Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN AKIBAT


PATOLOGIS SISTEM KARDIOVASKULER
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Keperawatan Medikal Bedah
Yang dibina oleh :
Dr. Susi Milwati S.Kp,Mpd (MM)

Oleh kelompok 1 TK-1C :


Ratri Dini Kurniati P17210213103
Siska Ayu Wulandari P17210213108
Nadia Na’ilul Amani P17210214115
Edwin Kadarusman P17210214118
Wilda Qurrota A’yun P17210214126
Irma Eka Febriana P17210214128
Siti Nurjanah P17210214130
Adelia Ixora Wahyudi P17210214137
Ana Nur Aida P17210214138
Fransiska Agustine Fanda S P17210214139
Dio Bintang Pamungkas P17210214147
Zahra Trisna Aprilia P17210214148

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN MALANG
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Alhamdulillah, kami ucapkan segala puji syukur kehadirat Allah
SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Oksigen Akibat Patologis
Sistem Kardiovaskuler”.

Makalah ini telah di selesaikan dengan tepat pada waktunya dengan baik dan lancar. Dalam
penyelesaian makalah ini kami banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari dosen pengajar.
Oleh karena itu, kami selaku penulis akan mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan hidayahnya serta kekuatan sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah dengan tepat waktu.
2. Orang tua kami yang telah membesarkan,mendukung dan mendampingi kami sampai saat
ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing kami terkhusus Ibu Dr. Susi Milwati
S.Kp,Mpd (MM) selaku dosen matakuliah Dokumentasi Keperawatan yang telah
mengajarkan saya
4. Anggota kelompok 1 atas kerjasamanya dalam pengerjaan makalah ini dengan baik.
5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu. Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan dan pahala berlipat.
Aamiin.

Kami sebagai Penulis ingin memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga Allah SWT
memberikan imbalan yang setimpal dan berlipat ganda atas segala bantuan semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini.

Amiin. Yaa robbal alaminn...

Malang, 8 Maret 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang (a) Latar belakang, (b) Rumusan masalah, (c) Tujuan, (d)
Manfaat sebagaimana jabaran berikut

1.1 Latar Belakang


Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa pada tahun 2020 penyebab
utama bebn penyakit di dunia akan mengalami perubahan . WHO pada tahun 2007
menjelaskan gagal jantung dapat menyerang orang orang di negara maju saja, tetapi orang di
seluruh negaga di dunia. Setiap tahun di amerika serikat terdapat 478.000 orang meninggal
karena penyakit jantung koroner, sebanyak 1,5 juta orang mederita serangan jantung
(WHO,2007) gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala ) ditandai
oleh sesak nafas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas ) yang di sebabkan oleh struktur
atau fungsi jantung. Gagal jantung dapat di sebabkan oleh gangguan yang mengakibatkan
terjadinya pengurangan pengisian ventrikal – (disfungsi diastolik ) dan kontraktilitas
miokardial (disfungsi sistolik) . (sudoyo aru , dkk 2009).
Berdasarkan definisi patofisiologik gagal jantung (decompensatio cordis ) atau dalam
bahasa inggris heart failure adalah ketifak mampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan
metabolism jaringa pada saat istirahat atau kerja ringan. Hal terebut akan menyebabkan
respon sistemik khusus yang bersifat patologik (sistem saraf, hormonal, ginjal dan lainnya )
serta adanya tanda dan gejala yang khas (fathoni,2007).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, berikut rumusan masalah pada makalah ini
1. Apa yang dimaksud dengan oksigen?
2. Apa saja sistem tubuh yang berperan dalam oksigenasi?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen?
4. Bagaimana proses oksigenasi?
5. Apa saja masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan oksigen?
6. Bagaimana proses terjadinya gangguan kebutuhan oksigen pada system kardiovaskular?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, berikut tujuan pada makalah ini
1. Memenuhi tugas mata kuliah keperawatan medikal bedah
2. Agar mahasiswa dapat mengulangi anatomi fisiologi terkait sistem kardiovaskuler
3. Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud oksigen.
4. Agar mahasiswa megetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen.
5. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana proses oksigenasi.
6. Agar mahasiswa mengetahui masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan
oksigen.
7. Agar mahasiswa mengetahui proses terjadinya gangguan kebutuhan oksigen pada system
kardiovaskular.

1.4 Manfaat Penulisan


Berdasarkan tujuan penulisan tersebut, berikut manfaat penulisan pada makalah
ini
1. Memberikan penjelasan kepada kalangan umum supaya mengetahui bahanya gangguan
kebutuhan oksigen akibat patologis sistem kardiovaskuler
2. Menyampaikan pada pembaca tentang cara pengobatan dan asuhan keperawatan
gangguan kebutuhan oksigen akibat patologis sistem kardovaskuler
3. Dengan makalah ini di harapkan para pembaca bisa mengenal terhadap tanda an gejala
yang berhubungan dengan gangguan kebutuan oksigen akibat patologis sistem
kardiovaskuler
4. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi pembaca mengenai gangguan kebutuhan
oksigen akibat patologis sistem kardiovaskuler dan penyakit yang mendasarinya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang (a) Konsep medis gangguan kebutuhan oksigen akibat
patogis sistem kardiovaskular, (b) Proses, sebagaimana jabaram berikut.

