Anda di halaman 1dari 23

“STRUKTUR ANATOMI SISTEM RESPIRASI”

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Anfisman


Dosen Pengampu: Mukminah, M.P.H

Oleh:
Kelompok V

Alfan efendi (200104004)


Kurniawati (200104001)
Mita sari (200104014)
Fitriatin miftahul j (200104021)

PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI


FAKUTAS TARBIAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN)
MATARAM
2023
KATA PENGATAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, yang tak lupa kita panjatkan segala bentuk pujian hanya
kepada-Nya yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan karunianya kepada
penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah Anatomi
fisiologi manusia yang berjudul “Struktur anatomi sistem respirasi” tepat waktu
sesuai yang ditentukan.
Shalawat serta Salam tak lupa penyusun haturkan kepada junjungan alam
Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya dari alam
kegelapan menuju alam pengetahuan yang terang benderang peneh kemuliaan
seperti yang kita rasakan sampai saat ini, pembuatan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi pembelajaran pada mata kuliah Anatomi fisiologi manusia.
Penyusun sadar masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
penyusun sadar bahwa ilmu yang penyusun curahkan dalam makalah ini masih
sangatlah kurang sehingga penyusun masih harus banyak belajar, sehingga kritik,
saran, serta masukan dari seluruh pihak sangat penyusunn harapkan agar dapat
termotivasi dan menghasilkan karya yang lebih baik lagi.

Mataram, 27 Februari 2023

Kelompok V,

ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3. Tujuan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
2.1 Pengertian sistem Respirasi................................................................3
2.2. Anatomi sistem Respirasi..................................................................5
2.3. Mekanisme kerja sistem Respirasi..................................................10
2.4. Kelainan/penyakit pada sistem Respirasi........................................11
2.5. Upaya pencegahan penyakit pada sistem Respirasi........................14
BAB III PENUTUP......................................................................................16
3.1. Kesimpulan......................................................................................16
3.2. Saran................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................18

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar. 1.1 sistem Respirasi pada Manusia......................................................

Gambar. 1.2 Rongga Hidung................................................................................

Gambar. 1.3 Alat pernafasan Faring...................................................................

Gambar. 1.4 Trakea...............................................................................................

Gambar. 1.5 Paru-paru.........................................................................................

Gambar. 1.6 Kelainan Sinusitis..........................................................................12

Gambar. 1.7 TBC.................................................................................................13

Gambar. 1.8 Kanker Paru-paru.........................................................................14

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pernafasan atau yang sering disebut system respirasi merupakan
sistem organ yang digunakan untuk proses pertukaran gas, dimana sistem
pernafasan ini merupakan salah satu sistem yang berperan sangat penting dalam
tubuh untuk menunjang kelangsungan hidup. Sistem pernafasan dibentuk oleh
beberapa struktur, seluruh struktur tersebut terlibat didalam proses respirasi
eksternal yaitu pertukaran oksigen antara atmosfer dan darah serta pertukaran
karbon dioksida antara darah dan atmosfer, selain itu terdapat juga respirasi
internal yaitu proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan dimana
system respirasi internal ini terjadi pada seluruh system tubuh. (Darmawan,2013)
Struktur utama dalam sistem pernafasan adalah saluran udara pernafasan,
saluran-saluran ini terdiri dari jalan napas, saluran napas, serta paru-paru. Struktur
saluran napas dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya system penafasan
bagian atas dan bawah. Pada system pernafasan bagian atas terdiri dari hidung,
faring, laring dan trakhea. Struktur pernafasan tersebut memiliki peran masing
masing dalam system pernafasan. Sedangkan pada system pernafasan bagian
bawah terdiri dari bronkus, bronkiolus dan alveolus (kelly dkk, 2014).
Organ-organ pernafasan seperti hidung, dan yang lainnya sangat berperan
penting dalam proses pertukaran gas, yang mana proses pertukaran gas ini yang
memerlukan empat proses yang mempunyai ketergantungan satu sama lainnya,
dimana proses tersebut terdiri dari proses yang berkaitan dengan volume udara
napas dan distribusi ventilasi, proses yang berkaitan dengan volume darah di paru-
paru dan distribusi aliran darah, proses yang berkaitan dengan difusi oksigen dan
karbon dioksida, serta proses yang berkaitan dengan regulasi pernafasan. Sama
seperti system dan struktur tubuh lainnya, system pernafasan juga sering
mengalami masalah dan gangguan dalam menjalankan fungsinya, baik yang
disebabkan oleh infeksi baik yang disebabkan oleh virus maupun bakteri. Oleh
karna itu dibutuhkan organ-organ yang bekerja sebagai alat untuk melaukan
aktivitas tersebut. Makalah ini akan membahas mengenai system pernafasan atau
respirasi manusia, organ-organ yang berperan didalam nya, proses-proses jalan

