Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

TRANSPLANTASI GINJAL DI RUANG HEMODIALISIS


RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

Oleh:
SITI KHUMAIROH, S. Kep
NPM. 19149011100074

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS TAHUN, 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
TRANSPLANTASI GINJAL

A. Definisi
Transplantasi ginjal adalah pengambilan ginjal dari tubuh seseorang kemudian
dicangkokkan ke dalam tubuh orang lain yang mengalami gangguan fungsi ginjal
yang berat dan permanen. Saat ini, transplantasi ginjal merupakan terapi pilihan
pada gagal ginjal kronik stadium akhir yang mampu memberikan kualitas hidup
menjadi normal kembali.

B. Etiologi
a. Diabetes
Pasien-pasien ini memiliki gula darah tinggi terus menurus. Ini gula darah
tinggi dapat merusak filter dalam ginjal, menyebabkan kerusakan jangka
panjang ginjal dan akhirnya gagal ginjal. Ini disebut nefropati diabetes.
b. Tekanan darah tinggi atau hipertensi
Ini adalah penyebab umum lain dari penyakit ginjal dan kegagalan. Tekanan
darah tinggi di pembuluh darah kecil ke ginjal menyebabkan kerusakan dan
mencegah proses penyaringan dari bekerja dengan benar.
c. Stenosis Arteri Ginjal
Penyumbatan pembuluh darah yang membawa darah ke ginjal dari waktu ke
waktu disebut stenosis arteri ginjal adalah penyebab lain dari penyakit ginjal
tahap akhir.
d. Ginjal Polikstik
Kondisi lain yang disebut penyakit ginjal polikistik yang merupakan kondisi
yang diwariskan. Ada beberapa besar kista atau ruang kosong yang terbentuk
dalam ginjal yang membuat fungsi normal kulit.
e. Masalah bawaan
Mungkin ada masalah bawaan dalam pengembangan ginjal. Hal ini terjadi
sejak sebelum lahir dan memanifestasikan etika lebih dari 90% dari fungsi
ginjal terganggu.
f. Systemic Lupus Erythematous (SLE)
Penyakit kekebalan seperti systemic lupus erythematosus (SLE) dimana
system kekebalan tubuh gagal untuk mengenali ginjal sebagai miliknya dan
serangan itu berpikir itu berpikir itu menjadi benda asing.
C. Pathway
Resiko cedera Nyeri akut

Perubahan eliminasi urine


Resiko infeksi

Kelebihan vol cairan


Distensi abdomen

Penumpukan cairan tubuh


Pertahanan tubuh

Medikasi imunosupresif Luka bekas insisi Perubahan status cairan

Respon imun tubuh Heating abdomen Ginjal belum berfungsi dg baik

Penanaman ginjal transplan Nekrosis tubuler

Nefrotomi ginjal
Ansietas
Insisi abdomen

Prosedur transplantasi ginjal Tidak ada pengalaman


bedah

antigen cocok (ABO + HLA)

Ada resipien ada donor ada ginjal transplan

Terdapat indikasi transplantasi ginjal :


Penyakit ginjal tahapakhir

D. Syarat-syarat transplantasi
Recipient :
- Usia13-36 tahun
- Tidak mengidap penyakit berat, keganasan, TBC, hepatitis, jantung
- Harus dapat menerima terapi imunosupresif dalam waktu yang lama dan harus
patuh minum obat
- Sudah mendapat HD yang teratur sebelumnya
- Mau melakukan pemeriksaan pasca transplantasi ginjal
Donor
- Usia 18-50 tahun
- Mempunyai motivasi yang tinggi tanpa paksaan
- Kedua ginjal normal, tidak terinfeksi
- Tidak mengidap penyakit berat yang dapat memperburuk funsi ginjal dan
komplikasi setelah operasi
- Hasil laboratorium semuanya dalam batas normal
Jika donor hidup tiodak tersedia, pasien harus menunggu jaringan yang diambil
dari mayat yang cocok, dan untuk mendapatkan donor yang cocok akan diatur
oleh organisasidibawah aturan pemerintah yaitu organisasi yang dibiyai secara
federal yang mengkoordinasi pertukaran organ, dan dengan system computer
akan mencocokan donor mayat dengan calon penerima.

