Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH PATOFISIOLOGI

Dosen Pembimbing: dr. Dona Suzana, M Si.

Disusun Oleh:

Allycia Hatulely (20718580)


Ayu Febriyani (21718258)
Widya Tri Septiani Abd. Latif (27718325)
Yega Segara M (27718416)

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS/PROGRAM STUDI FARMASI

DEPOK

2019
KATA PEGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesakan tugas makalah ini yang berjudul
patofisiologi tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Ibu dr Dona Suzana pada mata kuliah patofisiologi Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang istilah patofisiologi,
konsep kenormalan dan penyakit selain itu dalam makalah ini juga membahas
tentang klasifikasi penyakit dan karakteristik penyakit seperti etiologi,
pathogenesis, manifestasi klinik, komplikasi dan prognosis serta tata cara
pemberian nama dalam patofisiologi.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu dr Dona Suzana M, Si, selaku
dosen matakuliah patofisiologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Depok, 28 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
2.1 Konsep Penyakit Umum ................................................................... 2
2.2 Pengantar, Hubungan Patofisiologi Cabang Ilmu Lain Dan Teknik
Patofisiologi ...................................................................................... 2
2.3 Istilah Patologi, Konsep Kenormalan Dan Penyakit ......................... 5
2.4 Klasifikasi Penyakit Dan Karakteristik Penyakit; Etiologi,
Patogenesis, Manifestasi Klinik, Komplikasi Dan Prognosis ........... 7
2.4.1 Klasifikasi Penyakit .............................................................. 7
2.4.2 Karakteristik Penyakit ........................................................... 12
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan fisiologis yang
diakibatkan oleh proses patologis. Dimana definisi patologis menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan ilmu
tentang penyakit atau dalam keadaan sakit atau abnormal. Patologi dalam dunia
kedokteran memiliki peranan yang sangat fundamental serung kali diagnosis
suatu penyakit ditegakkan dengan patologi (histopatologi).
Dalam beberapa kasus tertentu, pemeriksaan patologis mutlak diperlukan
sebagai dasar pembuatan patofisiologis penyakit. Gangguan dalam proses
seluler normal mengakibatkan terjadinya perubahan adaptif atau letal.
Perubahan antara sel yang sanggup beradaptasi dan yang cedera adalah pada
dapat atau tidaknya sel itu “mengikuti” dan mengatasi atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang berubah dan merusak itu. Sel cedera menunjukkan
perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi fungsi-fungsi tubuh dan
bermanifestasi sebagai penyakit. Sel adalah unit struktural dan fungsional dari
tubuh yang memberikan dasar untuk kehidupan. Pemahaman terhadap biologi
dari sel manusia penting untuk mempelajari patofisiologi. Semua proses
patofisiologis menunjukkan perubahan pada fungsi normal seluler.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud konsep umum penyakit?
2. Apa itu patofisiologi?
3. Bagaimana hubunga patofisiologi dengan cabang ilmu lain serta teknik
dalam patofisiologi?
4. Apa saja istilah-istilah dalam patofisiologi dalam sistem pemberian nama
pada penyakit?
5. Apa itu konsep kenormalan dan konsep penyakit?
6. Bagaimana klasifikasi penyakit?
7. Bagaimana karakteristik penyakit?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui maksud dari konsep umum penyakit
2. Mengetahui pengertian patofisiologi.
3. Mengetahui hubunga patofisiologi dengan cabang ilmu lain serta teknik
dalam patofisiologi
4. Mengetahui istilah-istilah dalam patofisiologi dalam sistem pemberian
nama pada penyakit.
5. Mengetahui konsep kenormalan dan konsep penyakit.
6. Mengetahui klasifikasi penyakit.
7. Mengetahu karakteristik penyakit.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP PENYAKIT UMUM


Penyakit dapat didefinisikan sebagai perubahan dalam diri seseorang yang
dapat menyebabkan perubahan pada parameter kesehatannya diluar rentang nilai
normal. Gangguan-gangguan pada proses biologis akan memberikan gejala dan
tanda-tanda suatu penyakit. Gejala merupakan keluhan-keluhan yang dirasakan
oleh penderita, misalnya rasa mual-mual, sedangkan yang dimaksudkan dengan
tanda-tanda penyakit adalah perubahan yang terjadi pada tubuh manusia dan dapat
dilihat dengan nyata. Kemudian terdapat faktor-faktor penyebab dari suatu penyakit
diantaranya:
Faktor-faktor penyebab pada suatu penyakit pada umumnya dapat digolongkan
mejadi 2 yaitu:
 Faktor ekstrinsik, seperti kuman penyebab infeksi, truma mekanis, bahan
kimia beracun, radiasi, suhu yang ekstrem, gizi, stres psikologis, dsb.
 Faktor intrinsik seperti umur, jenis kelamin, kelainan-kelainan akibat
penyakit sebelumnya, dsb.

Kedua faktor ini selalu berinteraksi sehingga timbul suatu spektrum yang luas
dengan titik ekstrem pada kedua ujungnya, yaitu faktor ekstrinsik diujung yang
satu, dan yang intrinsik di faktor yang lain.

2.2 PENGANTAR, HUBUNGAN PATOFISIOLOGI CABANG ILMU LAIN


DAN TEKNIK PATOFISIOLOGI
Pengertian patofisiologi:
 Patologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit
 Patologi anatomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang morfologi sel
dan jaringan (patologi bedah, sitopatologi, dan patologi otopsi)
 Patologi klinis merupakan ilmu yangmempelajari tentang perubahan kimia
klinis (reaksi biokimia), sel/jaringan, mikrobiologi, hematologi, imunologi,
imunohematologi.

Patofisiologi mempunyai hubungan dengan cabang ilmu lain, seperti:


1. Sitopatologi
Disebut juga sitologi, yaitu mempelajari dan mendiagnosa penyakit seluler.
Banyak digunakan untuk diagnosa kanker serta kondisi infeksi dan peradangan
lainnya.
2. Patologi forensik
Tujuan utama patologi forensik adalah
menentukan penyebab kematian seseorang. Hal
ini dilakukan dengan memeriksa jaringan,
menafsirkan hasil laboratorium toksikologi, dan
fisik.memeriksa trauma fisik

3. Histopatologi
Histopatologi – Cabang ini memeriksa
berbagai jaringan tubuh manusia dengan
mikroskop. Jaringan yang dipelajari adalah
sampel biopsi dan spesimen dari pembedahan

Histopatologi hepar dari tikus

4. Patologi bedah
Patologi bedah mempelajari spesimen bedah
dengan kombinasi analisa secara anatomis dan
histologis

5. Dermatopatologi
Cabang ini berfokus pada segala hal
mengenai kulit, sebagai organ dan juga penyakit
yang terdapat pada kulit
7. Neuropatologi
Cabang ini mempelajari penyakit yang
mempengaruhi jaringan di sistem saraf

6. Patologi ginjal
Berfokus pada penyakit ginjal, patolog ginjal
dapat membantu ahli ginjal dan ahli transplantasi
menganalisa spesimen yang diperoleh
melalui biopsi ginjal. Analisa bisa dilakukan
melalui mikroskop, mikroskop elektron, atau
melalui imunofloresensi
8. Hematopatologi
Ilmu ini khusus mempelajari penyakit yang
mempengaruhi sel darah merah, sel darah putih,
dan trombosit. Organ utama yang dipelajari
adalah organ yang berperan pada produksi darah,
seperti sumsum tulang, limfonodus, limpa, timus,
dan jaringan limfoid
9. Patologi molekuler
Cabang patologi ini mempelajari dan
mendiagnosa molekul yang menyusun berbagai
organ dan jaringan tubuh

10. Patologi mulut dan maksilofasial


Termasuk salah satu dari sembilan
spesialisasi ilmu kedokteran gigi. Patologi mulut
mempelajari penyakit yang mempengaruhi
rongga mulut dan struktur sekitarnya.

11. Patologi paru


Cabang ini mendiagnosa penyakit yang
mempengaruhi paru-paru dengan mempelajari
spesimen yang diambil dari tubuh melalui biopsi
transbronkial bronkoskopik atau biopsi melalui
kulit dengan panduan CT
Berikut ini teknik teknik dalam patologi:

1. Patologi Mikroskopik
Pengetahuan patologi yang observasinya hanya terbatas dengan
menggunakan mata telanjang.
2. Mikroskop Cahaya
Pengentahuan patologik dalam melakukan observasi dengan mengandal-
kan cahaya dari matahari yg dipantulkan dg cermin datar
3. Histokimiawi
Mempelajari suatu kondisi kimiawi suatu jaringandengan perlakuan
dengan menggunakan reagen tertentu maka keadaan jaringan dapat
diperlihatkan secara mikroskopis
4. Imunohistokimiawi dan imunofluoresen
Penggunaan antibodi (imunoglobulin dengan antigen spesifik) untuk
memperlihatkan substansi yang dikandung jaringan atau sel.
5. Mikroskop elektron
Pengentahuan patologik dalah melakukan observasi dengan menggunakan
elektro statik atau elektromagnetik dan bisa melakukan perbesaran sampai 2
juta kali
6. Teknik Biokimiawi
Pemeriksaan dengan mengidentifikasi senyawa kimia tertentu sebagai
metabolit tubuh.
7. Teknik hematologik
Teknik yang digunakan dalam mempelajari dan mendiagnosa suatu
kelainan darah
8. Kultur sel
Pembiakan sel yang dilakukan pada media yang digunakan untuk
kepentingan penelitian dan penegakkan diagnosis suatu penyakit.
9. Mikrobiologi medis
Ilmu yang mempelajari mikroorganisme khususnya penyebab penyakit
misalnya bakteri, virus
10. Patologi molekuler
Digunakan untuk mengetahui berbagai keadaan secara molekuler

2.3 ISTILAH PATOLOGI, KONSEP KENORMALAN DAN PENYAKIT


Istilah-istilah dalam patologi meliputi pemberian nama penyakit
1. Primer dan Sekunder
Pemberian nama penyakit primer dan sekunder digunakan untuk 2 maksud,
yaitu:
 Untuk menjelaskan penyebab suatu penyakit. Istilah primer diberikan
untuk penyakit yang tidak diketahui penyebab jelas, contoh: hipertensi
primer, artinya peningkatan darah yang tidak diketahui penyebabnya.
Sedangkan, istilah sekunder biasanya dipakai untuk penyakit yang
terjadi akibat komplikasi penyakit atau manifestasi beberapa lesi.
Contoh: hipertensi sekunder yang artinya peningkatan tekanan darah
sebagai akibat dari penyakit jantung atau ginjal.
 Digunakan untuk menjelaskan stadium. Istilah primer digunakan untuk
stadium awal, contoh: tumor primer awal artinya tumor permulaan.
Sedangkan, istilah sekunder digunakan untuk stadium lanjut yang
disebakan oleh penyebaran primer, contoh: tumor sekunder artiya tumor
stadium lanjut.
2. Akut dan Kronis
Pemberian nama akut dan kronis bertujuan untuk menerangkan
perkembangan penyakit
 Akut berarti perjalanan penyakit cepat diikuti perkembangan yang
cepat.
 Kronis berarti perjalanan penyakit lambat agak tersembunyi dan
berlangsung lama sampai bulanan dan tahunan.
3. Jinak dan Ganas
Tujuannya untuk menentukan klasifikasi penyakit sesuai hasil keluarannya.
 Jinak (benigna) digunakan untuk kelainan sel tubuh yang tidak
mempengaruhi fisiologi organ tubuh sampai waktu tertentu.
 Ganas (maligna) digunakan bila terjadi penyebaran dari tempat asal dan
berakibar fatal pada organ lain. Contoh penyakit: tumor dll
4. Tambahan Awalan
Tambahan awalan yang sering digunakan:
 Ana-, tidak ada (anafilaksis)
 Dis-, kelainan/penyimpangan (displasia)
 Hiper-, kelebihan diatas normal (hipertiroid, hipertensi)
 Hipo-, kekurangan dibawah normal (hipotiroid, hipotensi)
 Meta-, perubahan dari suatu bentuk yang lain (metaplasia)
5. Tambahan Akhiran
Tambahan awalan yang sering digunakan:
 -itis, proses radang (apendiksitis)
 -oma, tumor (karsinoma, mioma)
 -osis, keadaan atau kondisi yang tidak selalu patologis (osteoartosis)
 -oid, kemiripan pada sesuatu (rheumatoid)
 -penia, tidak adanya (trombositopenia)
 -sitosis, naiknya jumlah sel, biasanya dalam darah (leukositosis)
 -ektasis, dilatasi (bronckhiektasi)
 -plasia, kelainan pertumbuhan (hyperplasia)
 -opati, bentuk abnormal yang kehilangan karakteristiknya
(limfadenopati)

Konsep Kenormalan
Sebagian besar orang memiliki pendapat tertentu mengenai normal dan
mendefinisikan penyakit atau keadaan sakit sebagai suatu penyimpangan dari
keadaan normal atau tidak adanya keadaan normal. Akan tetapi, jika dilihat
dengan lebih cermat, konsep kenormalan terlihat kompleks dan tidak dapat
didefinisikan secara singkat dan jelas. Konsep-konsep normal dan penyakit
begitu kompleks dan sampai pada taraf tertentu tidak pasti dan dipengaruhi oleh
nilai-nilai budaya, serta faktor-faktor biologik.

Konsep Tentang Penyakit


Penyakit dapat didefinisikan sebagai kegagalan organisme untuk
beradaptasi atau mempertahankan homeostasis; penyakit sebenarnya
merupakan berbagai proses fisiologik yang mengalami penyimpangan.
Penyakit tidak melibatkan perkembangan suatu bentuk kehidupan yang benar-
benar baru, tetapi lebih merupakan perluassan atau distorsi proses kehidupan
normal yang terdapat pada individu. Bahkan pada kasus penyakit infeksi yang
jelas, yang selama menderita penyakit ini tubuh benar-benar terinvasi, agen
infeksius itu sendiri bukan merupakan penyakit tetapi hanya mencetuskan
perubahan-perubahan yang akhirnya bermanifestasi sebagai penyakit.

2.4 KLASIFIKASI PENYAKIT DAN KARAKTERISTIK PENYAKIT;


ETIOLOGI, PATOGENESIS, MANIFESTASI KLINIK, KOMPLIKASI
DAN PROGNOSIS

2.4.1 KLASIFIKASI PENYAKIT


Sistem klasifikasi penyakit merupakan standarisasi kondisi/tindakan
medis ke dalam suatu kelompok tertentu. Sistem klasifikasi digunakan untuk
mengorganisir data asuhan kesehatan agar pengambilan kembali data menjadi
mudah dan bermakna. Biasanya praktisi informasi kesehatanlah yang
bertanggung jawab untuk memilih sistem klasifikasi yang tepat untuk
klasifikasi, penyimpanan dan pengambilan kembali informasi kesehatan pasien
dari berkas rekam medisnya seperti:
1. Penyakit kongenital (kelainan genetik kromosom)
2. Penyakit yang di dapat
3. Penyakit radang
4. Penyakit vaskuler (gangguan aliran darah)
5. Penyakit pertumbuhan
6. Rudapaksa (trauma)
Klasifikasi penyakit merupakan satu upaya untuk meningkatkan akurasi
diagnosis mempergunakan hasil-hasil dari pemeriksaan gejala, tanda, test, dan
pembuatan kriteria diagnosis. Klasifikasi penyakit dapat dilakukan berdasarkan
agen penyebabnya, patologi penyakit, organ yang terserang, cara
pengobatannya, cara penularannya, cara masuk atau keluarnya penyakit dan
faktor keterpaparan atau kepekaannya.

Klasifikasi Penyakit Menurut ICD (International Classification Of


Diseases = Klasifikasi Penyakit Internasional)
Ada 20 kelompok utama penyakit menurut ICD X, yaitu :
1. Penyakit infeksi dan parasit.
Yang termasuk penyakit infeksi berdasarkan ICD-X antara lain:
penyakit infeksi usus, tuberculosis, penyakit bakteri zoonotik, penyakit
bakteri lainnya, hepatitis virus, infeksi virus pada system saraf, demam
berdarah dengue, mikosis, penyakit protozoa, HIV-AIDS, dan lain-lain.
Menurut data dari dinas kesehatan pada tahun 2006 berdasarkan ICD X,
penyakit infeksi dan parasit yang paling banyak yaitu demam berdarah
dengue. Penyakit Demam Berdarah Dengue telah menyebar secara luas
ke seluruh kawasan dengan jumlah kabupaten/kota terjangkit semakin
meningkat hingga ke wilayah pedalaman. Penyakit ini sering muncul
sebagai KLB sehingga angka kesakitan dan kematian yang terjadi
dianggap merupakan gambaran penyakit di masyarakat.
2. Neoplasma.
Yang termasuk neoplasma berdasarkan ICD-X yaitu neoplasma
ganas, neoplasma in situ, neoplasma jinak, dan neoplasma sifat tidak
tentu. Menurut ICD X, WHO 1992, neoplasma yang paling banyak di
Indonesia adalah neoplasma sifat tidak tentu. Pada waktu ini presentasi
gambaran klinis maupun patologis kelihatannya sebagai suatu neoplasma
jinak, tetapi perjalanan penyakit menunjukkan ada sebagian yang dapat
berubah sifatnya menjadi ganas. Tidak ada parameter yang dipakai untuk
menentukan mana yang tetap jinak dan mana yang akan berubah menjadi
ganas, kecuali data epidemiologis.

Gambar neoplasma
3. Penyakit darah dan organ pembentuk darah.
Yang termasuk penyakit darah dan organ pembentuk darah menurut
ICD-X antara lain: anemia defisiensi besi, anemia pernisiosa, anemia
defisiensi asam folat, anemia hemolitik, anemia aplastik, DIC, purpura,
dan beberapa kondisi perdarahan lainnya. Penyakit darah yang paling
banyak di Indonesia adalah anemia defisiensi besi. Anemia ini umumnya
disebabkan oleh perdarahan kronik. Di Indonesia paling banyak
disebabkan oleh infeksi cacing tambang (ankilostomiasis). Infestasi
cacing tambang pada seseorang dengan makanan yang baik tidak akan
menimbulkan anemia. Bila disertai malnutrisi, baru akan terjadi anemia.
Penyebab lain dari anemia defisiensi adalah : diet yang tidak mencukupi,
absorpsi yang menurun, kebutuhan yang meningkat pada kehamilan,
laktasi, perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah.