2.1 Konsep Medis Gangguan Kebutuhan Oksigen Akibat Patogis Sistem Kardiovaskular
2.1.1 Pengertian
Oksigen merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tubuh bersama
dengan unsur lain seperti hidrogen, karbon, dan nitrogen. Oksigen merupakan elamen
penting dalam kehidupan manusia. Oksigen adalah salah satu yang mempengaruhi
kehidupan manusia dan merupakan ganguan yang sering terjadi dalam segala janis
aktifitas.
Kebutuhan Oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme tubuh dalam mempertahankan kelangsungan
hidup dan berbagai aktivitas sel tubuh dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan
oksigenasi dipengaruhi oleh beberapa factor seperti fisiologis, perkembangan, perilaku,
dan lingkungan (Ernawati, 2012).
2.1.2 Sistem Tubuh yang Berperan dalam Oksigenasi
Pemenuhan kebutuhan oksigen untuk tubuh sangat ditentukan oleh adekuatnya
berbagai sistem tubuh yaitu sistem pernapasan, sitem kardiovaskuler, dan juga sistem
hematologi (Tarwoto & Wartonah, 2011).
a. Sistem Pernapasan
Salah satu sistem tubuh yang berperan dalam oksigenasi adalah sistem pernapasan
atau sistem respirasi. Sistem respirasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem
pernapasan atas yang terdiri dari hidung, faring, serta laring dan sistem pernapasan
bawah yang terdiri dari trakea dan paru-paru (Saputra, 2013).
Sistem pernapasan pada manusia adalah sekumpulan organ yang terlibat dalam
proses pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Seseorang dapat
dikatakan memiliki laju pernapasan normal apabila ia bisa bernapas sebanyak 12–20
kali per menit dan berlangsung secara berkesinambungan.
b. Sistem Kardiovasklular
Menurut Tarwoto & Wartonah (2011), Sistem kardiovaskuler ikut berperan dalam
proses oksigenasi ke jaringan tubuh yang berperan dalam proses transfortasi oksigen.
Oksigen ditransfortasikan ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulasi darah yang terdiri dari jantung,
dan pembuluh darah. Sistem tersebut memiliki tugas utama untuk mengedarkan
oksigen, nutrisi, dan darah ke seluruh sel dan jaringan tubuh.
c. Sistem Hematologi
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk
didalamnya sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ khusus yang
berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan.
Sistem hematologi terdiri dari beberapa sel darah, salah satu sel darah yang sangat
berperan dalam proses oksigenasi adalah sel darah merah, karena di dalam sel darah
merah terdapat hemoglobin yang mampu mengikat oksigen. Hemoglobin adalah
molekul yang mengandung empat subunit protein globular dan unit heme.
2.1.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Oksigen
Menurut Ambarwati (2014), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kebutuhan oksigen diantaranya adalah faktor fisiologis, status kesehatan, faktor
perkembangan, faktor perilaku, dan lingkungan.
a) Faktor Fisiologis
Kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi pernapasannya diantaranya adalah :
 Penurunan kapasitas angkut oksigen seperti pada pasien anemia atau pada saat
terpapar zat beracun
 Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
 Hipovolemia
 Peningkatan laju metabolik
 Kondisi lain yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti kehamilan,
obesitas dan penyakit kronis.
b) Status Kesehatan
Pada orang yang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakan kadar oksigen yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi, pada kondisi sakit tertentu,
proses oksigenasi dapat terhambat sehingga mengganggu pemenuhan kebutuhan
oksigen tubuh seperti gangguan pada sistem pernapasan, kardiovaskuler dan penyakit
kronis.
c) Faktor Pengembangan
Tingkat perkembangan menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi sistem
pernapasan individu.
 Bayi prematur : Yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
 Bayi dan toddler : Adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
 Anak usia sekolah dan remaja : Risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
 Dewasa muda dan paruh baya : Diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan stres
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
 Dewasa tua : Adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, dan ekspansi paru menurun.
d) Faktor Perilaku
Perilaku keseharian individu dapat mempengaruhi fungsi pernapasan. Status
nutrisi, gaya hidup, kebiasaan olahraga, kondisi emosional dan penggunaan zat-zat
tertentu secara tidak langsung akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan oksigen
tubuh.
e) Lingkungan
Kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi kebutuhan oksigen.
Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhinya adalah :
 Suhu lingkungan
 Ketinggian
 Tempat kerja (polusi)