E. Persiapan saat Operasi


Jika ginjal dan donor dan pasien dan pasien telah diverifikasi dan dinyatakan
cocok maka proses transplantasi segera dilaksanakan. Proses operasi biasanya
berjalan sekitar 2-4 jam. Selama itu klien tidak sadarkan diri karena akan dibius
total. Operasi dimulai dengan membuat sayatan lau menempatkan ginjal baru di
bagian bawah perut. Jika ginjal lama menyebabkan komplikasi seperti batu ginjal,
tekanan darah tinggi, atau infeksi, tim medis akan mengangkat ginjal tersebut dari
tubuh. Jika tidak, ginjal tersebut akan tetap berada di tempatnya. Kemudian akan
disambungkan pembuluh darah dari ginjal baru ke pembuluh darah di bagian
bawah perut dan menghubungkan ureter (saluran yang menghubungkan ginjal ke
kandung kemih) dari ginjal baru ke kandung kemih. Biasanya ginjal baru dapat
langsung menjalankan fungsinya dengan mengalirnya darah ke organ tersebut.
Namun beberapa kasus, ginjal memerlukan waktu yang lebih lama untuk
memproduksi urine. Selama itu, akan dilakukan cuci darah dan mengonsumsi
obat-obatan untuk membantu ginjal mengeluarkan kelebihan garam dan cairan
dalam tubuh.

F. Persiapan setelah transplantasi ginjal


Segera setelah pembedahan, resipien transplan dirawat dengan pemantauan yang
ketat sampai stabil. Sesampainya pasien di unit perawatan pascaanestesi atau area
perawatan intensif, lakukan pengkajian berikut :
1. Tekanan darah, nadi apikal, pernapasan, suhu, dan tekanan vena sentral (TVS).
Tekanan darah harus diukur pada ekstremitas yang tidak digunakan sebagai
akses vaskular karena meskipun terjadi perubahan yang kecil terhadap aliran
darah arteri dapat menyebabkan malfungsi akses.
2. Tingkat kesadaran pasien dan derajat nyeri.
3. Jumlah line intravena yang terpasang, catat tempat insersi, jenis cairan, dan
kecepatan tetesan.
4. Balutan abdomen untuk drainase, catat apakah terdapat hemovac atau drain.
5. Adanya foley dan kemungkinan letak kateter uretra yang mungkin, dan amati
patensi serta drainase urine dari tiap kateter.
6. Temukan akses vaskular dan tentukan patensinya dengan meletakkan jari atau
stetoskop tepat diatas tempat akses dan raba atau dengarkan karakteristik bunyi,
bunyi denyutan disebut desiran (bruit)
7. Bila pasien telah dipertahankan dengan dialisis peritoneal dan terpasang kateter,
pastikan bahwa sistem kateter tetap steril dan tertutup.
8. Bila terpasang selang NGT,sambungkan selang tersebut ke sistem drainase
yang sesuai.
9. Dapatkan berat badan dasar dalam 24 jam pembedahan.
10. Ukur lingkar abdomen pada insisura iliaka. Ini merupakan informasi dasar
yang digunakan nanti untuk pengkajian komplikasi seperti : kebocoran uretra,
limfosel, atau perdarahan).

