Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipernatremia sering terjadi pada anak-anak. Hypernatremia pada anak
biasanya disebabkan karena kurangnya asupan makanan pada anak yang
mengandung natrium, dan bertambahnya kehilangan asupan cairan elektrolit
tersebut. Gangguan dari mekanisme rasa haus dan hambatan akses terhadap cairan.
Pengaruh dari organ tubuh yang belum melakukan sekresi secara sempurna
sehingga dapat menimbulkan hypernatremia.
Kehilangan air murni pada keadaan demam, diare, dan gangguan pencernaan
lainnya juga dapat menyebabkan hypernatremia. Sehingga dalam mengatasinya
diperlukan sebuah wwawasan tentang cara mencegah dan juga menghindari
hypernatremia.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Konsep Dasar Medis mengenai Hipernatremia?
2) Bagaimana konsep dasar keperawatan mengenai hypernatremia?
C. Tujuan
1) Memahami bagaimana Konsep Dasar Medis mengenai Hipernatremia
2) Memahami bagaimana konsep dasar keperawatan mengenai
hypernatremia

Hipernatremia | Kelompok 2

Page 1

BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Hipernatremia (kadar natrium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana
kadar natrium dalam darah lebih dari 145 mEq/L darah.
Hipernatremia adalah defisit cairan relatif. Hipernatremia jarang terjadi namun
umumnya disebabkan karena resusitasi cairan dalam jumlah besar dengan larutan
NaCl 0.9% ([Na+]154mEq/l). Hipernatremia juga dijumpai pada kasus dehidrasi
dengan gangguan rasa haus misal pada kondisi kesadaran terganggu atau gangguan
mental. Selain itu juga pada penderita diabetes insipidus
Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma
tinggi yang ditandai dengan addanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit
buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan
kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta kadar natrium dalam plasma lebih dari
145 mEq/Lt. kondisi demikian dapat disebabkan oleh dehidrasi, diare, dan asupan,
air yang berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit.
Hipernatremia dan hiponatremia sering terjadi pada usia lanjut. Hpernatremia
pada usia lanjut paling sering disebabkan oleh kombinasi dari asupan cairan yang
tidak adekuat dan bertambahnya kehilangan asupan kehilangan cairan. Gangguan
mekanisme dari rasa haus dan hambatan akses terhadap cairan (sekunder dari
gangguan

mobilitas

atau

menelan)

terur

berkontribusi

dalam

timbulnya

hipernatremia pada usia lanjut selain adanya keterlambatan eskresi natrium.


Kehilangan air murni pada keadaan demam, hiperventilasi dan diabetes insipidus.
Lebih sering, kehilngan airhipoteonik disebabkan oleh problem saluran cerna. , luka
bakar, terapi diuretika atau dieresis osmotic. Seringkali deteksi hipernatremia pada
Hipernatremia | Kelompok 2

Page 2

usia lanjut terlambat dilakukan sehingga usia lanjut yang lemah dapat jatuh pada
keadaan hipernatremia yang bermakna.
Hipernatremia adalah mengacu pada kadar natrium serum yang lebih tinggi dari
normal, yaitu lebih tinggi dari 145 mEq/L ( SI: 145 mmol/L) . Hal ini dapat
diakibatkan karena penambahan natrium dalam kelebihan air atau karena kehilangan
air dalam kelebihan natrium.Hipernatremia dapat terjadi pada pasien-pasien dengan
volume cairan normal atau pada pasien dengan FVD atau FVE.
2. Etiologi
Pada hipernatremia, tubuh mengandung terlalu sedikit air dibandingkan dengan
jumlah natrium. Konsentrasi natrium darah biasanya meningkat secara tidak normal
jika kehilangan cairan melampaui kehilangan natrium, yang biasanya terjadi jika
minum terlalu sedikit air. Konsentrasi natrium darah yang tinggi secara tidak
langsung menunjukkan bahwa seseorang tidak merasakan haus meskipun
seharusnya dia haus, atau dia haus tetapi tidak dapat memperoleh air yang cukup
untuk minum.
Hipernatremia juga terjadi pada seseorang dengan:
fungsi ginjal yang abnormal
diare
muntah
demam
keringat yang berlebihan.