2.1.4 Proses Oksigenasi


Proses pernapasan dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu pernapasan eksternal dan
pernapasan internal. Pernapasan eksternal adalah proses pertukaran gas a
secarkeseluruhan antara lingkungan eksternal dan pembuluh kapiler paru (kapiler
pulmonalis), sedangkan pernapasan internal merupakan proses pertukaran gas antara
pembuluh darah kapiler dan jaringan tubuh (Saputra, 2013).
a) Pernapasan Eksternal
Pernapasan eksternal dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu ventilasi pulmoner,
difusi gas, dan transfor oksigen serta karbon dioksida ( Saputra, 2013).
 Ventilasi
Ventilasi merupakan pergerakan udara masuk dan kemudian keluar dari
paru-paru (Tarwoto & Wartonah, 2011). Keluar masuknya udara dari atmosfer
kedalam paru-paru terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara yang
menyebabkan udara bergerak dari tekanan yang tinggi ke daerah yang
bertekanan lebih rendah. Satu kali pernapasan adalah satu kali inspirasi dan satu
kali ekspirasi. Inspirasi merupakan proses aktif dalam menghirup udara dan
membutuhkan energi yang lebih banyak dibanding dengan ekspirasi.
 Difusi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), difusi adalah proses pertukaran
oksigen dan karbon dioksida dari alveolus ke kapiler pulmonal melalui
membrane, dari area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi yang
rendah. Proses difusi dari alveolus ke kapiler paru-paru antara oksigen dan
karbon dioksida melewati enam rintangan atau barier, yaitu ; melewati surfaktan,
membran alveolus, cairan intraintestinal, membran kapiler, plasma, dan
membran sel darah merah. Oksigen berdifusi masuk dari alveolus ke darah dan
karbon dioksida berdifusi keluar dari darah ke alveolus. Karbon dioksida di
difusi 20 kali lipat lebih cepat dari difusi oksigen, karena CO2 daya larutnya
lebih tinggi.
 Transfor Oksigen
Sistem transfor oksigen terdiri atas paru-paru dan sistem kardiovaskuler.
Penyampaian tergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke dalm paru-paru
(ventilasi), darah mengalir ke paru-paru dan jaringan (perfusi), kecepatan difusi,
serta kapasitas kandungan paru ( Perry & Potter, 2009).
b) Pernapasan Internal
Pernapasan Internal yaitu proses pertukaran O2 dan CO2 dari kapiler darah ke
selsel tubuh (pertukaran gas di dalam jaringan tubuh ). Oksigen dan karbon dioksida
bergerak berlawanan. Oksigen berdifusi dari dalam sel menuju darah. Hemoglobin
dalam darah berfungsi untuk mengikat dan melepaskan oksigen. Pada pernapasan O2
yang sudah terikat pada hemoglobin dalam bentuk oksihemoglobin diangkut menuju
sel.
Selanjutnya, oksi hemoglobin akan melepaskan O2 ke dalam jaringan tubuh atau
sel, Sesuai reaksi berikut :
HbO2  Hb + O2
Kemudian O2 diterima oleh mitokondria untuk digunakan pada proses oksidasi.
Proses oksidasi menghasilkan karbondioksida, kemudian karbondioksida CO2 akan
berdifusi masuk ke kapiler vena darah. Karbon dioksida CO2 ini akan diangkut oleh
kapiler vena darah menuju alveolus dalam paru-paru.
2.1.5 Masalah Terkait Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
Permasalahan yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas
dari adanya gangguan yang terjadi pada sistim respirasi, baik pada anatomi maupun
fisiologis dari orga-organ respirasi. Permasalahan dalam pemenuhan masalah tersebut
juga dapat disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem tubuh lain, seperti sistem
kardiovaskuler (Abdullah, 2014). Menurut Abdullah (2014) secara garis besar, gangguan
pada respirasi dikelompokkan menjadi tiga yaitu gangguan irama atau frekuensi,
insufisiensi pernapasan dan hipoksia, yaitu :
a. Gangguan irama dan frekuensi pernapasan
 Gangguan irama pernapasan
 Pernapasan Cheyne stokes
Pernapasan cheyne stokes merupakan siklus pernapasan yang amplitudonya
mula-mula dangkal, makin naik, kemudian menurun dan berhenti, lalu
pernapasan dimulai lagi dengan siklus yang baru.
 Pernapasan Biot
Pernapasan biot adalah pernapasan yang mirip dengan pernapasan cheyne
stokes, tetapi amplitudonya rata dan disertai apnea.
 Pernapasan Kussmaul
Pernapasan kussmaul adalah pernapasan yang jumlah dan kedalamannya
meningkat dan sering melebihi 20 kali/menit.
 Gangguan Frekuensi Pernapasan
 Takipnea
Takipnea merupakan pernapasan yang frekuensinya meningkat dan melebihi
jumlah frekuensi pernapasan normal.
 Bradipnea
Bradipnea merupakan pernapasan yang frekuensinya menurun dengan jumlah
frekuensi pernapasan dibawah frekuensi pernapasan normal.
b. Insufisiensi Pernapasan
Penyebab insufisiensi pernapasan dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu :
 Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus.
 Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru.
 Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari paru-paru
ke jaringan.

c. Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi terjadinya kekurangan oksigen di dalam jaringan.
Hipoksia dapat dibagi kedalam empat kelompok yaitu hipoksemia, hipoksia
hipokinetik, overventilasi hipoksia, dan hipoksia histotoksik.
 Hipoksemia
Hipoksemia merupakan kondisi kekurangan oksigen didalam darah arteri.
Hipoksemia terbagi menjadi dua jenis yaitu hipoksemia hipotonik (anoksia
anoksik) dan hipoksemia isotonic (anoksia anemik).
 Hipoksia Hipokinetik
Hipoksia hipokinetik merupakan hipoksia yang terjadi akibat adanya bendungan
atau sumbatan. Hipoksia hipokinetik dibagi menjadi dua jenis yaitu hipoksia
hipokinetik iskemik dan hipoksia hipokinetik kongestif.
 Overventilasi
Overventilasi hipoksia yaitu hipoksia yang terjadi karena aktivitas yang
berlebihan sehingga kemampuan penyediaan oksigen lebih rendah dari
penggunaannya.
 Hipoksia Histotoksik
Hipoksia histotoksik yaitu keadaan disaat darah di kapiler jaringan mencukupi,
tetapi jaringan tidak dapat menggunakan oksigen karena pengaruh racun sianida.
Hal tersebut mengakibatkan oksigen kembali dalam darah vena dalam jumlah
yang lebih banyak daripada normal (oksigen darah vena meningkat).
2.2 Proses Terjadinya Gangguan Kebutuhan Oksigen Pada Sistem Kardiovaskular
Seseorang yang menderita gagal jantung penyebab utamanya adlah adanya
plak/sumbatan pada pembuluh darah. Sumbatan pada pembuluh darah akan mengakibatkan
terjadinya bendungan yang kemudian terjadi iskemik (kekurangan O2)  Injuri (tidak ada
aliran)  Nekrosis pada jantung dan mengakibatkan angina fektoris  Stabil. Jika terjadi
penumpukan darah akibatnya aliran darah menuju Kembali ke atrium kiri, apbila atrium kiri
penuh maka katub mitral tidak bisa menahan yang menyebabkan darah masuk ke paru-paru .
Kondisi tersebut disebut dekompensasi kordis. Jika paru-paru tidak bisa mengeluarkan darah
ke vertikel kanan menuju atrium kanan dan diedarkan ke seluruh tubuh, maka pasien
mengalami gagal jantung (CHF)
2.3 Anatomi Sistem Pernapasan
Organ Pernapasan :
1. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua
lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Di dalamnya terdapat
bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk kedalam
lubang hidung.
2. Faring
Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan makanan, terdapat
dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas
tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain adalah ke atas berhubungan
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubanh bernama koana, ke depan
berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium, ke
bawah terdapat 2 lubang (ke depan lubang laring dan ke belakanh lubang esofagus).
3. Laring
Laring atau pangkal tenggorokan merupakan saluran udara dan bertindak sebagai
pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikal
dan masuk ke dalam trakhea di bawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh
sebuah empang tenggorokan yang biasanya disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang9
tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.
4. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16
sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda
(huruf C) sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel
bersilia, hanya bergerak ke arah luar. Panjang trakea 9 sampai 11 cm dan di belakang
terdiri dari jarigan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
5. Bronkus
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang
terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V, mempunyai struktur serupa dengan
trakea dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke
samping ke arah tampuk paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari
pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih
panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang.
Bronkus bercabang-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus (bronkioli). Pada
bronkioli tidak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapat gelembung paru
atau gelembung hawa atau alveoli.
6. Paru-Paru
Paru-paru dibagi dua yaitu paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belahan paru), lobus
pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus.
Paru-paru kiri, terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap
lobus terdiri dari belahan yang kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai 10
segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, dan 5 buah segmen pada inferior. Paru-
paru kanan mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, 2 buah
segmen pada lobus medialis, dan 3 buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen
ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus. Di antara lobulus
satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah
bening dan saraf, dan tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus. Di dalam lobulus,
bronkiolus ini bercabang-cabang banyak sekali, cabang ini disebut duktus alveolus. Tiap
duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2-0,3 mm. Letak paru-
paru di rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada atau kavum
mediastinum. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru-paru atau hilus. Pada
mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama
pleura. Pleura dibagi menjadi 2 yaitu, yang pertama pleura visceral (selaput dada
pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-paru. Kedua pleura
parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara keadaan normal,
kavum pleura ini vakum (hampa) sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga
terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaanya (pleura),
menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan
bernapas .

