Anda di halaman 1dari 24

GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA

Referat
PASIEN
GERIATRI : DIAGNOSIS DAN
PENATALAKSANAAN TERKINI
Disusun oleh :
Mutia Dhyas Prameswari
1161050099

Pembimbing :
dr. Hildebrand Hanoch V. Watupongoh, Sp. PD
LATAR BELAKANG
• Air adalah komponen utama sel dan jaringan hidup.

• Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit sering terjadi pada lanjut


usia (lansia). Gangguan ini bisa berupa dehidrasi, hipernatremia, dan
hiponatremia.
TINJAUAN PUSTAKA

• Secara umum pada pasien geriatri, terjadi:


• Penurunan kemampuan homeostatik seiring dengan bertambahnya usia.

• Terjadi penurunan respon rasa haus terhadap kondisi hipervolemik dan


hiperosmolaritas.
• Penurunan laju filtrasi glomerulus

• Kemampuan fungsi konsentrasi ginjal, renin, aldosteron

• Penurunan respon ginjal terhadap vasopresin.


• Cairan tubuh dibagi menjadi :

• Ekstraseluler : berada di luar sel

• Plasma (25% dari cairan ekstraseluler)

• Interstisial

• Intraseluler : berada didalam sel


• Perubahan normal pada fisiologi tubuh lansia meningkatkan kemungkinan

gangguan cairan dan elektrolit. Hal yang terpenting dalam perubahan

tersebut ialah penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG), penurunan

kemampuan konsentrasi urin (untuk kepekatan urin),

berukurangnya ekskresi cairan, natrium, kalium dan asam.


DEHIDRASI

• Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total.

• Dapat berupa :

• Hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau

• Hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (dehidrasi


isotonik), atau
• Hilangnya natrium lebih banyak daripada air (dehidrasi hipotonik).
• Dehidrasi hipertonik : kadar natrium serum >145 mEq/L dan peningkatan
osmolaritas efektif serum >285 mosmol/liter

• Dehidrasi isotonik : kadar natrium serum 135-145 mEq/L dan osmolaritas


efektif serum 270-285 mosmol/liter.

• Dehidrasi hipotonik : kadar natrium serum <135 mEq/L dan osmolaritas


efektif serum <270 mosmol/liter.
• Sumber kehilangan Air dan elektrolit tubuh:
• Melalui gaster : muntah, pengisapan sonde lambung  kehilangan Na, ion
H+, K dan Cl  alkalosis metabolik, hipokalemia, hipotensi & dehidrasi bila
tidak segera dikoreksi
• Melalui Pankreas dan saluran empedu : kehilangan bikarbonat, K, dan Na 
asidosis hiperkloremik, hipotensi dan dehidrasi
• Melalui usus : fistel/ileostomy, diare & ileus yang menyebabkan hipokalemi,
hipotensi dan dehidrasi.
• Gejala dan tanda dehidrasi pada lansia sering tidak jelas, samar, atau
bahkan tidak ada sama sekali.

• Gejala khas pada dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, turgor kulit
melambat, mata cekung, sering tidak ditemukan pada pasien lansia.

• Gejala yang dapat dievaluasi yaitu penurunan berat badan secara


akut lebih dari 3%. Tanda klinis lainnya yaitu bila ditemukan hipotensi
ortostatik.
TERAPI REHIDRASI ORAL

• Pada dehidrasi ringan dapat diberikan cairan oral sebanyak 1500-2500


ml/24 jam (30ml/KgBB).

• Perhatikan tanda-tanda kelebihan cairan (contoh: ortopnea, sesak nafas,


perubahan pola tidur, atau confusion).
TERAPI REHIDRASI ORAL

• Dehidrasi hipertonik : cairan yang dianjurkan adalah air atau minuman dengan
kandungan sodium yang rendah, jus buah seperti apel, jeruk, dan anggur.

• Dehidrasi isotonik : cairan yang dianjurkan adalah air dan suplemen yang
mengandung sodium (jus tomat), dan juga dapat diberikan larutan isotonik
yang ada di pasaran.

• Dehidrasi hipotonik : cairan yang dianjurkan seperti diatas tetapi dbutuhkan


kadar sodium yang lebih tinggi.
TERAPI CAIRAN PARENTERAL

Dehidrasi isotonik : dapat diberikan


NaCl 0,9% atau Dextrose 5% dengan
kecepatan 25-30% dari defisit cairan
total/hari.