1
nya system pernafasan, dan gangguan kelain yang terjadi pada sistem pernafasan
manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem Respirasi?
2. Apa saja anatomi sistem Respirasi?
3. Bagaimana cara mekanisame kerja sistem Respirasi?
4. Apa saja kelainan/penyakit pada sistem Respirasi?
5. Bagaiamana upaya pencegahan penyakit pada sistem Respirasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian anatomi sistem Respirasi.
2. Untuk mengetahui tentang anatomi sistem Respirasi.
3. Untuk mengetahui tentang cara mekanisame kerja sistem Respirasi.
4. Untuk mengetahui tentang kelainan/penyakit pada sistem Respirasi.
5. Untuk mengetahui tentang upaya pencegahan penyakit pada sistem Respirasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Respirasi
Pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam
bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon dioksida ke
lingkungan.

Gambar. 1.1 sistem Respirasi pada Manusia


Sistem respirasi berperan dalam menjamin ketersediaan oksigen untuk
kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh dan pertukaran gas. Melalaui peran sistem
respirasi oksigen di ambil dari atmosfir, di transport masuk ke paru-paru dan terjadi
pertukaran gas oksigen dengan karbondioksida di alveoli, selanjutnya oksigen akan
di difusi masuk kapiler darah untuk di manfaatkan oleh sel dalam proses
metabolisme.
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
Respirasi Dalam merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel- sel
tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan
dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1) Respirasi / Pernapasan Dada
- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
- Tulang rusuk terangkat ke atas

3
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil
sehingga udara masuk ke dalam badan.
2) Respirasi / Pernapasan Perut
- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada
dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam
keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi
berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus
selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan
disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg
dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya
40 milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam
tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan
4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan
menuju paruparu dengan bantuan darah.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2
Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen
dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap
air. Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa
bernapas terjadi pelepasan energy.

4
2.2 Anatomi Sistem Respirasi
2.2.1. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

Gambar. 1.2 Rongga Hidung


Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar
sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi
menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu,
terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel
kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai
banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Di
sebelah belakang rongga hidung terhubung dengan nasofaring melalui dua
lubang yang disebut choanae. Pada permukaan rongga hidung terdapat
rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring
udara yang masuk ke dalam rongga hidung.
2.2.2. Faring (Tenggorokan)

Gambar. 1.3 Alat pernafasan Faring

5
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan
2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan
saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang.
Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat
terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran
pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka.
Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan,
bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan
gangguan kesehatan.
Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar
masuk dan juga sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring
juga menyediakan ruang dengung(resonansi) untuk suara percakapan.
2.2.3. Batang Tenggorokan (Trakea)

Gambar. 1.4 Trakea


Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di
leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan
kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga
bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke
saluran pernapasan.
Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan. Di dalam
rongga dada, batang tenggorok bercabang menjadi dua cabang tenggorok
(bronkus). Di dalam paru-paru, cabang tenggorok bercabang-cabang lagi
menjadi saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus
berupa gelembung kecil yang disebut gelembung paru-paru (alveolus).
6
2.2.4. Pangkal Tenggorokan (laring)
Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan.
Laring berada diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring.
Salah satu tulang rawan pada laring disebut epiglotis. Epiglotis
terletak di ujung bagian pangkal laring.
Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel
berlapis pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan
getaran-getaran suara pada laring. Fungsi utama laring adalah
menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar masuknya
udara.
Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang
membentuk jakun. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup
pangkal tenggorok (epiglotis). Pada waktu menelan makanan,
katup tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada waktu
bernapas katu membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput
suara yang akan bergetar bila ada udara dari paru-paru, misalnya
pada waktu kita bicara.
2.2.5. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus
kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama
dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur
dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya
melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang- cabang
lagi menjadi bronkiolus.
Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus
sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju paru-paru,
bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah
kanan(bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus lobaris
(bronkus sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang
menjadi dua bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil masuk
ke dalam gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding alveolus

7
mengandung kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darah dalam
alveolus inilah oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi
utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk
dan keluar paru-paru.
2.2.6. Paru-paru (Pulmo)

Gambar. 1.5 Paru-paru


Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian
samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi
oleh diafragma yang berotot kuat. Paru- paru ada dua bagian yaitu
paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-
paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru
dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput
bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura
dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga
dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar
(pleura parietalis). Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus,
jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak mempunyai
tulang rawan,tetapi ronga bronkus masih bersilia dan dibagian
ujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap
bronkiolus terminalis bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus
respirasi, kemudian menjadi duktus alveolaris.Pada dinding duktus
alveolaris mangandung gelembung-gelembung yang disebut
alveolus.

8
2.2.7. Bronchiolus
Cabang ke 12 – 15 bronkus. Tidak mengandung lempeng tulang
rawan, tidak mengandung kelenjar submukosa. Otot polos
bercampur dengan jaringan ikat longgar. Epitel kuboid bersilia dan
sel bronkiolar tanpa silia (sel Clara). Lamina propria tidak
mengandung sel goblet.
2.2.8. Bronchiolus respiratorius
Merupakan peralihan bagian konduksi ke bagian respirasi
paru. Lapisan : epitel kuboid, kuboid rendah, tanpa silia.
Mengandung kantong tipis (alveoli).
2.2.9. Duktus alveolaris
Lanjutan dari bronkiolus. Banyak mengandung alveoli.
Tempat alveoli bermuara.
2.2.10. Alveolus
Kantong berdinding sangat tipis pada bronkioli terminalis.
Tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida antara
darah dan udara yang dihirup. Jumlahnya 200 - 500 juta.
Bentuknya bulat poligonal, septa antar alveoli disokong oleh serat
kolagen, dan elastis halus.
Sel epitel terdiri sel alveolar gepeng ( sel alveolar tipe I ), sel
alveolar besar ( sel alveolar tipe II). Sel alveolar gepeng ( tipe I)
jumlahnya hanya 10% , menempati 95% alveolar paru. Sel
alveolar besar (tipe II) jumlahnya 12 %, menempati 5 % alveolar.
Sel alveolar gepeng terletak di dekat septa alveolar, bentuknya
lebih tebal, apikal bulat, ditutupi mikrovili pendek, permukaan
licin, memilki badan berlamel. Sel alveolar besar menghasilkan
surfaktan pulmonar. Surfaktan ini fungsinya untuk mengurangi
kolaps alveoli pada akhir ekspirasi. Jaringan diantara 2 lapis epitel
disebut interstisial. Mengandung serat, sel septa (fibroblas), sel

9
mast, sedikit limfosit. Septa tipis diantara alveoli disebut pori
Kohn. Sel fagosit utama dari alveolar disebut makrofag alveolar.
Pada perokok sitoplasma sel ini terisi badan besar bermembran.
Jumlah sel makrofag melebihi jumlah sel lainnya.
2.2.11. Pleura
Membran serosa pembungkus paru. Jaringan tipis ini
mengandung serat elastin, fibroblas, kolagen. Yang melekat pada
paru disebut pleura viseral, yang melekat pada dinding toraks
disebut pleura parietal. Ciri khas mengandung banyak kapiler dan
pembuluh limfe. Saraf adalah cabang n. frenikus dan n.
interkostal.
2.3 Mekanisme kerja sistem Respirasi
1.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
Saat bekerja, sistem pernapasan manusia akan melibatkan seluruh organ
pernapasan, baik itu dalam sistem pernapasan atas maupun bawah. Semua
organ tersebut secara bersama-sama akan bekerja membantu proses
pertukaran gas di dalam tubuh antara paru-paru dan pembuluh darah.
Kemudian, gas tersebut akan dialirkan ke semua bagian tubuh atau akan
dihembuskan keluar ke udara.
Cara kerja sistem pernapasan manusia adalah sebagai berikut:
1) Pada saat kamu menarik napas, proses ini juga disebut sebagai
inhalasi atau inspirasi. Di sini, diafragma serta otot-otot yang berada
di antara tulang rusuk akan berkontraksi. Rongga dada pun akan
meluas agar paru-paru mengembang dan diisi dengan udara.
2) Udara dari luar masuk melalui rongga hidung dan mulut. Dengan
bantuan rambut-rambut halus pada rongga hidung, udara yang masuk