BAB III
ASUHAN KEPRAWATAN BERDASARKAN KASUS SEMU

3.1 KASUS SEMU


Contoh kasus
Pasien bernama Ny.A berumur 58 tahun datang ke rumah sakit pada tanggal 2 maret 2022
dengan keluhan utama sesak napas, nyeri dada hilang dalam 10 menit setelah istirahat, batuk
dan bengkak pada kaki dan wajah. Pada hari kamis tanggal 26 februari 2022 pasien berobat
di puskesmas setelah minum obat dari puskesmas, batuk pasien berkurang namun nyeri dada
masih terasa. Setelah obat habis, batuk kembali muncul dan nyeri dada semakin muncul.
Kaki pasien terasa pegal-pegal serta merasa kelelahan dan esok hari setelah bangun tidur
ternyata kaki dan wajah pasien mulai bengkak dan nyeri dada menusuk saat dibuat batuk.
Pasien mengatakan belum pernah batuk disertai dengan nyeri dada hilang dalam 10 menit
setalah istirahat dan tidak pernah menderita penyakit kronis.
3.1.1 Pengkajian Keperawatan
Tanggal Masuk : Kamis, 3 Maret 2022
Jam Masuk : 08.00 WIB
Ruang/ Kelas : Melati
Kamar No : 15
A. Identitas Klien
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan           
Umur : 58 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Jl. Mawar Rt:05 Malang
B. Biodata Penanggung Jawab
a) Keluhan utama : Sesak napas
b) Riwayat penyakit sekarang : Klien masuk RSU pada tanggal 2 maret 2022
pukul 22.40 dengan keluhan sesak napas, nyeri dada hilang dalam 10 menit setelah
istirahat, batuk dan bengkak pada kaki dan wajah. Saat dikaji klien mengeluh sesak
napas yang disertai dengan nyeri dada skala nyeri 5-7, batuk dan bengkak pada wajah
dan kaki.
c) Riwayat penyakit dahulu : pasien mengatakan belum pernah mempunyai
riwayat MRS
d) Riwayat penyakit keluarga : Selama ini tidak ada keluarga yang mempunyai
penyakit yang sama dengan pasien.
C. Pola Aktivitas Sehari-hari
a) Keadaan umum : Tampak sakit berat, klien terbaring di tempat tidur dengan
menggumakan 2 bantal dibawah kepala.
b) Nutrisi : Pasien mengatakan biasa makan dengan frekuensi 2 kali dalam
sehari dan minum air putih 6 gelas perhari.
c) Eliminasi : pasien BAB 1 kali sehari dan kencing normal.
d) Istirahat dan tidur : 8 jam/hari, tapi sering terbangun karena batuk. Tidur siang
kurang lebih 1-2 jam/hari
e) Aktivitas fisik : Klien terbaring di tempat tidur, aktivitas klien dibantu oleh
perawat dan keluarga, klien mengeluh badan terasa lemah dan bertambah sesak saat
melakukan aktivitas.
f) Personal Hygiene : Pasien mengatakan selalu menjaga kebersihan, Mandi 2 kali
sehari, 2 kali ganti pakaian.
D. Data Psikosial
a) Status Emosi : Emosi pasien kurang stabil (terlihat gelisah)
b) Konsep Diri
 Body Image : Paisen mengetahui dirinya sedang sakit dan membutuhkan
pengobatan
 Self Ideal : Pasien merasa diperlakukan dengan baik oleh perawat
 Self Eesteem : Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan pulang ke rumah
 Role : Pasien sebagai wirausaha
 Idnetity : Pasien Bernama Ny.A 58 tahun
c) Interaksi Sosial : Hubungan pasien dengan perawat baik
d) Spritual : Pasien beraga islam dan taat beribadah
E. Pemeriksaan Fisik
a) Tanda Tanda Vital
 TD: 110/70 mmhg
 Nadi : 96 x/menit
 RR : 30x/ menit
 Suhu : 36,6°c
b) Kesadaran Composmetis (normal)
c) Kepala
 Kulit Kepala : Bersih,rambut hitam
 Bentuk wajah : Bentuk wajah simetris, tidak ada luka
 Mata : Simetris dan penglihatan baik
 Hidung : Bentuk simetris,
 Telinga : Bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
 Mulut : Bibir sianotik dengan gigi bersih
d) Leher
Tidak ada tyroid pada leher.
e) Dada dan Thorak
Inspeksi        : bentuk simetris, tidak ada rertraksi dada
Palpasi          : tidak ada benjolan
Perkusi         :  tidak ada bunyi sonor
Auskultasi    :   tidak ada wheezing
f) Abdomen
Inspeksi        : perut cembung, tampak asites
Palpasi          : lemas, tidak ada nyeri tekan terhadap abdomen
Perkusi         : terdapat bunyi timpani
Auskultasi    : bising usus normal, peristaltik usus baik
g) Genetalia
Pertumbuhan rambut normal, membran tampak merah muda dan lembab, tidak
berbau, tidak terdapat lesi dan tidak ada nyeri.
h) Rectum dan anus
Kulit parianal utuh, tidak ada benjolan, licin, tidak nyeri dan warna lebih gelap dari
warna sekitarnya.
i) Ekstremitas
 Ekstremitas atas
Tidak terdapat pembatasan gerak tangan dan otot, tidak terdapat benjolan dan nyeri
tekan, besar dan bentuk otot normal, kekuatan otot bagus dan mampu menahan
tahanan yang diberikan, keseimbangan baik, refleks otot bisep dan trisep baik,
mampu membedakan nyeri, sentuhan dan temperatur.
 Ekstremitas bawah
Pergerakan kaki dan kekuatan otot baik, tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan,
bentuk dan besar otot baik, bentuk dan ukuran kiri kanan sama, mampu menahan
berat tahanan yang diberikan, keseimbangan baik, reflek otot bisep dan Trisep baik,
dapat membedakan nyeri, sentuhan dan temperatur.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium: Nilai normal
1. LED : 20 0-20
2. Hb : 5,8 gr/dl 12-14 gr/dl
3. Leukosit : 3900 mm³ 5000-1000 mm³
4. N. segmen : 82% 40-60%
5. Limfosit : 16% 25-40%
6. Monosit : 2 % 3-5%
7. Trombosit : 102.000/mm
8. Natrium : 120 mmol/L 136-145 mmol/L
9. Kalium : 5,3 mmol/L 3,1- 5,1 mmol/L
10. Chlorida : 80 mmol/L 97- 111 mmol/L
2. Pemeriksaan EKG : kesan iskemik anterior