Hipernatremia paling sering terjadi pada usia lanjut. Pada orang tua biasanya rasa
haus lebih lambat terbentuk dan tidak begitu kuat dibandingkan dengan anak muda.
Usia lanjut yang hanya mampu berbaring di tempat tidur saja atau yang mengalami
demensia (pilkun), mungkin tidak mampu untuk mendapatkan cukup air walaupun
saraf-saraf hausnya masih berfungsi.

Hipernatremia | Kelompok 2

Page 3

Selain itu, pada usia lanjut, kemampuan ginjal untuk memekatkan air kemih
mulai berkurang, sehingga tidak dapat menahan air dengan baik. Orang tua yang
minum diuretik, yang memaksa ginjal mengeluarkan lebih banyak air, memiliki
resiko untuk menderita hipernatremia, terutama jika cuaca panas atau jika mereka
sakit dan tidak minum cukup air.
Hipernatemia selalu merupakan keadaan yang serius, terutama pada orang tua.
Hampir separuh dari seluruh orang tua yang dirawat di rumah sakit karena
hipernatremia meninggal. Tingginya angka kematian ini mungkin karena penderita
juga memiliki penyakit berat yang memungkinkan terjadinya hipernatremia.
Hipernatremia dapat juga terjadi akibat ginjal mengeluarkan terlalu banyak air,
seperti yang terjadi pada penyakit diabetes insipidus. Kelenjar hipofisa
mengeluarkan

terlalu

sedikit

hormon

antidiuretik

(hormon

antidiuretik

menyebabkan ginjal menahan air) atau ginjal tidak memberikan respon yang
semestinya terhadap hormon. Penderita diabetes insipidus jarang mengalami
hiponatremia jika mereka memiliki rasa haus yang normal dan minum cukup air.
Tubuh kita ini adalah ibarat suatu jaringan listrik yang begitu kompleks,
didalamnya terdapat beberapa pembangkit lokal seperti jantung, otak dan ginjal.
Juga ada rumah-rumah pelanggan berupa sel-sel otot. Untuk bisa mengalirkan
listrik ini diperlukan ion-ion yang akan mengantarkan perintah dari pembangkit ke
rumah-rumah pelanggan. Ion-ion ini disebut sebagai elektrolit. Ada dua tipe
elektrolit yang ada dalam tubuh, yaitu kation (elektrolit yang bermuatan positif) dan
anion (elektrolit yang bermuatan negatif). Masing-masing tipe elektrolit ini saling
bekerja sama mengantarkan impuls sesuai dengan yang diinginkan atau dibutuhkan
tubuh.
Beberapa contoh kation dalam tubuh adalah Natrium (Na+), Kaalium (K+),
Kalsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+). Sedangkan anion adalah Klorida (Cl),
HCO3, HPO4, SO4. Dalam keadaan normal, kadar kation dan anion ini sama

Hipernatremia | Kelompok 2

Page 4

besar sehingga potensial listrik cairan tubuh bersifat netral. Pada cairan ektrasel
(cairan diluar sel), kation utama adalah Na+sedangkan anion utamanya adalah Cl-..
Sedangkan di intrasel (di dalam sel) kation utamanya adalah kalium (K+).
Disamping sebagai pengantar aliran listrik, elektrolit juga mempunyai banyak
manfaat, tergantung dari jenisnya. Contohnya :

Natrium

fungsinya sebagai penentu utama osmolaritas dalam darah dan pengaturan


volume ekstra sel.

Kalium

fungsinya mempertahankan membran potensial elektrik dalam tubuh.

Klorida

fungsinya mempertahankan tekanan osmotik, distribusi air pada

berbagai

cairan tubuh dan keseimbangan anion dan kation dalam cairan ekstrasel.

Kalsium

fungsi utama kalsium adalah sebagai penggerak dari otot-otot, deposit


utamanya berada di tulang dan gigi, apabila diperlukan, kalsium ini dapat
berpindah ke dalam darah.

