Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN SYOK OBSTRUKTIF

STASE GADAR

OLEH :

ADELIA RAMADHANTI, S. KEP

NPM. 1914901110001

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

TAHUN 2019/2020
PENGERTIAN ETIOLOGI
Syok obstruktif merupakan gangguan kontraksi jantung akibat dari 1. Emboli paru : penyumbatan arteri
luar atau gangguan aliran balik menuju jantung terhambat, pulmonalis (arteri paru-paru) oleh
akibatnya berkurangnya preload sehingga Cardiac suatu embolus, yang terjadi se!ara
output  berkurang (Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare, tiba-tiba
2005). 2. Tamponade jantung : pengumpulan !
airan di dalam kantong jantung yang
MANIFESTASI KLINIS menyebabkan penekanan terhadap
1. Gejala objektif : jantung dan kemampuan memompa
a. Pernapasan cepat dan dangkal jantung.
b. Nadi cepat dan lemah
c. Akral pucat, dingin, dan lembab KOMPLIKASI
d. Sianosis : bibir, kuku, cuping hidung, lidah 1. Kegagalan multi organ akibat
e. Pandangan hampa dan pupil melebar penurunan alilran darah dan hipoksia
2. Gejala subjektif : jaringan yang  berkepanjangan.
a. Mual dan mungkin muntah 2. Sindrom distress pernapasan dewasa
b. Rasa haus akibat destruksi pertemuan alveolus
c. Badan lemah kapiler karena hipoksia.
d. Kepala terasa pusing 3. DIC (koagulasi intravas!ular
diseminata) akibat hipoksia dan
PEMERIKSAAN PENUNJANG kematian jaringan yang luas sehingga
1. EKG terjadi pengaktifan berlebihan jenjang
2. Foto thorak koagulasi.
3. Ekokardiografi untuk mengetahui efusi pleura.
PENATALAKSANAAN
PEMERIKSAAN FISIK MEDIS
1. Arway : Tidak ditemukan adanya tanda dan gejala. Pasien diletakkan dalam posisi
2. 8reathing : Takipnea, Tanda kusmaul Trendelenburg atau telentang
3. Circulation : Takikardi, peningkatan volume vena intravascular, pulsus dengan kaki ditinggikan.
paradoksus >10 mmHg, TD <30 mmHg, tekanan sistolik <100 mmHg, 1. Untuk syok yang tidak
pericardial friction rub, pekak jantung melebar, trias classik beck terdiagnosis :
berupa (distensis vena leher, bunyi jantung melemah atau redup dan, 2. Bebaskan jalan napas dan pastikan
hipotensi didapat  pada sepertiga penderita dengan tamponade. - ventilasi adekuat
tekanan nadi terbatas, kulit lembab, bibir, jari tangan dan kaki sianosis. 3. Pasang akses ke intravena
4. Disability : Penurunan tingakat kesadaran 4. Mengembalikan cairan
5. Exposure : Adanya jejas trauma tajam dan tumpul di daerah dada. 5. Pertahankan produksi urine >0,5
6. Five intervensi : Foto thorax menunjukkan pembesaran jantung. EKG ml/kgBB/jam
menunjukkan electrical alternas atau amplitude gelombang P dan QRS DIAGNOSA KEPERAWATAN
yang  berkurang pada setiap gelombang berikutnya. Elektrokardiografi 1. Gangguan pertukaran gas
terdapat adanya efusi  pleura. 2. Ketidakefektifan pola nafas.
7. Give comfort : Tidak terdapat tanda dan gejala. 3. Penurunan curah jantung
8. Head to toe : Kepala dan wajah : Pucat, bibir sianosis, peninggian vena
jugularis. Dada : Ada jejas trauma tajam dan tumpul di daerah dada,
tanda kusmaul, takipnea, bunyi jantung melemah atau redup dan pekak
jantung melebar. Abdomen dan pinggang : Tidak ada tanda dan gejala.
Pelvis dan perineum : Tidak ada tanda dan gejala. Ekstrimitas : pucat,
kulit dingin, jari tangan dan kaki sianosis
9. Inspeksi back atau Posterior Surface : Tidak ada tanda dan gejala.
Gangguan pertukaran gas Ketidakefekifan pola nafas
NOC : NOC :
a. Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan a. Respiratory status : ventilation
oksigenasi yang adekuat b. Respiratory status :airway patency
b. Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari c. Vital sign status
tanda tanda distress pernafasan NIC :
c. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara Airway management :
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan 1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu trust bila perlu
bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) 2. Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi
d. Tanda tanda vital dalam rentang normal 3. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
NIC : tambahan
Airway management : 4. Atur intake cairan untuk mengoptimalkan
6. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau keseimbangan
jaw trust bila perlu 5. Monitor respirasi dan status O2
7. Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi Oxygen therapy :
8. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara 1. Atur peralatan oksigenasi
tambahan 2. Monitor aliran oksigen
9. Atur intake cairan untuk mengoptimalkan 3. Pertahankan posisi pasien
keseimbangan Vital sign monitoring :
10. Monitor respirasi dan status O2 1. Monitor TD, nadi dan RR.
Respiratory monitoring : 2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
1. Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan 3. Monitor vital sign saat pasien duduk, berbaring dan
usaha respirasi berdiri
2. Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, 4. Monitor TD, nadi, RR sebelum, selama dan sesudah
penggunaan otot tambahan, retraksi otot aktivitas
supraclavicular dan intercostal 5. Monitor kualitas dari nadi
6. Monitor frekuensi dan irama nafas
3. Monitor suara nafas, seperti dengkur
7. Monitor suara paru  3onitor pola pernafasan
4. Monitor pola nafas : bradipena, takipenia,
abnormal Monitor suhu, warna dan kelembapan
kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
kulit
5. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / 8. Monitor sianosis perifer 
tidak adanya ventilasi dan suara tambahan 9. Monitor adanya chusing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,  peningkatan sistolik)
10. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
Penurunan curah jantung
NOC :
a. Cardiac pump effectiveness
b. Circulation status
c. Vital sign status
NIC :
Cardiac care :
1. Evaluasi adanya nyeri dada
2. Catat adanya disritmia jantung
3. Catat adanya penurunan cardiac output
4. Monitor status kardiovaskuler 
5. Monitor status pernafasam yang menandakan gagal jantung
6. Monitor abdomen sebagai indikator penurunan perfusi Monitor balance cairan
7. Monitor adanya perubahan tekanan darah
Vital sign monitoring :
1. Monitor TD, nadi dan RR.
2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3. Monitor vital sign saat pasien duduk, berbaring dan berdiri
4. Monitor TD, nadi, RR sebelum, selama dan sesudah aktivitas
5. Monitor kualitas dari nadi
6. Monitor frekuensi dan irama nafas
7. Monitor suara paru
8. Monitor pola pernafasan abnormal
9. Monitor suhu, warna dan kelembapan kulit
10. Monitor sianosis perifer 
11. Monitor adanya chusing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi,  peningkatan sistolik)
12. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
PATHWAY

