Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

Oleh :
Kelompok 3

1. Cindy Claudia PO71202200015


2. Matrozi PO71202200034
3. M. Septiansyah Munandri PO71202200027
4. Nurul Hidayah PO71202200011

Dosen Pengampu:
Ns. Yellyanda, S. Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI FROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan
Kebutuhan Oksigenasi ” tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan tugas kami
diberikan dalam mata kuliah Keperawatan Dasar Profesi di Poltekkes Kemenkes Jambi
Kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan penulisan makalah ini.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada dosen yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami , sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini.Akhir kata, kami berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
maupun rekan-rekan, sehingga dapat menambah pengetahuan kita bersama.

Jambi, September 2020

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 2


A. Pengertian Oksigenasi............................................................................... 2
B. Etiologi Oksigenasi.................................................................................. 2
C. Patofisiologi Oksigenasi........................................................................... 2
D. manifestasi klinis Oksigenasi.................................................................... 2
E. faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi.................................... 3
F. pemeriksaan penunjang oksigenasi......................................................... 5
G. Konsep Asuhan Kepewatan Oksigenasis.................................................. 6

BAB III TINJAUN KASUS.................................................................................... 9


A. Pengkajian................................................................................................. 9
B. Diagnosa ................................................................................................. 11
C. Intervensi................................................................................................. 12
D. Implementasi Dan Evaluasi.................................................................... 13

BAB IV PENUTUP............................................................................................ 14
A. Kesimpulan............................................................................................. 14
B. Saran........................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam
tubuh, oksigen berperan penting di dalam proses metabolisme sel. Kekurangan oksigen akan
menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh, salah satunya kematian. Karenanya,
berbagai upaya perlu selalu dilakukan untuk menjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhi
dengan baik.
Dalam pelaksanaannya, pemenuhan kebutuhan dasar tersebut masuk ke dalam bidang
garapan tenaga medis. Karenanya, setiap tenaga medis harus paham dengan manifestasi
tingkat pemenuhan oksigen pada kliennya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang
terkait dengan pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk itu, tenaga medis perlu memahami
secara mendalam konsep oksigenasi pada manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Oksigenasi?
2. Apa saja etiologi Oksigenasi?
3. Bagaimana Patofisiologi Oksigenasi?
4. Apa saja manifestasi klinis Oksigenasi?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang oksigenasi?
7. Bagaimana asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi ?

C. Tujuan
1. Mampu memahami pengertian dari Oksigenasi
2. Mampu memahami etiologi Oksigenasi
3. Mampu memahami Patofisiologi Oksigenasi
4. Mampu memahami manifestasi klinis Oksigenasi
5. Mampu memahami faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
6. Mampu memahami pemeriksaan penunjang oksigenasi
7. Mampu memahami asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika).
Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam
proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan
tetapi, penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak
yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel.

B. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi
menurut NANDA (2011), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas tulang dan dinding
dada, nyeri, cemas, penurunan energy atau kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan
muskoloskeletal, kerusakan kognitif atau persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas
neurologis kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli

C. Patofisiologi

Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-
paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan
baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang
menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke
jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain
kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan
volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi
pertukaran gas

D. Manifestasi klinis

Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi.


Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahanuntuk bernafas, pernafasan
nafas flaring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek,
posisi tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan
diameter anterior-posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda
dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi
(NANDA, 2011). Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,
hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGS abnormal,
sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit
kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas (NANDA, 2011).

E. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

1. Faktor fisiologis
a. Penurunan kapasitas membawa oksigen
b. Penurunan konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi
2. Faktor perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya
berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang
pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan
ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang
dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada
bentuk thorak dan pola napas. Tahap perkembangan klien dan proses penuaan yang
normal mempengaruhi oksigenasi jaringan: Bayi Prematur, Bayi dan Todler, Anak usia
sekolah dan remaja, Dewasa muda dan dewasa pertengahan dan Lansia.
3. Faktor lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi
daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu.
Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung
yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.Sebagai respon terhadap
panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit.
Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan
curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada
lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya
meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga
mengurangi kebutuhan akan oksigen.
4. Gaya hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut
jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu
pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakitparu.
5. Status kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan
oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem
kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh.
Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya
terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi
oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan
karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan
dari sel.
6. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan
ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat
narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.
7. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan
Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi
pernapasan yaitu:
a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan sel jaringan.
8. Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya
dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak).
Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat,
denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali
pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.
9. Obstruksi jalan nafas
Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran
pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi:
hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti
makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar
atau bila sekresi menumpuk disaluran napas. Obstruksi jalan napas di bagian bawah
melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru.
Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang
kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas
ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi). dan pola napas.
F.Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan


oksigenasi yaitu:

a. EKG: menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi transmisi


impuls dan posisi listrik jantung.
b. Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung terhadap
stres fisik. Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang respond miokard terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen dan menentukan keadekuatan aliran darah koroner.
c. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ; pemeriksaan
fungsi paru, analisis gas darah (AGD).

G.Konsep Asuhan Keperawatan


1. Fokus Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
1) Masalah pernafasan yang pernah dialami.
a) Pernah mengalami perubahan pola perrnafasan
b) Pernah mengalami batuk dengan sputum
c) Pernah mengalami nyeri dada
d) Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala 2 diatas
2) Riwayat penyakit pernafasan
a) Apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC
b) Bagaimana frekuensi setiap kejadian
3) Gaya Hidup
Merokok, keluarga perokok, lingkungan kerja dengan perokok
b. Pemeriksaan Fisik
1) Mata: konjungtiva pucat (karena anemis), konjungtiva sianosis (karena
hipoksia)
2) Kulit: sianosis perifer, penurunan turgor
3) Mulut dan bibir: membrane mukosa sianosis, bernafas dengan mengerutkan
mulut
4) Dada
a) Retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas pernafasan,
dispnea, atau obstruksi jalan pernafsan)
b) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan
c) Traktil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati
saluran/rongga pernafasan)
d) Suara nafas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
e) Suara nafas tidak normal
f) Bunyi perkusi ( resonansi)
5) Pola pernafasanpernafasan normal
a) pernafasan cepat
b) pernafasan lambat

c. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
ditandai dengan spasme jalan nafas, sekresi tertahan, penumpukan sekret/
banyaknya mukus, adanya benda asing dijalan nafas.
2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, hipoventilasi,
Kelelahan
3) Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi,
perubahan membran kapiler alveolar.

d. Intervensi Keperawatan
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan
nafas ditandai dengan spasme jalan nafas, sekresi tertahan, penumpukan
sekret, adanya benda asing dijalan nafas.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah
bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi, dengan
Kriteria hasil: mendemonstrasikan batuk efektif, dan suara nafas bersih,
tidak ada sianosis dan dispnea, menunjukan jalan nafas yang paten.
Intervensi:
a) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi misal: semifowler.
b) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
c) Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
d) Auskultasi suara nafas dan catat adanya suara nafas tambahan misal
ronkhi
e) Berikan bronkodilator bila perlu
f) Kolaborasi dalam pemberian terapi 02.

2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, hipoventilasi,


kelelahan.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien
menunjukan keefektifan pola nafas , dengan
Kriteria hasil: Suara nafas bersih, tidak ada siaonsis, dispnea, menunjukan
jalan nafas yang paten (tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) dan TTV
dalam rentang normal
Intervensi:
a) Monitor vital sign
b) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
c) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
d) Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
e) Auskultasi suara nafas dan catat adanya suara nafas tambahan
f) Pertahankan jalan nafas yang paten
g) Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
h) Berikan bronkodilator bila perlu
i) Kolaborasi dalam pemberian terapi 02
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Nama : Tn. T
Umur : 76 tahun S
tatus perkawinan : menikah
Pekerjaan : tukang ojek
Pendidikan : sd
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : jln TP sriwijaya
Dx. Medis : efusi pleura
No. rekam medic : 00.58.91.29
Tanggal pengkajian : 24 September 2020

