KEPERAWATAN KRITIS
TRANSPLANTASI GINJAL
………………………………………………………………………………………………..
OLEH:
IIN GUSTIRA
(1714201153)
DOSEN PEMBIMBING:
T.A 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
TRANSPLANTASI GINJAL
Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang mempunyai fungsi utama
mempertahankan homeostatis dalam tubuh sehingga terdapat keseimbangan optimal
untuk kelangsungan hidup sel. Ginjal juga merupakan organ yang mengatur
lingkungan kimia internal tubuh secara akurat dan diperlukan untuk mempertahankan
kehidupan (Suzzan, 2001, dalam Suddart 2002).
TUJUAN
Tujuan dari transplantasi ginjal
PENGERTIAN
diantaranya (Sumarni):
Transplantasi adalah pengangkatan
1. membebaskan diri dari ketergantungan terhadap
Terdapat indikasi transplantasi suatu organ atau jaringan dari satu
dialisis;
ginjal: penyakit ginjal tahap akhir organisme, kemudian diimplantasikan
2. kesembuhan dari suatu penyakit;
melalui pembedahan ke organisme lain
3. dapat menikmati hidup yang lebih baik,
untuk memberikan struktur dan/atau
makan/minum bebas, perasaan sehat seperti orang
fungsi (Grance,2006:185).
lain/normal.
Antigen cocok
(ABO+HLA)
Insisi abdomen
ansietas
Risiko infeksi
Distensi abdomen
Risiko cidera
Nyeri akut
Risiko ketidakseimbangan
elektrolit
J. Persiapan transplantasi ginjal
1. Persiapan resipient dan keluarga
Perawat mempunyai peran penting sebagai advokat untuk memastikan bahwa
semua upaya dibuat untuk menentukan dan bertindak atas keinginan pasien
berkenan dengan pendonoran dan perawat juga berperan vital dalam mendukung
keluarga secara psikologis, terutama saat mereka mencoba menerima donor dari
mayat, serta sebagai koordinator transplan yaitu memastikan bahwa keluarga
mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memberikan surat persetujuan.
Setelah ada persetujuan dari keluarga, tim akan menjelaskan mengenai operasi
dan perawatannya:
a. Lokasi dan letak ginjal baru
b. Penggunaan bermacam-macam peralatan yang mungkin diperlukan selama
perawatan
c. Pengambilan darah yang sering dilakukan
d. Untuk mencegah infeksi pasien ditempatkanditempat khusus, dimana anggota
keluarga tidak diperbolehkan masuk
e. Kemungkinan timbul komplikasi seperti infeksi, rejeksi setelah operasi
f. Mobilisasi: merubah posisi, membatukkan, latih duduk dan berdiri serta cara
nafas efektif.
Dengan demikian diharapkan pasien dan keluarga akan merasa aman dan
dapat bekerja sama dan bersikap lebih terbuka untuk membantu perawatan.
K. Pengkajian keperawatan
Menurut Doenges (2010), asuhan keperawatan yang penting dilakukan pada klien
meliputi:
Pengkajian primer
1. Airway: penilaian akan kepatenan jalan nafas, meliputi pemeriksaan mengenai
adanya obstruksi jalan nafas, dan adanya benda asing. Pada klien yang dapat
berbicara dapat dianggap jalan napas bersih. Dilakukan pula pengkajian adanya
suara nafas tambahan seperti snoring.
2. Breathing: frekuensi nafas, apakah ada penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi
dinding dada, dan adanya sesak nafas. Palpasi pengembangan paru, auskultasi suara
nafas, kaji adanya suara napas tambahan seperti ronchi, wheezing, dan kaji adanya
trauma pada dada.
3. Circulation: dilakukan pengkajian tentang volume darah dan cardiac output serta
adanya perdarahan. Pengkajian juga meliputi status hemodinamik, warna kulit, nadi.
4. Disability: nilai tingkat kesadaran, serta ukuran dan reaksi pupil.
1. Pernafasan : Auskultasi pada interval yang sering untuk menentukan ada atau
tidaknya krakles dan mengi, catat frekuensi dan kedalaman bernafas.
2. Jantung: Auskultasi untuk mengetahui adanya bunyi bising jantung S3 dan S4,
kemungkinan cara pemompaan sudah mulai gagal.
