Disusun Oleh :
Wita Yulianti Barges 241911009
B. ETIOLOGI
Menurut wiliams (2008), pennyebab dari gastroenteritis akut yaitu :
1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada
anak-anak).
3. Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein.
4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,
sayuran dimasak kutang matang.
5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas
DIARE
Defisit Nutrisi
E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Williams (2008), manifestasi klinis :
1. Konistensi feses cair (diare) dan frekuensi defekasi meningkat
2. muntah (umumnya tidak lama)
3. demam (mungkin ada atau tidak)
4. kram abdomen, tenesmus
5. membrane mukosa kering
6. fontanel cekung (bayi)
7. BB menurun
F. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit
2. Syok hipovolemik yang terdekompensasi (hipotensi, asidosis metabolic,
perfusi sistemik menurun)
3. Kejang demam
4. Bakterimia
5. Komplikasi diare mencakup potensial terhadap distrimia jantung akibat
hilangnya cairan dan elektrolit secara bermakna (khususnya kehilangan
kalium). (Smetlzer, 2002)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah samar feses : untuk memeriksa adanya darah (lebih sering pada GE
yang berasal dari bakteri)
2. Evaluasi volume, warna, konsistensi, adanya mucus atau pus pada feses
3. Hitung darah lengkap dengan differensial
4. Uji antigen immunoassay enzim-untuk memastikan adanya rotavirus
5. Kultur feses (jika anak dirawat di RS, pus dalam feses, tau diare yang
berkepanjangan)-untuk menentukan pathogen
6. Aspirasi duodenum (jika diduga G.lamblia)
7. Urinalisis dan kultur (berat jenis bertambah karena dehidrasi; organisme
shigella keluar melalui urin.
H. PENATALAKSANAAN
Menurut john (2004), penatalaksaan pada gastroenteritis akut yaitu :
Rehidrasi
1. jenis cairan
a. Cara rehidrasi oral
1) Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti orali,
pedyalit setiap kali diare.
2) Formula sederhana (NaCl dan sukrosa)
b. Cara parenteral
1) Cairan I : RL dan NS
2) Cairan II : D5 ¼ salin,nabic. KCL
D5: RL = 4 : 1 + KCL
D5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) + KCL
3) HSD (half strengh darrow) D ½ 2,5 NS cairan khusus pada diare
usia > 3 bulan.
2. Jalan pemberian
a. Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)
b. Intra gastric (bila anak tak mau minum,makan, kesadran menurun)
3. Jumlah Cairan ; tergantung pada :
a. Defisit (derajat dehidrasi)
b. Kehilangan sesaat (concurrent less)
c. Rumatan (maintenance).
4. Jadwal / kecepatan cairan
a. Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat badanya
kurang lebih 13 kg : maka pemberianya adalah :
1) BB (kg) x 50 cc
2) BB (kg) x 10 – 20 = 130 – 260 cc setiap diare = 1 gls.
b. Terapi standar pada anak dengan diare sedang :
+ 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mnt
Terapi
1. obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg
klorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari
2. obat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide
3. antibiotic : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta
Dietetik
1. Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair / susu
2. Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat
diberi elemen atau semi elemental formula. Supportif: Vitamin A 200.000.
IU/IM, usia 1- 5 tahun
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan.
Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini
membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih
besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk.
Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric
menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga
berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : tampak lemah dan kesakitan
Tanda vital : Berat badan menurun 2 % dehidrasi ringan , berat badan menurun
5 % dehidrasi sedang, berat badan menurun 8 % dehidrasi berat, Tekanan
darah menurun karena dehidrasi, RR meningkat karena hipermetabolisme cepat
dan dalam (kusmoul), suhu meningkatkan reaksi inflmasi, nadi meningkat
(nadi perifer melemah, mata cekung , mukosa bibir kering, tugorkulit abnormal
J. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerrna makanan
K. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosis Kriteria hasil Intervensi Rasional
keperawatan keperawatan
1. Diare berhubungan Setelah dilakukan Manajemen Diare -Mengetahui
dengan inflamasi tindakan keperawatan I. 03101 penyebab diare
gastrointestinal 3x24 jam eliminasi Observasi -Mengetahui asupan
fekal pasien membaik -Identifikasi penyebab nutrisi yang
dengan, kriteria hasil : diare diberikan
(SLKI L.04033 hal. -Identifikasi riwayat -Mengetahui warna,
23) pemberian makanan volume,konsistensi,
1. Konsistensi feses -Monitor warna, dan frekuensi feses
membaik volume, konsistensi, -Mengetahui adanya
2. Frekuensi defekasi dan frekuensi feses tanda gejala
membaik -Monitor tanda dan hipovolemia
3. Peristaltik usus gejala hipovolemia -Mengetahui adanya
membaik -Monitor iritasi dan iritasi dan ulserasi di
ulserasi kulit di daerah daerah kulit perianal
perianal -Mengganti cairan
yang hilang
Terapeutik -Untuk pemberian
-Berikan asupan cairan intravena
cairan oral -Mengganti elektrolit
-Pasang jalur yang hilang
intravena -Untuk pemeriksaan
-Berikan cairan darah lengkap dan
intravena elektrolit
-Ambil sampel darah -Untuk pemeriksaan
-Ambil sampel feses kultur feses
-Memenuhi nutrisi
Edukasi -Menghindari
-Anjurkan makan peningkatan
porsi kecil dan sering peristaltik usus
-Anjurkan -Agar bentuk feses
menghindari makanan membaik
pembentuk gas, pedas,
dan mengandung
laktosa
Kolaborasi
-Kolaborasi
pemberian obat
pengeras feses
2 Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen -Mengetahui adanya
berhubungan dengan tindakan keperawatan Hipovolemia tanda dan gejala
kehilangan cairan 3 x 24 jam status (I.03116) hipovolemia
aktif cairan pasien Observasi -Mengetahui jumlah
membaik dengan -Periksa tanda gejala cairan yg ada di
kriteria : hipovolemia tubuh pasien
(SLKI L. 03028 hal. -Monitor intake dan -Mengetahui jumlah
107) output kebutuhan cairan
1. Kekuatan nadi pasien
meningkat Terapeutik -Mengganti cairan
2. Turgor kulit -Hitung kebutuhan yang hilang
meningkat cairan -Mengganti cairan
3. Suhu tubuh -Berikan asupan tubuh yg hilang
membaik cairan oral -Mengganti cairan
4. Frekuensi nadi dan elektrolit yg
membaik Edukasi hilang
-Anjurkan perbanyak
asupan carian oral
Kolaborasi
-Kolaborasi
pemberian cairan IV
3. Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen berat -Agar dapat
berhubungan dengan tindakan keperawatan badan (I.03097) mencerna makanan
ketidakmampuan 3x24 jam defisit Observasi -Menjaga nutrisi
mencerrna makanan nutrisi pasien dapat -Identifikasi kondisi agar terpenuhi dan
teratasi kritria hasil : kesehatan pasien yang mencegah terjadinya
(SLKI L. 03030 hal. dapat mempengaruhi mual dan muntah
121) berat badan berlanjut
1. Status nutrisi -Untuk menentukan
membaik Terapeutik diet pasien
2. Berat badan -Hitung berat badan
membaik ideal pasien
3. Nafsu makan
mebaik Edukasi
-Jelaskan hubungan
antara asupan
makanan,
penambahan berat
badan dan penurunan
berat badan
-Anjurkan melakukan
pencatatan asupan
makan, aktivitas fisik
dan perubahan berat
badan
L. EVALUASI
1) Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan
2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh
3) Intergritas kulit kembali normal
4) Rasa nyaman terpenuhi
5) Pengetahuan keluarga meningkat, ansietas pada anak teratas
DAFTAR PUSTAKA
Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo.
Surabaya.