Keluhan utama : Sesak napas

Riwayat penyakit sekarang : Klien datang ke Rs. Mattaher pada tanggal 24 September 2020
melalui IGD pukul 00.02 WIB. Klien mengatakan sesak napas, sesak berat dirasakan saat
beraktivitas dan sesak terasa ringan saat dalam keadaan rileks dan memposisikan setengah
duduk dan menghadap kesebelah kanan, frekuensi sesak tidak menentu, Klien mengatakaan
dada sebelah kiri atas lebih berat ketika bernapas, sesak yang dialami klien berdampak pada
hilangnya nafsu makan dan mual.sesak sudah dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Klien juga
mengatakan batuk berdahak tapi dahak susah untuk dikeluarkan.TD 110/80, RR 28x/menit,
S: 36,4 0C, HR 89 x/menit, SaO2 : 90%

Riwayat penyakit dahulu : klien mengatakan tidak pernah masuk rumah sakit sebelumnya,
klien tidak pernah mengalami operasi sebelumnya. Klien mempunyai riwayat perokok aktif
sehari biasanya menghabiskan 1 bungkus rokok dan sudah berhenti sejak 2 tahun lalu

Riwayat penyakit keluarga : Klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit TBC, jantung, diabetes militus, dan hipertensi
Riwayat alergi :
Klien mengatakan klien tidak memiliki riwayat alergi baik alergi obat maupun makanan

Pemeriksa an fisik.
1. Tingkat kesadaran
Compos Mentis; E : 4 ; M: 6 ; V: 5

2. TTV
TD: 110/80 mmHg
Nadi: 89x/m
RR: 28 x/m
Suhu: 36,4 C

3. Pemeriksaan Fisik Head to Toe


a. Kepala : kepala tidak ada lesi, rambut tampak bersih dan bewarna putih, tidak
ada nyeri tekan, konjungtiva ananemis, mata sebelah kiri klien tidak bisa untuk
melihat, wajah tidak pucat, bibir tidak sianosis
b. Hidung : napas tidak menggunakan cuping hidung, tidak terjadi gangguan
penciuman.
c. Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, terdapat nyeri tekan pada leher sebelah kanan klien.
d. Dada : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada jaringan parut,terdapatnyeri
tekan, suara paru ronchy, ronchy akumulasi secret, pola nafas cepat.
e. Abdomen : Bentuk datar, tidak ada ascites, tidak ada jaringan parut,tidak ada
lesi, bising usus 8x / menit, nyeri tekan di ulu hati.
f. Ekstermitas atas : Bentuk simetris, jari lengkap, kulit lengket, tidak ada edema,
tangan kanan terpasang Infus RL (20 Tpm), vaskularisasi hangat, tidak ada
clubbing finger
g. Ekstermitas Bawah : Bentuk simetris, jari lengkap, tidak ada edema,
vaskularisasi hangat,
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan

1 DS : Hambatan Upaya Napas Pola Napas Tidak Efektif


-Klien mengatakan
sesak napas
-Klien mengatakan
sesak dirasakan ketika
klien beraktifitas
DO :
- Tampak sulit bernapas
- Pernapasan dangkal dan
cepat
- Tampak retraksi dinding
dada
- Frekuensi napas
28x/menit
- Terpasang oksigen nasal
kanul
2 DS : Bersihan Jalan Napas Sekresi Yang Tertahan
- klien mengatakan batuk
berdahak
- klien mengatakan
dahaknya sulit untuk
dikeluarkan
DO:
- Klien tampak batuk-
batuk dan sulit untuk
mengeluarkan dahak
- Frekuensi pernapasan
28x/menit
- Bunyi napas ronkhi
- Tampak penggunaan
otot bantu pernapasan

B. Diagnosa Keperawatan
a. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Hambatan Upaya Napas
b. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Sekresi Yang Tertahan

