Anda di halaman 1dari 5

Anatomi Cairan Tubuh Total Body Water ( TBW )

Air merupakan komponen utama dalam tubuh yakni sekitar 60% dari berat
badan pada laki-laki dewasa. Persentase tersebut bervariasi bergantung beberapa
faktor diantaranya:

TBW pada orang dewasa berkisar antara 45-75% dari berat badan. Kisaran
ini tergantung pada tiap individu yang memiliki jumlah jaringan adipose yang
berbeda, yang mana jaringan ini hanya mengandung sedikit air. TBW pada
wanita lebih kecil dibanding dengan laki-laki dewasa pada umur yang sama,
karena struktur tubuh wanita dewasa yang umumnya lebih banyak mengandung
jaringan lemak. TBW pada neonatus lebih tinggi yaitu sekitar 70-80% berat
badan.

Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan

Yang menyebabkan adanya suatu peningkatan terhadap kebutuhan cairan


harian diantaranya :

1. Demam ( kebutuhan meningkat 12% setiap 10 C, jika suhu > 370C )


Hiperventilasi

2. Suhu lingkungan yang tinggi

3. Aktivitas yang ekstrim / berlebihan

4. Setiap kehilangan yang abnormal seperti diare atau poliuria

Yang menyebabkan adanya penurunan terhadap kebutuhan cairan harian


diantaranya yaitu :

a) Hipotermi ( kebutuhannya menurun 12% setiap 10 C, jika suhu suhu >


370C )

b) Kelembaban lingkungan yang sangat tinggi

c) Oliguria atau anuria

d) Hampir tidak ada aktivitas

e) Retensi cairan misal gagal jantung


Proses Pergerakan Cairan Tubuh

Perpindahan air dan zat terlarut di antara bagian-bagian tubuh


melibatkan mekanisme transport pasif dan aktif. Mekanisme transport pasif tidak
membutuhkan energi sedangkan mekanisme transport aktif membutuhkan energi.
Difusi dan osmosis adalah mekanisme transport pasif. Sedangkan mekanisme
transport aktif berhubungan dengan pompa Na-K yang memerlukan ATP.

Proses pergerakan cairan tubuh antar kompartemen dapat berlangsung secara :

a. Osmosis

Osmosis adalah bergeraknya molekul (zat terlarut) melalui membran


semipermeabel (permeabel selektif dari larutan berkadar lebih rendah menuju
larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama. Membran
semipermeabel ialah membran yang dapat dilalui air (pelarut), namun tidak
dapat dilalui zat terlarut misalnya protein.1,4 Tekanan osmotik plasma darah
ialah 285 ± 5 mOsm/L. Larutan dengan tekanan osmotik kira-kira sama
disebut isotonik (NaCl 0,96%, Dekstrosa 5%, Ringer-laktat), lebih rendah
disebut hipotonik (akuades) dan lebih tinggi disebut hipertonik. 1

b. Difusi

Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan akan


bergerak dari konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi rendah.
Tekanan hidrostatik pembuluh darah juga mendorong air masuk berdifusi
melewati pori-pori tersebut. Jadi difusi tergantung kepada perbedaan
konsentrasi dan tekanan hidrostatik.

c. Pompa Natrium Kalium

Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transport yang


memompa ion natrium keluar melalui membran sel dan pada saat bersamaan
memompa ion kalium dari luar ke dalam. Tujuan dari pompa natrium kalium
adalah untuk mencegah keadaan hiperosmolar di dalam sel.

Air melintasi membran sel dengan mudah, tetapi zat-zat lain sulit atau
diperlukan proses khusus supaya dapat melintasinya, karena itu komposisi
elektrolit di dalam dan di luar sel berbeda. Cairan intraselular banyak
mengandung ion K, ion Mg dan ion fosfat, sedangkan ekstraselular banyak
mengandung ion Na dan ion Cl.

Tekanan osmotik suatu larutan dinyatakan dengan osmol atau


miliosmol/liter. Tekanan osmotik suatu larutan ditentukan oleh banyaknya
partikel yang larut dam suatu larutan. Dengan kata lain, makin banyak
partikel yang larut maka makin tinggi tekanan osmotik yang ditimbulkannya.
Jadi, tekanan osmotik ditentukan oleh banyaknya pertikel yang larut bukan
tergantung pada besar molekul yang terlarut. Perbedaan komposisi ion antara
cairan intraseluler dan ekstraseluler dipertahankan oleh dinding yang bersifat
semipermeabel.

Perubahan Cairan Tubuh

Gangguan cairan tubuh dapat dibagi dalam tiga bentuk yakni


perubahan :

1. Volume,

2. Konsentrasi,

3. Komposisi.

Ketiga macam gangguan tersebut mempunyai hubungan yang erat


satu dengan yang lainnya sehingga dapat terjadi bersamaan. Namun
demikian, dapat juga terjadi secara terpisah atau sendiri yang dapat
member gejala-gejala tersendiri pula. Yang paling sering dijumpai dalam
klinik adalah gangguan volume.

1. Perubahan Volume

Defisit Volume

Pada keadaan akut, kehilangan cairan yang cepat akan


menimbulkan tanda gangguan pada susunan saraf pusat dan
jantung. Pada kehilangan cairan yang lambat, lebih dapat
ditoleransi sampai defisit volume cairan ekstraseluler yang berat.
Dehidrasi
Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar
konsentrasi serum dari natrium menjadi isonatremik (130-150
mEq/L), hiponatremik. Dehidrasi isonatremik merupakan yang
paling sering terjadi (80%), sedangkan dehidrasi hipernatremik
atau hiponatremik sekitar 5-10% dari kasus

Dehidrasi isotonis (isonatremik) terjadi ketika kehilangan


cairan hampir sama dengan konsentrasi natrium terhadap darah.
Kehilangan cairan dan natrium besarnya relatif sama dalam
kompartemen intravascular maupun kompartemen
ekstravaskular.3

Dehidrasi hipotonis (hiponatremik) terjadi ketika


kehilangan cairan dengan kandungan natrium lebih banyak dari
darah (kehilangan cairan hipertonis). Sedangkan dehidrasi
hipertonis (hipernatremik) terjadi ketika kehilangan cairan
dengan kandungan natrium lebih sedikit dari darah.3 Ditinjau
dari segi banyaknya defisit cairan dan elektrolit yang hilang,
maka dehidrasi dapat dibagi atas :

1. Dehidrasi ringan (defisit 4%BB)

2. Dehidrasi sedang (defisit 8%BB)

3. Dehidrasi berat (defisit 12%BB)

Cara rehidrasi yaitu hitung cairan dan elektrolit total


(rumatan + penggantian defisit) untuk 24 jam pertama. Berikan
separuhnya dalam 8 jam pertama dan selebihnya dalam 16 jam
berikutnya.

Kelebihan Volume Kelebihan volume cairan ekstraselular


merupakan suatu kondisi akibat iatrogenic (pemberian cairan
intravena seperti NaCl yang menyebabkan kelebihan air dan
NaCl ataupun pemberian cairan intravena glukosa yang
menyebabkan kelebihan air) ataupun dapat sekunder akibat
insufisiensi renal (gangguan GFR), sirosis, ataupun gagal
jantung kongestif.
2. Perubahan Konsentrasi

Perubahan konsentrasi cairan tubuh dapat berupa


hipernatremia atau hiponatremia maupun hiperkalemia atau
hipokalemia. Rumus untuk menghitung defisit elektrolit :3,4

 Defisit natrium (mEq total) = (Na serum yang diinginkan –


Na serum sekarang) x 0,6 x BB (kg)

 Defisit Kalium (mEq total) = (K serum yang diinginkan


[mEq/liter] – K serum yang diukur) x 0,25 x BB (kg)

 Defisit Klorida (mEq total) = (Cl serum yang diinginkan


[mEq/liter] – Cl serum yang diukur) x 0,45 x BB (kg)

3. Perubahan komposisi

Perubahan komposisi itu dapat terjadi tersendiri tanpa


mempengaruhi osmolaritas cairan ekstraseluler. Sebagai contoh
misalnya kenaikan konsentrasi K dalam darah dari 4 mEq
menjadi 8 mEq, tidak akan mempengaruhi osmolaritas cairan
ekstraseluler tetapi sudah cukup mengganggu otot jantung.
Demikian pula halnya dengan gangguan ion kalsium, dimana
pada keadaan hipokalsemia kadar Ca kurang dari 8 mEq, sudah
akan timbul kelainan klinik tetapi belum banyak menimbulkan
perubahan osmolaritas.

Anda mungkin juga menyukai