi
No Diagnosa Evaluasi
1 Diare berhubungan dengan - Pola eliminasi klien sudah teratur
malabsorpsi - Konsistensi feces klien sudah
lembut, tidak keras, tidak
berbentuk dan tidak encer
- Warna feces klien normal tanpa
terlihat adanya pendarahan
maupun yang lainnya
D. Analisis Jurnal
1. Pengaruh Pemberian Jus Alpukat (Persea Gratissima) Terhadap Perubahan
Konstipasi Pada Lansia Di Panti Tresna Werdha Teratai Kota Palembang
Tahun 2016
2. Tujuan Tindakan
a. Mengosongkan usus pada pra-pembedahan untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan selama operasi berlangsung, seperti BAB
b. Merangsang buang air besar atau merangsang peristaltik usus untuk mengeluarkan
feses karena kesulitan untuk defekasi (pada pasien sembelit).
3. Indikasi Tindakan
a. Untuk persiapan pemeriksaan radiologi.
b. Untuk persiapan opoerasi.
c. Pada ibu yang akan melahirkan
4. Kontraindikasi
a. Tumor.
b. Hemoroid (ambien)
6. Persiapan pasien
a. Mengucapkan salam terapeutik pada pasien
b. Mengkaji kondisi pasien
c. Melakukan kontrak (waktu,tempat)) dilakukan tindakan
d. Menjelaskan tujuan tindakan
e. Memasang scerm
7. Pelaksanaan
a. Perawat mencuci tangan
b. Perlak kecil dan alas diletakkan dibawah bokong
c. Pasang selimut mandi atau kain penutup
d. Melepas pakaian bawah pasien
e. Mengisi irrigator dengan cairan ± 1,5 liter
f. Menggantung irrigator pada standar infuse 40-50 cm diatas kasur
g. Memasang sarung tangan
h. Meletakkan bengkok dekat bokong pasien
i. Mengoleskan vaselin pada darm kanula
j. Mengetes pengeluaran cairan yang ada pada irrigator kedalam bengkok (buka
klemnya)
k. Atur posisi pasien sim miring kiri
l. Membersihkan anus pasien pakai tissue
m. Memasukkan rectal kanula kedalam anus pasien lebih kurang 7 cm
n. Membuka klem agar air masuk secara perlahan
o. Pasien di instruksikan untuk menarik nafas
p. Bila cairan habis, rectal kanula dicabut dengan perlahan dan dimasukkan kedalam
bengkok
q. Posisi pasien kembali seperti semula, anjurkan pasien untuk menahan cairan
sebentar
r. Memberikan pispot pada pasien
s. Membersihkan pasien sehabis BAB
t. Selimut mandi diganti dengan selimut biasa
u. Pakaian bawah pasien dipasang
v. Peralatan dibereskan
w. Membuka sarung tangan
x. Membuka screm
y. Perawat mencuci tangan
9. Sikap
a. Menjaga privacy pasien selama melakukan tindakan
b. Berkomunikasi dengan pasien selama melakukan tindakan
c. Memperhatikan keadaan umum pasien selama melakukan tindakan
d. Melakukan tindakan dengan hati-hati dan menjaga teknik aseptic
e. Menunjukkan sikap percaya diri
F. Analisi Vidio
1. Tindakan yang di lakukan
Pada video tindakan yang dilakukan yaitu pemasangan huknah rendah yaitu
Memasukkan larutan kedalam rectum dan kolon sigmoid. Memasukkan cairan
kedalam rectum guna membuang feses ( gas) dari kolon dan rectum. Yang dilakukan
oleh kelompok 6
2. Alat Yang Di Siapkan
a. Handscoon
b. Selimut
c. Perlak dan alas
d. Kain penutup
e. Irigator lengkap
f. Cairan sesuai kebutuhan
g. Jelly pelumas
h. Tiang infus
i. Bengkok
j. Pispot
3. Langkah Kerja
a. Persiapan alat
b. Menutup skerem
c. Cuci tangan 6 langkah
d. Memasang sarung tangan m
e. Meletakan alas dan perlak
f. Memasang selimut dan melepaskan pakaian bawah klien
g. Mengatur posisi sim kiri
h. Mengatur ketinggian irigator 40-50cm, kemudian keluarkan udara dari selang
dengan mengalirkan cairan ke bengko
i. Pasang rectal kanula ke anus kemudian klem dibuka dan masukan cairan secara
perlahan, jika cairan habis klem selang dan cabut rectal kanula dan masukan ke
dalam bengkok
j. Mengatur posisi pasien seperti semula, dan tanyakan kepada klien apakah sudah
k. mau BAB atau tidaak, jika iya bantu klien BAB dengan meletakn pispot di bawah
l. bokong pasie
m. merapikan alat kembali
n. mencuci tangan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 13. Jakarta:
EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Uliyah, Musrifatul. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia Edisi 2-Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
Muzakar, M., & Audina, B. (2018). PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT (PERSEA
GRATISSIMA) TERHADAP PERUBAHAN KONSTIPASI PADA LANSIA DI
PANTI TRESNA WERDHA TERATAI KOTA PALEMBANG TAHUN
2016. Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan, 1(1), 30-35.
Çevik K, Çetinkaya A, Yiǧit Gökbel K, Menekşe B, Saza S, Tikiz C. The effect of abdominal
massage on constipation in the elderly residing in rest homes. Gastroenterol Nurs.
2018;41(5):396–402.
Turan N, Asti TA. The effect of abdominal massage on constipation and quality of life. Gastroenterol
Nurs. 2016;39(1):48–59.