Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGANTAR KODIFIKASI DAN KLASIFIKASI

SISTEM RESPIRASI

Dosen Pengampu : Amalia Rezki Ramadhani, A.Md.RMIK

Disusun Oleh :
Kelompok 3B
Reny Purnawati (ERM10190116)
Retty Pramudya Heralita (ERM10190117)
Riesty Meilanie Safira (ERM10190118)
Rihadatul Anisa (ERM10190119)
Rima (ERM10190120)
Rizki Arniawati Ulfah (ERM10190121)
Rizky Ramadhan (ERM10190123)
Salehah (ERM10190124)

PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Sistem
Respirasi” untuk menjadi sumber nilai dalam mata pelajaran Pengantar Kodifikasi
dan Klasifikasi Terkait Sistem Kardiovaskuler Muskuloskeletal dan Respirasi.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menghaturkan terima kasih kepada
Dosen yang telah membimbing serta yang telah memberikan bantuan baik moril
maupun materil.

Dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh sebab
itu kami dari Kelompok 3B meminta maaf kepada penilai maupun pembaca. Saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna perbaikan dikemudian hari.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Walaikumsalam wr.wb.

Banjarmasin, 19 September 2019

Kelompok 3B

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II .................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Pengertian Sistem Pernapasan ..................................................................... 3

B. Sistem Respirasi Manusia ............................................................................ 3

C. Alat-alat Respirasi ........................................................................................ 3

D. Mekanisme Pernapasan ................................................................................ 6

E. Frekuensi Pernapasan ................................................................................... 7

F. Pertukaran Gas di Dalam Tubuh .................................................................. 8

G. Gangguan pada Sistem Respirasi ............................................................... 10

H. Contoh Istilah Terminologi Medis Sistem Respirasi ................................. 12

BAB III ................................................................................................................. 14

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 14

A. Kesimpulan ................................................................................................ 14

B. Saran ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terminologi medis merupakan bahasa khusus yang digunakan
antarprofesi kesehatan (petugas) untuk berkomunikasi baik dalam bentuk
lisan maupun tulisan sehingga menjadi sumber data dalam pengolahan dan
penyajian diagnosis. Diagnosis seharusnya ditulis dengan terminologi
medis yang tepat sehingga memiliki nilai informatif. Bentuk dari
pengolahan dan penyajian diagnosis berupa kegiatan pengkodean yang akan
menghasilkan kode untuk diagnosis tersebut. Untuk dapat mengkode
diagnosis secara tepat, diperlukan pengetahuan petugas tentang terminologi
medis.
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan
membuang karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses ganda
yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau “pernapasan dalam”
dan yang terjadi didalam paru-paru “pernapasan luar”. Pernapasan Luar
yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran
darah ke sel-sel tubuh.
Pada manusia, sistem pernapasan yang termasuk saluran yang digunakan
untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas.
Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai
variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup.
Sel- sel tubuh juga perlu mengeluarkan zat sisa berupa karbon dioksida
dari sistem tubuh. Pernapasan setiap makhluk hidup berbeda- beda begitu
juga dengan alat pernapasannya, dalam makalah ini akan mempelajari
berbagai sistem pernapasan pada manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem respirasi?
2. Apa saja gangguan/kelainan pada sistem respirasi?

1
2

3. Apa saja terminologi pada sistem respirasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem pernapasan
2. Untuk mengetahui gangguan/kelainan pada sistem pernapasan
3. Untuk mengetahui terminologi apa saja yang terdapat pada sistem
respirasi
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Pernapasan
Pernapasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan
oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam
tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan
membuang karbondioksida ke lingkungan.
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas
dan paru- paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang
melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya.
Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma. Di dalam
tubuh manusia dan hewan, energi kimia dalam makanan dapat digunakan
setelah dioksidasi di dalm tubuhnya. Proses menghasilkan energi melalui
oksidasi bahan makanan di dalam sel-sel tubuh disebut respirasi sel.
Respirasi sel terdiri atas respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi
aerob adalah proses pembakaran bahan makanan dengan membutuhkan
oksigen (O2). Respirasi anaerob adalah suatu proses pembakaran bahan
makanan dengan tidak membutuhkan oksigen (O2).