3.1.2 Analisa Data


NO DATA PENGKAJIAN ETIOLOGI MASALAH

DS : Anemia kronik Penurunan curah jantung


- Klien mengatakan sesak nafas
- Klien mengeluh nyeri dada
Peningkatan beban akhir
DO :
- Klien terabah lemah dan kecil
Distensi vena jugularis Hipertrofi ventrikel

Edema pada wajah dan


ekstremitas bawah
Pemendekan miokard
Bibir dan jari jari kaki dan
tangan sianotik
Wajah pucat konjungtiva pucat Pengisian Lv menurun
Hb 5,8
Penurunan curah jantung
- TD: 110 / 70 mmHg
- N : 96 x / menit
- RR : 30 x / menit
- S : 36,6°c
2 DS : Penurunan curah jantung Intoleransi aktifitas
- Klien mengeluh kaki pegal
pegal Penurunan suplai O2 pada
otot dan jaringan
- Klien mengeluh kelelahan

Kelemahan otot
DO :
- Klien tampak sesak
Intoleransi aktifitas
- Klien terbaring di tempat tidur
dengan posisi semi fowler

3 DS : Penurunan curah jangtung Resiko kerusakan integritas


- Klien mengeluh bengkak pada kulit
kaki dan wajah Aktivitas system renin
DO :
- Turgor kulit jelek Angiotensin

- Edema pada estremitas


ekstremitas bawah Angiotensin I – ACE – II

- Klien hanya terbaring di tempat


Pengeluaran ADH
tidur

Retensi natrium dan air

Edema sistemik

Resiko kerusakan integritas


kulit

3.1.3 Diagnosa Keperawatan

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANGGAL TERATASI


DITEMUKAN
1. SDKI : Penurunan Curah Jantung (D.0008) 3 Maret 2022 5 Maret 2022
Penurunan curah jantung b.d perubahan preload d.d
dispnea, edema, distensi jantung jugularis, warna kulit
pucat
2. SDKI : Intoleransi Aktifitas (D.0056) 3 Maret 2022 5 Maret 2022
Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan d.d mengeluh
lelah, dispnea saat aktifitas, gambaran EKG
menunjukkan iskemia
3. SDKI : Resiko Kerusakan Integritas Kulit (D.0139) 3 Maret 2022 5 Maret 2022
Resiko kerusakan integritas kulit d.d kekurangan
volume cairan

3.1.4 Perencanaan Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI PARAF


KRITERIA HASIL
1. SDKI : Penurunan Curah SLKI : Curah Jantung Intervensi utama Kelompok 1
Jantung (D.0008) (L.02008) SIKI : Perawatan Jantung
Penurunan curah jantung Setelah dilakukan (1.02075)
b.d perubahan preload d.d asuhan keperawatan 3x Observasi
dispnea, edema, distensi 24jam dengan tujuan - Identifikasi tanda/gejala
jantung jugularis, warna agar curah jantung primer penurunan curah
kulit pucat meningkat dengan jantung (meliputi
kriteria hasil : dispnea, kelelahan,
a.Dispnea menurun edema)
b.Edema menurun - Identifikasi tanda/gejala
c.Distensi vena sekunder penurunan
jugularis menurun curah jantung(meliputi
d.Pucat/sianosis distensi vena jugularis,
menurun palpitasi, kulit pucat)
-Monitor intake dan
output cairan
-Monitor saturasi
oksigen
-Monitor keluhan nyeri
dada
-Monitor EKG 12
sadapan
-Periksa tekanan darah
dan frekuensi nadi
sebelum dan sesudah
aktivitas

Terapeutik
-Posisikan pasien semi-
flower atau flower
dengan kaki ke bawah
atau posisi nyaman
-Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk
modifikasi gaya hidup
sehat
-Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stress,
jika perlu
-Berikan dukungan
emosional dan spiritual

Edukasi
-Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai tolerasi
-Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
-Anjurkan berhenti
merokok
-Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur
intake dan output cairan
harian

Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
antiaritma, jika perlu
-Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
2. SDKI : Intoleransi Aktifitas SLKI : Toleransi Intervensi utama
(D.0056) Aktivitas (L.05047) SIKI : Manajement
Intoleransi aktifitas b.d. Setelah dilakukan Energi (I.05178)
kelemahan d.d mengeluh asuhan keperawatan 3x Observasi
lelah, dispnea saat aktifitas, 24jam dengan tujuan -Identifikasi gangguan
gambaran EKG agar toleransi aktivitas fungsi tubuh yang
menunjukkan iskemia meningkat dengan mengakibatkan kelelahan
kriteria hasil : -Monitor kelelahan fisik
a.Perasaan lemah dan emosional
menurun -Monitor pola dan jam
b.Keluhan Lelah tidur
menurun -Monitor lokasi dan
c.Dispnea saat aktivitas ketidaknyamanan selama
menurun melakukan aktivitas
d.Ekg iskemia membaik
Terapeutik
-Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus
-Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan aktif
-Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah dan
berjalan