Dehidrasi hipertonik : NaCl 0,45%,

Dehidrasi hipotonik : atasi penyebab


yang mendasari, penambahan diet
natrium, berikan cairan hipertonik
bila perlu
SKOR DALDIYONO
CAIRAN RESUSITASI

• Cairan Koloid (dextrose 40) : efektif meningkatkan curah jantung, dibandingkan WB


2x lebih cepat dextrose, dibandingan PRC lebih cepat 6x, dan dibandingkan ringer
laktat (RL) lebih cepat 8x

• Cairan Kristaloid : terdistribusi di cairan ekstrasel, hanya 25% volume cairan akan
berada di ruang vaskuler.

• Cairan koloid : terdistribusi 75% di pembuluh darah

• Setelah defisit cairan tergantikan dan curah jantung kembali normal  koreksi Hb
dengan transfusi PRC
KELEBIHAN CAIRAN (OVERLOAD)

• Kelebihan cairan akibat adanya gangguan mekanisme homeostasis pada

proses regulasi keseimbangan cairan, volume intravaskular yang

meningkat, pada kegagalan otot jantung dan penurunan fungsi ginjal

dapat menimbulkan edema paru.


TATALAKSANA OVERLOAD

• Pemberian diuretik kuat (terutama bila ditemukan tanda edema


paru)

• Restriksi asupan air

• Dianjurkan hanya sebanyak jumlah IWL yaitu ±40 ml/jam

• Pasien dengan gagal ginjal  hemodialisa


HIPERNATREMIA

• Hipernatremia dan hyponatremia sering terjadi pada lansia.

• Hipernatremia pada lansia sering terjadi akibat kombinasi cairan yang


tidak adekuat dan bertambahnya kehilangan cairan.

• Gejala klinis :
• SSP : iritabilitas, restlessness, letargi, kejang otot, spastis, dan hiperrefleks 
merupakan gejala sekunder dari berkurangnya cairan di sel-sel otak, air
keluar dari sel  sel otak mengkerut
TATALAKSANA
• Mengganti kehilangan cairan atau hentikan pemberian natrium pada
kasus dengan Na yang berlebih. Koreksi Na yang terlalu cepat 
edema serebral

• Koreksi Na : 50% deficit cairan dalam 12-24 jam pertama, 50 % sisanya


diberikan dalam 1-2 hari berikutnya.
HIPONATREMIA

• Hiponatremia kadar sodium <135 mEq/L

• Rendahnya asupan Na disertai dengan gangguan ginjal dalam menahan


Na memudahkan terjadinya kehilangan Na dan terjadi hyponatremia.

• Gejala klinis:
• Na <125 mEq/L : letargi, kelelahan, anorexia, mual, dan kram otot. Gejala
SSP : kebingungan, koma, bahkan kejang.
• Na <110 mEq/L : resiko kematian
TATALAKSANA
• Hiponatremia Hipovolemik
• Dapat terjadi pada pasien yang mendapat diet cair/NGT, dapat dikoreksi dengan menambahkan
larutan salin atau menambahkan tablet NaCl yang dihaluskan ke dalam cairan enteral.

• Hiponatremia Euvolemik
• Terapi jangka pendek SIADH : restriksi cairan dan penggantian natrium

• Hiponatremia Hipervolemik
• Sering ditemukan pada kondisi bertambahnya berat badan & edema,

• Penyebab tersering : PJK. Penyebab lainnya : sindrom nefrrotik, sirosis hati

• Terapi pilihan : restriksi cairan


• Terapi hyponatremia secara
umum : hitung jumlah natrium
yang diperlukan untuk koreksi
defisit hingga mencapai kadar
120 mmol.

• Kadar natrium yang aman yaitu


120 mEq/L.

• Laju koreksi sebaiknya <10


mEq/L dalam 24jam.
KESIMPULAN

• Penuaan normal yang terjadi pada setiap orang akan mempengaruhi


beberapa hal seperti, gangguan persepsi rasa haus, penurunan GFR/LFG,
gangguan kapasitas ginjal untuk memekatkan urin, dan gangguan
kapasitas ginjal untuk menahan natrium.

• Diperlukan perhatian khusus pada pasien lansia terutama yang disertai


dengan penyakit lain, seperti gangguan jantung, gangguan ginjal, dst.

Anda mungkin juga menyukai