Magnesium

Berperan penting dalam aktivitas elektrik jaringan, mengatur pergerakan Ca2+


ke dalam otot serta memelihara kekuatan kontraksi jantung dan kekuatan
pembuluh darah tubuh.
terdapat dua macam kelainan elektrolit yang terjadi kadarnya terlalu tinggi
(hiper) dan kadarnya terlalu rendah (hipo). Peningkatan kadar konsentrasi Natrium
dalam plasma darah atau disebut hipernatremia akan mengakibatkan kondisi tubuh
terganggu seperti kejang akibat dari gangguan listrik di saraf dan otot tubuh.
Natrium yang juga berfungsi mengikat air juga mengakibatkan meningkatnya

Hipernatremia | Kelompok 2

Page 5

tekanan darah yang akan berbahaya bagi penderita yang sudah menderita tekanan
darah tinggi. Sumber natrium berada dalam konsumsi makanan sehari-hari kita;
garam, sayur-sayuran dan buah-buahan banyak mengandung elektrolit termasuk
natrium.
Banyak kondisi yang mengakibatkan meningkatnya kadar natrium dalam plasma
darah. Kondisi dehidrasi akibat kurang minum air, diare, muntah-muntah, olahraga
berat, sauna menyebabkan tubuh kehilangan banyak air sehingga darah menjadi
lebih pekat dan kadar natrium secara relatif juga meningkat. Adanya gangguan
ginjal seperti pada penderita Diabetes dan Hipertensi juga menyebabkan tubuh tidak
bisa membuang natrium yang berlebihan dalam darah. Makan garam berlebihan
serta penyakit yang menyebabkan peningkatan berkemih (kencing) juga
meningkatkan kadar natrium dalam darah.
Sedangkan hiponatremia atau menurunnya kadar natrium dalam darah dapat
disebabkan oleh kurangnya diet makanan yang mengandung natrium, sedang
menjalankan terapi dengan obat diuretik (mengeluarkan air kencing dan elektrolit),
terapi ini biasanya diberikan dokter kepada penderita hipertensi dan jantung,
terutama yang disertai bengkak akibat tertimbunnya cairan. Muntah-muntah yang
lama dan hebat juga dapat menurunkan kadar natrium darah, diare apabila akut
memang dapat menyebabkan hipernatremia tapi apabila berlangsung lama dapat
mengakibatkan hiponatremia, kondisi darah yang terlalu asam (asidosis) baik karena
gangguan ginjal maupun kondisi lain misalnya diabetes juga dapat menjadi
penyebab hiponatremia. Akibat dari hiponatremia sendiri relatif sama dengan
kondisi hipernatremia, seperti kejang, gangguan otot dan gangguan syaraf.
Disamping natrium, elektrolit lain yang penting adalah kalium. Fungsi kalium
sendiri mirip dengan natrium, karena kedua elektrolit ini ibarat kunci dan anak
kunci yang saling bekerja sama baik dalam mengatur keseimbangan osmosis sel,
aktivitas saraf dan otot serta keseimbangan asam basa.

Hipernatremia | Kelompok 2

Page 6

Penyebab utama dari hipernatremi:


1)
Cedera kepala atau pembedahan saraf yang melibatkan kelenjar
hipofisa
2)
Gangguan dari elektrolit lainnya (hiperkalsemia dan hipokalemia)
3)
Penggunaan obat (lithium, demeclocycline, diuretik)
4)
Kehilangan cairan yang berlebihan (diare, muntah, demam, keringat
berlebihan)
5)
Penyakit sel sabit
6)
Diabetes insipidus.
Penyebab umum hipernatremia meliputi:
1)
Hipovolemik
Hipovolemik adalah penyebab paling umum hipernatremia.berlebihan
kerugian air dari saluran kencing, yang mungkin disebabkan oleh glycosuria,
atau diuretik osmotik lainnya. Pengeluaran air dari tubuh secara berlebih
seperti berkeringat ekstrim maupun diare berat dapat menyebabkan
hypernatremia
2)
Hypervolemic
Pengambilan cairan hipertonik (cairan dengan konsentrasi zat terlarut lebih
tinggi daripada sisa tubuh) dapat menyebabkan hipernatremia. Hal ini jarang
terjadi, walaupun bisa terjadi seperti setelah dilakukan resusitasi yang kuat di
mana pasien menerima suatu volume besar dari larutan natrium bikarbonat
terkonsentrasi. Menelan air laut juga menyebabkan hipernatremia karena air
laut adalah hipertonik. Selain itu, keadaan penyakit seperti sindrom Conn atau
Cushings Disease Mineralcorticoid juga dapat menyebabkan hipernatremia.
Penyebab hipernatremia dapat dibagi menjadi tiga kategori besar seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 2.5. Ini sering memiliki penyebab iatrogenik dan yang
paling berisiko pada pasien yang diintubasi , bayi yang hanya meminum susu
formula, atau orang tua dan orang-orang dalam perawatan yang tidak memiliki
cairan yang tersedia bagi mereka atau mereka yang memiliki penurunan reseptor
kehausan. (The College of Emergency Medicine & Doctors.net.uk, 2008)

Hipernatremia | Kelompok 2

Page 7

Reduce Water Intake


Unwell infants e.g.
with

Loss Of Free Water


1. Extra-renal: Dehydration
Burns Exposure
Gastrointestinal losses
2. Renal:
Osmotic diuretics e.g.

diarrhoea and
vomiting
Intubated patients
Institutionalised

Glucose, urea, mannitol


Diabetes Insipidus (see

elderly

table 6)

Sodium Gain
Primary hyperaldosteronism
(Conns) Secondary
hyperaldosteronism e.g. CCF,
liver cirrhosis, renal failure,
nephrotic syndrome Iatrogenic
Sodium bicarbonate
administration; hypertonic
saline administration

3. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis hipernatremia non spesifik seperti anoreksia, mual, muntah,
kelelahan dan mudah tersinggung. Seperti natrium meningkat akan ada perubahan
dalam fungsi neurologis yang lebih menonjol jika natrium telah meningkat pesat
dan tingkat tinggi. Bayi cenderung menunjukkan takipnea, kelemahan otot, gelisah,
tangisan bernada tinggi, dan kelesuan menyebabkan koma. Diagnosis diferensial
utama untuk gejala-gejala tersebut pada populasi ini adalah sepsis yang bisa
diperparah oleh hipernatremia. (The College of Emergency Medicine &
Doctors.net.uk, 2008)
4. Faktor Resiko
Pasien dengan hipernatremia biasanya adalah lansia dan keadaan fisik lemah.
Pasien juga sering disertai dengan keluhan demam. Penting untuk mengetahui
apakah hipernatremi pasien merupakan keadaan akut atau kronik karena dapat
mempengaruhi penanganan yang akan diberikan.
Faktor resiko dari hipernatremia adalah:

Usia tua

Kelainan mental atau fisik

Diabetes tidak terkontrol

Hipernatremia | Kelompok 2

Page 8

Poliuria

Pengobatan diuretik

Hospitalisasi

Penyebab hipernatremia pada pasien rawat inap yaitu:

Penurunan kesadaran

Pemakaian NGT

Infus hipertonik

Diuretik osmotik

Lactulosa

Ventilasi mekanik

Pengobatan dengan diuretik atau sedatif

5. Klasifikasi
Hipernatremia (natrium serum di atas 150 mEq/L) merupakan gangguan
elektrolit yang lazim dijumpai pada pasien di bangsal perawatan dan unit rawat
intensif. Pasien hipernatremia dikelompokkan dalam 3 kategori:
1) Ringan, kadar serum 151 sampai 155 mEq/L;
2) Moderate, 156 sampai 160 mEq/L; dan
3) Berat, di atas 160 mEq/L.
Kategori ini walau terkesan ditentukan sepihak, berasal dari rekomendasi
Bingham and the Brain Trauma Foundation. Walaupun ada pasien dengan usia
lanjut, gangguan mental dan penghuni panti wreda masuk rumah sakit dengan
hipernatremia, pada kebanyakan kasus, hipernatremia berkembang selama
perawatan. Biasanya hipernatremia diakibatkan oleh kehilangan air bebas (renal,
enteral, dan insensible) yang disertai kurangnya asupan air bebas (gangguan
mekanisme haus atau sukar mendapatkan air) serta terapi yang tidak tepat dengan
cairan isotonik. Pasien rawat-inap dengan hipernatremia memiliki angka kematian

