H DI RUANG PONEK
POLEWALI MANDAR
NIM : PO.76.3.01.18.1.021
……………………… ……………………….
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
1. Pengertian
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dilakukan
secara spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian
selama proses persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan presentasi
belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap
(Elisabeth dkk, 2016).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri) (JNPK-KR, 2014).
2. Fisiologi
a. Kala I (kala pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks
mulai membuka dan mendatar.Darah berasal dari pecahnya pembuluh
darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-pergeseran,
ketika serviks mendatar dan membuka. Kala 1 persalinan dimulai sejak
terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks, hingga mencapai
pembukaan lengkap (10cm).Persalinan kala 1 dibagi menjadi 2 fase, yaitu
fase laten dan fase aktif.
1) Fase Laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal
kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara
bertahap sampai pembukaan kurang dari 4 cm, berlangsung dalam
waktu 7-8 jam.
2) Fase Aktif (pembukaan serviks 4-10 cm)
Fase aktif berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase.
a) Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan 3
menjadi 4 cm.
b) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam, pembukaan
berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan
jadi 10 cm atau lengkap.
Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus
umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali
atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih) dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Berdasarkan kurve friedman, diperhitungkan pembukaan pada
primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam.
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan
multigravida. Pada primigravida,ostium uteri internum akan membuka
lebih dulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudian
ostium internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan
eksternum serta penipisan dan pendataran seviks terjadi dalam
waktu yang lama.
d) Perubahan fisiologis pada kala I
1) Tekanan Darah
2) Metabolisme
3) Suhu Tubuh
4) Detak Jantung
5) Pernapasan
6) Ginjal
7) Gastrointestinal
8) Hematologi.
9) Kontraksi uterus
10) Pembentukan segmen atas rahim dan segmen bawah rahim
11) Perkembangan retraksi ring
12) Penarikan serviks
13) Pembukaan ostium uteri interna dan ostium uteri externa
14) Show
15) Tonjolan kantong ketuban
16) Pemecahan kantong ketubanc.
Perubahan psikologis pada kala I
1) Perasaan tidak enak
2) Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi3) Sering
memikirkan apakah persalinan brjalan normal
3) Menganggap persalinan sebagai percobaan
4) Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam
menolongnya
5) Apakah bayinya normal atau tidak
6) Apakah ia sanggup merawat bayinya
7) Ibu merasa cemas. (Elisabeth dkk, 2016)
b. Kala II ( kala pengeluaran janin )
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipira berlangsung
selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.
1) Tanda dan Gejala Kala II adalah :
a) His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3 menit.
b) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
c) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan/atau
vagina.
d) Perineum terlihat menonjol.
e) Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
f) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
2) Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang
menunjukan:
a) Pembukaan serviks telah lengkap
b) Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.
3) Perubahan fisiologis pada kala II
a) Kontraksi uterus
b) Perubahan – perubahan uterus
c) Perubahan pada serviks
d) Perubahan pada vagina dan dasar panggul
e) Perubahan sistem reproduksi
f) Perubahan tekanan darah
g) Perubahan metabolisme
h) Perubahan suhu
i) Perubahan denyut nadi
j) Perubahan pernapasan
k) Perubahan pada ginjal
l) Perubahan pada saluran cerna
m) Perubahan hematologi
4) Perubahan psikologis persalinan kala II
Perubahan psikologis keseluruhan wanita yang sedang mengalami
persalinan sangat bervariasi, tergantung pada persiapan dan bimbingan
antisipasi yang ia terima selama persiapan menghadaoi persalinan,
dukungan yang diterima wanita dari pasangannya, orang terdekat lain,
keluarga dan pemberi perawatan, lingkungan tempat wanita tersebut
beradadan apakah bayi yang ia kandung merupakan bayi yang ia
inginkan atau tidak. Dukungan yang diterima atau tidak diterima oleh
seseorang wanita di lingkungan tempat melahirkan, termasuk dari
mereka yang mendampinginya, sangat memengaruhi aspek
psikologinya pada saat kondisinya sangat rentan setiap kali kontraksi
timbul juga pada saaat nyerinya timbul secara berkelanjutan.
c. Kala III (kala pengeluaran plasenta)
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi danberakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya
berlangsung dalam 6 menit - 15 menit setelah bayi lahir.
Tanda–tanda pelepasan plasenta:
1) Terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri
2) Tali pusat memanjang atau terjulur keluar melalui vagina/ vulva
3) Adanya semburan darah secara tiba–tiba
d. Kala IV (kala pengawasan)
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah
proses tersebut.
a) Pemantauan dan evaluasi lanjut pada kala IV
a) Tanda vital
b) Kontraksi uterus
c) Lochea
d) Kandung kemih
e) Perineum
f) Perkiraan darah yang hilang
Perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 500 cc. Kala IV
berisi data tentang tekanan darah, nadi, temperatur, tinggi
fundus,kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan. Pemantauan
kala IV ini sangat penting, terutama untuk menilai deteksi dini resiko atau
kesiapan penolong mengantisipasi komplikasi perdarahan pasca
persalinan (Elisabeth dkk, 2016).
7. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada ibu bersalin dibagi ke dalam empat kala.
Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, perencanaan keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan (Manurung, 2011).
Berikut uraiannya satu per satu.
a. Pengkajian
KALA I
a) Keluhan
Anda kaji alasan klien datang ke rumah sakit. Alasannya dapat berupa
keluar darah bercampur lendir (bloody show), keluar air–air dari
kemaluan (air ketuban), nyeri pada daerah pinggang menjalar ke
perut/kontraksi (mulas), nyeri makin sering dan teratur.
b) Pengkajian riwayat obstetrik
Kaji kembali HPHT, taksiran persalinan, usia kehamilan sekarang. Kaji
riwayat kehamilan masa lalu, jenis persalinan lalu, penolong persalinan
lalu, kondisi bayi saat lahir. Kaji riwayat nifas lalu, masalah setelah
melahirkan, pemberian ASI dan kontrasepsi.
c) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum, kesadaran, tanda–tanda vital (TTV) meliputi
tekanan darah, nadi, suhu, respirasi, tinggi badan, dan berat badan.
2) Kaji tanda–tanda in partu seperti keluar darah campur lendir, sejak
kapan dirasakan kontraksi dengan intensitas dan frekuensi yang
meningkat, waktu keluarnya cairan dari kemaluan, jernih atau keruh,
warna, dan jumlahnya.
3) Kaji TFU, Leopold I, II, II, dan IV (lihat kembali modul 2 atau pedoman
praktikum pemeriksaan fisik ibu hamil).
4) Kaji kontraksi uterus ibu. Lakukan pemeriksaan dalam untuk
mengetahui derajat dilatasi (pembukaan) dan pendataran serviks,
apakah selaput ketuban masih utuh atau tidak, posisi bagian
terendah janin.
5) Auskultasi DJJ.
KALA II
1) Periksa TTV (TD, nadi, suhu, respirasi), tanda–tanda persalinan kala II
dimulai sejak pukul, evaluasi terhadap tanda–tanda persalinan kala II
(dorongan meneran, tekanan ke anus, perineum menonjol, dan vulva
membuka). Periksa kemajuan persalinan VT (status portio, pembukaan
serviks, status selaput amnion, warna air ketuban, penurunan presentasi
ke rongga panggul, kontraksi meliputi intensitas, durasi frekuensi,
relaksasi).
2) DJJ, vesika urinaria (penuh/ kosong).
3) respon perilaku (tingkat kecemasan, skala nyeri, kelelahan, keinginan
mengedan, sikap ibu saat masuk kala II, intensitas nyeri).Nilai skor
APGAR dinilai pada menit pertama kelahiran dan diulang pada menit
kelima.
A (appearance/warna kulit),
P (Pulse/denyut jantung),
G (Grimace/respon refleks),
A (Activity/tonus otot),
R (respiration/pernapasan).
Nilai kelima variabel tersebut dijumlahkan. Interpretasi hasil yang
diperoleh:
a) Bila jumlah skor antar 7–10 pada menit pertama, bayi dianggap
normal.
b) Bila jumlah skor antara 4–6 pada menit pertama, bayi memerlukan
tindakan medis segera seperti pengisapan lendir dengan suction
atau pemberian oksigen untuk membantu bernafas.
KALA III
1) Kaji TTV (TD, nadi, pernafasan, nadi),
2) Kaji waktu pengeluaran plasenta,
3) Kondisi selaput amnion,
4) Kotiledon lengkap atau tidak.
5) Kaji kontraksi/HIS,
6) Kaji perilaku terhadap nyeri,
7) Skala nyeri,
8) Tingkat kelelahan,
9) Keinginan untuk bonding attachment,
10) Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
KALA IV
Pengkajian kala IV, dikaji selama 2 jam setelah plasenta lahir. Pada satu
jam pertama, ibu dimonitoring setiap 15 menit sekali, dan jam kedua ibu
dimonitoring setiap 30 menit. Adapun yang dimonitoring adalah, tekanan
darah, nadi, kontraksi, kondisi vesika urinaria, jumlah perdarahan per
vagina, intake cairan.