Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP THERAPY OKSIGEN


Dosen Pengampu :

GIRI UDANI ,S.Kp.,M.Kes

Disusun oleh:

ANNISA RIZQIANI HAPSARI (2014401042)


AGISNI MUHAMMAD ( 2014401038)
SITI SANJAYA AYU (2014401031)
SRI WAHYUNI IMAN (2014401033)

Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjung Karang


Jurusan DIII KEPERAWATAN Tingkat 3

Tahun 2022/2023
KATA PENGANTAR

P u j i s y u k u r s e n a n t i a s a k a m i h a n t ur k a n k e p a d a T u h a n Y a n g
M a h a E s a , y a n g t e l a h m e m b er i k a n R a h m a d , T a uf i k d a n H i d a y a h
Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat m e n y e l e s a i k a n
penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas makalah .

KONSEP THERAPY OKSIGEN

Makalaah ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah


pengetahuan, sebagai referensi tambahan dalam belajar . Makalah ini dibuat
sedemikian rupa agar pembaca mudah memahaminya

selanjutnya, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Saya menyadari tulisan ini masih kurang dari kesempurnaan, saran


dan kritik yang bermanfaat dari semua pihak sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini
DAFTAR ISI

Halaman judul…………………………………………………………………………i

Kata pengantar…………………………………………………………………………ii

Daftar isi………………………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..1

1.1 Latar Balakang……………………………………………………………………..1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………….1

1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………...1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….2

2.1 Fisiologi pernapasan……………………………………………………………………2

2.2 Syarat-Syarat therapy oksigen …………………………………………………...…2

2.3 Jenis- jenis Therapi oksigen ……………………………………………………..…4

BAB 111 PENUTUP……………………………………………………………………7

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….…………7

Daftar Pustaka……………………………………………………………………...……7
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Manusia adalah organisme hidup yang terdiri atas sel sebagai unit kehi-dupan dasarnya.
Setiap organ yang menyusun sistem tubuh manusia terdiri atassekelompok sel yang berbeda
yang disatukan oleh struktur pendukung interselulerdan setiap jenis sel secara khusus
disesuaikan untuk melakukan satu atau beberapafungsi tertentu. Meski berbeda jenis dan
fungsinya, semua sel memiliki karakteris-tik atau sifat yang sama yaitu pada setiap sel,
oksigen (O2) akan bereaksi dengankarbohidrat, lemak, protein serta vitamin dan mineral
untuk menghasilkan energiyang diperlukan untuk fungsi sel yang kemudian digunakan untuk
melakukan ak-tivitasmanusia sehari-hari.
Proses metabolism padamanusia sebagian besar melibatkan gas oksigen(O2) untuk dapat
menghasilkan energi yang akan digunakan untuk melakukan ak-tivitas sehari-hari melalui
berbagai proses reaksi kimia. Dari berbagai proses reak-si kimia tersebut nantinya akan
dihasilkan pula gas karbon dioksida (CO2) sebagaiproduk sisa yang perlu dikeluarkan oleh
sel. Respirasi atau pernapasan dapat dide-finisikan sebagai proses pertukaran gas-gas
(memeroleh oksigen atau O2 untuk di-gunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeluarkan karbon
dioksida atau CO2 yang di-hasilkanolehsel-seltubuh)antara organisme hidup dan lingkungan
sekitarnya.Terdapatduamacamrespirasipadamanusiayaitupertama,respirasiinter-nal dan
kedua, respirasi eksternal. Respirasi internal adalah pertukaran gas-gas(oksigen atau O2 dan
karbon dioksida atau CO2) antara darah dan jaringan. Pertu-karan ini meliputi beberapa
proses yaitu efisiensi kardio-sirkulasi dalam menjalan-kan darah kaya oksigen (O2),
distribusi kapiler, difusi (perjalanan gas ke ruang in-terstisial dan menembus dinding sel) dan
metabolisme sel yang melibatkan enzim.Respirasi eksternal adalah pertukaran gas-gas
(oksigen atau O2 dan karbon dioksi-da atau CO2) antara darah dan udara sekitar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Fisiologi Pernafasan ?
2. Apa Syarat-syarat terapi oksigen ?
3. Jenis- jenis therapy oksigen