C. Intervensi Keperawatan
Masalah Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan Rencana Tindakan
Pola Napas Tidak Setelah diberikan asuhan 1. Observasi tanda-tanda vital
Efektif berhubungan keperawatan 1x24 jam, (tekanan darah, nadi,
dengan Hambatan diharap pola napas pasien pernapasan, suhu)/8 jam
Upaya Napas 2. Kaji kualitas, frekuensi, dan
menjadi efektif dengan
kedalaman pernapasan, serta
kriteria hasil melaporkan setiap perubahan
1. Frekuensi pernapasan yang terjadi / 8 jam Mandiri :
dalam rentan normal 3. Berikan klien posisi yang
( RR : 24 x/menit) nyaman atau tinggikan
2. Pada pemeriksaan kepala (60-90º) dan bantu
rontgen thorak tidak mengubah posisi fowler/semi
ditemukan adanya fowler, miringkan ke arah
akumulasi cairan sisi yang sakit
3. Tidak ada bunyi napas 4. Lakukan auskultasi bunyi
tambahan napas dan catat adanya bunyi
4. Tidak ada retraksi tambahan.
dinding dada dan
penggunaan alat bantu
pernapasan.
Bersihan jalan napas Setelah diberikan asuhan 1. Kaji fungsi pernafasan (bunyi
tidak efektif keperawatan 1x24 jam napas, kecepatan,, irama,
berhubungan dengan diharapkan bersihan jalan kedalaman, dan penggunaan
Sekresi Yang Tertahan napas pada pasien menjadi otot bantu napas)
efektif dengan kriteria 2. Kaji kemampuan
hasil: mengeluarkan sekresi, catat
1. Klien mampu karakter dan volume sputum.
melakukan batuk 3. Berikan posisi semifowler
efektif atau fowler. 4. Ajarkan
2. Frekuensi pernapasan teknik batuk efektif dan
dalam rentang normal latihan relaksasi napas dalam
(RR : 24 x /menit) 4. Anjurkan minum dengan air
3. Tidak ada secret pada hangat bila tidak ada indikasi
jalan napas pembatasan cairan dengan
4. Tidak tampak perubahan suasana
penggunaan otot
bantu napas.
5. Bunyi napas vesikuler
dan pergerakan
pernafasan normal.

D. Implementasi dan Evaluasi


No Implementasi Evaluasi
1. 1. Memeriksa tanda-tanda vital S : pasien mengatakan sesak berkurang
(tekanan darah, nadi, O : pasien masih menggunakan nasal kanul
pernapasandan suhu) 3 l/menit
2. Mengauskultasi dada sebelah A : masalah teratasi sebagian
kiri pasien. P : lanjutkan intervensi
3. Memposisikan klien semi
fowler, miringkan ke arah sisi
yang sakit yang nyaman atau
tinggikan kepala (60- 90º)
4. Mengajarkan klien untuk tarik
nafas dalam dan batuk efektif
2 1. Mengkaji fungsi pernafasan S : klien mengatakan sesak berkurang
(bunyi napas, kecepatan,, irama,
O : klien tampak lebi santai
kedalaman, dan penggunaan
otot bantu napas) A : masalah teratasi sebagian
2. Mengkaji kemampuan
P : lanjutkan intervensi
mengeluarkan sekresi, catat
karakter dan volume sputum.
3. Mengatur posisi semifowler
atau fowler.
4. Mengajarkan teknik batuk
efektif dan latihan relaksasi
napas dalam
5. Menganjurkan minum dengan
air hangat bila tidak ada indikasi
pembatasan cairan dengan
perubahan suasana

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam
tubuh, oksigen berperan penting dalam metabolism sel tubuh. Kekurangan oksigen dapat
menyebabkan hal yang berarti bagi tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya,
berbagai upaya perlu dilakukan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut
agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanaannya pemenuhan oksigen merupakan garapan
perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manifestasi tingkat
pemenuhan oksigen pada kliennya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait
dengan pemenuhan kebutuhan oksigen.

B. Saran
Semoga isi dalam makalah ini dapat kita pelajari dengan sungguh-sungguh, dan
dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah makalah tentang asuhan keperawatan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi ini kami buat, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua baik kami yang membuat maupun anda yang membaca.

DAFTAR PUSTAKA
International, NANDA.Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2011-2014. 2013.
Jakarta : EGC

Cria, Sri. 2011. Asuhan Keperawatan Oksigenasi. (Online),


(http://siyulopecri.co.id/2011/09/akep-oksigenasi.html , diakses 24 September 2017

Taylor, C. M. dan Ralph, S. S. 2013. Diagnosa Keperawatan dengan Rencana Asuhan.


Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai