Patofisiologi
1. Stadium dini
Pada sifilis yang di dapat treponema pallidum masuk ke dalam kulit
melalui mikro lesi atau selaput lendir ,biasanya melalui senggama kuman
tersebut berkembang biak ,jaringan bereaksi dengan membentuk infiltrat
yang terdiri atas sel sel limfosit dan sel-sel plasma terutama di
perivaskuler pembuluh pembuluh darah kecil berproliferasi di kelilingi oleh
treponema pallidum dan sel-sel radang enarteritis pembuluh darah kecil
menyebabkan perubahan hipertrofi endotelium yang menimbulkan
obliterasi lumen (enarteritis obliterans ),pada pemeriksaan klinis tampak
sebagai S1 Sebelum S1 terlihat kuman telah mencapai kelenjar getah
bening regional secara limfogendan berkembang biak terjadi penjalaran
hematogen yang menyebar ke seluruh jaringan tubuh .
2. Stadium lanjut
Stadium laten
Berlangsung bertahun tahun karena treponema dalam keadaan
normal ,treponema mencapai sistem kardiovaskuler dan sistem saraf pada
waktu dini tetapi kerusakan perlahan lahan sehingga memerlukan waktu
bertahun tahun untuk menimbulkan gejala klinis kira-kira 2/3 kasus
dengan stadium laten tidak memberi gejala.
F. Manifestasi klinis
1. Sifilis primer
Berlangsung selama 10-90 hari sesudah infeksi di tandai oleh chancre
sifilis dan adenitis regional papula tidak nyeri tampak pada tempat sesudah
masuknya treponema pallidum papula segera berkembang menjadi ulkus
bersih tidak nyeri dengan tepi menonjol yang di sebut chancre .
2. Sifilis sekunder
Terjadi sifilis sekunder 2-10 minggu setelah chancre sembuh
manifestasi sifilis sekunder terkait dengan spiroketa dan meliputi ruam
mukola papuler non pruritus yang dapat terjadi di seluruh tubuh yang
meliputi telapak tangan dan telapak kaki lesi pustulerdapat juga
berkembang pada daerah yang lembab di sekitar anus dan vagina terjadi
kondilomatalata (plak seperti veruka,abu-abu putih sampai eritematosa )
dan plak putih di sebut ( mukous potkes ) dapat di temukan pada
membran mukosa,gejala yang di timbulkan dari sifilis sekunder adalah
penyakit seperti flu seperti demam ringan,nyeri
Sifilis lanjut ini dapat terjadi bertahun tahun sejak sesudah gejala
sekunder menghilang pada stadium ini penderita dapat mulai menunjukkan
manifestasi penyakit tersier yang meliputi neurologis,kardiovaskuler dan
lesi gummatosa ,pada kulit dapat terjadi lesi berupa nodul,noduloulseratif
atau gumma selain mengenai kulit dapat mengenai semua bagian tubuh
sehingga dapat terjadi aneurisma aorta,insufisiensi aorta, aortitis dan
kelainan paada susunan saraf pusat (neurosifilis).
c. Sifilis kongenital
Sifilis kongenital yang terjadi akibat penularan dari ibu hamil yang
menderita sifilis dengan pengobatan tidak tepat atau tidak di obati akan
mengakibatkan sifilis kongenital pada bayinya,infeksi intrauterin dengan
sifilis mengakibatkan anak lahir mati, infantile congenital,sifilis atau timbul
sesudah anak menjadi besar dan bahkan sesudah dewasa.
G. Pemeriksaan penunjang
Untuk menentukan diagnosis sifilis maka di lakukan pemeriksaan
klinik,serologi atau pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop
lapangan gelap ( darkfield micros cope) pada kasus tidak bergejala
diagnosis didasarkan pada uji serologis treponema dan non protonema ,uji
non protonema seperti venereal di sease research laboratory (VDRL)
3. Sifilis
a. Penisilin benzatin G dosis total 9,6 juta unit
b. Penisilin G prokain dalam aqua dengan dosis total 18 juta unit (600.000
unit)
c. Penisilin prokain + 2 % alumunium monostearat dosis total 9,6 juta unit
( di berikan 1,2 juta
unit /kali ,dua kali seminggu ) untuk pasien sifilis 1 dan 2 yang
Alergi terhadap penisilin dapat di berikan :
1. Tertrasiklin 500mg/oral 4 x sehari selama 15 hari
2. Eritromisin 500mg/oral 4 xsehari selama 15 hari untuk pasien sifilis laten
lanjut (> 1 tahun )
yang alergi terhadap penisilin ,dapat di berikan :
- Tertrasiklin 500mg/ oral 4 x sehari selama 30 hari
- Eritromisin 500mg/ oral 4 x sehari selama 30 hari obat ini tidak boleh di
berikan pada
wanita hamil ,menyusui ,dan anak anak memberikan
pendidikankepada pasien dengan
menjelaskan hal hal sebagai berikut :
1. bahaya PMS dan komplikasi