B. Sistem Respirasi Manusia


Pada saat bernapas, kita menghirup udara (inspirasi) dan
menghembuskan udara (ekspirasi). Saat udara memasuki paru-paru, terjadi
pertukaran gas O2 dan CO2 yang disebut respirasi eksternal. Darah yang
mengandung banyak O2 akan menuju jaringan tubuh. Pertukatan gas yang
terjadi antara darah dengan cairan jaringan disebut respirasi internal. Gas
O2 yang sampai pada sel akan menggunakan untuk membuat energi (ATP)
yang dinamakan respirasi sel.

C. Alat-alat Respirasi
Alat-alat respirasi pada manusia adalah rongga hidung, faring, laring,
trakea, paru-paru, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Di dalam sel-sel
tersebut gas oksigen menuju mitokondria untuk melakukan respirasi seluler.

3
4

Respirasi seluler adalah proses pemecahan glukosa untuk menghasilkan


energi melalui proses glikolisis, siklus krebs dan transport elektron. Reaksi
pemecahan glukosa membutuhkan glukosa dan oksigen sehingga mampu
menghasilkan energi, air, dan gas karbondioksida. Sistem respirasi manusia
dapat berlangsung berkat keberadaan alat-alat pernafasan. Alat pernafasan
manusia terdiri dari rongga hidung, faring, trakea, bronkus, dan paru-paru.
Bila salah satu organ pernafasan tidak mampu berfungsi secara normal maka
bisa mempengaruhi kerja sistem pernafasan secara umum.

Berikut ini penjelasan daftar nama alat pernafasan beserta fungsinya :

1. Rongga Hidung
Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar.
Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan rambut yang
berfungsi untuk menahan kontaminasi benda-benda asing, misalnya
debu dan kuman, yang ikut masuk ke dalam rongga hidung. Selain itu,
rongga mulut manusia juga memiliki konka yang mengandung banyak
kapiler darah sehingga dapat menghangatkan udara yang akan masuk
ke dalam sistem pernapasan.
2. Pangkal tenggorokan (Faring)
Faring merupakan pertemuan antara saluran pernafasan (nasofarings)
di bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) di bagian
belakang. Saluran nafas akan terbuka ketika manusia berbicara, oleh
karena itu jika kita makan sambil berbicara mungkinkan makanan
masuk ke dalam saluran pernafasan. Jika makanan masuk ke dalam
saluran pernafasan, biasanya saluran pernafasan akan terangsang dan
berusaha mengeluarkan makanan tersebut lewat hidung. Bentuknya
adalah peristiwa tersedak. Pada bagian belakang farings terdapat laring
(tekak). Pada laring terdapat pita suara (pita vocalis). Bila pita suara
bergetar karena masuknya udara pada faring, maka akan menimbulkan
suara.
5

3. Batang Tenggorokan (trakea)


Batang tenggorokan berupa cincin-cincin tulang rawan yang memiliki
silia-silia pada dinding di dalamnya. Silia-silia ini berfungsi untuk
menyaring benda-benda asing yang ikut masuk ke dalam saluran
pernafasan. Sebagian trakea terletak di leher dan sebagian lagi terletak
di rongga dada. Batang tenggorokan pada orang dewasa memiliki
panjang sekitar 10 cm.
4. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada, di bagian bawah berbatasan
dengan diafragma, sedangkan di depan dan di samping dibatasi oleh
tulang rusuk. Diafragma adalah pembatas antara rongga perut dengan
rongga dada.
Paru-paru kanan (pulmo dekster) terdiri dari 3 lobus. Sedangkan paru-
paru kiri (pulmo sinester) terdiri dari 2 lobus. Paru-paru manusia
terbungkus oleh dua selaput, yaitu pleura dalam (pleura visceralis) dan
pleura luar (pleura parietalis). Pleura dalam langsung menyelimuti
paru-paru, sedangkan pleura luar bersebelahan dengan tulang rusuk.
Antara kedua pleura tersebut terdapat rongga tulang rusuk. Antara
kedua pleura tersebut terdapat rongga yang berisi cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Paru-paru tersusun atas
bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Alveolus
adalah kantung udara yang terdapat pada ujung-ujung bronkiolus.
Alveolus memiliki selaput tipis dan pada permukaannya banyak
terdapat muara kapiler darah, oleh karena itu dapat berlangsung
pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida secara difusi.
5. Bronkus
Bronkus merupakan percabangan dari trakea. Trakea bercabang lagi
menjadi dua, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan
mukosa bronkus hampir sama dengan trakea. Bronkus kanan dan
bronkus kiri masing-masing bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus
yang merupakan salah satu bagian paru-paru.
6