3. Tingkat kesadaran: Kaji tingkat kesadaran, adakah penurunan kesadaran.
4. Perifer: Kaji adakah sianosis perifer.
5. Kaji bagian tubuh pasien yang mengalami edema dependen dan hepar untuk
mengetahui reflek hepatojugular (RHJ) dan distensi vena jugularis (DVJ).
L. Pemeriksaan fisik
Head To Toe:
1. Kepala : Kulit kepala bersih, bulat sempurna, rambut panjang lurus,
tidak ada benjolan atau lesi.
2. Kulit : turgor kulit baik (<2dtk).
3. Mata : Konjungtipa tidak anemis maupun hiperemis, scera normal
konjungtiva berwarna merah mudah, tidak nanpak ikterik,
pupil isokor, palpebra normal, tidak adanya edema, lensa
normal, tidak nanpak adanya kekeruan pada lensa,
4. Hidung : Hidung simetris, tidak terdapat secret, tidak septum deviasi,
tidak ada nyeri tekan sinus.
5. Mulut : Lembab,
6. Telinga : simetris antara kanan dan kiri, lubang telinga bersih dan tidak
ada cairan yang keluar, serta pendengaran baik/ tidak tuli.
7. Leher :Leher terlihat normal, tidak terlihat adanya kakikuduk,
pembesaran JVP, tenggorokan normal, tidak ada pembesaran
tonsil, nyeri telan.
8. Thorax/ dada :
a. Pemeriksaanparu-paru:
1) Inspeksi : bentuk dada normal tidak terlihat adanya barel chest,
funnel, atau pidgoen, tanpak pengembangan paru tidak
maksimal, terdapat penggunaan otot bantu: pernafasan
2) Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru.
3) Auskultasi : terdengar adanya suara wising saat perkusi terdengar
adanya bunyi hipersonor.
b. Pemeriksaan jantung :
1) Inspeksi : saat diperhatikan daerah apeks kordis, dan iktus kordis
tidak nanpak
2) Palpasi : Saat diauskultasi pada daerah ICS ke2 dekat sternum
didengar suara S1, dan terdengar suara jantung S2
didaerah ICS ke4 dan ke5 linea midklavikula.
3) Auskultasi : Saat diauskultasi pada daerah ICS ke2 dekat sternum
didengar suara S1, dan terdengar suara jantung S2
didaerah ICS ke4 dan ke5 linea midklavikula.
9. Pemeriksaan abdomen :
a. Inspeksi : Abdomen nampak flat
b. Auskultasi : saat dia auskultasi terdengar bising usus dan peristaltik ,
5-35x/mnt saat dipalpasi tidakditemukan adanya
pembesaran hepar, atau splenomegali
c. Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada massa
terutama pada abdomen kuadran kanan bawah teraba
agak kaku, tidak ada pembesaran hepar
d. Perkusi : terdengar suara tympani..
10. Pemeriksaan Genetalia : Tidak ada lesi, dan bersih.
11. Pemeriksaan Extermitas : Kekuatan otot atas , bawah, kanan, kiri, didapatkan
hasil kekuatan otot 5, ROM aktif, dan capillari refil 2
detik.
M. Diagnose keperawatan
1. Pre operatif
a. Ansietas b.d krisis situasional
b. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
2. Post operatif
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik.
b. resiko perfusi renal tidak efektif b.d disfungsi ginjal
c. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d efek samping prosedur.
