Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian
Hiponatremia adalah suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma
darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari
135mEq/L, mual, muntah dan diare. Hal tersebut menimbulkan rasa haus yang
berlebihan, denyut nadi cepat, hipotensi, konvulsi, dan membran mukosa kering
Hiponatremia adalah kekurangan kadar natrium di cairan ekstra sel yang
menyebabkan perubahan tekanan osmotik. Perubahan ini mengakibatkan pindahnya
cairan dari ruang ekstra sel ke intra sel sehingga sel menjadi bengkak. Konsentrasi
natrium plasma mengambarkan rasio natrium tubuh total terhadap air total tubuh
Hiponatremia adalah gangguan elektrolit yang terjadi ketika kadar natrium
(sodium) dalam darah lebih rendah dari normalnya. Tidak normalnya kadar natrium ini
dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari kondisi kesehatan hingga penggunaan
obat-obatan
2. Penyebab
Kehilangan natrium klorida pada cairan ekstrasel atau penambahan air yang
berlebihan pada cairan ekstrasel akan menyebabkan penurunan konsentrasi natrium
plasma. Kehilangan natrium klorida primer biasanya terjadi pada dehidrasi
hipoosmotik seperti pada keadaan berkeringat selama aktivitas berat yang
berkepanjangan, berhubungan dengan penurunan volume ekstrasel seperti diare,
muntah-muntah, dan penggunaan diuretik secara berlebihan. Hiponatermia juga
disebabkan karena beberapa penyakit ginjal yang menyebabkan glomerulus dan
tubulus ginjal, penyakit Addison, serta retensi air yang berlebihan over-hidrasi (hipo-
osmotik) akibat hormone anti diuretik. Kepustakaan lain menyebutkan bahwa respon
fisiologis dari hiponatermia adalah tertekannya pengeluaran ADH dari hipotalamus
(osmolaritas urin rendah).
Pada kondisi normal, kadar natrium dalam darah adalah 135-145 mEq/liter.
Penyebab dari Seseorang mengalami hiponatremia karena jumlah asupan cairn
melebihi kemampuan eksresi dan ketidakmampuan menekan sekresi ADH misalnya
pada kehilangan cairan melalui saluran cerna atau gagal jantung atau sirosis hati.

3. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor yang melatarbelakangi seseorang mengalami
hiponatremia. Adapun Faktor predisposisi hiponatremia yaitu :
a) Perubahan Hormon
Kekurangan hormon adrenal dapat memengaruhi keseimbangan kadar air,
natrium, dan kalium dalam tubuh. Kadar hormon tiroid yang rendah juga dapat
menyebabkan hiponatremia
b) Syndrome Of Inappropriate anti-diuretic hormone (SIADH)
Saat tubuh menghasilkan anti diuretic hormone (ADH) dalam jumlah besar akan
membuat tubuh menahan air yang seharusnya keluar melalui urine. Air yang
berlebih dalam tubuh akan melarutkan natrium dan membuat kadarnya menurun
4. Faktor presipitasi
Faktor Presipitasi adalah faktor yang mencetuskan terjadinya hiponatremia, Adapun
faktor presipitasi hiponatremia yaitu:
a) Faktor Fisik
Salah satu yang menjadi faktor presipitasi hiponatremia adalah kondisi fisik
seseorang. Seseorang yang mengalami gagal jantung, penyakit ginjal, dan
sirosis, dapat menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh dan melarutkan
natrium sehingga kadar natrium dalam darah menjadi rendah.
b) Diare atau muntah parah dan kronis
Pada kondisi diare atau muntah yang parah, akan menyebabkan tubuh
kehilangan natrium dan memperbanyak memproduksi ADH sehingga seseorang
dapat mengalami hiponatremia
c) Makanan yang Dikonsumsi
Jarang mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung natrium dapat
menyebabkan hiponatremia
5. Manifestasi klinis
Manifestasi Klinis dari hiponatremia yaitu :
a) Mual dan muntah
b) Sakit kepala
c) Kebingungan
d) Kehilangan energi
e) Kelelahan
f) Gelisah dan mudah marah
g) Kelemahan otot, kejang dan kram
h) Koma
6. Penatalaksanaan
a) Penggantian natrium
Pengobatan yang paling nyata adalah pemberian natrium secara hati-hati.