Edukasi
-Anjurkan tirah baring
-ajurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
-Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
-Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
-Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
3. SDKI : Risiko Kerusakan SLKI : Integritas Kulit Intervensi utama
Integritas Kulit (D.0139) dan Jaringan (L.14125) SIKI : Perawatan
Risiko kerusakan integritas Setelah dilakukan Integritas Kulit (I.11353)
kulit d.d kekurangan asuhan keperawatan 3x Observasi
volume cairan 24jam dengan tujuan -Identifikasi penyebab
agar Integritas kulit dan gangguan integritas kulit
jaringan meningkat
dengan kriteria hasil : Terapeutik
a.Hidrasi meningkat -Gunakan produk
b.Kerusakan jaringan berbahan petroleum atau
menurun minyak pada kulit kering
c.Kerusakan lapisan -Gunakan produk
kulit menurun berbahan ringan/alami
c. Suhu kulit membaik dan hipoalergi pada kulit
d.Tekstur membaik sensitive
-Hindari produk
berbahan dasar alcohol
pada kulit kering

Edukasi
-Anjurkan menggunakan
pelembap
-Anjurkan minum air
yang cukup
-Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrim
-Anjurkan menggunakan
tabbir surya SPF minimal
30 saat berada di luar
rumah
-Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya.

3.1.5 Implementasi Keperawatan

NO HARI/TANGGAL WAKTU IMPLEMENTASI RESPON PASIEN PARAF


1. Kamis, 3 Maret 09.00 WIB - Mengidentifikasi - Pasien masih tampak Kelompok
2022 tanda/gejala primer kesulitan bernafas 1
penurunan curah jantung - Edema pada pasien
09.10 WIB - Mengidentifikasi belum menurun
tanda/gejala sekunder - Distensi vena
penurunan curah jantung jugularis pada pasien
09.15 WIB
-Memonitor intake dan belummenurun
output cairan - Pasien masih tampak
09.20 WIB
-Memonitor saturasi Pucat/sianosis
oksigen - Pasien masih
09.25 WIB
-Memonitor keluhan nyeri merasakan nyeri dada
dada - Pasien mulai paham
09.30 WIB
-Memonitor EKG 12 akan gaya hidup sehat
sadapan - stress pada pasien
09.35 WIB
-Memeriksa tekanan darah berkurang setelah
dan frekuensi nadi diberikan terapi
sebelum dan sesudah - Emosional pada
09.45 WIB aktivitas pasien kurang stabil
-Memposisikan pasien - Pasien melakukan
semi-flower atau flower ajaran oleh perawat
dengan kaki ke bawah atau - Pasien melakukan
09.50 WIB posisi nyaman anjuran perawat
-Memfasilitasi pasien dan
keluarga untuk modifikasi
10.00 WIB gaya hidup sehat
-Memberikan terapi
relaksasi untuk
10.10 WIB
mengurangi stress
-Memberikan dukungan
10.20 WIB
emosional dan spiritual
-Menganjurkan
beraktivitas fisik secara
10.25 WIB
bertahap
-Mengajarkan pasien dan
10.35 WIB keluarga mengukur intake
dan output cairan harian
-Mengkolaborasikan
pemberian antiaritma
dengan dokter
2. Jumat, 4 Maret 09.00 WIB - Mengidentifikasi - Dispnea pada pasien Kelompok
2022 tanda/gejala primer menurun 1
penurunan curah jantung - Edema pada pasien
09.10 WIB - Mengidentifikasi menurun
tanda/gejala sekunder - Distensi vena
penurunan curah jantung jugularis pada pasien
09.15 WIB
-Memonitor intake dan menurun
output cairan - Pucat/sianosis
09.20 WIB
-Memonitor saturasi menurun
oksigen - Nyeri dada pada
09.25 WIB
-Memonitor keluhan nyeri pasien menurun
dada - Pasien paham akan
09.30 WIB -Memonitor EKG 12 gaya hidup sehat
sadapan - pasien sudah tidak
09.35 WIB -Memeriksa tekanan darah merasakan stress
dan frekuensi nadi setelah dilakukan terapi
sebelum dan sesudah - Emosional pada
aktivitas pasien stabil
09.45 WIB -Memposisikan pasien - Pasien melakukan
semi-flower atau flower ajaran oleh perawat
dengan kaki ke bawah atau dengan baik dan benar
posisi nyaman - Pasien melakukan
09.50 WIB
-Memfasilitasi pasien dan anjuran perawat
keluarga untuk modifikasi - Pasien sudah bisa
gaya hidup sehat melakukan aktivitas
10.00 WIB
-Memberikan terapi fisik ringan
relaksasi untuk
10.10 WIB mengurangi stress
-Memberikan dukungan
10.20 WIB emosional dan spiritual
-Menganjurkan
beraktivitas fisik secara
10.25 WIB bertahap
-Mengajarkan pasien dan
keluarga mengukur intake
dan output cairan harian
3. Jumat, 4 Maret 12.00 WIB - Mengidentifikasi - Pasien masih tampak Kelompok
2022 gangguan fungsi tubuh terlihat lemah 1
yang mengakibatkan - Pasien masih suka
kelelahan mengeluh lelah
12.10 WIB -Memonitor kelelahan - Pasien mengalami
fisik dan emosional sesak nafas saat
12.15 WIB
-Memonitor pola dan jam beraktivitas
tidur - Ekg iskemia kurang
12.20 WIB -Memonitor lokasi dan baik
ketidaknyamanan selama - Pasien melakukan
melakukan aktivitas latihan yang diberikan
12.25 WIB -Menyediakan lingkungan oleh perawat
nyaman dan rendah - Pasien melakukan
stimulus anjuran perawat
12.30 WIB
-Melakukan latihan - Pasien melakukan
rentang gerak pasif dan ajaran perawat dengan
aktif baik
12.45 WIB
-Menganjurkan tirah
baring
12.55 WIB
-Mengajurkan melakukan