G. Pendidikan pasien sebelum pulang


Sebelum pulang pasien harus dapat melakukan perawatan sendiri dengan dibantu
oleh keluarganya sesuai dengan yang dilakukan dirumah sakit, oleh karena itu
pasien dan keluarga harus dilibatkan selama perawatan dirumah sakit. Misalnya
mengenai obat-obatan sebaiknya ditulis pada kertas nama obat, dosis, cara
pemberian dan bila perlu waktu atau jam pemberiannya. Disamping itu dijelaskan
juga efek sampingnya dan pentingnya obat tersebut agar dapat diminum secara
teratur dan tepat agar mendapatkan hasil catatan mengenai cairan yang masuk dan
keluar selama 24 jam, tekanan darah, suhu badan, dan juga kelainan yang mungkin
terjadi juga harus dicatat. Karena masih mudahnya terkena infeksi, maka pasien
dianjurkan untuk mandi 2x sehari, pasien juga tidak boleh mengngkat beban yang
berat, olahraga dan pasien harus rutin memeriksakan kesehatannya secara teratur
terutama bila ada keluhan dan kelainan-kelainan segera dilaporkan ke dokter.
H. Keuntungan dan Kekurangan Transplantasi Ginjal
1. Keuntungan Transplantasi Ginjal:
a. Ginjal baru akan bekerja seperti halnya ginjal normal.
b. Penderita akan merasa lebih sehat dan "lebih nomal".
c. Penderita tidak perlu melakukan dialysis
d. Penderita yang mempunyai usia harapan hidup yang lebih besar.
2. Kekurangan Transplantasi Ginjal:
a. Butuh proses pembedahan besar.
b. Proses untuk mendapatkan ginjal lebih sulit atau lebih lama.
c. Tubuh menolak ginjal yang dicangkokkan.
d. Penderita harus rutin minum obat imunosupresan, yang mempunyai banyak
efek samping.

I. Komplikasi
a. Penolakan pencangkokan
Yaitu sebuah serangan dari sistem kekebalan terhadap organ donor asing
yang dikenal oleh tubuh sebagai jaringan asing. Reaksi tersebut dirangsang
oleh antigen dari kesesuaian organ asing. Ada tiga jenis utama penolakan
secara klinik, yaitu hiperakut, akut, dan kronis.
b. Infeksi
Infeksi meninggalkan masalah yang potensial dan mewakili komplikasi yang
paling serius memberikan ancaman kehidupan pada periode pencangkokan
jaman dulu. Infeksi sistem urine, pneumonia, dan sepsis adalah yang sering
dijumpai.
c. Komplikasi sistem urinaria
Salah satunya adalah terputusnya ginjal secara spontan. Komplikasi yang lain
adalah bocornya urine dari ureteral bladder anastomosis yang menyebabkan
terjadinya urinoma yang dapat memberi tekanan pada ginjal dan ureter yang
mengurangi fungsi ginjal.
d. Komplikasi kardiovaskular
Komplikasinya bisa berupa komplikasi lokal atau sistem. Hipertensi dapat
terjadi pada 50%-60% penderita dewasa yang mungkin disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya stenosis arteri ginjal, nekrosis tubular akut,
penolakan pencangkokkan jenis kronik dan akut, hidronefrosis.
e. Komplikasi pernafasan
Pneumonia yang disebabkan oleh jamur dan bakteri adalah komplikasi
pernafasan yang sering terjadi.
f. Komplikasi gastrointestinal
Hepatitis B dan serosis terjadi dan mungkin dihubungkan dengan
penggunaan obat-obatan hepatotoksik.
g. Komplikasi kulit
Karsinoma kulit adalah yang paling umum. Penyembuhan luka dapat
menjadi lama karena status nutrisi yang kurang, albu,in serum yang sedikit
dan terapi steroid.

J. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan adanya insisi luka operasi, spasme otot, atau
adanya distensi abdomen/kandung kemih.
2. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan drainase urin ; resiko tinggi
infeksi berhubungan denagn drainase urin
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, gagal
ginjal, penolakkan tranplantasi, tingginya volume cairan intravena.
4. Resiko infeksi
5. Resiko cidera
6. Ansietas

