Disusun Oleh:
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2019
KATA PEGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesakan tugas makalah ini yang berjudul
patofisiologi tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Ibu dr Dona Suzana pada mata kuliah patofisiologi Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang istilah patofisiologi,
konsep kenormalan dan penyakit selain itu dalam makalah ini juga membahas
tentang klasifikasi penyakit dan karakteristik penyakit seperti etiologi,
pathogenesis, manifestasi klinik, komplikasi dan prognosis serta tata cara
pemberian nama dalam patofisiologi.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu dr Dona Suzana M, Si, selaku
dosen matakuliah patofisiologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kedua faktor ini selalu berinteraksi sehingga timbul suatu spektrum yang luas
dengan titik ekstrem pada kedua ujungnya, yaitu faktor ekstrinsik diujung yang
satu, dan yang intrinsik di faktor yang lain.
3. Histopatologi
Histopatologi – Cabang ini memeriksa
berbagai jaringan tubuh manusia dengan
mikroskop. Jaringan yang dipelajari adalah
sampel biopsi dan spesimen dari pembedahan
4. Patologi bedah
Patologi bedah mempelajari spesimen bedah
dengan kombinasi analisa secara anatomis dan
histologis
5. Dermatopatologi
Cabang ini berfokus pada segala hal
mengenai kulit, sebagai organ dan juga penyakit
yang terdapat pada kulit
7. Neuropatologi
Cabang ini mempelajari penyakit yang
mempengaruhi jaringan di sistem saraf
6. Patologi ginjal
Berfokus pada penyakit ginjal, patolog ginjal
dapat membantu ahli ginjal dan ahli transplantasi
menganalisa spesimen yang diperoleh
melalui biopsi ginjal. Analisa bisa dilakukan
melalui mikroskop, mikroskop elektron, atau
melalui imunofloresensi
8. Hematopatologi
Ilmu ini khusus mempelajari penyakit yang
mempengaruhi sel darah merah, sel darah putih,
dan trombosit. Organ utama yang dipelajari
adalah organ yang berperan pada produksi darah,
seperti sumsum tulang, limfonodus, limpa, timus,
dan jaringan limfoid
9. Patologi molekuler
Cabang patologi ini mempelajari dan
mendiagnosa molekul yang menyusun berbagai
organ dan jaringan tubuh
1. Patologi Mikroskopik
Pengetahuan patologi yang observasinya hanya terbatas dengan
menggunakan mata telanjang.
2. Mikroskop Cahaya
Pengentahuan patologik dalam melakukan observasi dengan mengandal-
kan cahaya dari matahari yg dipantulkan dg cermin datar
3. Histokimiawi
Mempelajari suatu kondisi kimiawi suatu jaringandengan perlakuan
dengan menggunakan reagen tertentu maka keadaan jaringan dapat
diperlihatkan secara mikroskopis
4. Imunohistokimiawi dan imunofluoresen
Penggunaan antibodi (imunoglobulin dengan antigen spesifik) untuk
memperlihatkan substansi yang dikandung jaringan atau sel.
5. Mikroskop elektron
Pengentahuan patologik dalah melakukan observasi dengan menggunakan
elektro statik atau elektromagnetik dan bisa melakukan perbesaran sampai 2
juta kali
6. Teknik Biokimiawi
Pemeriksaan dengan mengidentifikasi senyawa kimia tertentu sebagai
metabolit tubuh.
7. Teknik hematologik
Teknik yang digunakan dalam mempelajari dan mendiagnosa suatu
kelainan darah
8. Kultur sel
Pembiakan sel yang dilakukan pada media yang digunakan untuk
kepentingan penelitian dan penegakkan diagnosis suatu penyakit.
9. Mikrobiologi medis
Ilmu yang mempelajari mikroorganisme khususnya penyebab penyakit
misalnya bakteri, virus
10. Patologi molekuler
Digunakan untuk mengetahui berbagai keadaan secara molekuler
Konsep Kenormalan
Sebagian besar orang memiliki pendapat tertentu mengenai normal dan
mendefinisikan penyakit atau keadaan sakit sebagai suatu penyimpangan dari
keadaan normal atau tidak adanya keadaan normal. Akan tetapi, jika dilihat
dengan lebih cermat, konsep kenormalan terlihat kompleks dan tidak dapat
didefinisikan secara singkat dan jelas. Konsep-konsep normal dan penyakit
begitu kompleks dan sampai pada taraf tertentu tidak pasti dan dipengaruhi oleh
nilai-nilai budaya, serta faktor-faktor biologik.
Gambar neoplasma
3. Penyakit darah dan organ pembentuk darah.
Yang termasuk penyakit darah dan organ pembentuk darah menurut
ICD-X antara lain: anemia defisiensi besi, anemia pernisiosa, anemia
defisiensi asam folat, anemia hemolitik, anemia aplastik, DIC, purpura,
dan beberapa kondisi perdarahan lainnya. Penyakit darah yang paling
banyak di Indonesia adalah anemia defisiensi besi. Anemia ini umumnya
disebabkan oleh perdarahan kronik. Di Indonesia paling banyak
disebabkan oleh infeksi cacing tambang (ankilostomiasis). Infestasi
cacing tambang pada seseorang dengan makanan yang baik tidak akan
menimbulkan anemia. Bila disertai malnutrisi, baru akan terjadi anemia.
Penyebab lain dari anemia defisiensi adalah : diet yang tidak mencukupi,
absorpsi yang menurun, kebutuhan yang meningkat pada kehamilan,
laktasi, perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah.
2. Patogenesis
Patogenesis menunjukan rangkaian kejadian dalam perkembangan
penyakit dari permulaan yang paling awal, meliputi faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangannya. Dengan demikian, tiap penyakit
memiliki riwayat penyakit tersendiri. Riwayat penyakit menunjukan
perjalanan penyakit tersebut yang biasa terjadi dari mulai awal hingga
akhir tanpa pengobatan. Praktisi kesehatan harus familiar dengan riwayat
penyakit untuk penilaian yang benar dan evaluasi pengobatan.
Proses perjalanan penyakit umumnya dapat dibagi kedalam lima fase,
yaitu prapatogenesis, inkubasi, penyakit dini, penyakit lanjut, dan akhir
penyakit.
a. Faseprepatogenesis.
Pada fase ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara pejamu
(manusia) dengan agen. Seperti kita ketahui, agen/ bibit penyakit
berada dekat dengan manusia. Tanpa disadari, setiap saat manusia
berinteraksi dengan agen tersebut. Akan tetapi, jika daya tahan tubuh
manusia pada fase ini masih kuat, penyakit tidak akan muncul.
b. Fase inkubasi
Jika agen telah masuk ke dalam tubuh manusia, tetapi belum
terlihat adanya gejala, keadaan ini disebut dengan fase inkubasi. Masa
inkubasi suatu penyakit berbeda dengan masa inkubasi penyakit lain
sebab agen penyebab/bibit penyakitnya berbeda. Setiap bibit penyakit
memiliki karakteristik, sifat, dan kemampuan yang berbeda dalam
proses patologis. Selain dipengaruhi oleh bibit penyakit, masa
inkubasi juga dipengaruhi oleh daya tahan tubuh. Jika daya tahan
tubuh tidak kuat atau menurun, bibit penyakit akan lebih leluasa
berkembang dalam tubuh manusia dan menimbulkan berbagai
gangguan pada bentuk maupun fungsi tubuh manusia. Sebaliknya, jika
daya tahan tubuh kuat, laju perkembangan bibit penyakit dapat
dihambat aau bahkan dihentikan.
c. Fase penyakit dini
Fase ini dimulai sejak munculnya gejala penyakit. Umumnya,
gejala yang muncul pada fase ini masih relatif ringan sehingga
manusia sering kali tidak menghiraukannya. Pada fase ini, daya tahan
tubuh masih ada, namun cenderung lemah. Jika daya tahan tubuh ini
diperkuat, baik secara alami maupun kimiawi, bibit penyakit akan
dapat dikalahkan. Dengan demikian, gejala penyakit dapat reda atau
bahkan hilang sama sekali. Sebaliknya, jika daya tahan tubuh semakin
menurun, fase ini akan berlanjut ke fase penyakit lanjut.
d. Fase penyakit lanjut
Fase ini merupakan kelanjutan dari fase penyakit dini; terjadi
akibat melemahnya kondisi tubuh seseorang akibat bertambah
parahnya penyakit. Pada fase ini, individu umumnya tidak mampu lagi
melakukan aktivitas sehari-hari sehingga datang ke tempat layanan
kesehatan untuk mendapatkan perawatan.
e. Fase akhir penyakit
Penyakit yang diderita manusia suatu saat tentu akan berakhir.
Akhir perjalanan penyakit pada manusia bervariasi. Secara umum, ada
empat klasifikasi akhir perjalanan penyakit, yakni sembuh sempurna,
sembuh dengan cacat, sembuh sebagai pembawa (carrier), dan
meninggal dunia. Pada sembuh sempurna, terjadi pemulihan bentuk
maupun fungsi tubuh ke keadaan semula.
3. Manifestasi Klinik
Manifestasi Klinik artinya perkembangan dan dampak yang
ditimbulkan dari perkembangan suatu atas banyak penyakit di dalam
tubuh.
Pada awal perkembangan suatu penyakit, agen atau agen-agen
etiologik dapat mencetuskan sejumlah perubahan dalam proses biologik
yang dapat dideteksi. Pada saat proses-proses biologis tertentu terganggu,
pasien secara subjektif mulai merasakan sesuatu yang tidak beres.
Perasaan ini disebut gejala penyakit. Menurut definisi, gejala bersifat
subjektif dan hanya dilaporkan oleh pasien kepada pengamat. Namun, jika
pengamat secara objektif dapat mengidentifikasi penyakit, maka hal ini
disebut tanda-tanda penyakit. Gejala bersifat subjektif dan hanya dapat
dilaporkan oleh pasien kepada pengamat. Namun, jika pengamat secara
objektif dapat mengindentifikasi manifestasi penyakit, maka hal ini
disebut tanda-tanda penyakit. mual, malese, dan nyeri merupakan gejala,
sedangkan demam, kemerahan kulit, dan massa yang dapat diraba
merupakan tanda-tanda penyakit. Perubahan struktural yang dapat
terlihat, yang ditimbulkan dalam perkembangan penyakit disebut lesi.
Lesi dapat jelas secara makropis, mikropis, atau keduanya. akibat suatu
penyakit kadang-kadang disebut sebagai sekuele. sebagai contoh, sekuele
proses peradangan pada suatu jaringan biasa dapat berupa parut pada
jaringan tersebut.
Komplikasi penyakit merupakan suatu proses baru atau proses
tersendiri yang dapat timbul sekunder karena beberapa perubahan yang
ditimbulkan oleh keadaan aslinya. Contohnya adalah penyakit tifus yang
disebabkan oleh bakteri salmonella parathyphi dan thyphi manifesrasinya
terjadi perusakan dinding usus oleh bakteri tersebut. Kalau gejala ini
merupakan respon yang disebakan oleh manifestasi klinik di dalam tubuh.
Contoh gejala penyakit tifus:
1. lidah diselimuti kotoran berwarna putih
2. demam pada sore hari
3. diare
2. feces berwarna hitam karena adanya sterkobilin, dll.
4. Komplikasi
Komplikasi adalah jenis penyakit dimana seseorang mengalami dua
jenis penyakit atau lebih secara bersamaan yang biasanya penyakit kedua
merupakan tambahan atau lanjutan dari penyakit pertama. Penyakit
komplikasi merupakan salah satu jenis penyakit berat karena tidak lagi
melibatkan satu penyakit saja, melainkan beberapa penyakit. Penyakit
komplikasi ini awalanya muncul karena efek terlalu banyak menkonsumsi
obat-obatan yang berbahan dasar kimia. Contoh Penyakit komplikasi
antara lain :
Penyakit diabetes yang bisa menimbulkan komplikasi pada
jantung, ginjal dan mata.
Komplikasi dari hipertensi seperti penyakit jantung, stroke, gagal
ginjal kronik, penyakit arteri parifier, dan timbulnya kebutaan
karena renopati hipertensi.
5. Prognosis
Prognosis adalah prediksi dari kemungkinan perawatan, durasi dan
hasil akhir suatu penyakit berdasarkan pengetahuan umum dari
patogenesis dan kehadiran faktor risiko penyakit. Prognosis muncul
setelah diagnosis dibuat dan sebelum rencana perawatan
dilakukan.Faktor-faktor prognosis adalah karakteristik yang memprediksi
hasil akhir suatu penyakit begitu penyakit itu muncul sedangkan faktor-
faktor risiko adalah karakteristik individu yang membuatnya berisiko
tinggi menderita suatu penyakit. Kategori prognosis adalah sebagai
berikut :
Ad vitam, menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap proses
kehidupan.
Ad functionam, menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap fungsi
organ atau fungsi manusia dalam melakukan tugasnya.
Ad sanationam, menunjuk pada penyakit yang dapat sembuh total
sehingga dapat beraktivitas seperti biasa.
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemaparan dalam makalah ini maka dapat disimpulkan
bahwa patofisiologi ilmu yang mempelajari gangguan fungsi pada organisme yang
sakit meliputi asal penyakit, permulaan perjalanan dan akibat. dan juga
patofisiologi juga merupakan ilmu yang memiliki cangkupan yang luas karena
didalamnya juga berhubungan dengan cabang ilmu lain dan juga teknik-teknik
dalam patofisiologi.
Suatu penyakit disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik seperti umur,
jenis kelamin dan ekstrinsik seperti kuman penyebab infeksi dan trauma mekanik.
Penyakit juga mempunyai sistem pemberian nama yang bertujuan dalam kesamaan
pemberian nama untuk memberikan fasilitas berkomunikasi dan memungkinkan
studi epidemiologi yang akurat. Penyakit memiliki klasifikasi yang digunakan
untuk mengorganisir data asuhan kesehatan agar pengambilan kembali data
menjadi mudah dan bermakna. Karakteristik penyakit berupa etiologi, patogenesis,
manifestasi klinik, komplikasi dan prognosis.
DAFTAR PUSTAKA