Hipernatremia | Kelompok 2

Page 9

lebih tinggi (40%-60%) dibandingkan pasien tanpa hipernatremia ketika masuk


rumah sakit. Kekerapan yang dilaporkan pada populasi rumah sakit berkisar antara
0.3% sampai 3.5%.
Pasien yang masuk ICU lebih sering mengalami hipernatremia dibandingkan
pasien bangsal. Karena hipernatremia sering merupakan kondisi iatrogenik yang
terkait dengan mortalitas tinggi, beberapa ahli telah menyimpulkan bahwa ini bisa
dipandang sebagai indikator dari kualitas perawatan. Pasien sakit kritis dengan
penyakit neurologi atau bedah saraf memiliki banyak faktor yang membuat mereka
lebih rentan mengalami hipernatremia. Mereka sering memiliki mekanisme haus
yang terganggu karena berubahnya kesadaran atau penyakit sistem saraf yang
mempengaruhi persepsi haus.
Pasien-pasien ini mungkin juga mengidap diabetes insipidus akibat disfungsi
hipofisis atau hipotalamus. Meningkatnya insensible loss akibat demam juga
merupakan faktor kontribusi. Lebih penting lagi, pada pasien dengan edema serebral
dan peningkatan tekanan intrakranial, hipernatremia sering merupakan akibat dari
penggunaan diuretik osmotik (mannitol) atau salin hipertonik. Hipernatremia
mungkin memiliki peran terapeutik pada pasien yang mendapat terapi osmotik. Pada
orang dewasa dengan edema serebral pasca bedah atau pasca trauma yang diterapi
dengan NaCl; 3%, penurunan tekanan intrakranial telah diperlihatkan berkorelasi
dengan kenaikan kadar serum. Pada pasien anak dengan trauma kepala yang diterapi
dengan salin hipertonik, hipernatremia berkorelasi dengan kontrol yang lebih baik
terhadap tekanan intrakranial tanpa efek samping bermakna.
Walaupun demikian, hipernatremia juga telah ditunjukkan berhubungan dengan
disfungsi ginjal pada populasi ini. Jadi, pada pasien yang mendapat terapi osmotik,
kadar natrium serum yang ideal sering sukar ditetapkan. Di satu sisi, hipernateremia
mungkin bermanfaat dalam mengendalikan tekanan intrakranial. Di sisi lain,
berdasarkan kajian-kajian yang dilaksanakan di basal penyakit dalam-bedah dan
ICU, hipernatremia diikuti dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas.

Hipernatremia | Kelompok 2

Page 10

Dalam memberikan terapi osmotik yang baik, perlu diantisipasi dampak


hipernatremia terhadap mortalitas pada populasi khusus ini. Juga penting ditentukan
ambang sampai mana kadar natrium serum bisa ditinggikan dengan aman.
Hubungan antara hipernatremia dan mortalitas pada pasien ini belum pernah dikaji
sebelumnya.
Salah satu tanda hipernatremia adalah dehidrasi, pada kebanyakan kasus,
penyebabnya adalah net water loss. Overloading natrium (Meylon) juga bisa
menjadi penyebab. Hipernatremia lebih sering pada bayi dan lansia. Pada lansia
gejala belum terlihat sebelum kadar > 160 mmol/L. Pada hipernatremia akut (terjadi
dalam beberapa jam), laju penurunan yg dianjurkan 1 mmol/L/jam. Pada
hipernatremia kronis, laju koreksi adalah 0.5 mmol/L/jam untuk mencegah edema
serebral. Lebih tepatnya adalah 10 mmol/L/24jam.
Besarnya perubahan kadar Na+ plasma bisa dihitung dengan rumus:

Na+ larutan infus Na+ serum


Air tubuh + 1

(Air tubuh pada dewasa adalah 60% berat badan, sedangkan pada anak 70% berat
badan)
6. Patofisiologi
Hipernatremia terjadi ketika ada kehilangan air bersih atau keuntungan natrium
dan mencerminkan terlalu sedikit air dalam kaitannya dengan jumlah natrium dan
kalium tubuh. Dalam pandangan disederhanakan konsentrasi natrium serum (Na +)
dapat dilihat sebagai fungsi dari total natrium tukar dan kalium dalam tubuh dan
total air tubuh [4] Rumus dinyatakan di bawah ini.:

Hipernatremia | Kelompok 2

Page 11

Na + = Na + tubuh total + K + tubuh total / total air


tubuh
Akibatnya, hipernatremia hanya dapat berkembang sebagai hasil dari baik
kehilangan air bebas atau keuntungan dari natrium atau kombinasi keduanya.
Hipernatremia menurut definisi adalah keadaan hiperosmolalitas, karena natrium
adalah kation ekstraseluler dominan dan zat terlarut. [5]
Osmolalitas plasma normal (POSM) terletak di antara 275 dan 290 mOsm / kg
dan terutama ditentukan oleh konsentrasi garam natrium. (Dihitung plasma
osmolalitas: 2 (Na) mEq / L + glukosa serum (mg / dL) / 18 + BUN (mg / dL) /2.8).
Peraturan POSM dan konsentrasi natrium plasma dimediasi oleh perubahan dalam
asupan air dan ekskresi air. Hal ini terjadi melalui 2 mekanisme:
Konsentrasi urin (melalui sekresi hipofisis dan efek ginjal dari antidiuretik
arginin vasopressin hormon [AVP])
Haus
Dalam individu yang sehat, haus dan rilis AVP distimulasi oleh peningkatan
osmolalitas cairan tubuh di atas ambang osmotik tertentu, yang kira-kira 280-290
mOsm / L dan dianggap sama jika tidak identik untuk kedua haus dan rilis AVP.
Peningkatan osmolalitas menarik air dari sel-sel ke dalam darah, sehingga dehidrasi
neuron tertentu di otak yang berfungsi sebagai osmoreseptor atau "reseptor
tonisitas." Hal ini mendalilkan bahwa deformasi ukuran neuron mengaktifkan selsel ini (sehingga bertindak seperti mechanoreceptors). Pada stimulasi, mereka sinyal
ke bagian lain dari otak untuk memulai haus dan rilis AVP, mengakibatkan
peningkatan konsumsi air dan konsentrasi urin, cepat mengoreksi keadaan
hypernatremic.
Konservasi dan ekskresi air oleh ginjal tergantung pada sekresi normal dan aksi
AVP dan diatur sangat ketat. Stimulus untuk sekresi AVP adalah aktivasi
osmoreseptor hipotalamus, yang terjadi ketika osmolalitas plasma mencapai batas
tertentu (sekitar 280 mOsm / kg). Pada osmolalitas plasma bawah ambang batas ini,
Hipernatremia | Kelompok 2

Page 12

sekresi AVP ditekan ke tingkat rendah atau tidak terdeteksi. Rangsangan aferen
lainnya, seperti penurunan efektif arteri volume darah, nyeri, mual, kecemasan, dan
berbagai obat-obatan, juga dapat menyebabkan pelepasan AVP.
AVP disintesis dalam neuron magnoselular khusus yang sel tubuh yang terletak
di inti supraoptik dan paraventrikular hipotalamus. Prohormon diproses dan
diangkut ke bawah akson, yang berakhir di kelenjar hipofisis posterior. Dari sana,
itu dikeluarkan sebagai hormon AVP aktif ke dalam sirkulasi dalam menanggapi
stimulus yang tepat (hiperosmolalitas, hipovolemia).
AVP berikatan dengan reseptor V2 terletak pada membran basolateral dari sel-sel
utama dari saluran koleksi ginjal. The mengikat ini G-protein coupled receptor
memulai kaskade transduksi sinyal, menyebabkan fosforilasi aquaporin-2 dan
translokasi dan penyisipan ke apikal (luminal) membran, menciptakan "saluran air"
yang memungkinkan penyerapan air bebas dalam ini sebaliknya segmen air kedap
sistem tubular
7. Penatalaksanaan
Tatalaksana hipernatremia meliputi reduksi kehilangan air (tatalaksana
underlying cause) dan koreksi kekurangan air. Untuk pasien stabil dan asimptomatik
penggantian cairan melalui oral ataupun pipa nasogastrik masih efektif dan aman.
Pada pasien dengan status hipovolemik, volume extracellular fluid (ECF) dapat
dipulihkan dengan larutan salin normal atau 5% dextrose dalam setengah salin
normal untuk mencegah penurunan mendadak konsentrasi natrium. Hindari
penggunaan D5W karena akan menurunkan kadar natrium terlalu cepat. Selama
rehidrasi, pantau natrium serum untuk memastikan penurunan berlangsung perlahan
dan mencegah penurunan mendadak.
Jumlah air yang dibutuhkan untuk mengoreksi hipernatremia dapat dihitung
dengan persamaan berikut :
Water deficit (in liters) = (plasma Na concentration - 140)/140 x total body water
Hipernatremia | Kelompok 2

