Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN

K E PE RAWATAN
TRAUMA JARINGAN LUNAK
(S P R A I N D A N S T R A I N)
Disusun Oleh :
Enjelina Marlina (241911001)
Falleriany Intan Wedha (241911002)
Wita Yulianti Barges (241911009)
Yulia Puspitasari (241911010)
PENGERTIAN JARINGAN LUNAK

APA ITU JARINGAN LUNAK?

Trauma jaringan lunak adalah hilang atau rusaknya


jaringan lunak yang meliputi kulit, otot, saraf, atau
pembuluh darah akibat trauma.Trauma jaringan
lunak dapat disebabkan oleh benda tumpul atau
tajam, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan
listrik, gigitan hewan.

Cedera jaringan lunak biasanya dibagi beberapa


kelompok dan karakteristiknya pun beragam.Cedera
ini bisa dilihat di luar (kulit) dan di dalam mulut
(gingival dan mukosa oral)..
Trauma jaringan lunak atau luka secara garis besar dibagi menjadi dua
yaitu luka terbuka dan luka tertutup

Luka terbuka terbagi atas luka lecet /


abrasion
,luka robek / laceration , dan luka
avulsi / avulsion . Sedangkan luka
tertutup tebagi atas luka memar dan
hematoma.
Luka Terbuka

Cedera jaringan lunak disertai kerusakan/terputusnya jaringan kulit yaitu rusaknya kulit dan
bisa disertai jaringan bawah kulit.Luka terbuka dapat diklasifikasikan sesuai dengan objek
yang menyebabkan luka. Jenis luka terbuka adalah :

 Luka lecet / abrasion


Terjadi biasanya akibat gesekan dengan permukaan yang tidak rata.
Cedera ini biasanya dilihat pada lutut dan siku pada anak-anak dan pada
bibir, pipi, dagu atau ujung hidung
 Luka robek / laceration
Luka ini memiliki ciri tepi yang tidak beraturan, biasanya terjadi akibat
tumbukan dengan benda yang relatif tumpul dan tajam

 Luka avulsi / avulsion


Luka ini ditandai dengan bagian tubuh yang terlepas, namun masih ada
bagian yang menempel. Cedera ini sangat kompleks dari cara pemilihan
perawatan pada fase darurat,
Luka Tertutup
Cedera jaringan lunak tanpa kerusakan/terputusnya jaringan kulit, yang rusak
hanya jaringan di bawah kulit. Jenis luka tertutup, yaitu:

 Luka memar
Terjadi akibat benturan dengan benda tumpul, biasanya terjadi di
daerah permukaan tubuh, darah keluar dari pembuluh dan terkumpul di
bawah hulit sehingga bisa terlihat dari luar berupa warna merah kebiruan
 Hematoma (darah yang terkumpul di jaringan)
Prinsipnya sama dengan luka memar tetapi pembuluh darah yang rusak
berada jauh di bawah permukaan kulit dan biasanya besar, sehingga
yang terlihat adalah bengkak, biasanya besar yang kemerahan.
Etiologi trauma
jaringan lunak

Trauma jaringan lunak dapat


disebabkan oleh benda tumpul
atau tajam, perubahan suhu, zat
kimia, ledakan, sengatan listrik,
atau gigitan hewan.
 Trauma Fisik :
Luka ini biasanya disebabkan oleh benda-benda tumpul, tajam,
kecelakaan lalu lintas, tembakan olahraga dan
tawuran/perkelahian.Biasanya lukanya berupa sobekan, sayatan
dan memar.

 Trauma akibat zat kimia


Luka akibat zat kimia biasanya merupakan luka bakar.Ini dapat
terjadi akibat kelengahan, pertengkaran, kecelakaan kerja, dan
kecelakaan di industri atau di laboratorium, dan akibat penggunaan
gas beracun dalam peperangan