Gambar dinfeksi cacing tambang

4. Penyakit endokrin, nutrisi dan gangguan imunitas.


Yang termasuk penyakit endokrin, nutrisi dan gangguan imunitas
menurut ICD-X antara lain: penyakit thyroid, diabetes melitus, malnutrisi,
sindrom metabolik, dan lain-lain. Penyakit endokrin yang paling banyak
diderita yaitu diabetes melitus. Diabetes melitus adalah gangguan
metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan
manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Tingkat prevalensi
dari diabetes melitus adalah tinggi.
5. Gangguan mental.
Yang termasuk gangguan mental berdasarkan ICD-X antara lain:
gangguan mental organik, gangguan mental dan perilaku akibat zat
psikoaktif, skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham,
gangguan suasana perasaan, perubahan kepribadian. Salah satu yang
banyak diderita adalah skizofrenia. Pada umumnya ditandai oleh
penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan
persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul
(blunted).
6. Gangguan sistem saraf.
Yang termasuk gangguan system saraf menurut ICD-X antara lain:
penyakit inflamasi pada system saraf pusat, gangguan pada
ekstrapiramidal, penyakit degeneratif pada sistem saraf, polineuropati,
cerebral palsy, penyakit pada sistem saraf lainnya.
7. Penyakit mata dan adnexa.
Yang termasuk penyakit mata dan adnexa menurut ICD-X antara lain:
kelainan pada lensa, system lakrimal, konjungtiva, sclera, kornea, iris,
badan ciliar, lensa, koroid dan retina, glaucoma, dan lain sebagainya.
Yang paling banyak di derita yaitu katarak. Katarak adalah setiap
kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan
cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya
Penyebabnya bermacam-macam. Umumnya adalah usia lanjut (senil), tapi
dapat juga terjadi secara kongenital akibat infeksi virus di masa
pertumbuhan janin.
8. Penyakit telinga dan processus mastoideus
Yang termasuk dalam penyakit telinga dan processus mastoideus
menurut ICD-X antara lain: penyakit telinga bagian luar, penyakit telinga
bagian tengah dan mastoid, penyakit telinga bagian dalam, dan beberapa
kelainan pada telinga.
9. Penyakit sistem peredaran darah.
Yang termasuk dalam penyakit system peredaran darah menurut ICD-
X antara lain: demam rematik akut, penyakit jantung rematik, hipertensi,
penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskuler dan lain sebagainya.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan
penanggulangan yang baik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
prevalensi hipertensi seperti ras, umur, obesitas, asupan garam yang tinggi
dan adanya riwayat hipertensi dalam keluarga. Dari beberapa penelitian,
terlihat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak
menderita hipertensi dibandingkan dengan masyarakat pedesaan.
Prevalensi hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya umur.
Hipertensi bersifat penyakit endemik di Indonesia.
10. Penyakit sistem pernapasan.
Yang termasuk penyakit system pernapasan menurut ICD-X antara
lain: infeksi saluran pernafasan atas, influenza dan pneumonia, infeksi
saluran pernafasan bawah, dan lain-lain. Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) merupakan penyakit yang sering berada dalam daftar pola 10
penyakit terbanyak di rumah sakit. Menurut laporan Ditjen Pelayanan
Medik, Departemen Kesehatan pada tahun 2005, penyakit Sistem Napas
menempati peringkat pertama 10 penyakit utama pada pasien rawat jalan
di Rumah Sakit di Indonesia. pada orang normal tidaklah mudah bagi
kuman patogen untuk dapat masuk sampai ke dalam saluran pernapasan,
mengingat sistem pertahanan paru yang berlapis-lapis dan bermacam-
macam bentuknya.
11. Penyakit sistem pencernaan.
Yang termasuk penyakit system pencernaan menurut ICD-X antara
lain: penyakit pada esophagus, abdomen, duodenum, dan appendix,
hernia, colitis, penyakit pada peritoneum dan lain-lain. Penyakit sistem
pencernaan yang paling banyak diderita di Indonesia adalah diare dan
gastoenteritis. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya
frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang
disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita. Penyakit
ini disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk bakteri, virus dan
parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa. Salah satu bakteri
penyebab diare adalah bakteri Escherichia coli Enteropatogenik (EPEC).
12. Penyakit kulit dan jaringan.
Yang termasuk penyakit kulit dan jaringan menurut ICD-X antara
lain: infeksi pada kulit dan jaringan subkutan, dermatitis dan eksema,
urtikaria dan eritema dan lain-lain.
13. Penyakit sistem otot rangka dan jaringan.
Yang termasuk penyakit sistem otot rangka dan jaringan menurut
ICD-X antara lain: arthropaties, dorsopathies, kelainan pada jaringan
lunak, osteopathies dan chondropathies, dan lain-lain.
14. Penyakit sistem kencing dan kelamin.
Yang termasuk penyakit sistem kencing dan kelamin menurut ICD-X
antara lain: penyakit glomerular, gagal ginjal, urolithiasis, penyakit pada
ginjal dan ureter, infeksi pada organ pelvis, penyakit non-infeksi pada
genital, dan lainlain.
15. Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.
Yang termasuk komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas menurut
ICD-X antara lain: kehamilan dengan abortus, udema, proteinuri, dan
hipertensi pada kehamilan, ketuban pecah dini, infeksi intrapartum, dan
lain-lain
16. Keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal.
Yang termasuk keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal
menurut ICD-X antara lain: trauma lahir, kelainan pada system pernafasan
dan kardiovaskuler, infeksi spesifik pada periode perinatal, dan lain-lain.
17. Malformasi kongenital, deformitas dan abnormalitas kromosom.
Yang termasuk malformasi kongenital, deformitas dan abnormalitas
kromosom menurut ICD-X antara lain: malformasi kongenital pada
sistem saraf, mata, telinga, wajah, sistem sirkulasi, sistem, pernafasan,
organ genital, malformasi kongenital dan deformitas pada sistem
muskuloskeletal, dan lain-lain.
18. Gejala
Tanda dan hasil klinik, dan laboratorium abnormal yang tidak dapat
diklasifikasikan.
19. Cedera dan keracunan.
Yang termasuk cedera dan keracunan menurut ICD-X antara lain:
cedera pada kepala, leher, thorax, abdomen, tulang belakang, luka bakar,
keracunan obat dan lain-lain.
20. Penyebab lain yang menyebabkan kecacatan dan kematian.
Yang termasuk penyebab lain yang menyebabkan kecacatan dan
kematian menurut ICD-X antara lain: kecelakaan transportasi, perbuatan
yang disengaja yang merugikan diri sendiri, komplikasi akibat operasi,
dan lain-lain.

2.4.2 KARAKTERISTIK PENYAKIT


1. Etiologi
Etiologi merupakan studi pengenalan penyebab-penyebab atau
alasan-alasan mengenai suatu fenomena. Secara bahasa, etiologi berasal
dari bahasa Yunani, yaitu Aitia dan Logos. Aitia bisa diartikan dengan
penyebab, sementara logos berarti ilmu. Istilah etiologi sangat erat
kaitannya dengan dokter dan penyakit. Dan biasanya beberapa penyakit
memiliki satu macam etiologi,dan ada pula yang lebih dari satu macam
etiologi. Etiologi merupakan suatu konsep yang kompleks karena
sebagian besar penyakit adalah multifaktorial dan diakibatkan oleh
interaksi faktor-faktor intrinsik atau genetik dan lingkungan. (Jika
disebutkan ‘etiologi belum ditemukan’, maka bisa diartikan bahwa
penyakit tersebut belum diketahui penyebabnya). Mengetahui penyebab
merupakan hal yang penting; tanpa pengetahuan mengenai penyebab,
pencegahan akan menjadi sulit.

2. Patogenesis
Patogenesis menunjukan rangkaian kejadian dalam perkembangan
penyakit dari permulaan yang paling awal, meliputi faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangannya. Dengan demikian, tiap penyakit
memiliki riwayat penyakit tersendiri. Riwayat penyakit menunjukan
perjalanan penyakit tersebut yang biasa terjadi dari mulai awal hingga
akhir tanpa pengobatan. Praktisi kesehatan harus familiar dengan riwayat
penyakit untuk penilaian yang benar dan evaluasi pengobatan.
Proses perjalanan penyakit umumnya dapat dibagi kedalam lima fase,
yaitu prapatogenesis, inkubasi, penyakit dini, penyakit lanjut, dan akhir
penyakit.

a. Faseprepatogenesis.
Pada fase ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara pejamu
(manusia) dengan agen. Seperti kita ketahui, agen/ bibit penyakit
berada dekat dengan manusia. Tanpa disadari, setiap saat manusia
berinteraksi dengan agen tersebut. Akan tetapi, jika daya tahan tubuh
manusia pada fase ini masih kuat, penyakit tidak akan muncul.
b. Fase inkubasi
Jika agen telah masuk ke dalam tubuh manusia, tetapi belum
terlihat adanya gejala, keadaan ini disebut dengan fase inkubasi. Masa
inkubasi suatu penyakit berbeda dengan masa inkubasi penyakit lain
sebab agen penyebab/bibit penyakitnya berbeda. Setiap bibit penyakit
memiliki karakteristik, sifat, dan kemampuan yang berbeda dalam
proses patologis. Selain dipengaruhi oleh bibit penyakit, masa
inkubasi juga dipengaruhi oleh daya tahan tubuh. Jika daya tahan
tubuh tidak kuat atau menurun, bibit penyakit akan lebih leluasa
berkembang dalam tubuh manusia dan menimbulkan berbagai
gangguan pada bentuk maupun fungsi tubuh manusia. Sebaliknya, jika
daya tahan tubuh kuat, laju perkembangan bibit penyakit dapat
dihambat aau bahkan dihentikan.
c. Fase penyakit dini
Fase ini dimulai sejak munculnya gejala penyakit. Umumnya,
gejala yang muncul pada fase ini masih relatif ringan sehingga
manusia sering kali tidak menghiraukannya. Pada fase ini, daya tahan
tubuh masih ada, namun cenderung lemah. Jika daya tahan tubuh ini
diperkuat, baik secara alami maupun kimiawi, bibit penyakit akan
dapat dikalahkan. Dengan demikian, gejala penyakit dapat reda atau
bahkan hilang sama sekali. Sebaliknya, jika daya tahan tubuh semakin
menurun, fase ini akan berlanjut ke fase penyakit lanjut.
d. Fase penyakit lanjut
Fase ini merupakan kelanjutan dari fase penyakit dini; terjadi
akibat melemahnya kondisi tubuh seseorang akibat bertambah
parahnya penyakit. Pada fase ini, individu umumnya tidak mampu lagi
melakukan aktivitas sehari-hari sehingga datang ke tempat layanan
kesehatan untuk mendapatkan perawatan.
e. Fase akhir penyakit
Penyakit yang diderita manusia suatu saat tentu akan berakhir.
Akhir perjalanan penyakit pada manusia bervariasi. Secara umum, ada
empat klasifikasi akhir perjalanan penyakit, yakni sembuh sempurna,
sembuh dengan cacat, sembuh sebagai pembawa (carrier), dan
meninggal dunia. Pada sembuh sempurna, terjadi pemulihan bentuk
maupun fungsi tubuh ke keadaan semula.
3. Manifestasi Klinik
Manifestasi Klinik artinya perkembangan dan dampak yang
ditimbulkan dari perkembangan suatu atas banyak penyakit di dalam
tubuh.
Pada awal perkembangan suatu penyakit, agen atau agen-agen
etiologik dapat mencetuskan sejumlah perubahan dalam proses biologik
yang dapat dideteksi. Pada saat proses-proses biologis tertentu terganggu,
pasien secara subjektif mulai merasakan sesuatu yang tidak beres.
Perasaan ini disebut gejala penyakit. Menurut definisi, gejala bersifat
subjektif dan hanya dilaporkan oleh pasien kepada pengamat. Namun, jika
pengamat secara objektif dapat mengidentifikasi penyakit, maka hal ini
disebut tanda-tanda penyakit. Gejala bersifat subjektif dan hanya dapat
dilaporkan oleh pasien kepada pengamat. Namun, jika pengamat secara
objektif dapat mengindentifikasi manifestasi penyakit, maka hal ini
disebut tanda-tanda penyakit. mual, malese, dan nyeri merupakan gejala,
sedangkan demam, kemerahan kulit, dan massa yang dapat diraba
merupakan tanda-tanda penyakit. Perubahan struktural yang dapat
terlihat, yang ditimbulkan dalam perkembangan penyakit disebut lesi.
Lesi dapat jelas secara makropis, mikropis, atau keduanya. akibat suatu
penyakit kadang-kadang disebut sebagai sekuele. sebagai contoh, sekuele
proses peradangan pada suatu jaringan biasa dapat berupa parut pada
jaringan tersebut.
Komplikasi penyakit merupakan suatu proses baru atau proses
tersendiri yang dapat timbul sekunder karena beberapa perubahan yang
ditimbulkan oleh keadaan aslinya. Contohnya adalah penyakit tifus yang
disebabkan oleh bakteri salmonella parathyphi dan thyphi manifesrasinya
terjadi perusakan dinding usus oleh bakteri tersebut. Kalau gejala ini
merupakan respon yang disebakan oleh manifestasi klinik di dalam tubuh.
Contoh gejala penyakit tifus:
1. lidah diselimuti kotoran berwarna putih
2. demam pada sore hari
3. diare
2. feces berwarna hitam karena adanya sterkobilin, dll.

4. Komplikasi
Komplikasi adalah jenis penyakit dimana seseorang mengalami dua
jenis penyakit atau lebih secara bersamaan yang biasanya penyakit kedua
merupakan tambahan atau lanjutan dari penyakit pertama. Penyakit
komplikasi merupakan salah satu jenis penyakit berat karena tidak lagi
melibatkan satu penyakit saja, melainkan beberapa penyakit. Penyakit
komplikasi ini awalanya muncul karena efek terlalu banyak menkonsumsi
obat-obatan yang berbahan dasar kimia. Contoh Penyakit komplikasi
antara lain :
 Penyakit diabetes yang bisa menimbulkan komplikasi pada
jantung, ginjal dan mata.
 Komplikasi dari hipertensi seperti penyakit jantung, stroke, gagal
ginjal kronik, penyakit arteri parifier, dan timbulnya kebutaan
karena renopati hipertensi.

Gejala-gejala komplikasi antara lain :


 Kelainan pada jantung
 Tekanan darah yang tinggi / hipertensi
 Pencernaan tidak lancar
 Terdapat gangguan pada rongga mulut
 Berkurangnya imun dalam tubuh
 Pasien mengalami kebutaan
 Hipoglikemia

5. Prognosis
Prognosis adalah prediksi dari kemungkinan perawatan, durasi dan
hasil akhir suatu penyakit berdasarkan pengetahuan umum dari
patogenesis dan kehadiran faktor risiko penyakit. Prognosis muncul
setelah diagnosis dibuat dan sebelum rencana perawatan
dilakukan.Faktor-faktor prognosis adalah karakteristik yang memprediksi
hasil akhir suatu penyakit begitu penyakit itu muncul sedangkan faktor-
faktor risiko adalah karakteristik individu yang membuatnya berisiko
tinggi menderita suatu penyakit. Kategori prognosis adalah sebagai
berikut :
 Ad vitam, menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap proses
kehidupan.
 Ad functionam, menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap fungsi
organ atau fungsi manusia dalam melakukan tugasnya.
 Ad sanationam, menunjuk pada penyakit yang dapat sembuh total
sehingga dapat beraktivitas seperti biasa.

Sedangkan Prognosis digolongkan sebagai berikut:


 Sanam: sembuh
 Bonam: baik
 Malam: buruk/jelek
 Dubia: tidak tentu/ragu-ragu
o Dubia ad sanam: tidak tentu/ragu-ragu, cenderung
sembuh/baik
o Dubia ad malam: tidak tentu/ragu-ragu, cenderung
memburuk/jelek
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemaparan dalam makalah ini maka dapat disimpulkan
bahwa patofisiologi ilmu yang mempelajari gangguan fungsi pada organisme yang
sakit meliputi asal penyakit, permulaan perjalanan dan akibat. dan juga
patofisiologi juga merupakan ilmu yang memiliki cangkupan yang luas karena
didalamnya juga berhubungan dengan cabang ilmu lain dan juga teknik-teknik
dalam patofisiologi.

Suatu penyakit disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik seperti umur,
jenis kelamin dan ekstrinsik seperti kuman penyebab infeksi dan trauma mekanik.
Penyakit juga mempunyai sistem pemberian nama yang bertujuan dalam kesamaan
pemberian nama untuk memberikan fasilitas berkomunikasi dan memungkinkan
studi epidemiologi yang akurat. Penyakit memiliki klasifikasi yang digunakan
untuk mengorganisir data asuhan kesehatan agar pengambilan kembali data
menjadi mudah dan bermakna. Karakteristik penyakit berupa etiologi, patogenesis,
manifestasi klinik, komplikasi dan prognosis.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC

Mayang Anggraini, I. E. (2017). KLASIFIKASI, KODIFIKASI PENYAKIT, DAN


MASALAH TERKAIT 1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Price, SA, Wilson, LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit.Volume 2 Ed/6. Hartanto H, Susi N, Wulansari P, Mahanani DA,
editor.Jakarta: EGC 2005. BAB 53, Penyakit Serebrovaskular; hal. 1106-
1129.

Valentina, LB. Aplikasi Klinis Patofisiologi. Ed/2. Yulianti D, editor. Jakarta:


EGC; 2007. BAB 19, Stroke; hal.273.

Anda mungkin juga menyukai