13.05 WIB aktivitas secara bertahap


-Menganjurkan
menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan
13.10 WIB tidak berkurang
-Mengajarkan strategi
koping untuk mengurangi
13.20 WIB kelelahan
-Mengkolaborasikan
dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan
makanan
4. Sabtu, 5 Maret 09.00 WIB - Mengidentifikasi - Perasaan lemah pada Kelompok
2022 gangguan fungsi tubuh pasien menurun 1
yang mengakibatkan - Keluhan Lelah pada
kelelahan pasien menurun
09.10 WIB -Memonitor kelelahan - Dispnea saat pasien
fisik dan emosional beraktivitas menurun
09.15 WIB -Memonitor pola dan jam - Ekg iskemia membaik
tidur - Pasien melakukan
09.20 WIB -Memonitor lokasi dan latihan yang diberikan
ketidaknyamanan selama oleh perawat
melakukan aktivitas - Pasien melakukan
09.25 WIB -Menyediakan lingkungan anjuran perawat
nyaman dan rendah - Pasien melakukan
stimulus ajaran perawat dengan
09.35 WIB
-Melakukan latihan baik
rentang gerak pasif dan
aktif
09.50 WIB
-Menganjurkan tirah
baring
09.55 WIB
-Mengajurkan melakukan

10.00 WIB aktivitas secara bertahap


-Menganjurkan
menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan
10.05 WIB tidak berkurang
-Mengajarkan strategi
koping untuk mengurangi
10.15 WIB kelelahan
-Mengkolaborasikan
dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan
makanan
5. Sabtu, 5 Maret 12.00 WIB -Mengidentifikasi - Hidrasi kulit pada Kelompok
2022 penyebab gangguan pasien kurang baik 1
integritas kulit - Kerusakan jaringan
12.10 WIB -Menggunakan produk menurun
berbahan petroleum atau - Kerusakan lapisan
minyak pada kulit kering kulit menurun
12.20 WIB -Menggunakan produk - Suhu kulit membaik
berbahan ringan/alami dan - Tekstur kulit membaik
hipoalergi pada kulit - Pasien melakukan
sensitive anjuran perawat
12.30 WIB
-Menghindari produk
berbahan dasar alcohol
pada kulit kering
12.35 WIB
-Menganjurkan
menggunakan pelembap
12.40 WIB
-Menganjurkan minum air
yang cukup
12.45 WIB
-Menganjurkan
menghindari terpapar suhu
12.55 WIB ekstrim
-Menganjurkan
menggunakan tabbir surya
SPF minimal 30 saat
13.00 WIB berada di luar rumah
-Menganjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya.

3.1.6 Evaluasi Keperawatan

No Hari/tanggal/jam Catatan Perkembangan PARAF


1 Kamis, 3 Maret 2022 / 13. 00 S : Klien mengeluh sesak nafas dan nyeri dada Kelompok 1
WIB O:
─ Dispnea meningkat
─ Edema meningkat
─ Distensi vena jugularis meningkat
─ Pucat/sianosis meningkat

A : Masalah penurunan curah jantung belum


teratasi
P : Intervensi dilanjutkan:
─ Obs. tanda/gejala primer penurunan curah
jantung (meliputi dispnea, kelelahan,
edema)
─ Identifikasi tanda/gejala sekunder
penurunan curah jantung(meliputi distensi
vena jugularis, palpitasi, kulit pucat)
─ Monitor intake dan output cairan
─ Monitor saturasi oksigen
─ Monitor keluhan nyeri dada
─ Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
sebelum dan sesudah aktivitas
─ Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
─ Kolaborasi pemberian antiaritma
2 Jumat, 4 Maret 2022 / 13. 00 S : Klien mengatakan sesak nafas dan nyeri dada Kelompok 1
WIB menurun
O:
─ Dispnea cukup menurun
─ Edema cukup menurun
─ Distensi vena jugularis sedang
─ Pucat/sianosis cukup menurun

A : Masalah penurunan curah jantung teratasi


sebagian
P : Intervensi dilanjutkan:
─ Obs. tanda/gejala primer penurunan curah
jantung (meliputi dispnea, kelelahan,
edema)
─ Identifikasi tanda/gejala sekunder
penurunan curah jantung(meliputi distensi
vena jugularis, palpitasi, kulit pucat)
─ Monitor saturasi oksigen
─ Monitor keluhan nyeri dada
─ Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
─ Kolaborasi pemberian antiaritma
3 Sabtu, 5 Maret 2022 / 13. 00 S : Klien mengatakan sesak nafas dan nyeri dada Kelompok 1
WIB menghilang
O:
─ .Dispnea menurun
─ Edema menurun
─ Distensi vena jugularis menurun
─ Pucat/sianosis menurun

A : Masalah penurunan curah jantung teratasi


P : Intervensi dihentikan.
1 Kamis, 3 Maret 2022 / 14. 00 S : Klien mengeluh kelelahan dan pegal pada kaki Kelompok 1
WIB
O:
─ Perasaan lemah meningkat
─ Keluhan lelah meningkat
─ Dispnea saat aktivitas meningkat
─ Ekg iskemia memburuk
A : Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan:
─ Obs. gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
─ Monitor kelelahan fisik dan emosional
─ Monitor pola dan jam tidur
─ Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
─ Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
─ Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
2 Jumat, 4 Maret 2022 / 14. 00 S : Klien mengatakan kelelahan dan pegal pada Kelompok 1
WIB kaki menurun

O:
─ Perasaan lemah cukup menurun
─ Keluhan lelah cukup menurun
─ Dispnea saat aktivitas cukup menurun
─ Ekg iskemia cukup membaik
A : Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan:
─ Monitor pola dan jam tidur
─ Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
─ Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
─ Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
3 Sabtu, 5 Maret 2022 / 14. 00 S : Klien mengatakan kelelahan dan pegal pada Kelompok 1
WIB kaki menghilang