10
akan disaring sehingga partikel-partikel berukuran kecil tidak akan
ikut masuk. Udara tersebut kemudian masuk ke trakea.
3) Udara dari trakea kemudian akan terus masuk ke dalam paru-paru
dengan melalui bronkus dan bronkiolus, yaitu serangkaian cabang
yang terdapat pada paru-paru, dan berujung pada alveolus.
4) Pada saat udara yang kamu hirup sudah mencapai alveolus, di sinilah
proses pertukaran gas-oksigen dan karbon dioksida - terjadi, tepatnya
di pembuluh kapiler atau pembuluh darah kecil.
5) Oksigen akan masuk ke dalam pembuluh kapiler, dan kemudian akan
mengalir ke jantung dengan "menumpangi" sel darah merah. Dari
jantung, oksigen akan dipompa bersamaan dengan darah menuju ke
seluruh tubuh. Sementara itu, karbon dioksida keluar dari pembuluh
kapiler dan masuk ke dalam paru-paru.
6) Begitu proses pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida tersebut
sudah selesaidilakukan, otot diafragma serta tukang rusuk akan
kembali rileks. Akibatnya, rongga dadamu juga akan kembali seperti
semula (tidak lagi mengembang). Pada saat ini, udara yang di
dalamnya terkandung karbon dioksida akan didorong keluar dari
alveolus menuju bronkiolus, bronkus, trakea, dan akhirnya
diembuskan keluar lewat rongga hidung.
Akan tetapi, tahukah kalian kalau sistem pernapasan manusia
tak hanya bekerja dalam proses pertukaran udara dan gas, tapi juga
untuk menjaga serta menyeimbangkan kondisi tubuh di dalam agar
selalu stabil? Inilah yang disebut sebagai homeostatis dalam istilah
medis.
2.4. Kelainan/Penyakit Pada Sistem Respirasi
Sistem pernapasan pada manusia juga bisa mengalami gangguan atau
kelainan yang mempengaruhi sistem itu sendiri.Berikut ini Adalah Macam
Macam Jenis Penyakit Pada Sistem Pernapasan Manusia :
2.4.1. Faringitis

11
Faringitis adalah radang pada faring karena infeksi sehingga timbul
rasa nyeri pada waktu menelan makanan ataupun kerongkongan terasa
kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.
Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini adalah Streptococcus
pharyngitis. Peradangan juga dapat terjadi karena terlalu banyak
merokok, ditandai dengan rasa sakit saat menelan dan rasa kering di
kerongkongan.
2.4.2. Asma
Asma merupakan penyakit radang paru-paru yang menimbulkan
serangan sesak napas dan mengi yang berulang. Asma merupakan salah
satu kelainan paru-paru paling banyak dan bervariasi, menyerang satu
dari empat anak di beberapa daerah. Otot dinding saluran udara
berkontraksi seperti kejang, menyebabkan saluran udara menyempit,
sehingga terjadi serangan sesak napas. Penyempitan diperburuk oleh
sekresi lendir yang berlebihan. Sebagian besar kasus terjadi di masa
kanak-kanak dan biasanya berkaitan dengan penyakit yang didasari oleh
alergi seperti eksema dan keduanya mempunyai faktor penyakit
turunan.
2.4.3. Influenza (Flu)
Penyakit influenza disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang
ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan
tenggorokan terasa gatal. Influenza merupakan suatu penyakit infeksi
akut saluran pernapasan terutama ditandai oleh demam, gigil, sakit otot,
sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk yang
tidak berdahak. Lama sakit berlangsung antara 2-7 hari dan biasanya
sembuh sendiri.
2.4.4. Sinusitis

12
Gambar. 1.6 Kelainan Sinusitis
Sinusitis merupakan penyakit peradangan pada bagian atas rongga
hidung atau sinus paranasalis. Penyakit sinusitis disebabkan oleh infeksi
bakteri, jamur, virus, menurunnya kekebalan tubuh, flu, stress,
kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi. (Obat Sinusitis Herbal)
2.4.5. Tuberculosis (TBC)

Gambar. 1.7 TBC


Tuberculosis (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
kuman Mycobacterium tuberkulosis yang bersifat sistemik, yang dapat
bermanifestasi pada hampir semua organ tubuh dengan lokasi
terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer.
Bakteri ini menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam alveolus
terdapat bintil-bintil. Penyakit ini menyebabkan proses difusi oksigen
yang terganggu karena adanya bintik-bintik kecil pada dinding
alveolus.
1.