Pemberian dapat diberikan secara oral, selang nasogastrik, atau parenteral
pasien yang mampu makan atau minum penggantian natrium dapat mudah
dilakukan karena natrium banyak terdapat dalam diet normal. kebutuhan natrium
lazim pada orang dewasa adalah kurang lebih 100 mEq. Jika tidak ada
kehilangan yang abnormal, pada SIADH, salin yang hipertronis saja tidak dapat
mengubah natrium plasma. Natrium yang berlebihan di sekresikan denggan cepat
dalam urine yang pekat
b) Pembatasan air
Jika hiponatremia terjadi pada pasien dengan volume cairan normal atau berlebih.
Pengobatan pilihannya adalah pembatasan air. Hal ini jauh lebih aman
dibandingkan pemberian natrium dan biasanya cukup efektif. Meskipun demikian
jika gejala neurologis timbul, mungkin perlu pemberian volume kecil larutan
natrium hipertronis seperti natrium klorida 3% atau 5%. Penggunaan yang tidak
benar dari cairan ini sangat berbahaya: hal ini dapat dipahami ketika perawat
menganggap bahwa satu liter larutan natrium klorida 3% dan mengandung
513mEq natrium dan satu liter natrium klorida 5% mengandung 855% mEq
natrium
7. Psikopatologi
Natrium adalah kewaspadaan utama dari cairan ekstraseluler dan terutama
bertanggungjawab untuk tekanan osmotik pada kompartemen tersebut. Natrium
meningkatkan konduksi/transmisi impuls dan esensia untuk mempertahankan
keseimbangan asam/basa. Rentang serum normal adalah 135-145 mEq/l;intraseluler,
10mEq/l sehingga apabila terjadi kekurangan natrium pada cairan tubuh, maka akan
menimbulkan penyakit tubuh
Hiponatermia mengindikasikan adanya air yang berpindah ke dalam sel dan
menyebabkan sel membengkak. Perpindahan ini memiliki nilai klinis yang sangat
penting apabila terjadi di sistem saraf pusat karena otak berada pada tempat yang
ukurannya tetap dan bengkak.
Dalam kondisi normal, ginjal mensekresi air 15-20 L/Hari. Untuk menjaga
osmolalitas normal, asupan air harus sama dengan eksresi air. Salah satu
pengaturan kerja ginjal dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
diperankan oleh hormon antidiuretik (ADH). ADH merupakan hormon yang
menghambat diuresis dengan cara menahan air di tubulus ginjal. ADH akan masuk
ke dalam aliran darah. Sekresi ADH terutama diatur oleh osmolalitas cairan ekstrasel.
Respon tubuh terhadap penurunan osmolalitas adalah menstimulus rasa haus.
Ketidakseimbangan asupan dan eksresi air dapat menyebabkan hiponatremia.
A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Identitas pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang
dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi,
golongan darah, nomor registrasi, tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian, diagnosa medis
b) Keluhan utama
c) Pengkajian primer
Pada pengkajian primer meliputi; airway, breating, circulation, disability,
eksposure
d) Pengkajian sekunder
e) Pemeriksaan penunjang dan terapi medis
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien hiponatremia yaitu:
a) Hipervolemia b/d penurunan volume urin, retensi cairan dan natrium,
peningkatan aldosteron sekunder dari penurunan GFR
b) Ketidakseimbangan cairan elektrolit b/d destruksi struktur
ginjal secara progrsif.
c) Penurunan curah jantung b/d ketidakseimbangan cairan dan elekrolit, gangguan
frekuensi, irama, konduksi jantung, akumulasi/ penumpukan urea toksin,
kalsifikasi jaringan lunak.
d) Gangguan integritas kulit b/d gangguan status metabolic, penurunan turgor kulit,
penurunan aktivitas, akumulasi ureum dalam kulit.
e) Defisit pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan
pengobatan b/d kurangnya informasi.
3. Fokus Intervensi
a) Hipervolemia b/d penurunan volume urin, retensi cairan dan natrium,
peningkatan aldosteron sekunder dari penurunan GFR
Intervensi : Manajemen Hipervolemia
b) Ketidakseimbangan cairan elektrolit b/d destruksi stuktur
ginjal secara progrsif.
Intervensi : Manajemen Elektrolit
c) Penurunan curah jantung b/d ketidakseimbangan cairan dan elekrolit, gangguan
frekuensi, irama, konduksi jantung, akumulasi/ penumpukan urea toksin,
kalsifikasi jaringan lunak.
Intervensi : Manajemen Elektrolit
d) Gangguan integritas kulit b/d gangguan status metabolic, penurunan turgor kulit,
penurunan aktivitas, akumulasi ureum dalam kulit.
Intervensi : Perawatan Integritas Kulit
e) Defisit pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan
pengobatan b/d kurangnya informasi
Intervensi : Edukasi Terapi Cairan

Anda mungkin juga menyukai