d. Resiko perdarahan b.d tindakan pembedahan
e. Resiko infeksi b.d efek prosedur invansif
N. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan pada orang dengan transplantasi ginjal berdasarkan
standar intervensi keperawatan Indonesia (SIKI) dan standar luaran keperawatan
Indonesia (SLKI) :
Diagnose
No Tujuan dan criteria hasil (SLKI) Intervensi keperawatan (SIKI)
keperawatan
1 Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan intervensi Reduksi ansietas
situasional selama… tingkat ansietas menurun, O:
dengan criteria hasil: - Identifikasi saat tingkat ansietas
berubah
- Verbalisasi kebingungan
- Identifikasi kemampuan
menurun mengambil keputusan
- Verbalisasi khawatir terhadap T:
kondisi yang dihadapi menurun - Ciptakan suasana terapeutik
- Perilau gelisah menurun untuk menuuumbuhkan
- Perilaku tegang menurun kepercayaan
- Temani pasien untuk
- Keluhan pusing menurun
mengurangi kecemasan, jika
- Anoreksia menurun memungkinkan
- Palpitasi menurun - Pahami situasi yang membuat
- Frekuensi pernafasan menurun ansietas
- Frekuensi nadi menurun - Dengarkan dengan penuh
- Tekanan darah menurun perhatian
- Diaphoresis menurun - Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
- Tremor menurun
- Tempatkan barang pribadi yang
- Pucat menurun memberikan kenyamanan
- Konsentrasi membaik pola tidur - Motivasi mengidentifikasi
membaik situasi yang memicu kecemasan
- Perasaan keberdayaan membaik - Diskusikan perencanaan
- Kontak mata membaik realistis tentang peristiwa yang
- Pola kemih membaik akan datang
E:
- Orientasi membaik
- Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang akan dialami
- Informasikan secara factual
mengenai diagnosis, pengobatan
dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
- Anjurkan melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- Latih teknik relaksasi
K:
- Kolaborasi pemberian obat anti
ansietas, bila perlu
2 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan intervensi Edukasi kesehatan
b.d kurang terpapar selama… tingkat pengetahuan O:
informasi membaik, dengan criteria hasil: - Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
- Perilaku sesuai anjuran
informasi
meningkat - Identifikasi faktor-faktor yang
- Verbalisasi minat dalam belajar dapat meningkatkan dan
meningkat menurunkan motivasi perilaku
- Kemampuan dalam hidup bersih dan sehat
menjelaskan tentang suatu topic T:
- Sediakan materi dan media
meningkat pendidikan kesehatan
- Kemampuan menggambarkan - Jadwalkan pendidikan
pengalaman sebelumnya yang kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk
sesuai dengan topic meningkat
bertanya
- Perilaku sesuai dengan E:
pengetahuan meningkat - Jelaskan faktor risiko yang
- Pertanyaan tentang masalah dapat mempengaruhi kesehatan
yang dihadapi menurun - Ajarkan perilaku hidup bersih
- Persepsi yang keliru terhadap dan sehat
masalah menurun - Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
- Menjalani pemeriksaan yang
perilaku hidup bersih dan sehat
tidak tepat menurun
- Perilaku membaik.
3 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan intervensi Manajemen nyeri
pencedera fisik selama… tingkat nyeri menurun, O:
dengan criteria hasil: - Identifikasi lokasi, karakteristik,
- Kemampuan menuntaskan durasi, frekuensi, kualitas dan
aktivitas meningkat intensitas nyeri
- Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
- Meringis menurun - Identifikasi respons nyeri non
- Sikap protektif menurun verbal
- Gelisah menurun - Identifikasi faktor yang
- Kesulitan tidur kesulitan tidur memperberat dan memperingan
menurun nyeri
- Menarik diri menurun - Identifikasi pengetahuan dan
- Berfokus pada diri sendiri keyakinan tentang nyeri
menurun - Identifikasi pengaruh budaya
- Diaphoresis menurun terhadap respon nyeri
- Perasaan depresi (tertekan) - Identifikasi pengaruh nyeri pada
menurun kualitas hidup
- Perasaan takut mengalami - Monitor keberhasilan terapi
cidera berulang menurun komplementer yang sudah
- Anoreksia menurun diberikan
- Perineum terasa tertekan - Monitor efek samping
menurun penggunaan analgetik
- Uterus teraba membulat T:
menurun - Berikan teknik non
- Ketegangan otot menurun farmakologis untuk mengurangi
- Pupil dilatasi menurun rasa nyeri
- Muntah menurun - Control lingkungan yang
- Mual menurun memperberat rasa nyeri
- Frekuensi nadi membaik pola - Fasilitasi istirahat dan tidur
nafas membaik - Pertimbangkan jenis dan
- Tekanan darah membaik sumber nyeri dalam pemilihan
- Proses berpikir membaik strategi meredakan nyeri
- Focus membaik E:
- proses berkemih membaik - Jelaskan penyebab, periode, dan
- perilaku membaik pemicu nyeri
- nafsu makan membaik - Jelaskan strategi meredakan
- Pola tidur membaik nyeri
- Anjurkan monitor nyeri secara
mandiri
- Anjurkan menggunakan
anlgetik secara tepat
K:
- Kolaborasi pemberian analgetik
bila perlu
DAFTAR PUSTAKA
Hamilton, D. 1984. Kidney Transplantation in P. J. Morris (Ed). Kidney Transplantation :
Principles and Practice. New York : Grune & Stratton.
Hudak, Carolyn, 1996. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Edisi pertama. Jakarta;
EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1
Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1
Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI