Disusun oleh :
KELOMPOK 2
1. SOPIAH (241911007)
2. WILDA PUTRI ANGGRAENI (241911008)
3. WITA YULIANTI BARGES (241911009)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Patofisiologi Batu Ginjal” dengan baik. Saya juga berterima kasih kepada
Ibu Onna Monteiro.,M.Kep.,selaku Dosen mata kuliah Patofisiologi yang telah
memberikan penugasan dan bimbingan kepada kami.
kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritikan atau masukan yang membangun guna keutuhan
informasi topik bahasan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................8
PEMBAHASAN.....................................................................................................8
2.1 Definisi...........................................................................................................8
2.3 Etiologi.........................................................................................................11
2.5 Fatofisiologi.................................................................................................13
2.6 Komplikasi..................................................................................................14
2.7 Penatalaksanaan.........................................................................................15
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP.............................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bentuk respon tubuh mendapatkan asupan cairan yang cukup
adalah urin dapat keluar dengan bebas dan berwarna cerah, dan sebaliknya
ketika tubuh tidak mendapatkan asupan air yang cukup, urin akan berwarna
4
gelap dan berbau. Minum air putih yang cukup akan membantu ginjal untuk
bekerja secara normal. Aktivitas tersebut juga dapat mencegah pembentukan
batu ginjal (Rosalina, 2014:10).
5
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit Batu Ginjal?
2. Bagaimana Etiologi dari Batu ginjal?
3. Bagaimana Manifestasi klinis dari Batu Ginjal?
4. Bagaimana patofisiologi Batu Ginjal?
5. Bagaimana komplikasi dari Batu Ginjal?
6. Bagaimana Penatalaksanaan Batu Ginjal?
7. Bagaimana Pencegahan Dari Batu Ginjal ?
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Batu ginjal atau nefrolitiasis merupakan suatu keadaan dimana terdapat
satu atau lebih batu di dalam pelvis atau kaliks dari ginjal. Secara garis besar
pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Faktor intrinsik yaitu umur, jenis kelamin, dan keturunan sedangkan faktor
ekstrinsik yaitu kondisi geografis, iklim, kebiasaan makan, zat yang
terkandung dalam urin, pekerjaan, dan sebagainya (Mochammad, 2014).
Komposisi utama dari batu ginjal adalah kalsium okslat yang mencapai
80% (Worcester et al., 2008). Nefrolitiasis berdasarkan komposisinya terbagi
menjadi batu kalsium, batu struvit, batu asam urat, batu sistin, batu xantin,
batu triamteren, dan batu silikat. Pembentukan batu ginjal umumnya
membutuhkan keadaan supesaturasi. Namun pada urin normal, ditemukan
adanya zat inhibitor pembentuk batu. Pada kondisi-kondisi tertentu, terdapat
zat reaktan yang dapat menginduksi pembentukan batu. Adanya hambatan
aliran urin, kelainan bawaan pada pelvikalises, hiperplasia prostat benigna,
striktura, dan buli buluneurogenik ikut berperan dalam proses pembentukan
batu (Mochammad, 2014).
7
2.1 Anatomi dan Fisiologi
a. ginjal
8
ginjal ini berisi glomerulus, kumpulan kecil kapiler. Glomerulus membawa
darah meuju danmembawa produk sisa dari nefron, unit fungsional ginjal.
Fungsi ginjal :
1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme
tubuh.
2. Mengekresikan zat yang jumlahnya berlebihan.
3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan
oleh bagian tubulus ginjal.
4. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh.
5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan
mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang.
6. Hemostasis ginjal, mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan
komposisi air dalam darah (Guyton, 1996).
b. Ureter
Ureter merupakan dua saluran dengan panjang sekitar 25-30 cm, terbentang
dari ginjal sampai vesika urinaria. Fungsi satu satunya adalah menyalurkan
urin ke vesika urinaria (Roger watson, 2002).
Gambar Anatomi Ginjal (Sumber: fisiologi ginjal dan Cairan Tubuh, 2009)
C. Vesika Erinaria
9
Vesika Erinaria adalah kantong berotot yang dapat mengempis, terletak 3-4 cm
di belakang simpisis pubis (tulang kemaluan). Vesika urinaria mempunyai 2
fungsi yaitu :
a) Sebagai tempat penyimpanan urin sebelum meninggalkan tubuh.
b) Dibantu uretra, vesika urinaria berfungsi mendorong urin keluar tubuh
(Roger watson, 2002). Di dalam vesika urinaria mampu menampung urin
antara 170 sampai 230 ml (Evelyn 2009).
D. Uretra
Uretra adalah saluran kecil dan dapat mengembang, berjalan dari kandung
kemih sampai ke luar tubuh. Pada wanita uretra terpendek dan terletak di dekat
vagina. Pada uretra laki-laki mempunyai panjang 5 sampai 20 cm (Daniels
wibowo, 2008).
2.3 Etiologi
Menurut (kartika S.W,2013) ada beberapa faktor yang menyebabkan
terbentuknya batu ginjal, yaitu :
10
terdapat orang orang tertentu yang memiliki kelainan atau gangguan ginjal
sejak dilahirkan,meskipun kondisi ini jarang ditemui. menderita kelainan
ini, sejak usia anak-anak sudah memiliki kecenderungan yang mudah
mengendapkan garam dan memudahkan terbentuknya batu. Oleh karena
fungsi ginjalnya yang tidak normal, maka proses pengeluaran urine pun
mengalami ganggguan karena urinenya banyak mengandung zat kapur,
sehingga mudah mengendapkan batu.
11
dapat membantu pembentukan kalsium menjadi tulang. sebaliknya, gaya
hidup yang kurang bergerak dapat mendorong kalsium beredar dalam darah
dan berisiko menjadi kristal kalsium.
4) Berat badan
Risiko penyakit batu ginjal juga lebih tinggi pada orang dengan berat
badan berlebih obesitas karena pada orang dengan berat badan berlebih
dapat menyebabkan kelainan metabolisme sehingga mudah mengendapkan
garam-garam kalsium.
5) Diet
Diet yang mengandung banyak purin, oksalat, dan kalsium akan memicu
terjadinya batu ginjal. Terutama rotein yang tinggi terutama protein
hewani dapat menurunkan kadar sitrat air kemih,akibatnya kadar asam urat
dalam darah akan naik.
12
yang kecil (ureter), bisa tidak menimbulkan gejala.Batu di dalam kandung
kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat
ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri
punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai
dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk
dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha
sebelah dalam. Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut
menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita
mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter. Batu
bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih,
bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas
penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung
lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan
penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada
akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.
(Corwin, 2011).
2.5 Patofisiologi
Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan
urolitiasis belum diketahui secara pasti. Damun ada beberapa faktor
predisposisi dan teori tentang terjadinya batu antara lain :
13
organic terutama muko protein A mukopolisakarida yang akan
mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentuk batu.
2. Teori Supersaturasi
peningkatan dan kejenuhan substansi pembentukan batu dalam urin
sepertisistin, Eastin, asam urat, kalsium oksalat mempermudah
terbentuknya batu. kejenuhan ini juga sangat dipengaruhi oleh pH dan
kekuatan ion.
3. Teori persiptasi-kristalisasi
Perubahan pH urin akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urin.
dalam urin yang asam akan mengendap sistin, Eastin, asam urat, sedang
didalamurin yang basa akan mengendap garam -garam fosfat.
4. Teori berkurangnya factor penghambat
Mengatakan bahwa tidak adanya atau berkurangnya substansi penghambat
pembentukan batu seperti fosfopeptida, pirofosfat, polifosfat, asam
mukopolisakarida dalam urin akan mempermudah pembentukan batu
urin. teori ini tidaklah benar secara absolut karena banyak orang yang
kekurangan zat penghambat tak pernah menderita batu, dan sebalinya
mereka yang memiliki faktor pengahmbat berlimpah membentuk batu
5. Teori Lain
Berkurangnya volume urin : kekurangan cairan akan menyebabkan
peningkatan kosentrasi zat terlarut (missal : kalsium, natrium, oksalat dan
protein) yang mana ini dapat menimbulkan pembentukan kristal diurin.
2.6 Komplikasi
Komplikasi batu ginjal dapat terjadi menurut Guyton 1990 :
1. Gagal Ginjal
Terjadinya kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang
disebut kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena suplai oksigen
terhambat. Hal ini menyebabkan iskemik ginjal dan jika dibiarkan
menyebabkan gagal ginjal.
2. Infeksi
14
Dalam Aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk
perkembangbiakan mikroorganisme, sehingga akan menyebabkan infeksi
pada peritoneal.
3. Hidrinefrosis
Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan
menumpuk diginjal dan lama-kelamaan ginjal akan membesar Karena
penumpukan urin.
4. Avaskuler iskemia
Terjadi karena aliran darah kedalam jaringan berkurang sehingga terjadi
kematian jaringan.
2.7. Penatalaksanaan
15
Biasanya tidak ada pengaruh penyakit keturunan dalam keluarga seperti
jantung, DM, Hipertensi.
16
f. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
g. Fasilitasi istirahat dan tidur
h. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
i. Jelaskan strategi meredakan nyeri
j. Kolaborasi pemberian analgetik, jikaperlu
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah dari efek sekunder nyeri,intervensinyaadalah:
a. Identifikasistatusnutrisi
b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c. Identifikasi makanan yang disukai
d. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
e. Monitor asupan makanan
f. Monitor berat badan
g. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
h. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
i. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
j. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
k. Berikan suplemen makanan, jika perlu
l. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
m. Ajarkan diet yang diprogramkan
n. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
o. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jikaperlu
2.7.4. Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai
17
tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. Terdapat 3 tahap dalam
tindakan keperawatan, yaitu persiapan, perencanaan dan dokumentasi (Nursalam,
2009: 127). Kegiatan implementasi pada klien dengan batu ginjal adalah
membantunya mencapai kebutuhan dasar seperti:
1. Melakukan pengakajian keperawatan untuk mengidentifikasi masalah baru
atau mamantau status atau masalah yang ada.
2. Melakukan penyuluhan untuk membantu klien mamperoleh pengetahuan baru
mangenai kesehatan mereka sendiri atau penatalaksanaan penyimpangan.
3. Membantu klien membuat keputusan tentang perawatan kesehatan dirinya
sendiri.
4. Konsultasi dan rujuk pada profesional perawatan kesehatan lainnya untuk
memperoleh arahan yang tepat.
5. Memberikan tindakan perawatan spesifik untuk menghilangkan, mengurangi
atau mengatasi masalah kesehatan.
6. Membantu klien untuk melaksanakan aktivitas mereka sendiri.
2.7.5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yan
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan
mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan
keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan
(Nursalam, 2009 : 135).
18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Nefrolitiasis merupakan suatu keadaan dimana terdapat satu atau lebih batu di
dalam pelvis atau kaliks dari ginjal. Batu-batu ini berdasarkan komposisinya
dibagi menjadi batu kalsium, batu struvit, batu asam urat, batu sistin, batu
xanthine, batu triamteren, dan batu silikat. Batu-batu ini terbentuk akibat banyak
faktor, seperti adanya hambatan aliran urin, kelainan bawaan pada pelvikalises,
hiperplasia prostat benigna, striktura, dan buli bulineurogenik.
Penyakit ini memiliki gejala yang cukup khas dengan adanya rasa nyeri di
daerah pinggang ke bawah. Nyeri bersifat kolik atau non kolik. Nyeri dapat
menetap dan terasa sangat hebat. Mual dan muntah sering hadir, namun demam
jarang dijumpai pada penderita. Dapat juga muncul adanya bruto atau
mikrohematuria. Penatalaksanakan kasus ini dapat dilakukan dengan metode
ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy), PCNL (Percutaneus Nephro
Litholapaxy), bedah terbuka dan terapi konservatif atau terapi ekspulsif
medikamentosa (TEM).
3.2. Saran
3.2.1. Untuk mendapat hasil asuhan keperawatan yang baik diperlukan kerjasama
yang baik antara pasien, keluarga, perawat serta tenaga kesehatan yang lain.
19
DAFTAR ISI
Nanda Nic-Noc 2013 (2016). Diakses pada tanggal 10 November 2020 available
at http://ilmunyakesehatan.blogspot.com/2016/06/laporan-pendahuluan-
batu-ginjal-sistem.html
Nengsi Fitri Yulia YFN (2018). Karya Tulis Ilmiah Batu Ginjal. Diakses pada
tanggal 10 November 2020 available at
http://repo.stikesperintis.ac.id/149/1/27%20YULIA%20FITRI%20NENGSI
%20GINJAR.pdf
20