O:
─ Perasaan lemah menurun
─ Keluhan lelah menurun
─ Dispnea saat aktivitas menurun
─ Ekg iskemia membaik
A : Masalah intoleransi aktivitas teratasi
P : Intervensi dihentikan
1 Kamis, 3 Maret 2022 / 15. 00 S : Klien mengeluh bengkak pada kaki dan wajah Kelompok 1
WIB O:
─ Hidrasi menurun
─ Kerusakan jaringan meningkat
─ Kerusakan lapisan kulit meningkat
─ Suhu kulit memburuk
─ Tekstur memburuk

A : Masalah risiko kerusakan Integritas belum


teratasi
P : Intervensi dilanjutkan:
─ Obs. penyebab gangguan integritas kulit
─ Hindari produk berbahan dasar alcohol pada
kulit kering
─ Anjurkan minum air yang cukup
─ Anjurkan menghindari terpapar suhu
ekstrim
─ Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya.
2 Jumat, 4 Maret 2022 / 15. 00 S : Klien mengatakan bengkak pada kaki dan wajah Kelompok 1
WIB berkurang
O:
─ Hidrasi cukup meningkat
─ Kerusakan jaringan cukup menurun
─ Kerusakan lapisan kulit cukup menurun
─ Suhu kulit cukup membaik
─ Tekstur cukup membaik

A : Masalah risiko kerusakan Integritas teratasi


sebagian
P : Intervensi dilanjutkan:
─ Hindari produk berbahan dasar alcohol pada
kulit kering
─ Anjurkan minum air yang cukup
─ Anjurkan menghindari terpapar suhu
ekstrim
─ Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya.
3 Sabtu, 5 Maret 2022 / 15. 00 S : Klien mengatakan bengkak pada kaki dan wajah Kelompok 1
WIB menghilang

O:
─ Hidrasi meningkat
─ Kerusakan jaringan menurun
─ Kerusakan lapisan kulit menurun
─ Suhu kulit membaik
─ Tekstur membaik
A : Masalah resiko kerusakan Integritas teratasi
P : Intervensi dihentikan.

3.2 PEMBAHASAN ASKEP


1. Keluhan : Pasien mengalami keluhan nyeri skala 5-7 (menjalar)
Teori : Karena adanya iskemik, dimana terjadi injuri dan nekrosis pada jantung
maka mengakibatkan angina fektoris stabil
Opini : Pasien mengalami iskemik karena ada hipertensi, terlalu sering makan
makanan yang mengandung banyak garam dan tidak pernah periksa tekanan darah di
rumah sakit
2. Keluhan : Pasien mengalami sesak nafas
Teori : Karena adanya dekompensasi kiri
Opini : Pasien mengalami mengalami dekompensasi kiri karena adanya
penumpukan darag di paru-paru sehingga pasien mengalami sesak napas dan batuk yang
disebab kan kurangnya oksigen
2. Keluhan :
Teori :
Opini :
3. Keluhan :
Teori :
Opini :

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pada pengkajian, penulis mendapatkan data antara lain: klain sesak nafas, nyeri dada
skala 5-7 , batuk dan bengkak pada wajah dan kaki, TD : 110/70 mmhg, Nadi 96
x/menit, RR :30x/menit, suhu : 36,6 C. Data lain aitu pasien mengatakan sulit tidur dan
pola tidur teganggu
2. Pada diagnosa keperawatan penulis mendapatkan diagnosa keperawatan pada pasien
yaitu: Bersihan jalan napas tidak efekt b.d hipersekresi jalan nafas d.d batuk tidak
efektif,sputum berlebih,dispnea, frekuensi nafas berubah.
3. Pada perencanaa keperawatan yang diangkat adalah Bersihan jalan napas tidak efekt b.d
hipersekresi jalan nafas d.d batuk tidak efektif,sputum berlebih,dispnea, frekuensi nafas
berubah.
4. Pada pelaksanaan kegiatan mandiri perawat yang dilakukan fisiotrapi dada dan latihan
batuk efektif, menjelaskan cara modifikasi posisi agar dapat mentolelir posisi yang
ditentukan, menjelaskan cara menggerkan alat dengan cepat dan kencang, bahu dan
lengan lurus pergelangan tangan kaku, didaerah yang akan dikeringkan saat pasien
mengisap atau batuk 3-4 kali, ajarkan mengluarkan sekresi melalui pernapasan dalam
5. Pada tahap evaluasi, dalam mengevaluasi proses keperawatan pada klien dengan
bersihan jalan napas tidak efektif selalu mengacu pada tujuan pemenuhan kebutuhan
klien.
6. Hasil evaluasi yang dilakuakn selama tiga hari menunjukan semua masalah dapat
teratasi.

4.2 Saran
1. Bagi Klien/Masyarakat
Untuk klien agar menjaga pola dan gaya hidup, minum obat secara teratur sesuai dengan
indikasi yang dianjurkan serta chek up kerumah sakit/ puskesmas terdekat dilingkungan
tempat tinggal serta menjalankan program perawatan lanjut seperti istirahat, makan-
makanan yang dianjurkan dan mengonsumsi obat secara teratur untuk pemulihan dan
proses penyembuhan.
2. Bagi Rumah sakit/pelayanan kesehatan lainnya
Mahasiswa sebagai calon prawat harus memahamai dengan sungguh sungguh terkait
masalah gangguan pernapasan. Agar dapat mengaplikasikan asuahan keperawatan
mengenai masalah gangguan pernapasan di masa depan
3. Bagi Peneliti
Semoga karaya tulis ilmiahang sederhana ini dapat menjadi bacaan dan acuan untuk
meningkatakan pengetahuan dan kreativitas serta dapat dijadikan sebagai refrensi
pembelajaran untuk menambah pengalaman dan wawasan peneliti dalam melakukan
asuahan keperawatan pada pasien bersihan jalan napas tidak efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Acha, B. (2020). Analisis Kapasitas Oksigen Gedung Olahraga Indoor Sport Aceh. Jurnal
Olahraga Rekreasi Samudra, 3(2), 9-15.

https://id.scribd.com/document/333162966/Gangguan-Kebutuhan-Oksigen-Akibat-Patologi-Sistem
Kardiovaskular

Anda mungkin juga menyukai