13
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.4.1.
2.4.2.
2.4.3.
2.4.4.
2.4.5.
2.4.6. Pneumonia
Pneumonia atau juga di sebut dengan Radang paru-paru merupakan
suatu penyakit pada paru-paru dimana pulmonary aveolus yang
bertangggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan
terisi oleh cairan. Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa
penyebab termasuk oleh infeksi bakteria, virus, jamur, atau pasilan
(parasit). Radang paru-paru dapat disebabkan oleh bakteri
streptococcus dan mycopalsma pneumoniae. Radang paru-paru juga
dapat disebabkan oleh kepedihan zat-zat kimia atau cedera jasmani
pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya.Seperti
kanker paru-paru atau berlebihan minum alcohol
2.4.7. Dipteri
Dipteri adalah infeksi pada saluran pernapasan bagian atas. Pada
umumnya, disebabkan oleh Corynebacterium diphterial. Pada tingkat
lanjut, penderitanya dapat mengalami kerusakan selaput jantung,
demam, lumpuh, bahkan meninggal dunia.
2.4.8. Kanker Paru-Paru
Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel
kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini
lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu

14
kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu
terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru.

Gambar. 1.8 Kanker Paru-paru


2.5. Upaya pencegahan kelainan/penyakit sistem Respirasi

Penyebab penyakit pernapasan pada manusia dapat dipicu oleh


beberapa hal, mulai dari gen keturunan, faktor usia, hingga penularan
infeksi secara langsung. Penyakit pernapasan menyebabkan penderita
mengalami kesulitan untuk bernapas dan berbicara akibat napas yang terasa
pendek. Penyakit pernapasan dapat dicegah dengan cara mengubah pola
hidup yang kurang sehat menjadi sehat. Pola hidup sehat yang dapat
dilakukan, meliputi:

2.5.1. Berhenti Merokok

Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit,


seperti kanker paru-paru. Zat rokok bersifat beracun dan
karisnogenik (menimbulkan kanker) jika masuk ke dalam paru-paru.
Hindari rokok dan jangan pernah untuk mencobanya. Namun, jika
Anda masih memiliki kebiasaan merokok, maka tidak ada kata
terlambat untuk berhenti.

2.5.2. Rajin Mencuci Tangan

15
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir mampu membantu
untuk mencegah dan menghindari sebagian besar penyakit menular.
Virus dan bakteri juga banyak dijumpai di tempat ramai atau rumah
sakit. Rajinlah mencuci tangan beberapa kali sehari, terutama
sebelum makan dan setelah buang air kecil atau besar untuk
mencegah masuknya virus atau bakteri ke dalam hidung atau
mulut.

2.5.3. Menutup Mulut dan Hidung

Menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika sedang bersin atau
batuk dapat membantu menghentikan penyebaran virus. Virus yang
dikeluarkan ketika seseorang sedang bersin atau batuk dapat
menyebar dengan mudah melalui udara dan menginfeksi orang
lainnya. Ketika kita dalam kondisi batuk atau flu akan lebih baik
untuk banyak beristirahat di rumah, makan dengan baik, dan
mengurangi tingkat stres.

2.5.4. Menjaga Kebersihan Rumah

Penyegar udara, jamur, bulu hewan peliharaan, dan bahan


bangunan, semuanya berpotensi menimbulkan masalah pernapasan.
Nyalakan kipas angin ketika sedang memasak dan hindari
menggunakan produk aerosol, seperti hair spray atau parfum
berlebihan. Ganti filter udara tungku secara berkala atau beralih
menggunakan kompor gas.

2.5.5. Memakai Masker

Gunakanlah masker ketika sedang bekerja atau melakukan


mobilitas yang tinggi. Paparan debu, asap rokok maupun asap
kendaraan, gas, bahan kimia, dan cat mampu meningkatkan risiko
terserangnya penyakit pernapasan. Lakukanlah skrining paru-paru

16
dan program kesehatan lainnya secara berkala untuk memeriksa
sekaligus mendeteksi adanya penyakit pernapasan sejak dini.