K. Rencana asuhan keperawatan post operasi


NO. Diagnosa
NOC NIC
Keperawatan
1. Nyeri (akut) Tujuan : 1. Kaji tingkat nyeri pasien
Pengurangan rasa nyeri dan 2. Berikan preparat analgesic yang
gangguan rasa nyaman diresepkan
3. Lakukan kompres hangat dan
Kriteria hasil:
masase pada daerah yang terasa
- Pasien dapat toleransi pegal serta mengalami gangguan
terhadap rasa nyeri rasa nyaman
- Ungkapan rasa nyeri 4. Fiksasi luka insisi dengan kedua
berkurang/hilang belah tangan atau bantal pada saat
- Ekpresi wajah melakukan gerakan atau
melakukan latihan batuk
5. Bantu dan dorong ambulasi dini
2. Perubahan pola Tujuan : 1. Kaji system drainase urin dengan
eliminasi urin Mempertahankan eliminasi Segera
urin ; saluran kemih yang 2. Kaji keadekuatan keluaran urin
bebas dari infeksi. dan potensi system drainase
Kriteria hasil : 3. Pertahankan sistem drainase urin
yang tertutup.
- Pasien akan mempertahankan
4. Observasi warna , volume, bau
keluaran urine yang adekuat.
dan konstituen urin
5. Pertahankan asupan cairan yang
Adekuat
3. Kelebihan volume Tujuan : 1. Pantau tanda-tanda vital : suhu
cairan Mempertahankan tubuh , denyut nadi , pernafasan
keseimbanagn cairan yang dan tekanan darah
normal 2. Lakukan auskultasi jantung dan
paru setiap pergantian shift
Kriteria hasil :
3. Timbang berat badan pasien
- Pasien mengeluarkan urine setiap hari
yang adekuat dan tidak 4. Ukur asupan dan keluaran cairan
menahan cairan. yang akurat
5. Berikan semua terapi parenteral
dengan pompa infuse
6. Pantau jumlah dan karakteristik
Urin.
4. Resiko infeksi Tujuan: 1. Lakukan cuci tangan dengan
Resiko infeksi dapat dicegah bersih sebelum, selama, dan
Kriteria hasil : setelah merawat pasien.
- Pasien akan mengalami 2. Gunakan tehnik aseptik dengan
penyembuhan jaringa saksama dalam merawat semua
kateter, selang infus sentral, pipa
normal
endoktrakheal, dan selang infuse
- Pasien tidak demam, insisi
perifer.
kering, urine jernih/kuning
3. Periksa suhu tubuh setiap 4 jam.
tanpa sediment, paru-paru
4. Pertahankan lingkungan yang
bersih. Bersih
5. Lepaskan kateter secepat
mungkin sesuai program.
6. Ganti segera balutan yang basah
untuk membatasi media bagi
organisme.
7. Berikan nutrisi yang adekuat.
5. Resiko cidera Tujuan : 1. Pantau dan laporkan tanda dan
Cidera berkurang, dan gejala reaksi imun (kemerahan,

mencegah resiko dari bengkak, nyeri tekan diatas sisi


transplantasi, peningkatan suhu,
transplantasi dan efek
peningkatan sel darah putih,
samping
penurunan haluaran urine,
Kriteria hasil :
peningkatan proteinuria,
- Pasien akan
peningkatan bb tiba-tiba,
mempertahankan fungsi
peningkatan bun dan kreatinin,
ginjal edema).
- Tidak ada tanda dan 2. Periksa tanda-tanda vital setiap
gejala reaksi imun 2-4 jam.
- Immunosupresan sesuai 3. Monitor masukan dan haluaran
toleransi tanpa adanya cairan setiap jam selanjutnya

efek samping setiap 3 jam.


4. Pantau dan laporkan efek
samping dari obat-obatan
immunosupresif.
5. Siapkan pasien untuk operasi
mengangkat ginjal yang ditolak
jika terjadi reaksi hiperakut
6. Berikan dukungan kepada
pasien dan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Huda, A. & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan


Penerapan Nanda, NIC,NOC dalam Berbagai Kasus. Edisi Revisi Jilid1. Jakarta.
Mediaction
Smeltzer. 2013. Keperawatan medical bedah Brunner dan Suddarth Edisi 12. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Banjarmasin, 02 Desember 2019


Preseptor Klinik, Ners Muda,

(Norzainah, S.Kep.,Ns) (Siti Khumairoh, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai