Disusun Oleh:
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
TEORI KASUS........................................................................................................3
2.1 Pengertian..................................................................................................3
2.2 Etiologi......................................................................................................4
2.3 Klasifikasi..................................................................................................5
2.4 Patofisiologi...............................................................................................6
2.6 Komplikasi.....................................................................................................7
2.7 Penatalaksanaan.............................................................................................7
2.8 Pemeriksaan Penunjang.................................................................................9
2.9. Pathways.....................................................................................................10
BAB III..................................................................................................................11
ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................11
3.1 Pengkajian...............................................................................................11
3.2 Data Fokus...................................................................................................13
3.3 Analisis Data................................................................................................13
3.4. Diagnosa Keperawatan...............................................................................15
3.5. Perencanaan................................................................................................15
3.6. Implementasi Keperawatan.........................................................................18
3.7. Evaluasi Keperawatan.................................................................................20
i
BAB IV..................................................................................................................23
PENUTUP..............................................................................................................23
4.1 Kesimpulan..............................................................................................23
4.2 Saran........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
ii
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah SWT Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,
penulis panjatkan syukur dan terimakasih yang sebesar-besarnya atas rahmat,
nikmat, kebahagiaan serta seluruh anugerah yang telah dilimpahkan kepada
seluruh hamba-Nya. Dengan segala rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Atresia Ani ” ini dengan baik.
Dengan selesainya makalah ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan makalah
ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Atresia itu sendiri adalah keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang
badan normal atau organ tubuler secara kongenital disebut juga clausura.
Dengan kata lain tidak adanya lubang di tempat yang seharusnya atau
buntutnya saluran atau rongga tubuh. Hal ini bisa terjadi karena bawaan sejak
lahir atau terjadi kemudian karena proses penyakit yang mengenai saluran itu.
Atresia ani yaitu yaitu tidak berlubangnya dubur. Atresia ani memiliki nama
lain yaitu Anus imperforata.
1
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
2.1 Pengertian
Atresia Ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus
imperforate meliputi anus, rectum atau keduanya (Betz. Ed 3 tahun 2002).
Atresia ini atau anus imperforate adalah tidak terjadinya perforasi membran
yang memisahkan bagian entoderm mengakibatkan pembentukan lubang anus
yang tidak sempurna. Anus tampak rata atau sedikit cekung ke dalam atau
kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan rectum.
(sumber Purwanto. 2001 RSCM) Atresia Ani merupakan kelainan bawaan
(kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus (Donna L. Wong, 520 :
2003).Atresia ani adalah malformasi kongenital dimana rektum tidak
mempunyai lubang keluar. (Walley, 1996)
Atresia ani atau anus imperforate adalah tidak terjadinya perforasi
membran yang memisahkan bagian entoderm mengakibatkan pembentukan
lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak rata atau sedikit cekung ke
dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung
dengan rektum. (Purwanto, 2001)
Atresia ani adalah tidak lengkapnya perkembangan embrionik pada
distal anus atau tertutupnya anus secara abnormal. (Suriadi, 2001)
Atresia ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus
imperforate meliputi anus, rektum, atau keduanya. (Betz, 2002)
Atresia ani merupakan kelainan bawaan (konginetal), tidak adanya
lubang atau saluran anus. (Donna L. Wong, 2003)
Atresia ani adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus atau anus
tidak sempurna, termasuk didalamnya agenesis ani, agenesis rektum dan
atresia rektum. Insiden 1:5000 kelahiran yang dapat muncul sebagai sindroma
VACTRERL (Vertebra, Anal, Cardial, Esofageal, Renal, Limb) (Faradilla,
2009).
4
5
2.2 Etiologi
2.3 Klasifikasi
2.4 Patofisiologi
Atresia ani terjadi akibat kegagalan penurunan septum anorektal pada
kehidupan embrional. Anus dan rektum berkembang dari embrionik bagian
belakang. Ujung ekor dari bagian belakang berkembang menjadi kloaka yang
merupakan bakal genitourinaria dan struktur anorektal. Terjadi stenosis anal
karena adanya penyempitan pada kanal anorektal.
Terjadi atresia ani karena tidak ada kelengkapan migrasi dan
perkembangan struktur kolon antara 7 dan 10 mingggu dalam perkembangan
fetal. Kegagalan migrasi dapat juga karena kegagalan dalam agenesis sakral
dan abnormalitas pada uretra dan vagina. Tidak ada pembukaan usus besar
yang keluar melalui anus menyebabkan fekal tidak dapat dikeluarkan
sehingga intestinal mengalami obstruksi. Manifestasi klinis diakibatkan
adanya obstruksi dan adanya fistula.
Obstruksi ini mengakibatkan distensi abdomen, sekuestrasi cairan,
muntah dengan segala akibatnya. Apabila urin mengalir melalui fistel menuju
rektum, maka urin akan diabsorbsi sehingga terjadi asidosis hiperkloremia,
sebaliknya feses mengalir ke arah traktus urinarius menyebabkan infeksi
berulang. Pada keadaan ini biasanya akan terbentuk fistula antara rektum
dengan organ sekitarnya. Pada wanita 90% dengan fistula ke vagina
(rektovagina) atau perineum (rektovestibuler). Pada laki-laki biasanya letak
tinggi, umumnya fistula menuju ke vesika urinaria atau ke prostate.
(rektovesika). Pada letak rendah fistula menuju ke uretra (rektourethralis).
Anatomi alat kandungan dibedakan menjadi 2 yaitu genetalia ekterna
dan genetalia interna.
8
2.6 Komplikasi
Menurut Betz dan Sowden (2009), komplikasi pada atresia ani antara lain:
1) Asidosis hiperkloremik
2) Infeksi saluran kemih yang terus-menerus
3) Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah)
4) Komplikasi jangka panjang
a) Eversi mukosa anus
b) Stenosis (akibat kontraksi jaringan parut dari anastomosis)
c) Impaksi dan konstipasi (akibat dilatasi sigmoid)
d) Masalah atau keterlambatan yang berhubungan dengan toilet
training
e) Inkontinensia (akibat stinosis anal atau inpaksi)
f) Prolaps mukosa anorektal (penyebab inkontinensia)
g) Fistula kambuhan
2.7 Penatalaksanaan
1. Preventif
Menurut Nurhayati (2009), penatalaksanaan preventif yaitu:
9
2.9. Pathways
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas pasien
13
14
a. Keadaan Umum
Klien lemah
b. Tanda-tanda vital
Nadi : 120 – 140 kali per menit
Tekanan darah : normal
Suhu : 36,5ºC – 37,6ºC
Pernafasan : 30 – 40 kali per menit
BB : > 2500 gram
PB : normal
c. Data sistematik
1) Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah normal
Denyut nadi normal (120 – 140 kali per menit )
2) Sistem respirasi dan pernafasan
Klien tidak mengalami gangguan pernapasan
3) Sistem gastrointestinal
Klien mengalami muntah-muntah, perut kembung dan membuncit
4) Sistem musculosceletal
Klien tidak mengalami gangguan sistem muskuloskeletal
5) Sistem integumen
Klien tidak mengalami gangguan sistem integumen
6) Sistem perkemihan
Terdapat mekonium di dalam urin.
DO:
Klien terlihat lemas dan tidak
nyaman
3.5. Perencanaan
mukosa lembab
nadi adekuat,
takanan darah
ortostatik)
3. Cemas Setelah dilakukan 1. Jelaskan dg 1. Agar orang tua
orang tua tindakan istilah yg mengerti kondisi
b/d kurang keperawatan dimengerti tentang klien
pengetahua selama 1x 24 jam anatomi dan
n tentang Kecemasan orang fisiologi saluran
penyakit tua dapat pencernaan normal.
dan berkurang 2. Gunakan alat, 2. Pengetahuan
prosedur KH: Klien tidak media dan gambar tersebut diharapkan
perawatan lemas Beri jadwal studi dapat membantu
diagnosa pada menurunkan
orang tua kecemasan
3. Beri informasi 3. Membantu
pada orang tua mengurangi
tentang operasi kecemasan klien
kolostomi
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
25
26
27