 Luka radiasi dan ionisasi


Radiasi adalah pancaran dan pemindahan energi melalui ruang dari
suatu sumber ke tempat lain tanpa perantaraan massa atau kekuatan
listrik. Energi ini dapat berupa radiasi electromagnet, seperti cahaya,
sinar Rontgen, sinar gamma, dan radiasi partikel yang merupakan
sinar alfa, beta, proton, neuron atau positron.
DEFINISI STRAIN
Strain merupakan keadaan cedera
pada otot atau pelekatan tendon yang
biasanya terlihat pasca cedera
traumatik atau cedera olahraga
(Kowalak, 2011). Strain adalah
kerusakan pada suatu bagian otot
atau tendon karena penggunaan yang
berlebihan atau stres yang berlebihan
(Wahid Abdul, 20013).
DEFINISI SPRAIN
Sprain merupakan keadaan ruptur total atau
parsial pada ligamen penyangga yang
melindungi sebuah sendi. Biasanya kondisi
ini terjadi sesudah gerakan memuntir yang
tajam (Kowalak, Jeniffer P, 2011). Sprain
merupakan cedera yang paling sering
terjadi pada berbagai cabang olahraga yaitu
cedera pada sendi dengan terjadinya
robekan pada ligamentum, hal ini terjadi
karena stress berlebihan yang mendadak
atau penggunaan berlebih yang berulang-
ulang dari sendi (Wahid Abdul 2013).
ETIOLOGI STRAIN MENURUT KOWALAK (2011)

1. 2.
Pada strain kronis : Terjadi
Pada strain akut : secara berkala oleh karena
Ketika otot keluar penggunaaan yang
dan berkontraksi berlebihan/tekanan berulang-
ulang,menghasilkan tendonitis
secara mendadak
(peradangan pada tendon).
ETIOLOGI SPRAIN MENURUT KOWALAK (2011)
Umur
Terjatuh atau
01 Faktor umur sangat menentukan karena 02 kecelakaan
mempengaruhi kekuatan serta kekenyalan
jaringan. Misalnya pada umur tiga puluh Sprain dapat terjadi apabila
sampai empat puluh tahun kekuatan otot terjadi kecelakan atau terjatuh
akan relative menurun. Elastisitas tendon dan sehingga jaringan ligamen
ligamen menurun pada usia tiga puluh tahun. mengalami sprain.

Pukulan Tidak melakukan


03 Sprain dapat terjadi apabila
04 pemanasan
mendapat pukulan pada bagian Pada atlet olahraga sering terjadi
sendi dan menyebabkan sprain. sprain  karena kurangnya
pemanasan. Dengan melakukan
pemanasan otot-otot akan menjadi
lebih lentur.
MANIFESTASI STRAIN
● Menurut Mansoer, Arif dkk (2001), manifestasi strain
dibagi menjadi 6 yaitu :

1) Kelemahan
2) Mati rasa
3) Perdarahan yang ditandai dengan : Perubahan
warna & bukaan pada kulit
4) Perubahan mobilitas, stabilitas dan kelonggaran
sendi.
5) Nyeri
6) Odema
MANIFESTASI SPRAIN
● Menurut Mansoer, Arif dkk (2001), manifestasi
Sprain dibagi menjadi 4 yaitu :

Tanda dan gejala yang mungkin timbul :


1. Nyeri lokal (Khususnya pada saat menggerakkan
sendi)
2. Pembengkakan dan rasa hangat akibat inflamasi
3. Gangguan mobilitas akibat rasa nyeri (yang baru
terjadi beberapa jam setelah cedera)
4. Perubahan warna kulit akibat ekstravasasi darah
kedalam jaringan sekitarnya.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Foto rontgen untuk menyingkirkan kemungkinan fraktur

2. Stress radiography untuk memfisualisasi cedera ketika bagian


tersebut digerakan

3. Artroskopy (pembedahan lubang kunci) adalah prosedur


pembedahan lutut untuk memperbaiki dan menggantikan meniscus
( cankram bentuk C yang melindungi lutut ) yang rusak.
PATOFISIOLOGI
Strain adalah kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung (impact) atau tidak langsung (overloading).
Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah,kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi
kontraksi ,otot belum siap,terjadi pada bagian groin muscles (otot pada kunci paha),hamstring (otot paha bagian
bawah),dan otot guadriceps. Fleksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera memar dan
membengkak (Smelzer, Suzanne. C. 2001).

Sprain biasanya terjadi sesudah gerakan memuntir yang tajam. Keseleo atau sprain jika difiksasi dapat
sembuh dalam dua hingga tiga minggu tanpa tindakan bedah korektif. Sesudah itu secara berangsur-angsur pasien
dapat kembali melakukan aktivitas normal. Keseleo atau sprain pada pergelangan kaki merupakan cedera sendi
yang paling sering dijumpai dan kemudian diikuti oleh keseleo pada pergelangan tangan, siku, serta lutut.

