DEFINISI
Pulsasi adalah getaran dari nadi, penilaian dapat berupa tekanan nadi,
isi nadi, gelombang nadi, irama, dan frekuensi. Penilaiannya, yaitu :
Denyut Nadi
Nadi adalah sensasi denyutan seperti gelombang yang dapat
dirasakan/dipalpasi di arteri perifer, terjadi karena gerakan atau aliran darah
ketika kontraksi jantung.
Jantung bekerja memompa darah ke sirkulasi tubuh (oleh ventrikel kiri)
dan paru (oleh ventrikel kanan). Melalui ventrikel kiri, disemburkan darah ke
aorta dan kemudian di teruskan ke arteri di seluruh tubuh, sebagai
akibatnya, timbul suatu gelombang tekananan yang bergerak cepat pada
arteri dan dapat dirasakan sebagai denyut nadi. jadi, dengan menghitung
denyut nadi dapat diketahui frekuensi denyut jantung dalam satu menit.
Lokasi pemeriksaan denyut nadi dapat di lakukan di a.femoralis,
a.poplitea, a.tibialis posterior, a.dorsalis pedis, a.radialis, dan lain-lain.
Prinsipnya, pulsasi arteri dapat diraba jika arteri tersebut memiliki dasar
yang keras. Dalam praktek sehari-hari, pemeriksaan pulsasi a.radialis paling
sering di lakukan.
d. Frekuensi
Proses masuk udara luar ke dalam paru-paru melalui saluran nafas selanjutnya
terjadi proses difusi dari membran alveolus ke kapiler sehingga 02 bersenyawa
dengan hemoglobin dan disalurkan ke seluruh tubuh
Ekspirasi
Merupakan proses pasif.
Udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot dan karena paru kempis.
Satu kali respirasi = satu kali inspirasi + satu kali ekspirasi
Tipe Respirasi
Pernafasan Dada
Pada waktu seseorang bernafas rangka dada terbesar bergerak. Rongga torak
mengembang dan mengempis sesuai dengan irama inspirasi dan ekspirasi.
Pernafasan Perut /Diafragma / abdominal
Jika waktu bernafas diafragma turun naik. Inspirasi seirama dengan pengembangan
perut dan ekspirasi dengan pengempisan perut.
Faktor yang Mempengaruhi Pernafasan
*Olahraga
Olahraga meningkatkan frekuensi dan kedalaman untuk memenuhi kebutuhan
tubuh dan menambah oksigen
*Nyeri Akut
Sebagai akibat stimulasi simpatik sehingga meningkatkan frekuensi dan kedalaman
pernafasan. Klien dapat menghambat pergerakkan dada bila ada nyeri pada area
dada.
*Usia (secara normal kecepatan berbeda)
*Ansietas
*Anemia
*Posisi tubuh
*Medikasi
*Cedera batang otak
Yang Perlu di Perhatikan Dalam Pernafasan
Frekuensi Pernafasan.
Irama nernafasan.
Perbandingan frekuensi nafas dan nadi
Kedalaman.
Karakter atau sifatnya.
Frekuensi Pernafasan
Frekuensi Pernafasan Normal
Bayi baru lahir 40 - 60 x/menit.
1 - 11 bulan 30x/menit
2 tahun 25x/menit
4 - 12 tahun 19 23x/menit
14 - 18 tahun 16 - 18x/menit
Dewasa 12 - 20x/menit
Lansia ( >65 tahun ) Jumlah respirasi meningkat bertahap
Irama Pernafasan
Keteraturan inspirasi dan ekspirasi pernafasan yang normal. Irama pernafasan
menggambarkan teratur atau tidaknya pernafasan.
Perbandingan antara frekuensi nafas dengan nadi. 1 : 4
Kedalaman
Dikaji dengan mengobservasi derajat penyimpangan atau gerakan dinding dada.
Karakter dan Sifat
Pada orang yang normal saat inspirasi dan ekspirasi tidak bersuara, pada orang
yang abnormal dalam bernafas bersuara.
Whezzing (mengi) : secara relative nadanya tinggi, dengan kualitas merintih.
Bila terjadi penyempitan saluran pernafasan.
Ronkhi : Nada rendah, dengan kualitas mendengkur. Dapat disebabkan karena
penumpukan sekret
Gangguan Pernafasan
Takhipnoe : frekuensi pernafasan teratur namun cepat secara tidak normal
Keadaan ini fisiologis terjadi peningkatan pengeluaran tenaga, ketegangan / emosi.
Patologis : Gejala yang menyertai demam penyakit paru dan jantung (>24x/mnt )
Bradipnoe :Frekuensi Pernafasan teratur namun lambat secara tidak normal
( <>Tujuan menghitung pernafasan:
Mengetahui jumlah pernafasan/mnt
Membantu menentukan diagnosa dan prognosa.
Mengetahui keadaan perkembangan pasien.
Pelaksanaan Perhitungan Pernafasan
Secara rutin bersamaan setelah menghitung nadi, terutama pada pasien yang
mengalami gangguan sistem pernafasan ataupun gangguan hematologi.
Sewaktu bila diperlukan.
Atas instruksi dokter.
Pada waktu pasien akan, sedang, sesudah dibedah.
Cara Kerja Menghitung Pernafasan
Persiapan alat:
Jam tangan dengan jarum penunjuk detik.
Pena dan buku catatan.
Jangan memberitahu klien bahwa perawat akan menghitung frekuensi
pernafasan
Pastikan Klien dalam posisi nyaman duduk lebih baik.
Rasional : Ketidaknyamanan dapat menyebabkan klien bernafas cepat.
Menghitung pernafasan dengan menghitung turun naiknya dada sambil memegang
pergelangan tangan.
Rasional : Memegang tangan pasien bisa mencegah perubahan kecepatan
pernafasan, karena merasa diamati
Observasi siklus pernafasan lengkap (sekali inspirasi dan sekali ekspirasi)
Rasional : Menjamin hitungan mulai dengan siklus pernafasan normal.
Hitung frekuensi pernafasan selama 1 menit penuh
Rasional : Menjamin hasil perhitungan lebih akurat
Sambil menghitung, perhatikan apakah kedalaman pernafasan: dangkal, dalam atau
normal, apakah irama normal
Rasional : Karakter gerakan ventilasi dapat menunjukkan perubahan khusus / status
penyakit.
Catat hasil pada bagan. Laporkan adanya tanda perubahan pernafasan
Rasional : Memberikan data untuk pengamatan perubahan pada kondisi pasien.
Pertimbangan Pediatrik.
Mengejutkan / membangunkan bayi untuk mengukur RR dapat meningkatkan
frekuensi pernafasan tidak benar.
Bisa dilihat/ di observasi RR pada saat berbaring tenang dengan dada / abdomen
tidak ditutup selimuti.
Pertimbangan Geriatri
Orang dewasa normalnya bernafas 12 sampai dengan 20x / mnt.
Peningkatan usia dapat diikuti dengan peningkatan frekuensi pernafasan karena
peningkatan kekakuan dinding dada.
b. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan dengan cara melihat dan mengamati. Pemeriksaan pada penderita
tendinitis supraspinatus unilateral akan terlihat perbedaan yang sangat mencolok antara bahu
yang mengalami gangguan dengan bahu yang tidak mengalami gangguan. Dijumpai adanya
pembengkaan dan kemerah-merahan di sekitar sendi bahu karena adanya peradangan. Terkadang
juga dijumpai adanya atropi otot supraspinatus.
c. Palpasi
Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan jalan meraba, menekan, dan memegang bagian tubuh
pasien untuk mengetahui tentang adanya spasme otot, nyeri tekan, suhu, oedema, kountur dan
lainya. Pada kasus ini akan dijumpai spasme otot sekitar bahu, nyeri tekan pada tendon
m.supraspinatus yaitu pada tuberculum mayor humeri, dan adanya peningkatan suhu lokal di
daerah bahu.
b.Keadaan lokal
Harus dipertimbangkan keadaan proksimal serta bagian distal dari anggota terutamamengenai
status neurovaskular. Pada pemeriksaan ortopedi atau muskuloskeletalyang penting adalah (Apley):
1.Look (inspeksi)
Perhatikan apa yang dapat dilihat antara lain:
Cicatrix
(jaringan parut baik yang alamiah maupun yang buatan; bekaspembedahan)Caf au lait spot (birth mark)
Fistula
Warna kemerahan atau kebiruan (livide) atau hiperpigmentasi
Benjol atau pembengkakan atau cekungan dengan hal-hal yang tidak biasa,misalnya rambut di atasnyaPosisi serta bentuk dari ekstremitas (deformitas)
Jalannya (gait, waktu masuk kamar periksa)
2.Feel (palpasi)
Pada waktu mau meraba, terlebih dulu posisi penderita diperbaiki agar dimulaidari posisi netral
atau posisi anatomi. Pada dasarnya ini merupakan pemeriksaanyang memberikan informasi dua
arah, baik si pemeriksa maupun si pasien,kerena itu perlu selalu diperhatikan wajah pasien atau
menanyakan perasaan sipasien.
Yang dicatat adalah:
Perubahan suhu terhadap sekitarnya serta kelembaban kulitApabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau hanya edema,terutama daerah
persendian-
Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, cacat letak kelainannya (1/3 proksimalatau tengah atau
distal)Otot: tonus pada waktu relaksasi atau kontraksi; benjolan yang terdapat dipermukaan
tulang atau melekat pada tulang. Selain itu juga diperiksa statusneurovaskular. Apabila ada
benjolan, maka sifat benjolan itu perlu dideskripsi(tentukan) permukaannya, konsistensinya dan
pergerakan terhadap permukaanatau dasar, nyeri atau tidak dan ukurannya.