6. Bronkiolus
Bronchiolus berfungsi sebagai saluran udara pernafasan dari bronchus
menuju ke gelembung - gelembung alveolus. Struktur dari bronchiolus
hampir mirip dengan struktur yang menyusun bronchus tapi epitelium
bersilianya mengalami modifikasi menjadi sisik.
7. Alveolus
Alveolus mempunyai struktur seperti sarang lebah. Di alveolus inilah
terjadi pertukaran gas antaraudara dan darah. Luas permukaan alveolus
pada orang dewasa bisa mencapai antara 97 sampai 194 m2.

D. Mekanisme Pernapasan
Berdasarkan proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan dibagi
atas pernapasan dada dan pernapasan perut.
a. Sistem Pernapasan Dada
Sistem pernapasan dada adalah sistem pernapasan yang terjadi akibat
aktivitas kontraksi dan relaksasi otot antar tulang rusuk. Sistem
pernafasan dada terdiri dari 2 tahap, yaitu:
 Tahap Inspirasi, yaitu kondisi di mana otot antartulang rusuk
berkontraksi sehingga tulang rusuk terangkat, rongga dada
membesar dan paru-paru mengembang. Hal ini mengakibatkan
tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil dari tekanan
atsmosfer sehingga udara yang kaya okan oksigen terhisap masuk
kedalam paru-paru melalui saluran pernafasan.
 Tahap Ekspirasi, tahap eskpirasi disebut juga fase relaksasi, yaitu
kondisi dimana otot antara tulang rusuk kembali ke posisi semula,
rongga dada kembali mengecil dan paru-paru mengempis. Kondidi
ini menyebabkan tekanan rongga dada meningkat dan lebih tinggi
dari tekanan atsmosfer sehingga udara dalam paru-paru mengalir
keluar melalui saluran pernafasan.
b. Sistem Pernapasan Perut
7

Sistem pernafasan perut adalah sistem pernafasan yang bergantung pada


aktivitas diafragma. Pernafasan perut juga dibedakan menjadi 2 tahap,
yaitu:
 Tahap Inspirasi, yaitu keadaan dimana otot diafragma berkontraksi,
sehingga rongga dada membesar dan paru-paru mengembang,
tekanan udara turun sehingga udara dari luar dapat masuk kedalam
paru-paru melalu saluran pernafasan.
 Tahap Ekspirasi adalah kondisi dimana otot diafragma berelaksasi
dan otot dinding perut berkontraksi sehingga otot diaframa kembali
ke posisi semula. Akibatnya rongga dada mengecil, paru-paru
mengepis, tekanan udara dalam paru-paru meningkat sehingga udara
dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida terhembus keluar
melalui saluran pernafasan

E. Frekuensi Pernapasan
Pada orang dewasa normal, frekuensi pernapasan berkisar antara 15-18 tiap
menit. Faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan yaitu :
1. Umur
Semakin bertambahnya umur seseorang mengakibatkan frekuensi
pernapasan menjadi semakin lambat. Pada usia lanjut, energi yang
dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan pada saat usia pertumbuhan,
sehingga oksigen yang diperlukan relatif lebih sedikit.
2. Jenis Kelamin
Pada umumnya, laki-laki lebih banyak membutuhkan energi. Oleh
karena itu, laki-laki memerlukan oksigen yang lebih banyak daripada
wanita.
3. Suhu Tubuh
Manusia memiliki suhu tubuh yang konstan berkisar antara 36-37˚C
karena manusia mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan
meningkatkan laju metabolismenya, sehingga kebutuhan oksigen akan
meningkat.
8

4. Posisi Tubuh
Posisi tubuh akan mempengaruhi banyaknya otot yang bekerja. Misalnya
pada saat berdiri, otot akan berkontraksi, sehingga oksigen yang
dibutuhkan lebih banyak dan laju pernapasan pun akan meningkat
dibandingkan pada saat orang duduk.

F. Pertukaran Gas di Dalam Tubuh


Pertukaran gas di dalam tubuh tidak hanya berlangsung di paru-paru,
melainkan juga di jaringan tubuh. Pertukaran gas terjadi karena perbedaan
tekanan parsial udara. Bernapas merupakan kegiatan mengambil dan
mengeluarkan udara pernapasan melalui paru-paru. Tetapi arti yang lebih
khusus yaitu pertukaran gas yang terjadi di dalam sel dengan
“lingkungannya”. Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam tubuh
makhluk hidup melalui dua cara, yakni pernapasan secara langsung dan
pernapasan tak langsung. Pernapasan secara langsung adalah pengambilan
udara pernapasan dilakukan secara langsung oleh permukaan tubuh dan
pada pernapasan tidak langsung melalui saluran pernapasan. Sedangkan
pernapasan tak langsung artinya udara pernapasan tidak berdifusi langsung
melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat berlangsungnya difusi
gas tersebut terlindung di bagian dalam tubuh, berupa gelembung paru-paru
(alveolus). Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung
melalui dua tahap yaitu Respirasi Eksternal dan Respirasi Internal.
1. Respirasi Eksternal
Pernapasan luar merupakan pertukaran gas di dalam paru-paru. Dengan
kata lain, pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2)
antara udara dan darah. Pada pernapasan luar, darah akan masuk ke
dalam kapiler paru-paru yang mengangkut sebagian besar karbon
dioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3–) dengan persamaan reaksi
seperti berikut, (H+) + (HCO3–) => H2 + CO3. Sisa karbon dioksida
berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan reaksi sebagai berikut
H2CO3 => H2O + CO2. Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru
akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2 meninggalkan darah dan O2
9

masuk ke dalam darah secara difusi. Terjadinya difusi O2 dan CO2 ini
karena adanya perbedaan tekanan parsial. Tekanan udara luar sebesar 1
atm (760 mmHg), sedangkan tekanan parsial O2 di paru-paru sebesar ±
160 mmHg. Tekanan parsial pada kapiler darah arteri ± 100 mmHg, dan
di vena ± 40 mmHg. Hal ini menyebabkan O 2 dari udara berdifusi ke
dalam darah. Sementara itu, tekanan parsial CO2 dalam vena ± 47
mmHg, tekanan parsial CO2 dalam arteri ± 41 mmHg, dan tekanan
parsial CO2 dalam alveolus ± 40 mmHg. Adanya perbedaan tekanan
parsial tersebut menyebabkan CO2 dapat berdifusi dari darah ke
alveolus.
2. Respirasi Internal
Pada pernapasan dalam darah masuk ke dalam jaringan tubuh, oksigen
meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan
tubuh. Reaksinya sebagai berikut, HbO2 => Hb + O2. Difusi oksigen
keluar dari darah dan masuk ke dalam cairan jaringan dapat terjadi,
karena tekanan oksigen di dalam cairan jaringan lebih rendah
dibandingkan di dalam darah. Hal ini disebabkan karena sel-sel secara
terus menerus menggunakan oksigen dalam respirasi selular. Dari proses
pernapasan yang terjadi di dalam jaringan menyebabkan terjadinya
perbedaan komposisi udara yang masuk dan yang keluar paru-paru.
Tekanan parsial O2 pada kapiler darah nadi ± 100 mmHg dan tekanan
parsial O2 dalam jaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya
tekanan karbon dioksida tinggi, karena karbon dioksida secara terus
menerus dihasilkan oleh sel-sel tubuh. Tekanan parsial CO2 dalam
jaringan ± 60 mmHg dan dalam kapiler darah ± 41 mmHg. Hal inilah
yang menyebabkan O2 dapat berdifusi ke dalam jaringan dan CO2
berdifusi ke luar jaringan. Dalam keadaan biasa, tubuh kita menghasilkan
200 ml karbon dioksida per hari.
Pengangkutan CO2 di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara
berikut :
10

 Sekitar 60–70% CO2 diangkut dalam bentuk ion bikarbonat


(HCO3–) oleh plasma darah, setelah asam karbonat yang terbentuk
dalam darah terurai menjadi ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat
(HCO3–). Ion H+ bersifat racun, oleh sebab itu ion ini segera diikat
Hb, sedangkan ion HCO3– meninggalkan eritrosit masuk ke plasma
darah.
 Kedudukan ion HCO3– dalam eritrosit diganti oleh ion klorit.
Persamaan reaksinya sebagai berikut, H2O + CO2 => H2CO3 =>
(H+) + (HCO3–) Lebih kurang 25% CO2 diikat oleh hemoglobin
membentuk karboksihemoglobin. Secara sederhana, reaksi CO2
dengan Hb ditulis sebagai berikut, CO2 + Hb => HbCO2.
Karboksihemoglobin disebut juga karbominohemoglobin karena
bagian dari hemoblogin yang mengikat CO2 adalah gugus asam
amino.
 Reaksinya sebagai berikut, CO2 + RNH2 => RNHCOOH. Sekitar
6–10% CO2 diangkut plasma darah dalam bentuk senyawa asam
karbonat (H2CO3). Tidak semua CO2 yang diangkut darah melalui
paru-paru dibebaskan ke udara bebas. Darah yang melewati paru-
paru hanya membebaskan 10% CO2. Sisanya sebesar 90% tetap
bertahan di dalam darah dalam bentuk ion-ion bikarbonat. Ion-ion
bikarbonat dalam darah ini sebagai buffer atau penyangga karena
mempunyai peran penting dalam menjaga stabilitas pH darah.
Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar
asam karbonat (H2CO3) akan meningkat sehingga akan
menyebabkan turunnya kadar alkali darah yang berperan sebagai
larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gangguan
fisiologis yang disebut asidosis.

G. Gangguan pada Sistem Respirasi


1. Sinusitis, yaitu infeksi pada bagian sinus. Infeksi ini terjadi ketika
saluran hidung yang mengarah ke sinus tersumbat.
11

2. Tonsilitis, yaitu infeksi pada bagian tonsil sehingga meradang dan


membengkak. Peradangan dan pembengkakan tonsil yang terjadi di
daerah pangkal faring disebut amandel. jika terjadi pada nasofaring
disebut adenoid.
3. Laringitis, yaitu infeksi pada daerah laring yang menyebabkan suara
parau atau serak.
4. Bronkitis akut, yaitu infeksi pada daerah bronkus yang biasanya
didahului oleh infeksi saluran respirasi bagian atas oleh virus yang
diikuti dengan infeksi bakteri.
5. Pneumonia, yaitu infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh virus dan
bakteri sehingga bronkus dan alveolus berisi banyak cairan. Kondisi ini
mengakibatkan terganggunya proses pertukaran udara.
6. Tuberkulosis atau TBC, yaitu infeksi pada paru-paru yang disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis.
7. Bronkitis kronis, yaitu tersumbatnya saluran udara oleh cairan mukus
sehingga suplai udara ke paru-paru terganggu.
8. Emfisema, yaitu gangguan pada paru-paru yang ditandai dengan
rusaknya dinding-dinding alveolus sehingga kemampuan pertukaran
udara menjadi berkurang
9. Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas
menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan
gejala episodik berulang berupa mengi (nafas berbunyi ngik-ngik),
sesak nafas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam
menjelang dini hari. Gejala tersebut terjadi berhubungan dengan
obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat
reversible dengan atau tanpa pengobatan. Seperti diketahui, saluran
napas manusia bermula dari mulut dan hidung, lalu bersatu di daerah
leher menjadi trakea (tenggorok) yang akan masuk ke paru. Di dalam
paru, satu saluran napas trakea itu akan bercabang dua, satu ke paru kiri
dan satu lagi ke paru kanan. Setelah itu, masing-masing akan bercabang-
cabang lagi, makin lama tentu makin kecil sampai 23 kali dan berujung
12