Page 13

Total body water dapat diperkirakan sebagai 50% berat badan laki-laki dan 40%
berat badan pada wanita. Sebagai contoh, jika laki-laki dengan berat badan 70-kg
dengan kadar serum Na 160 mEq/L, maka perkiraan defisit air (160- 140)/140 x (0.5
x 70) = 5 L
Setelah defisit air diketahui, masukkan cairan untuk menurunkan kadar natrium
dengan laju 0.5 s.d 1 mEq/jam dengan penurunan tidak lebih dari 12 mEq/L dalam
24 jam pertama dan sisanya dalam 48 s.d 72 jam.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh antara lain:
a. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan.
Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan
dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang
panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga
akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya
sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan
menyebabkan edema.
d. Stress

Hipernatremia | Kelompok 2

Page 14

Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan


glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah
e. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh. Misalnya:
Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses

regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh


Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan

intake

cairan

karena

kehilangan

kemampuan

untuk

memenuhinya secara mandiri.


f. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
h. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan
darah selama pembedahan.
Terapi hipernatremia adalah mengganti kehilangan cairan atau hentikan
pemberian natrium pada kasus dengan pemberian natrium yang berlebihan. Karena
adapatasi susunan saraf pusat terhadap pengerutan sel dank arena koreksi terlalu
cepat dapat menyebabkan edema serebral yang berbahaya, hipernatremia kronik
harus diatasi perlahan dan hati hati. Aturan umum
Defisit cairan = [(Na Plasma 140)/140] X Air tubuh total

Hipernatremia | Kelompok 2

Page 15

Adalah pengoreksi 50% deficit cairan dalam 12-24 jam pertama dan sisanya
diberikan dalam satu hingga dua hari berikutnya. Pada hipernatremia akut deficit
cairan harus diganti lebih cepat. Defisit air bersih dikalkulasi dengan
memperkirakan air tubuh total dalam liter.
Memburuknya status neurologis selama pemberian cairan dapat menunjukkan
terjadinya edema serebral dan membutuhkan reevaluasi segera dan pengehantian
sementara cairan.

Hipernatremia | Kelompok 2

Page 16

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


Pengkajian
1) Pengkajian Fokus Masalah
a. Aktivitas/istirahat
Gejala
: kelemahan
Tanda
: kekakuan otot/tremor, kelemahan umum
b. Sirkulasi
Tanda
: hipotensi postural, takikardia
c. Eliminasi
Tanda
: haluaran urin menurun'
d. Makanan/cairan
Gejala
: haus
Tanda
: membrane mukosa kering, kental, lidah kotor
e. Neurosensori
Gejala
: peka rangsangan, letargi/koma, kejang, delusi, halusinasi
f. Keamanan
Tanda
: kulit panas, kemerahan kering, demam

1.

2.

Diagnosa Keperawatan
1) Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kelebihan natrium
2) Asupan cairan yang tidak adekuat yang berhubungan dengan gangguan
sensasi rasa haus.

3.

Intervensi Keperawatan
1)
Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kelebihan
natrium.
Criteria hasil: kekurangan volume cairan dapat teratasi. Natrium serum dapat
kembali normal
Pantau tekanan darah, nadi dan timbang berat badan setiap hari.
R/ untuk mengetahui adaya perubahan dalam status volume dan gangguan
keseimbangan cairan.
Anjurkan menghindari makanan tinggi natrium. Misalnya sup atau sayuran
kaleng, makanan diproses, makanan kudapan dan bumbu.
R/ menurunkan risiko komplikasi akibat natrium.
Berikan perawatan oral sering. Hindari pencuci mulut yang mengandung
alcohol.
R/ meningkatkan kenyamanan dan mencegah kekeringan lanjut pada
membrane mukosa.
Monitor natrium serum.
R/ pantau kadar natrium serum dan mengobservasi perubahan dalam tandatanda neurologis.

Hipernatremia | Kelompok 2

Page 17

Anjurkan pasien untuk menghindari penambahan garam saat memasak.


R/ agar tidak meningkatkan kadar natrium dalam tubuh.
Pantau elektrolit, osmolalitas serum dan GDA.
R/ mengevaluasi kebutuhan/ kefektifan terapi.
Batasi masukan natrium dan Kolaborasi pemberikan diuretic sesuai
indikasi.
R/ pembatasan natrium selama peningkatan kliens ginjal menurun kdar
natrium pada kelebihan cairan ekstraseluler.
2)
Asupan cairan yang tidak adekuat yang berhubungan dengan
gangguan sensasi rasa haus.
Criteria hasil: klien mampu memenuhi asupan cairan secara adekuat
Intervensi:
Pantau masukan dan haluaran urine.
R/ parameter ini bervariasi tergantung pada status cairan dan indicator
terapi kebutuhan/ keefektifan.
Kaji tingkat kesadaran dan kekuatan muscular, tonus dan gerakan.
Rasional/ ketidakseimbangan natrium menyebabkan perubahan yang
bervariasi dari kekacauan mental dan perangsang sampai kejang dan koma.
Pada adanya kekurangan air, rehidrasi cepat dapat menyebabkan edema
serebral.
Pertahankan kewaspadaan keamanan atau kejang sesuai indikasi. Misalnya
tempat tidur pada posisi rendah, penggunaan bantalan pada pagar tempat
tidur.
R/ kelebihan natrium atau edema serebral meningkatkan risiko kacau
mental.
Berikan perawatan kulit dan perubahan posisi sering.
R/ mempertahakan integritas kulit.
Berikan cairan pada pasien lemah dengan interval regular. Berikan air
bebas pada pasien yang mendapat makan enteral.
R/ dapat mencegah hipernatremia pada pasien yang tidak mampu
menerima atau berespon terhadap haus.
Tingkatkan cairan IV, misalnya dekstrosa 5% pada dehidrasi, NaCl 0,9%
(pada kekurangan ekstraseluler).
R/ penggantian kekurangan air tubuh total secara bertahap memperbaiki
natrium atau air.

Hipernatremia | Kelompok 2

Page 18

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipernatremia (kadar natrium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana
kadar natrium dalam darah lebih dari 145 mEq/L darah.
Hipernatremia juga terjadi pada seseorang dengan: fungsi ginjal yang abnormal,
diare, muntah, demam, keringat yang berlebihan.
Gambaran klinis hipernatremia non spesifik seperti anoreksia, mual, muntah,
kelelahan dan mudah tersinggung. Seperti natrium meningkat akan ada perubahan
dalam fungsi neurologis yang lebih menonjol jika natrium telah meningkat pesat
dan tingkat tinggi. Bayi cenderung menunjukkan takipnea, kelemahan otot, gelisah,
tangisan bernada tinggi, dan kelesuan menyebabkan koma. Diagnosis diferensial
utama untuk gejala-gejala tersebut pada populasi ini adalah sepsis yang bisa
diperparah oleh hipernatremia. (The College of Emergency Medicine &
Doctors.net.uk, 2008)
Adapun diagnose keperawatan yang dapat diangkat yaitu :
1) Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kelebihan natrium
2) Asupan cairan yang tidak adekuat yang berhubungan dengan gangguan
sensasi rasa haus.

B. Saran
Perlu penyuluhan yang intensif tentang penyakit, proses penyakit dan
pengobatannya pada penderita Hipernatremia. Menginformasikan tentang
pencegahan-pencegahan terjadinya Hipernatremia dengan memberitahu makananmakanan yang perlu dan tidak perlu untuk dikonsumsi.

Hipernatremia | Kelompok 2

Page 19

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : EGC

Peate, Nair. 2015. Dasar-Dasar Patofisiologi Terapan. Jakarta : Bumi Medika

Siswanto.

2006.

Kebutuhan

cairan

dan

elektrolit.

Alamat

Web

(www.sisroom.blogspot.com). Akses pada 9 Oktober 2016 Pukul 10. 36

Hipernatremia | Kelompok 2

Page 20

Anda mungkin juga menyukai