Jika sebuah ligamen mengalami ruptur maka eksudasi inflamatori akan terjadi dalam hematoma diantara
kedua ujung potongan ligamen yang putus itu. Jaringan granulasi tumbuh kedalam dari jaringan lunak dan kartilago
sekitarnya. Pembentukan kolagen dimulai empat hingga lima hari sesudah cedera dan pada akhirnya akan
mengatur serabut-serabut tersebut sejajar dengan garis tekanan/stres. Dengan bantuan jaringan fibrosa yang
vaskular, akhirnya jaringan yang baru tersebut menyatu dengan jaringan disekitarnya. Ketika reorganisasi ini
berlanjut, ligamen yang baru akan terpisah dari jaringan sekitarnya dan akhirnya menjadi cukup kuat untuk
menahan tegangan otot normal (Smelzer, Suzanne. C. 2001).
KOMPLIKASI
SPRAIN STRAIN
1. Disklokasi berulang akibat ligament 1. Ruptura total otot
yang rupture tersebut tidak sembuh
yang memerlukan
dengan sempurna sehingga
diperlukan pembedahan untuk
perbaikan melalui
memperbaikinya pembedahan

2. Gangguan fungsi ligament (jika 2. Miositis osifikan


terjadi tarikan otot yang kuat (inflamasi kronis
sebelum dan tarikan tersebut dengan edapan
menyebabkan regangan pada menyerupai tulang )
ligament yang rupture, maka
akibat klarifikasi
ligament ini dapat sebeuh dengan
berbentuk memanjang, yang jaringan parut.
disertai pembentukan jaringan
parut secara berlebihan)
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Menurut Kowalak (2011) penatalaksanaan keperawatan yaitu RICE
(Rest, Ice, Compression, Elevation) Prinsip utama penatalaksanaan
strain dan sprain adalah mengurangi pembengkakan dan nyeri yang
terjadi. Langkah yang paling tepat sebagai penatalaksanaan tahap
awal (24-48 jam) :
Rest (istirahat)
Ice (es)
Compression (penekanan)
Elevation (peninggian)

Medis :
Kemotherapi.
Dengan analgetik seperti Aspirin (300 – 600 mg/hari) atau
Acetaminofen (300 – 600 mg/hari)
ASUHAN
K E PE RAWATAN
PENGKAJIAN
4. Pem
a. Insp
• Ke
• Ed
• Pe
pe
ku
• Ke
m

b. Pa
ANALISA
DATA
No Data Masalah Etiologi

1. DS : Nyeri (akut) spasme otot, gerakan


1) Klien mengatakan jatuh dari ketinggian fragmen tulang,
30 m edema, cedera pada
2) Klien mengatakan nyeri dan bengkak jaringan lunak
pada sendi bahu kiri
DO :
3) Kesadaran CM
4) Pada pemeriksaan terlihat adanya
pembengkakan, nyeri tekan dan nyeri
sumbu pada cruris sinistra 1/3 dibagian
depan dan daerah deltoid kosong
5) Kemungkinan klien terlihat meringis
kesakitan karena nyeri dan tungkai
bawah terkulai
6) Nampak terpasang bidai pada tungkai
kiri klien dan terpasang mitela pada
bahu kiri
No Data Masalah Etiologi
2. DS : Hambatan mobilitas fisik Cedera jaringan sekitar fraktur
dan kerusakan neuromuskuler
1) Kemungkinan pasien mengatakan tidak
bisa menggerakkan tangan kiri dan kaki
kirinya
2) Kemungkinan pasien mengatakan
kesulitan dalam membolak-balik posisinya
DO :
3) Klien terlihat tidak bisa berdiri dan
mengalami luka-luka
4) Klien terlihat meringis kesakitan karena
nyeri dan tungkai bawah terkulai

3. DS : Resiko Infeksi Tidak adekuatnya


1) Kemungkinan Klien mengatakan sakit pertahanan primer,
pada lukanya. kerusakan kulit dan
2) Kemungkinan Klien mengatakan demam. trauma jaringan.
 
DO :
3) Luka klien terlihat kemerahan.
4) Luka klien terlihat kurang bersih.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot,


gerakan fragmen tulang, edema pada jaringan
lunak

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan


cedera jaringan sekitar fraktur

3. Resiko infeksi berhubungan dengan tidak


adekuatnya pertahanan primer, kerusakan kulit
dan trauma jaringan.
INTERVENSI
KEPERAWATAN
No Dx Tujuan Kreteria hasil Intervensi Rasional
1 Setelah dilakukan tindakan O : -Kaji karekteristik nyeri, skala 1. Untuk Membantu dalam
keperawatan 1 x … jam diharapkan nyeri, sifat nyeri, lokasi mengidentifikasi derajat
klien dapat mengontrol nyeri dengan penyebarannya (PQRS), Kaji TTV ketidaknyamanan dan
criteria hasil: N :Beri posisi yang kebutuhan untuk keefectifan
 Klien dapat mengungkapkan nyaman. Beri tehnik distraksi. analgesic 
berkurangnya nyeri. E : edukasi keluarga atau klien 2. Untuk mengetahui keadaan
 Klien dapat mengidentifikasi dan kopres air hangat untuk redakan umum pasien
menggunakan intervensi untuk nyeri 3. Dapat mempengaruhi
mengatasi nyeri / C: kolaborasi dalam pemberian kemampuan klien untuk rileks
ketidaknyamanan dengan tepat. analgesik dan istirahat secara efektif.
 Klien tampak rileks dan mampu 4. Untuk mengurangi sensasi nyeri.
tidur dan istirahat dengan tepat. 5. Dapat membantu klien untuk
 Ttv dalam batas normal menangani nyeri secara mandiri
6. Membantu meredakan nyeri
No Tujuan Intervensi Rasional
Dx Kreteria hasil

 2 Setelah dilakukan O: Kaji derajat mobilitas yang dihasikan oleh 1. Mengetahui persepsi diri pasien
tindakan cedera/pengobatandan perhatikanpersepsi mengenai keterbatasan fisik actual
keperawatan 1 x ….. pasien terhadapobilisasi 2. Meningkatkan aliran darah ke otot dan
jam diharapkan klien N : instruksikan dan bantu pasien dalam tulang untuk meningkatkan tonus otot,
dapat memperbaiki rentang gerak aktif/pasif pada ekstremitas mempertahankan gerak sendi,
mobilitas fisik yang sakit dan yang tak sakit mencegah kontraktur/atrofi dan respon
dengan kriteria E : dorong partisipasi pada aktivitas terapeutik kalsium karena tidak digunakan
hasil: dan pertahankan rangsangan lingkungan 3. Memberikan kesempatan untuk
 Klien dapat C: konsultasi dengan ahli terapi fisik/okupasi mengeluarkan energi meningkatkan
mencapai dan atau rehabilitasi spesialis rasa Kontrol diri
mobilitas fisik   4. Berguna dalan membuat aktivitas
yang baik.   individual/program latihan.
   
No Dx Tujuan Kreteria hasil Intervensi Rasional

 3 Setelah diberkan tindakan O: kaji tanda tanda infeksi 1. Untuk mengetahui perubahan
keperawatan selama …x… jam N: rawat luka dengan pertahankan kondisi perlukaan yang terjai
Diharapkan klien tidak teknik aseptik pada klien
mengalami resiko infeksi E: edukasi klien dan pengunjung 2. Mencegah terjadinya infeksi
dengan criteria hasil : untuk jaga kebersihan area nosocomial
• Klien bebas dai tanda dan perlukaan klien agar tetap bersih 3. Memberikan informasi
gejala inefeksi C: kolaborasi dalam pemberian 4. Meminimalkan terjadinya
• Jumlah leukosit dalam terapi sesuai medikasi infeksi
batas normal   5. Membantu proses pemulihan
• Mendeskripskan proses klien
penularan penyakit atau
factor yang mempengaruhi
infeksi
 
 
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Adalah tindakan
keperawatan yang dilakukan
sesuai dengan instruksi yang
telah teridentifikasi dalam
komponen intervensi.
EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah Tindakan intelektual untuk

mekengkapai proses keperawatan yang menandakan

seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan,

dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui

evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitir

”kealpaan” yang terjadi dalam tahap pengkajian, analisa,

perencanaan, dan pelaksanaan tindakan (Nursalam, 2001)

S : Data Subyektif

Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan

setelah dilakukan tindakan keperawatan.

O : Data Obyektif

Yaitu data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi


ANY QUESTION?

THANK
YOU!!!

Anda mungkin juga menyukai