di alveoli, tempat terjadi pertukaran gas, oksigen (O2 ) masuk ke


‘pembuluh darah, dan karbon dioksida (CO2 ) dikeluarkan.
10. Kanker paru-paru, lebih banyak dialami pria dibandingkan wanita.
Penyebab kanker ini salah satunya dipicu oleh kebiasaan merokok
dalam jangka waktu yang lama, baik aktif maupun pasif.
11. Flu, yaitu penyakit yang ditandai dengan rongga hidung berlendir,
batuk, dan demam. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Influenza.

H. Contoh Istilah Terminologi Medis Sistem Respirasi


1. Laryngectomy : operasi pengangkatan laring
 Laryng/o (root) : laring
 Ectomy (suffix) : pengangkatan
2. Bronchography : pemeriksaan x-ray pada bronkus
 Bronch/o (root) : bronkus
 Graphy (suffix) : gambaran pemeriksaan
3. Rhinoplasty : operasi perbaikan hidung
 Rhin/o (root) : hidung
 Plasty (suffix) : perbaikan dengan operasi
4. Adenoidectomy : operasi pengangkatan kelenjar adenoid
 Adenoid (root) : kelenjar adenoid
 Ectomy (suffix) : pengangkatan
5. Pneumonectomy : operasi pengangkatan semua atau sebagian paru
 Pneum/o (root) : paru
 Ectomy (suffix) : pengangkatan
6. Nasofarngoscopy : pemeriksaan pada hidung dan laring
 Nas/o (root) : hidung
 Farngi/o (root) : laring
 Scopy (suffix) : pemeriksaan
7. Dyspnea : kesulitan bernafas
 Dys (prefix) : buruk, sulit
 Pnea (suffix) : bernafas
8. Bronchiectasis : pelebaran pada bronkus
13

 Bronch/i (root) : bronkus


 Ectasis (suffix) pelebaran
9. Eupnea : pernafasan dalam keadaan normal
 Eu (prefix) : baik, normal
 Pnea (suffix) : bernafas
10. Tracheotomy : irisan ke dalam trakea untuk mengakses benda asing,
tumor atau penyumbatan lain
 Trache/o (root) : trakea
 Tomy (suffix) : irisan
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Sistem
pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru-
paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang
melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya.

Terminologi medis merupakan bahasa khusus yang digunakan


antarprofesi kesehatan (petugas) untuk berkomunikasi baik dalam bentuk
lisan maupun tulisan sehingga menjadi sumber data dalam pengolahan dan
penyajian diagnosis.

Sel- sel tubuh juga perlu mengeluarkan zat sisa berupa karbon dioksida
dari sistem tubuh. Pernapasan setiap makhluk hidup berbeda- beda begitu
juga dengan alat pernapasannya, dalam makalah ini akan mempelajari
berbagai sistem pernapasan pada manusia.

B. Saran
Maka kami sarankan agar menjaga kesehatan tubuh sangatlah penting bagi
kita karena apabila salah satu organ pernapasan rusak , tidaklah kita akan
menjadi sempurna lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA
https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2014/07/01/terminologi-medis-sistem-
respirasi/
https://www.academia.edu/8216528/Makalah_sistem_respirasi

15

Anda mungkin juga menyukai