1.3 Tujuan penulisan


Untuk mengetahui bagaimana fisiologi pernafasan, syarat terapi oksigen, dan jenis therapy
oksigen untuk Terapi Oksigen agar dapat berguna untuk pengetahuan diri sendiri maupun
orang lain sehingga dapat diterapkan untuk menunjang keselamatan terutama dalam hal
kegawatdaruratan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fisiologi Pernapasan

Fungsi utama respirasi (pernapasan) adalah memperoleh O2 untuk digunakan oleh sel tubuh dan
untuk mengeluarkan CO2 yang diproduksi oleh sel. Respirasi melibatkan keseluruhan proses
yang menyebabkan pergerakan pasif O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme
sel, serta pergerakan pasif CO2 yang merupakan produk sisa metabolisme dari jaringan ke
atmosfer.24Sistem respirasi sangat berperan didalam mempertahankan kestabilan tubuh
( homeostasis ). Dengan memperoleh O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan
eksternal didalam tubuh. Sistem ini membantu mengatur pH lingkungan internal dengan
menyesuaikan tingkat pengeluaran CO2 pembentuk asam. Selain itu sistem respirasi bermanfaat
bagi kehidupan sel, karena sel membutuhkan pasokan O2 yang terus-meneurs untuk menunjang
berbagai reaksi kimia penghasil energi, dan memproduksi CO2 yang harus dikeluarkan.24Tujuan
pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan membuang karbondioksida.
Untuk mencapai tujuan ini, maka mekanisme pernapasan dibagi menjadi empat proses utama
yaitu (1) ventilasi paru, yang berarti keluar masuknya udara antara atmosfir dan alveoli paru; (2)
difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah; (3) pengangkutan O2 dan CO2 dalam darah dan
cairan tubuh ke dan dari sel jaringan tubuh; dan (4) pengaturan ventilasi.5,24

Paru-paru merupakan struktur elastik yang mengempis seperti balon yang mengeluarkan
semua udaranya melalui trakea bila tidak ada kekuatan untuk mempertahankan
pengembangannya, tidak terdapat perlengketan antara paru-paru dan dinding rongga dada. Paru-
paru mengapung dalam rongga dada dan dikelilingi lapisan tipis berisi cairan pleura yang
menjadi pelumas bagi gerakan paru-paru dalam rongga dada. Ketika melakukan pengembangan
dan berkontraksi maka paru-paru dapat bergeser secara bebas karena terlumasi dengan
rata.25Paru dapat dikembangkan melalui dua cara: 1) dengan gerakan naik turunnya diafragma
untuk memperbesar dan memperkecil rongga dada, dan 2) dengan depresi dan elevasi tulang iga
untuk memperbesar atau memperkecil diameter antero-posterior rongga dada.5 Sewaktu menarik
napas (inspirasi) dinding dada secara aktif tertarik keluar oleh pengerutan dinding dada, dan
sekat rongga dada (diafragma) tertarik ke bawah. Berkurangnya tekanan di dalam menyebabkan
udara mengalir ke paru-paru. Hembusan napas keluar (ekspirasi) disebabkan mengkerutnya paru-
paru dan dinding yang mengikuti pengembangan. Tekanan udara yang meningkat di dalam dada
memaksa gas-gas keluar dari paru- paru. Hal tersebut terutama terjadi tanpa upaya otot tetapi
dapat dibantu oleh hembusan napas yang kuat. Pergerakan Dinding Dada dan Diafragma pada
Proses Inspirasi dan Ekspirasi.

