Anda di halaman 1dari 5

ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN

(DOPS)

1. Identitas klien
Nama klien : Tn. K
Umur : 54 tahun

2. Diagnosa medis : PJK

3. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Resusitasi Jantung Paru (RJP)

4. Diagnosa keperawatan
Penurunan Curah Jantung b.d Perubahan Irama Jantung

5. Resusitasi
Aktivitas-aktivitas :
 Evaluasi ketiadaan respon untuk menentukan tindakan yang cepat
 Panggil bantuan jika tidak ada pernapasan atau tidak ada respon
 Lakukan RJP yang memfokuskan pada kompresi dada pada pasien
 Mulai 30 kompresi dada dengan laju 100-120x/menit dan kedalaman 5
cm dan hindari ventilasi berlebih
 Berikan dua pernafasan buatan setelah pemberian 30 kompresi dada
komplit
 Monitor respon pasien setelah usaha resusitasi
 Sediakan obat-obatan emergency sesuai kebutuhan

6. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional

No Prinsip Tindakan Rasional


1 Periksa Kesadaran Penderita Mengetahui status
         Menepuk bahu/ menggoyangkan badan penderita kesadaran pasien
         Jika belum merespon, panggil dengan suara keras
         Jika tidak merespon berikan rangsangan nyeri
2 Call For Help Meminta bantuan
         Berteriak minta tolong dengan orang sekitar segera untuk
         Aktifkan EMS (Emergency Medical Service) meminimalkan angka
dengan menelpon 911 atau aktifkan kode blue keparahan saat kita
         Saat menghubungi petugas kesehatan, menghadapi situasi
informasikan tentang kejadian, jarak terdekat kritis
menuju kejadian, nama tempat kejadian, lantai,
kamar, dengan lengkap
         Jelaskan nama anda yang menghubungi, apa yang
terjadi, jumlah korban, kondisi korban, dan
pertolongan yang sudah diberikan.
3 Atur Posisi Korban Mempermudah kita
dalam melakukan
         Posisi baring telentang (agar efektif dalam pemeriksaan tanda-
melakukan pemeriksaan napas dan nadi tanda vital
         Baringkan ditempat datar dan  keras
4 Ekstensikan Kepala Korban Membuka jalan nafas
korban
         Tehnik mengangkat dengan cara 1 tangan di dahi
korban dan tangan lainnya di bawah dagu korban
5 Periksa Mulut Korban Mencega terjadinya
ada sumbatan nafas
         Kaji adanya benda asing/ material muntahan yang disebakan oleh
dimulut korban. Jika terlihat ambil benda asing benda asing
tersebut. Pengambilan material cair dengan kain,
pengambilan material padat dengan jari
6 Periksa Napas Mengetahui apakah
terjadi abnormal
         Lihat dada penderita apakah  normal (normalnya dinding dada & suara
turun naik) tambahan saat
         Dengar suara napas dengan merasakan hembusan bernafas
napas di pipi
7 Beri 2x napas buatan Memaksimalkan
pemberian O2 saat
         Pencet hidung korban, lingkari mulut korban terjadi keadaan kritis
dengan mulut anda secara ketat
         Hembuskan napas pelan dan dalam  sampai
melihat dada penderita naik
         Batas waktu antara napas kedua 1,5 detik
8 Periksa nadi korban Mengetahui tanda-
tanda vital pasien, dan
         Pada orang dewasa terletak di arteri karotis (leher) untuk melanjutkan
         Angkat dagu seperti tahap 4, tekan dan  rasakan tindakan selanjutnnya
nadi carotis, tahan 5-10 detik
         Jika nadi ADA dan napas TIDAK ADA, beri
napas buatan sebanyak 10-12x/menit
         Jika nadi dan napas TIDAK ADA, mulai gunakan
KOMPRESI DADA
9 Kompresi Dada Memaksimalkan kerja
pompa jantung untuk
         Tekan teratur pada dinding dada. Diharapkan mengaliri ke organ
darah akan mengalir ke organ vital dan organ vital tubuh terutama di otak
masih tetap berfungsi hingga EMS datang agar sel tidak
         Lokasi penekanan pada area, dua jari di atas mengalami banyak
proxesus xifoideus. kematian.
         Penekanan dilakukan dengan menggunakan
pangkal telapak tangan. Dengan posisi satu tangan
diatas tangan yang lain.
         Tekanan pada tulang dada dilakukan sedemikian
rupa sehingga masuk 4-6 cm (pada orang dewasa).
         Jaga lengan penolong agar tetap lurus, sehingga
yang menekan adalah bahu (atau lebih tepat tubuh
bagian atas) dan bukan tangan atau siku
         Pastikan tekanan lurus ke bawah pada tulang dada
karena jika tidak, tubuh dapat tergelincir dan
tekanan untuk mendorong akan hilang
         Gunakan berat badan saat kita berikan tekanan
         Dorongan yang terlalu besar akan mematahkan
tulang dada
         Waktu untuk menekan dan waktu untuk melepas
harus sama waktunya
         Berikan kompresi 30x dengan kecepatan 100-
120x/menit
         Setiap 30 kali kompresi harus dikombinasikan
dengan napas buatan
10 Kordinasikan Antara Kompresi dengan napas buatan Konsentrasi udara
inspirasi dari udara
         Setiap akhir 30x kompresi diselingi dengan 1-1,5 kamar sekitar 21%,
detik napas buatan konsumsi oksigen
         Rangkaian 30 kali kompresi dan 2 kali napas tubuh sekitar 5%,
buatan diulang selama 5 kali siklus baru lakukan sehingga udara
evaluasi nadi(tahap ke-8) ekspirasi sekitar 16%,
         Lanjutkan resusitasi hingga petugas kesehatan oleh karena iitu
datang walaupun bantuan
nafas menggunakan
udara ekspirasi,
namun masih
memberikan
konsentrasi oksigen
tiga kali lipat
kebutuhan konsumsi
oksigen.

