Disusun Oleh :
Wita Yulianti Barges 241911009
B. Etiologi
Menurut Manuaba (2001) beberapa penyebab sectio caesarea sebagai berikut :
1. CPD (Chepalo Pelvik Disproportion)
2. KPD (Ketuban Pecah Dini)
3. Janin Besar (Makrosomia)
4. Kelainan Letak Janin
5. Bayi kembar
6. Faktor hambatan jalan lahir
7. PEB (Pre-Eklamsi Berat)
8. Miopi
C. Anatomi fisiologi
Lapisan Epidermis Epidermis, lapisan luar, terutama terdiri dari epitel
skuamosa bertingkat. Sel-sel yang menyusunya secara berkesinambungan dibentuk
oleh lapisan germinal dalam epitel silindris dan mendatar ketika didorong oleh sel-
sel baru kearah permukaan, tempat kulit terkikis oleh gesekan. Lapisan luar terdiri
dari keratin, protein bertanduk, Jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah dan
sel-selnya sangat rapat.
Lapisan Dermis Dermis adalah lapisan yang terdiri dari kolagen jaringan
fibrosa dan elastin. Lapisan superfasial menonjol ke dalam epidermis berupa
sejumlah papilla kecil. Lapisan yang lebih dalam terletak pada jaringan subkutan
dan fasia, lapisan ini mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf.
Lapisan subkutan Lapisan ini mengandung sejumlah sel lemak, berisi
banyak pembuluh darah dan ujung syaraf. Lapisan ini mengikat kulit secara
longgar dengan organ-organ yang terdapat dibawahnya. Dalam hubungannya
dengan tindakan SC, lapisan ini adalah pengikat organorgan yang ada di abdomen,
khususnya uterus. Organ-organ di abdomen dilindungi oleh selaput tipis yang
disebut peritonium. Dalam tindakan SC, sayatan dilakukan dari kulit lapisan terluar
(epidermis) sampai dinding uterus.
Fasia Di bawah kulit fasia superfisialis dibagi menjadi lapisan lemak yang
dangkal, Camper's fasia, dan yang lebih dalam lapisan fibrosa,. Fasia profunda
terletak pada otot-otot perut. menyatu dengan fasia profunda paha. Susunan ini
membentuk pesawat antara Scarpa's fasia dan perut dalam fasia membentang dari
bagian atas paha bagian atas perut. Di bawah lapisan terdalam otot, maka otot
abdominis transverses, terletak fasia transversalis. Para fasia transversalis
dipisahkan dari peritoneum parietalis oleh variabel lapisan lemak.. Fascias adalah
lembar jaringan ikat atau mengikat bersama-sama meliputi struktur tubuh
Otot dinding perut anterior dan lateral Rectus abdominis meluas dari bagian
depan margo costalis di atas dan pubis di bagian bawah. Otot itu disilang oleh
beberapa pita fibrosa dan berada didalam selubung. Linea alba adalah pita jaringan
yang membentang pada garis tengah dari procecuss xiphodius sternum ke simpisis
pubis, memisahkan kedua musculus rectus abdominis. Obliquus externus, obliquus
internus dan transverses adalah otot pipih yang membentuk dinding abdomen pada
bagian samping dan depan. Serat externus berjalan kea rah bawah dan atas ; serat
obliquus internus berjalan keatas dan kedepan ; serat transverses (otot terdalam dari
otot ketiga dinding perut) berjalan transversal di bagian depan ketiga otot terakhir
otot berakhir dalam satu selubung bersama yang menutupi rectus abdominis.
Otot dinding perut posterior Quadrates lumbolus adalah otot pendek
persegi pada bagian belakang abdomen, dari costa keduabelas diatas ke crista
iliaca, (Gibson, J. 2002
D. Patofisiologi dan Pathway
Adanya hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat
lahir secara normal misalnya, plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit,
disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju,
pre-eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan
perlu adanya suatu tindakan pembedahan Sectio Caesarea (SC). Dalam proses operasi
dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya
inkontinuitas jaringan di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran
histamine dan prostaglandin yang akan ditutup dan menimbulkan rasa nyeri (nyeri
akut).
Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan
menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan
masalah risiko infeksi.
E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis sectio caesarea menurut Doenges (2000), antara lain :
1. Nyeri akibat luka pembedahan
2. Adanya luka insisi pada bagian abdomen
3. Fundus uterus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus
4. Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea tidak banyak)
5. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml
6. Emosi labil
7. Terpasang kateter urinarius
8. Auskultasi bising usus tidak terdengar atau samar
9. Pengaruh anestesi dapat menimbulkan mual dan muntah
10. Status pulmonary bunyi paru jelas dan vesikuler
11. Pada kelahiran secara SC tidak direncanakan maka biasanya kurang paham
prosedur
12. Bonding dan Attachment pada anak yang baru dilahirkan
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Tucker (1998) adalah sebagai berikut:
1. Pemantauan EKG
2. JDL dengan diferensial
3. Pemeriksaan elektrolit
4. Pemeriksaan HB/Hct
5. Golongan darah
6. Urinalisis
7. Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi
8. Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi
9. USG
G. Komplikasi
1. Infeksi Puerperalis
2. Perdarahan
3. Luka kandung kemih
4. Embolisme paru – paru
I. Pengkajian
Pengkajian fokus
a. Identitas klien dan penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, alamat,
status perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang
mengirim, cara masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda vital.
b. Keluhan utama
c. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya bagi kien multipara
d. Data riwayat penyakit
1) Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit
yang dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah klien operasi.
J. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik pembedahan (section
caesarea
K. INTERVENSI
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Doengoes, Marylinn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi. Jakarta : EGC
Manuaba, I.B. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta: EGC
Manuaba, I.B. 1999. Operasi Kebidanan Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk
Dokter Umum. Jakarta : EGC
Sofian, A. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri operatif Obstetri social.
Edisi 3. Jakarta: EGC.
Wilkinson M. Judith. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC, Edisi 7. Jakarta:EGC
SDKI DPP PPNI.2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
SIKI DPP PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
SLKI DPP PPNI 2019 Standar Luaran Keperawatan Indonesia,Jakarta.