SYOK OBSTRUKTIF

EMBOLI PARU TEMPONADE JANTUNG

ARTERI PULMONALIS CAIRAN TERKUMPUL DI


TERSUMBAT DALAM KANTONG

PENINGKATAN JANTUNG JARINGAN TERTEKAN

KOMPENSASI JANTUNG
TEKANAN ARTERI PULMONAL
MENINGKAT

PENINGKATAN AFTERLOAD
KERJA JANTUNG MENURUN
VENTRIKEL KANAN

VENTRIKEL KANAN DILATASI SUPLAI DARAH MENURUN

PENURUNAN OUTPUT PENURUNAN VOLUME


VENTRIKEL KANAN SEKUNCUP

PENURUNAN OUTPUT
PENURUNAN CURAH JANTUNG
VENTRIKEL KIRI

PENURUNAN SISTEM PERFUSI

PENURUNAN DARAH DAN O2 Gangguan pertukaran gas


DI PARU

HIPERVENTILASI

POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF


SYOK OBSTRUKTIF

Emboli paru Tamponade jantung

Arteri pulmonalis tersumbat Cairan terkumpul di dalam


kantong jantung (kantong
perikardium, kantong
Tekanan arteri pulmonal pericardial)

Jantung tertekan
Afterload ventrikel kanan

Ventikel kanan dilatasi Kompensasi jantung

Output ventrikel kanan dan kiri Kerja jantung

Penurunan sistem perfusi Suplai darah

Darah dan O2 di paru Perubahan volume sekuncup

Hiperventilasi Penurunan curah jantung

Ketidakefektifan pola nafas

Pathway yg kamu berantakan sekali


DAFTAR PUSTAKA
 
Guyton A.C., Hall J.E.(1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta.  
Bakta I Made, Suastika I Ketut.( 1997). Gawat darurat di Bidang Penyakit Dalam . EGC 
.Jakarta
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. (2005). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah :
Brunner & Suddarth, Vol. 1. EGC. Jakarta.  
Lewis, S.L., Heitkemper, M.M., & Dirksen, S, R. O’Brien, P. G., Bucher, L. (2007). Medical
surgical nursing : Assesment and Management of clinical problem Vol 2. 7 th. Ed. St.
Louis. Mosby Eslevier.
Mansjoer (1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke- 3 Jilid 1. Media Aesculapius.  Jakarta

Banjarmasin, 04 Mei 2020

Preceptor Klinik Ners Muda

(Maria Ulfah, S.Kep., Ns) (Adelia Ramadhanti, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai