Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR 2

ASUHAN KEPERAWATAN OKSIGENISASI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2B

1. Ami Cahayani Putri (P05120220048)


2. Ana Reta Saebah (P05120220049)
3. Azizah Inayah (P05120220050)
4. Bambang S (P05120220051)
5. Enjelina Br Butar Butar (P05120220057)
6. Novia Lestari Lubis (P05120220068)
7. Priska Sawlia (P05120220071)
8. Reska Multia (P05120220074)
9. Vina Rezarah (P05120220083)
10. Wike Meika (P05120220084)
11. Zikri Harby (P05120220088)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KOTA BENGKULU
DIPLOMA III KEPERAWATAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang
telah diberikan sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan dasar 2
tentang “Asuhan Keperawatan Oksigenasi". Walaupun ada beberapa halaman yang mengganggu
proses pembuatan makalah ini, namun penyusun dapat mengatasinya dan tentunya atas campur
tangan Tuhan Yang Maha Esa.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menambah wawasan khususnya mengenai
peran perawat dalam asuhan dan metode yang penulis ambil dalam penyusunan makalah ini
adalah berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari beberapa karya tulis dan jurnal yang
sesuai dengan tema makalah ini, makalah ini di khususkan untuk para mahasiswa kesehatan
keperawatan.
Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaiannya makalah ini serta kepada semua pembaca yang bisa mengambil ilmu dari
makalah ini. Makalah ini tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan kekurangan. Kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnakan bersama di masa yang akan
datang.

Bengkulu, 16 Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan.........................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2

Bab II

Pembahasan

2.1 Pengertian Kenyamana


2.2 Pemenuhan Rasa Nyaman
2.3 Pengertian Gangguan Rasa Nyaman
1. Manifestasi Klinis....................................................................4
2. Jenis Gangguan Rasa Nyaman.................................................5
3. Penyebab Gangguan Rasa Nyaman ........................................5
2.4 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan..........................................................7
a) Pengkajian Keperawatan.........................................................7
b) Diagnosa Keperawatan............................................................8
c) Perencanaan/Intervensi Keperawatan......................................9
d) Pelaksanaan/Implementasi Keperawatan.................................11
e) Evaluasi....................................................................................11

Bab III Penutup..............................................................................................12

A. Kesimpulan...........................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................13

Daftar Pustaka................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan yang diakibatkan oleh gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi masih menduduki peringkat tertinggi sebagai penyebab utama naiknya angka
morbiditas dan mortalitas. Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan dasar fisiologis
manusia. Pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan komponen yang paling penting
karena bertujuan untuk menjaga kelangsungan proses metabolisme sel dalam tubuh,
mempertahankan kehidupannya, dan melakukan aktivitas bagi organ dan sel (Iqbal, 2008)
Oksigen sangat dibutuhkan oleh tubuh dan harus selalu dipenuhi dengan segera.
Tanpa adanya oksigen yang cukup, sel dalam tubuh akan mengalami kerusakan bahkan
kematian. Sebagai contoh organ otak. Otak adalah suatu organ yang sensitive akan
kurangnya oksigen. Otak mampu menoleransi kurangnya oksigen dalam jangka waktu
tiga sampai lima menit. Apabila lebih dari itu, sel otak akan mengalami kerusakan secara
permanen (Haswita & Sulistyowati, 2017). Kurangnya oksigen dalam tubuh juga dapat
menyebabkan penurunan berat badan. Tubuh akan sulit berkonsentrasi karena proses
metabolism terganggu akibat kurangnya suplai oksigen dalam darah yang akan
mengedarkan makanan ke seluruh tubuh, akibatnya nafsu makan berkurang dan berat
badan mengalami penurunan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Oksigenasi?
2. Apa penyebab dan klasifikasi Oksigenasi?
3. Apa tanda dan gejala dari Oksigenasi?
4. Bagaimana penatalaksanaan Oksigenasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Oksigenasi?
2. Untuk mengetahui penyebab dan klasifikasi Oksigenasi?
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Oksigenasi?
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Oksigenasi?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Teoritis
2.1 Pengertian Oksigenisasi
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen, kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme tubuh, untuk mempertahankan
hidup, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang
tidak mendapatkan oksigen maka akan merusak otak dan menyebabkan pasien
kehilangan kesadaran.
Menurut Andarmoyo (2012) oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang paling mendasar. Keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen gas dan
unsur vital dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup seluruh sel-sel tubuh. Dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi tidak terlepas dari peranan fungsi sistem pernafasan dan kardiovaskular
yang menyuplai kebutuhan oksigen tubuh.
Menurut Fitriani (2015) keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen gas
dan unsur vital dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara
menghirup O2 setiap kali bernapas dari atmosfer. Oksigen untuk kemudian diedarkan
ke seluruh jaringan tubuh.
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Apabila
kekurangan oksigen berlangsung lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak
secara permanen. Selain itu oksigen digunakan oleh sel untuk mempertahankan
kelangsungan metabolisme sel. Oksigen akan digunakan dalam metabolism sel agar
berfungai secara optimal. Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam
tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran
gas oksigen sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
2.2 Penyebab Dan Klasifikasi
a. Gangguan Oksigenasi
Gangguan pemenuhan oksigenasi yaitu kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak
terpenuhi secara optimal yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor
fisiologi, perilaku, perkembangan, dan faktor lingkungan. Masalah atau gangguan
yang terkait pemenuhan kebutuhan oksigenasi yaitu perubahan fungsi jantung dan
perubahan fungsi pernafasan. Perubahan fungsi jantung yang mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi yaitu gangguan konduksi jantung seperti disritmia
(takikardia/bradikardia), menurunnya kardiak output seperti pada pasien
dekompensi kordis menimbulkan hipoksia jaringan, kerusakan fungsi katup
seperti pada stenosis, obstruksi, myokardial iskemia/infark mengakibatkan
kekurangan pasokan darah dari arteri koroner ke miokardium sedangkan pada
perubahan fungsi pernafasanmasalah yang dapat mempengaruhi kebutuhan
oksigenasi yaitu hiperventilasi, hipoventilasi dan hipoksia.
Gangguan kebutuhan oksigenasi pada diagnosis keperawatan terdapat 3
masalah keperawatan yaitu gangguan pertukaran gas, pola napas tidak efektif, dan
bersihan jalan napas tidak efektif. Gangguan pertukaran gas adalah keadaan ketika
individu mengalami penurunan jalannya gas (oksigen dan karbondioksida ) yang
aktual antara alveoli paru-paru dan sistem vascular.
Pola nafas tidak efektif adalah keadaan ketika seorang individu mengalami
kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan
perubahan pola pernafasan. Sedangkan bersihan jalan napas tidak efektif adalah
suatu keadaan ketika seorang individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau
potensial pada status pernafasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk
batuk efektif.
Kusmaul yaitu pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada
orang dalam keadaan asidosis metabolic. Dyspnea yaitu perasaan sesak dan berat
saat pernapasan yang disebabkan oleh perubahan kadar gas dalam darah atau
jaringan,kerja berat berlebihan dan pengaruh psikis.
Cheyne Stokes yaitu pernapasan yang amplitudonya mula-mula naik, turun,
berhenti kemudian mulai siklus baru. Stridor yaitu pernapasan bising yang terjadi
karena penyempitan pada saluran pernapasan. Paroximal Nocturnal Dyspnea yaitu
sesak napas yang terjadi di malam hari. Apnea yaitu keadaan berhentinya
pernapasan yang terjadi karena kurangnya tekanan CO2 yng diperlukan dalam
darah untuk menstimulasi pusat pernapasan. Ortopnea yaitu kesulitan bernapas
kecuali dalam posisi duduk atau berdiri.
b. Penyebab Gangguan Oksigenasi
Gangguan pemenuhan oksigenasi disebabkan oleh berbagi faktor, diantaranya
sebagai berikut :
a. Hiperventilasi
Upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paruparu agar pernafasan
lebih cepat dan dalam. Tanda dan gejalanya yaitu takikardia, nafas pendek, nyeri
dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi.
b. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan
O2 tubuh atau mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada
etelektasis (kolaps paru). Tanda dan gejalanya nyeri kepala, penurunan kesadaran,
disorientasi,kardiak disritmia, ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan kardiak
arrest.
c. Hipoksia
Kondisi tidak tercukupinya pemenuhan O2 dalam tubuh akibat dari defisiensi
O2 yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 di sel. Tanda dan
gejalanya kelelahan, kecemasan, menunrunnya kemampuan konsentrasi, nadi
meningkat, pernafasan cepat dan dalam, sianosis, sesak nafas dan clubbing finger.
d. Hipoksemia
Hipoksemia adalah keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi oksigen
dalam pembuluh arteri. Hipoksemia bisa terjdi karena kurangnya tekanan parsial
O2 (PaO2) atau kurangnya saturasi oksigen (SaO2) dalam pembuluh arteri.
Seseorang dikatakan hipoksemia apabila tekanan darah parsial pada pembuluh
arterinya kurang dari 50 mmHg.
2.3 Penataan Laksanaan
Penatalaksanaan Pemenuhan Oksigenasi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), terapi oksigen adalah tindakan
pemberian oksigen melebihi pengambilan oksigen melalui atmosfir atau FiO2 > 21 %.
Tujuan terapi oksigen adalah mengoptimalkan oksigenasi jaringan dan mencegah
respirasi respiratorik, mencegah hipoksia jaringa, menurunkan kerja napas dan kerja otot
jantung, serta mempertahankan PaO2 >60%mmHgatauSaO2 >90%.
Indikasi pemberian oksigen dapat dilakukan pada :

1. Perubahan frekuensi atau pola napas


2. Perubahan atau gangguan pertukaran gas
3. Hipoksemia
4. Menurunnya kerja napas
5. Menurunnya kerja miokard
6. Trauma berat
Kebutuhan oksigen dapat dipenuhi dengan menggunakan beberapa metode,
diantaranya adalah inhalasi oksigen (pemberian oksigen), fisiotrapi dada, napas dalam
dan batuk efektif, dan penghisapan lender atau subtioning (Abdullah ,2014).
 Inhalasi oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan keperawatan dengan cara
memberikan oksigen kedalam paru-paru melalui saluran pernapsan dengan
menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat
dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui kanula, nasal, dan masker dengan
tujuan memenuhi kebutuhan oksigen dan mencega terjadinya hipoksia
(Hidayat, 2009).
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), terdapat dua sistem inhalasi oksigen
yaitu sistem aliran rendah dan sistem aliran tinggi.

1. Sistem aliran rendah


Sistem aliran rendah ditujukan pada klien yang memerlukan oksigen dan masih
mampu bernapas sendiri dengan polapernapasan yang normal. Sistem ini diberikan untuk
menambah konsentrasi udara ruangan. Pemberian oksigen diantaranya dengan
menggunakan nasal kanula, sungkup muka sederhana, sungkup muka dengan kantong
rebreathing dan sungkup muka dengan kantong non rebreathing.

a. Nasal kanula/binasal kanula.


Nasal kanula merupakan alat yang sederhana dan dapat memberikan oksigen
dengan aliran 1 -6 liter/menit dan konsentrasi oksigen sebesar 20% - 40%.

b. Sungkup muka sederhana

Sungkup muka sederhana diberikan secara selang-seling atau dengan aliran 5 – 10


liter/menit dengan konsentrasi oksigen 40 - 60 %.

c. Sungkup muka dengan kantong rebreathing

Sungkup muka dengan kantong rebreathing memiliki kantong yang terus


mengembang baik pada saat inspirasi dan ekspirasi. Pada saat pasien inspirasi,
oksigen akan masuk dari sungkup melalui lubang antara sungkup dan kantong
reservoir, ditambah oksigen dari udara kamar yang masuk dalam lubang ekspirasi
pada kantong. Aliran oksigen 8 – 10 liter/menit, dengan konsentrasi 60 – 80%.

d. Sungkup muka dengan kantong nonrebreathing


Sungkup muka nonrebreathing mempunyai dua katup, satu katup terbuka pada
saat inspirasi dan tertutup pada saat ekspirasi dan satu katup yang fungsinya
mencegah udara masuk pada saat inspirasi dan akan membuka pada saat ekspirasi.
Pemberian oksigen dengan aliran 10 – 12 liter/menit dengan konsentrasi oksigen 80 –
100%.
2. Sistem aliran tinggi
Sistem ini memungkinkan pemberian oksigen dengan FiO2 lebih stabil dan tidak
terpengaruh oleh tipe pernapasan, sehingga dapat menambah konsentrasi oksigen yang
lebih tepat dan teratur. Contoh dari sistem aliran tinggi adalah dengan ventury mask atau
sungkup muka dengan ventury dengan aliran sekitar 2 – 15 liter/menit. Prinsip pemberian
oksigen dengan ventury adalah oksigen yang menuju sungkup diatur dengan alat yang
memungkinkan konsenstrasi dapat diatur sesuai dengan warna alat, misalnya : warna biru
24%, putih 28%, jingga 31%, kuning 35%, merah 40%, dan hijau 60%.

 Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan dengan cara
postural drainase, clapping, dan vibrating, pada pasien dengan gangguan sistem
pernapasan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan efisiensi pola
pernapasan dan membersihkan jalan napas (Hidayat, 2009).

a) Perkusi
Perkusi adalah suatu tindakan menepuk-nepuk kulit tangan pada punggung pasien yang
menyerupai mangkok dengan kekuatan penuh yang dilakukan secara bergantian dengan
tujuan melepaskan sekret pada dinding bronkus sehingga pernapasan menjadi lancar.

b) Vibrasi
Vibrasi merupakan suatu tindakan keperawatan dengan cara memberikan getaran
yang kuat dengan menggunakan kedua tangan yang diletakkan pada dada pasien secara
mendatar, tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan turbulensi udara yang dihembuskan
sehingga sputum yang ada dalam bronkus terlepas.

c) Postural drainase
Postural drainase merupakan tindakan keperawatan pengeluaran sekret dari berbagai
segmen paru dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi dan dalam pengeluaran sekret
tersebut dibutuhkan posisi berbeda pada stiap segmen paru.
d) Napas dalam dan batuk efektif
Latihan napas dalam merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveolus atau
memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis, meningkatkan efisiensi batuk, dan
mengurangi stress. Latihan batuk efektif merupakan cara yang dilakukan untuk melatih
pasien untuk memiliki kemampuan batuk secara efektif dengan tujuan untuk membersihkan
laring, trakea, dan bronkiolus, dari sekret atau benda asing di jalan napas (Hidayat, 2009).

e) Penghisapan lendir
Penghisapan lender (suction) merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lender sendiri. Tindakan ini memiliki
tujuan untuk membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigen (Hidayat, 2009).
B. KONSEP ASKEP
a. Pengkajian
a. Identitas pasien
Berisi biodata pasien yaitu nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, golongan
darah, pendidikan terakhir, agama, suku, perkawinan, pekerjaan, TB/BB, alamat.
b. Identitas penanggung jawab
yaitu nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, hubungan dengan klien, pendidikan
terakhir, pekerjaan, alamat.
c. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluhan utama lain yang biasa muncul pada pasien dengan gangguan kebutuhan
oksigen dan karbondioksida antara lain batuk, peningkatan produksi sputum,
dispnea, hemoptisis, wheezing, stridor, dan chest pain
b. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kategori : Fisiologi
Subkategori : Respirasi
Definisi : Ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan napas
untuk mempertahankan jalan napas tetap paten
Penyebab
Fisiologi
1. Spasme jalan napas
2. Hipersekresi jalan napas
3. Disfungsi neuromuskuler
Situsional
1. Merokok aktif
2. Merokok pasif
3. Terpajan polutan
Gejala Dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
(Tidak tersedia) 1. Batuk tidak efektif
2.Tidak mampu batuk
3. Sputum berlebih
Gejala Dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
1. Dispnea 1. Gelisah
2. Sulit berbicara 2. Sianosis
3. Ortopnea 3. Bunyi napas menurun

2. Gangguan Penyapihan Ventilator


Kategori : Fisiologi
Subkategori : Respirasi
Definisi : Ketidakmampuan beradaptasi dengan pengurangan bantuan
ventilator mekanik yang dapat menghambat dan memperlama proses
penyapihan
Peneyebab
Fisiologi
1. Hipersekresi jalan napas
2. Ketidak cukupan energy
Psikologis
1. Kecemasan
2. Perasaan tidak berdaya
Situasional
1. Ketidaktepatan kecepatan proses penyapihan
2. Riwayat kegagalan berulang dalam upaya penyapihan
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
(Tidak tersedia) 1. Frekuensi napas meningkat
2.Penggunaan obat bantu napas
3. Napas megap-megap
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Lelah
2. Kuatir mesin rusak
3. Focus meninggkat pada pernapasan
Objektif
1. Auskultasi suara inspirasi menurun
2. Warna kulit abnormal (mis. Pucat, sianosis)
3. Napas paradox abdominal
Kondisi Klinis Terkait
1. Cedera kepala
2. Coronary artery bypass graft
3. Gagal napas

3.Gangguan Pertukaran Gas


Kategori : Fisiologi
Subkategori : Respirasi
Definisi : Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan eliminasi
karbondioksida pada membrane alveolus-kapiler
Penyebab
1. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
2. Perubahan membrane alveolus-kapiler
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Dispnea
Objektif
1. PCO2 meningkat / menurun
2. PO2 menurun
3. Takikardia
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Pusing
2. Penglihatan kabur
Kondisi klinis terkait
1. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
2. Gagal jantung kongestif
3. Asma

Anda mungkin juga menyukai