7. Tujuan tindakan tersebut dilakukan :


a.    Mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas
(respiratory arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest) pada orang
dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang memungkinkan
untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi tersebut bekerja kembali.

b.   Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi (nafas)

c.    Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkukasi (fungsi jantung) dan


ventilasi (fungsi pernafasan/paru) pada pasien/korban yang mengalami
henti jantung atau henti nafas melalui Cardio Pulmonary Resuciation
(CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP)
8. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahanya

Bahaya: Terlalu kuat saat melakukan kompresi dada dapat mengakibatakan


cedera pada sternum
Pencegahan: lebih berhati-hati dan mengatur kedalaman tekanan atau
kompresi tangan masuk 4-6cm ke dada klien

9. Kontra indikasi :
a. Fraktur Kosta, trauma thorax
b. Pneumothorax, Emphysema berat
c. Cardiac tamponade
d. Cardiac arrest lebih dari 5-6 menit
e. Keadaan terminal penyakit yang tidak dapat disembuhkan, misalnya Gagal
Ginjal Kronis

10. Analisa Sintesa

Penurunan Tingkat Kesadaran

Penurunan Curah Jantung

Gangguan Ventilasi Spontan

Resusitasi Jantung Paru

Mengembalikan fungsi Jantung & Paru

11. Hasil yang didapat dan maknanya


Hasil : setelah dilakukan tindakan RJP, Monitor EKG pasien tidak
menunjukkan tanda-tanda perbaikan
Makna : tindakan RJP tidak membuat kondisi pasien menjadi ROSC (return
of spontaneus circulation)
12. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah/diagnosa tersebut (mandiri dan kolaborasi)
Mandiri : Lakukan monitoring EKG
Kolaborasi : Kolaborasi pemberian oksigen

Banjarmasin, 05 Mei 2020

Ners muda,
Preseptor Klinik,

( Nur Husna Yuliana )


(Maria Ulfah, S.Kep.,Ns)

Anda mungkin juga menyukai