Olahraga mempengaruhi fungsi paru-paru pada atlet yaitu mengakibatkan peningkatan kapasitas
vital paru dan mengembangkan daya tahan yang lebih besar pada otot pernapasan. Dengan
memiliki daya tahan kardiovaskular yang baik, maka seorang atlet dapat bermain lebih lama
sehingga tidak mudah mengalami kelelahan.5 Hal tersebut berhubungan dengan pemakaian
oksigen dan pengeluaran karbondioksida yang sangat berperan penting dalam menjaga fungsi
normal sel dalam tubuh manusia sehingga manusia dapat menjalankan aktifitas dengan baik.27
Oleh karena itu, latihan fisik atau olahraga sangatlah penting untuk meningkatkan fungsi paru
yang merupakan organ vital yang mengatur pemakaian O2 dan pengeluaran CO2 harus memiliki
kemampuan kapasitas yang baik dalam menjaga ketahanan fisik dan kesegaran jasmani yang
optimal Vital Capacity (VC) Definisi

Vital capacity adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan paru setelah inspirasi
maksimal kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya. Nilai normal biasanya 80% dari jumlah
total paru. Akibat dari elastisitas paru dan keadaan toraks, jumlah udara yang kecil akan tersisa
didalam paru selepas ekspirasi maksimal. Volume ini disebut residual volume (RV)Forced Vital
Capacity (FVC) DefinisiForced Vital Capacity atau kapasitas vital paru paksa adalah jumlah
udara maksimum yang dapat dikeluarkan paru dengan cepat, kuat dan dalam setelah melakukan
inspirasi maksimal. Pada orang normal, nilai FVC lebih kecil dibandingkan nilai VC. Tes ini
sangat berguna untuk menentukan penyakit paru obstruktif atau restriktif.Forced Expiratory
Volume in one second (FEV1) DefinisiForced Expiratory Volume in one second adalah volume
udara yang dapat dihembuskan keluar dari paru secara paksa dalam satuan waktu tertentu setelah
melakukan inspirasi maksimal.5,29 Nilai normal FEV1 adalah 80% nilai FVC.

2.2 Syarat-Syarat therapy oksigen

Syarat-syarat pemberian O2 meliputi :

(1) Konsentrasi O2 udara inspirasi dapat terkontrol,

(2) Tidak terjadi penumpukan CO2,

(3) mempunyai tahanan jalan nafas yang rendah,

(4) efisien dan ekonomis,


(5) nyaman untuk pasien.

Dalam pemberian terapi O2 perlu diperhatikan “Humidification”. Hal ini penting


diperhatikan oleh karena udara yang normal dihirup telah mengalami humidfikasi
sedangkan O2 yang diperoleh dari sumber O2 (Tabung) merupakan udara kering

yang belum terhumidifikasi, humidifikasi yang adekuat dapat mencegah


komplikasi pada pernafasan

INDIKASI PEMBERIAN O2

Berdasarkan tujuan terapi pemberian O2 yang telah disebutkan, maka adapun


indikasi utama pemberian O2 ini adalah sebagai berikut :

1. Klien dengan kadar O2 arteri rendah dari hasil analisa gas darah,
2. Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap
keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta
adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan,
3. Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk
mengatasi gangguan O2 melalui peningkatan laju pompa jantung yang
adekuat.

Berdasarkan indikasi utama diatas maka terapi pemberian O2 dindikasikan kepada


klien dengan gejal :

1. sianosis,
2. hipovolemi,
3. perdarahan,
4. anemia berat,
5. keracunan CO,
6. asidosis,
7. selama dan sesudah pembedahan,
8. klien dengan keadaan tidak sadar

2.3 Jenis- jenis therapy oksigen


Secara umum, terapi oksigen tersedia dalam bentuk gas, cair, hingga konsentrat.
Cara pemberian dan alat bantu pernapasan yang digunakan pun berbeda-beda,
tergantung kebutuhan serta kondisi pasien.

1. Oksigen dalam bentuk gas

Oksigen yang tersedia dalam bentuk gas biasanya disimpan dalam tangki berbagai
ukuran. Untuk tangki berukuran besar, Anda bisa menyimpannya di rumah. Jika
Anda aktif berkegiatan di luar rumah, Anda dapat menggunakan tangki oksigen
yang berukuran lebih kecil. Biasanya, tangki oksigen kecil dilengkapi dengan alat
konservasi oksigen yang berfungsi mengatur suplai oksigen. Dengan demikian,
kemungkinan oksigen untuk habis saat Anda masih di luar rumah dapat dihindari

2. Oksigen cair

Oksigen berbentuk cair juga bisa disimpan di dalam tangki. Bentuknya yang cair
membuat kadar oksigen di dalamnya jauh lebih tinggi. Maka itu, kandungan
oksigen cair di dalam tangki biasanya lebih banyak dibanding dengan bentuk gas.
Namun, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati karena tangki oksigen
cair lebih mudah menguap.

3. Konsentrator oksigen

Konsentrator oksigen bekerja dengan cara mengambil udara dari luar,


memprosesnya menjadi oksigen utuh, dan membuang gas atau komponen lain dari
udara yang diambil. Keuntungan dari alat ini adalah lebih murah dan penggunanya
tidak perlu mengisi ulang tangki oksigen. Namun, berbeda dengan kedua pilihan
sebelumnya, terapi dengan konsentrator oksigen kurang nyaman digunakan untuk
pasien yang sering beraktivitas di luar. Pasalnya, alat konsentrator oksigen yang
berbentuk portabel pun masih terlalu besar untuk dibawa ke mana-mana.

4. Terapi oksigen hiperbarik

Terapi ini dilakukan dengan cara memberikan oksigen murni di dalam ruangan
bertekanan tinggi. Pada ruangan tersebut, tekanan udara akan ditambah 3-4 kali
lebih tinggi dibanding tekanan udara normal. Metode ini dapat mengantarkan
oksigen lebih banyak ke dalam jaringan-jaringan tubuh.

Terapi jenis ini biasanya dilakukan untuk mengobati luka, infeksi parah, atau
gangguan pada pembuluh darah pasien. Prosesnya pun harus dilakukan dengan
sangat hati-hati untuk mencegah kadar oksigen jadi berlebih di dalam darah.
Masing-masing terapi dapat dijalankan di rumah ataupun di rumah sakit. Sekalipun
dilakukan di rumah, Anda tetap membutuhkan arahan dari dokter mengenai dosis
dan metode yang Anda butuhkan.

Cara pemberian oksigen ke dalam paru-paru dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu:

1. Nasal cannula, terdiri atas dua selang plastik berukuran kecil, yang dipasang
pada kedua lubang hidung.
2. Masker wajah, yang menutupi hidung dan mulut.
3. Selang kecil, yang dimasukkan ke dalam batang tenggorok dari leher depan.
Dokter akan menggunakan jarum atau sayatan kecil untuk memasang selang
tersebut. Oksigen yang diantarkan dengan cara ini disebut dengan terapi
oksigen transtrakeal
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Yang dimaksud dengan terapi oksigen adalah upaya-upaya meningkatkan


masukan oksigen ke dalam sistem respirasi, meningkatkan daya angkut
hemodinamik dan meningkatkan daya ekstraksi O2 jaringan. Indikasi klinis
secara umum untuk pemberian terapi oksigen adalah jika terjadi ketidak
cukupan oksigenasi jaringan yang terjadi akibat gagal napas akibat
sumbatan jalan napas, depresi pusat napas, penyakit saraf otot, trauma
thorax atau penyakit pada paru seperti misalnya ARDS, kegagalan
transportasi oksigen akibat syok (kardiogenik, hipovolemik dan septik),
infark otot jantung, anemia atau keracunan karbon monoksida (CO),
kegagalan ekstraksi oksigen oleh jaringan akibat kcracunan sianida,
peningkatan kebutuhan jaringan terhadap oksigen, seperti pada luka bakar,
trauma ganda, infeksi berat, penyakit keganasan, kejang demam, dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mangku G., Senapathi T.G.A. Tunjangan Homeostasis Perioperatif.


Dalam: Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Jakarta: lndeks; 2010.
Indonesia. Hal: 233-243.
2. Marino P.L. Oxygen Inhalation Therapy. Dalam: The ICU Book. Edisi ke
3.New York: Ovid; 2007. Amerika. Hal: 428-441.
3. Jindal S.K. Oxygen Therapy: Important Considerations. Indian J Chest
Dis Allied Sci. 2008. Hal: 97-107.
4. College of Respiratory Therapists of Ontario. Oxygen Therapy Clinical
Best Practice Guideline. Toronto, Ontario. 2013. Hal: 5-44.

Anda mungkin juga menyukai