BAB III
PENUTUP
3.
3.1. Kesimpulan
Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh
organism hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolism yang akan
menghasilkan karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan, karena tidak
dibutuhkan oleh tubuh. Alat pernafasan setiap makhluk tidaklah sama, pada
hewan invertebratea memiliki alat pernafasan dan mekanisme pernafasan
yang berbeda dengan hewan vertebrata.
Sistem respirasi terdiri atas organ-organ yang berfungsi dalam aktivitas
metabolism khususnya produksi atau perubahan energy kimia yang terikat
dalam materi organic menjadi energy siap pakai (ATP) dalam sel. Secara
khusus organ respirasi merupakan media pertukaran O2 dan CO2 dari dalam
dan luar tubuh. Udara dari atmosfer masuk ke dalam tubuh dengan perantara
alat pernapasan tertentu. Selanjutnya oksigen yang diperlukan untuk proses
pernapasan masuk ke dalam sel-sel darah kapiler menuju ke sel-sel jaringan
tubuh dengan bantuan sistem transpor.
Pernapasan ada dua jenis yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada terjadi karena otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga
rusuk terangkat, akibatnya volume rongga dada membesar. Membesarnya
rongga dada membuat tekanan dalam dada mengecil dan paru-paru
mengembang. Padas saat paru- paru mengembang, tekanan udara diluar lebih
besar daripada di dalam paru-paru, akibatnya udara masuk. Sebaliknya, saat
otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk turun. Akibatnya, volume
rongga dada mengecil sehingga tekanan di dalamnya pun naik. Pada keadaan

17
ini paru-paru mengempis sehingga udara kelurar. Pada pernapasan perut
terjadi karena karena gerakan diafragma. Jika otot diafragma berkontraksi,
rongga dada membersar dan paru-paru mengembang. Akibatnya, udara
masuk ke dalam paru-paru. Saat otot diafragma relaksasi, diafragma kembali
ke keadaaan semula. Saat itu rongga dada menyempit, mengorong paru-paru
sehingga mengempis. Selanjutnya udara dari paru-paru akan keluar.
1.
2.
3.
3.1.
3.2. Saran
Penyusunan makalah ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi tugas
mata Anatomi Fisiologi Manusia. Namun penyusun menyadari menyadari
bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penyusun siap untuk diberikan kritik yang tentunya kritikan yang
membangun dan positif, juga diikuti dengan saran yang positif pula.

18
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, A. (2013). Penyakit sistem respirasi akibat kerja. JAMBI MEDICAL
JOURNAL" Jurnal Kedokteran dan Kesehatan", 1(1).
Fikriyah, S. and Febrijanto, Y. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra. Jurnal
STIKES, 5(1), pp.99-108.
Kelly, F. (2014). Influence of Air Pollution on Respiratory Disease. European
Medical Journal, 2, pp.96-103.
Ionescu, C. M. (2013). The human respiratory system: an analysis of the interplay
between anatomy, structure, breathing and fractal dynamics. Springer
Science & Business Media.
Patwa, A. and Shah, A. (2015). Anatomy and physiology of respiratory system
relevant to anaesthesia. Indian Journal of Anaesthesia, 59(9), p.533.
Rahayu, M., Kurniati, T., & Yusup, I. R. (2018). Keterampilan argumentasi pada
pembelajaran materi sistem respirasi manusia melalui penerapan model
pembelajaran think talk write. Bio Educatio, 3(2), 279490.
Santacroce, L., Charitos, I. A., Ballini, A., Inchingolo, F., Luperto, P., De Nitto,
E., & Topi, S. (2020). The human respiratory system and its microbiome
at a glimpse. Biology, 9(10), 318.Majumder, N. (2015). Physiology of
Respiration. IOSR Journal of Sports and Physical Education, 2(3), pp.16-
17.
Stucki, A. O., Stucki, J. D., Hall, S. R., Felder, M., Mermoud, Y., Schmid, R.
A., ... & Guenat, O. T. (2015). A lung-on-a-chip array with an integrated
bio-inspired respiration mechanism. Lab on a Chip, 15(5), 1302-1310.
Umara, A. F., Wulandari, I. S. M., Supriadi, E., Rukmi, D. K., Silalahi, L. E.,
Malisa, N., ... & Jainurakhma, J. (2021). Keperawatan Medikal Bedah
Sistem Respirasi. Yayasan Kita Menulis.
Utam, S. Y. A. (2018). Buku ajar keperawatan medikal bedah sistem respirasi.
Deepublish.

19

Anda mungkin juga menyukai